- Di Indonesia -Yulia kedatangan Azzam. Lelaki itu merasa rindu dengan putra kesayangannya. Padahal, Nani pernah berkata jika Azzam memiliki anak dari wanita lain yang entah dia nikahi atau tidak. Kedatangan Azzam disambut baik oleh Bayu yang tak begitu kenal dekat dengan Azzam, tetapi Bayu tetap memperlakukan Azzam begitu baik. Yulia yang merasa kesal dengan Azzam, tak mau sama sekali berhadapan dengan lelaki itu. "Dari Bandung jam berapa, Zam?" tanya Bayu, seraya mengambil sebatang rokok dari atas meja untuk dinyalakan lalu ia hisap."Lepas subuh, Mas. Daffa kemana ya?" Kepala Azzam menoleh kiri dan kanan mencari keberadaan putranya yang sudah sangat ia rindukan.Bayu yang sebenarnya harus berangkat mengajar terpaksa izin cuti karena ada Azzam. Ia tak mungkin meninggalkan Azzam di rumah sementara Yulia sama sekali tak bisa bersikap baik meskipun sedikit saja.Tak lama terlihat Daffa berlarian di halaman rumah, ia sedang berkejaran dengan anak sebayanya. Senyum lebar menghiasi waj
"Gimana ini, Mas? Angkat nggak?" tanya Yulia terlihat panik. Pasalnya, ia merasa gagal menjaga Daffa. Padahal setiap bulan Kayla sudah rutin mentransfer uang untuk kebutuhan Daffa. Jika bersisa, Kayla memperbolehkan Yulia menggunakan uang tersebut. Bagi Kayla, yang penting Daffa terjaga dan terawat dengan baik.Bayu juga sama. Lelaki itu bingung harus bagaimana. Jika ia berkata yang sebenarnya, sudah pasti Kayla yang berada di negara orang tak bisa konsentrasi dalam bekerja dan itu tentu bisa merugikan dirinya sendiri."Nanti saja di rumah. Kita telepon balik Kayla-nya, ini masih di jalan. Kita ngomong baik-baik sama Kayla," tutur Bayu.Yulia pun menuruti saran suami. Ia mengabaikan ponsel miliknya yang terus berdering. Daffa yang selama 3 bulan bersamanya, kini harus lepas dari pengawasannya. Bayu yang sudah sangat menyayangi bocah lucu itu tentu saja merasa kehilangan.Akhirnya pasangan suami itu memilih pulang dengan tangan hampa. Mereka akan memikirkan cara mencari Daffa.***- Di
'Apa maksudnya?' batin Kayla bertanya.Terus terang saja, Kayla merasa terkejut mendengar Ashraf mengatakan hal itu.Wajah Kayla bersemu merah, ia merasa gugup bercampur malu, kala terlepas dari pelukan Ashraf yang memang tak bermaksud memeluk dirinya. Andai ada yang melihat sudah pasti akan salah paham. Kayla yang kehilangan fokus dalam bekerja sejak mimpi tadi malam, membuat wanita itu kerap tidak bisa konsentrasi dalam semua aktivitasnya."Eh! Iya maaf, Pak. Tadi saya sedikit melamun jadi saya nggak fokus," jawab Kayla kikuk.Pasalnya, Ashraf kini menatap Kayla dengan tatapan yang begitu meneduhkan. Netra hitam itu begitu penuh misteri membuat hati Kayla merasakan desiran aneh yang menjalar di dalam sanubari."Hhmm ... kenapa? Apa yang kamu lamunkan? Kangen si kecil? Oh iya ... gimana kabar anak lucu itu?" cecar Ashraf ingin tahu.Mendengar pertanyaan Ashraf, membuat Kayla kembali terdiam. Ia teringat akan putranya, rasa rindu itu kembali merangkak naik. Hingga tanpa Kayla duga, As
Siang harinya, rangkaian pemeriksaan terhadap Kayla selesai. Ashraf dan Kayla pun meninggalkan rumah sakit.Kayla memang benar-benar sakit sehingga ia harus beristirahat dengan cukup. Ia kerap merasakan kesakitan yang luar biasa di bagian kepalanya. Wanita itu pun menjelaskan kepada dokter yang memeriksa, kalau sudah terasa sakit seakan kepalanya mau pecah. Berdasarkan hasil pemeriksaan CT scan serta analisa dokter ternyata ada flek hitam di bagian belakang kepala Kayla, sehingga dokter menyarankan agar Kayla melakukan operasi. Beruntungnya, Ashraf tak mengetahui itu karena Kayla meminta kepada tim medis atau dokter agar tidak menjelaskan tentang penyakit yang dideritanya juga saran untuk operasi kepada Ashraf. Kayla tak ingin merepotkan Ashraf yang menurutnya sudah sangat baik."Kay, aku ada panggilan mendadak dari Indonesia. Ada meeting penting yang tak bisa ditunda. Kau tak apa kalau aku tinggal dulu balik ke Indonesia?" tanya Ashraf ketika sudah berada di dalam mobil.Lelaki itu
- Indonesia -Daffa yang sudah bersama Azzam juga Tiara, tersiksa lahir dan batinnya selama tinggal di sana. Hari-hari bocah itu tak pernah luput dari tangisan yang disebabkan kemarahan Tiara ibu sambungnya. Apa lagi semenjak Azzam diberhentikan dari tempat kerjanya, Tiara melampiaskan kemarahan dirinya itu kepada Daffa. Tak jarang pula Tiara memukul, mencubit Daffa tanpa sepengetahuan Azzam tentunya."Bunda ... " jerit Daffa ketika ia sedang bermain dan kakinya terjepit benda yang tak kuat ia angkat sendiri.Tiara yang sedang bersantai di dalam rumah beranjak keluar karena merasa terganggu dengan suara anak sambungnya. Dengan langkah dihentak sambil berkacak pinggang ia berjalan mendekati Daffa."Makanya jadi anak tuh jangan nakal! Rasain nih akibatnya, hiihh ...!" hardik Tiara.Tiara menarik sebelah telinga Daffa hingga bocah itu menangis semakin kencang. Tiara pun menarik lengan Daffa untuk pulang ke rumah. Tetapi karena Daffa terus menangis membuat emosi Tiara semakin meledak. Tan
Kayla kembali terbaring lemah di rumah sakit. Karena sakit kepalanya tak kunjung hilang, ia terpaksa harus menjalani rawat inap.Tak terasa, seminggu sudah Kayla di rumah sakit. Dan selama itu pula, Anna sama sekali tidak datang menjenguk. Hanya Kannika dan kedua anaknya saja yang sesekali membesuk. Alkhan tak bisa menjenguk dikarenakan ada tugas ke luar negeri untuk urusan bisnisnya."Kay, you oke?" tegur seseorang dengan suara lembut.Kayla yang masih terbaring dengan mata terpejam tetapi tidak dalam keadaan pingsan ataupun tidur, terkejut mendengar suara majikannya. Lekas ia membuka mata dan tersenyum menyambut Kannika dan kedua anaknya. Lantas ia merubah posisinya menjadi duduk."Kakak, nape repot-repot kemari?" tanya Kayla merasa sungkan. Ia tak enak hati sudah merepotkan majikan. "Tak ape, santai saje. You oke?" Sekali lagi Kannika bertanya."Sudah oke, Kak!" jawab Kayla cepat.Kannika berdiri di sisi ranjang, sementara kedua anaknya meminta naik ke ranjang kemudian duduk di sa
Keesokan harinya.Kayla sudah bersiap untuk pergi ke bandara dengan diantar Kannika saja. Sementara Anna lebih memilih menjaga kedua cucunya saja di rumah daripada harus repot naik turun mobil demi seorang TKW.Tanpa sepengetahuan Anna, Zakir memanggil Kayla, lalu memberikan sejumlah uang ringgit. "Ap - apa ini Tuan?" Kayla nampak heran melihat setumpuk uang disodorkan oleh Zakir.Uang, for you," jawab Zakir singkat."T - tapi, saya sudah menerima dari Nyonya," tutur Kayla menolak pemberian itu."Tak ape, terime saje." Zakir mendekatkan uang itu ke tangan Kayla.Mau tak mau Kayla menerima uang tersebut. Ini sungguh sebuah kejutan bagi dirinya. Di hari terakhir keberadaan Kayla di rumah Zakir, ia mendapat rezeki tak terduga dari majikan lelaki yang selama Kayla berada di sana jarang sekali berbicara."Terima kasih, T - Tuan," ucap Kayla dengan bibir bergetar karena bercampur haru tak menyangka mendapat rezeki tambahan."Hhmm ... you jaga kesehatan, oke!" balas Zakir tersenyum begitu r
Pesawat yang ditumpangi Kayla untuk pulang ke negaranya pun telah mendarat sempurna di bandara Soekarno - Hatta. Ibunda dari Daffa itu segera turun beriringan dengan penumpang lainnya.Teringat pesan Kannika agar jangan mudah tergiur dengan tawaran orang yang hendak membantu mengantarkan pulang, Kayla pun sangat berhati-hati. Dengan langkah percaya diri, ia berjalan menuju pintu keluar bandara, agar tidak terlihat seperti orang kebingungan.Dan benar saja, ketika hampir sampai di pintu keluar, ada seorang lelaki menghampiri dan menawarkan tumpangan. Dengan cepat Kayla menolak dengan alasan sudah dijemput pihak keluarga. Meskipun faktanya tak ada sanak saudara yang datang menjemput wanita itu di bandara.Hidup Kayla benar-benar bagaikan sebatang kara. Yulia yang menjadi sepupu pun sama sekali tak perduli. Ditambah sekarang wanita itu sangat sulit dihubungi oleh Kayla.Sudah beberapa kali Kayla mencoba menelepon Yulia, namun nomornya tidak pernah aktif. Begitupun dengan nomor Bayu. Enta
Daffa menjalani hari-harinya di kota Bandung ditemani Yulia dengan tenang. Sesekali ia video call dengan Aska yang super bawel kalau abangnya tak ada kabar.Putra sulung Kayla pun kini sudah tahu kalau hubungan ayah kandung dan ibu sambungnya mengalami kemajuan yang lebih baik. Sebagai anak sudah dewasa, Daffa tak akan menghalangi mereka selagi keduanya menemukan kecocokan satu sama lain.Hingga di malam itu. Daffa tengah membaca buku dikejutkan dengan kedatangan Azzam ayahandanya.Sementara Yulia belum pulang dari acara pengajian tak jauh dari kompleks itu."Ayah, kok malam-malam ke sini, ada apa? Gimana kabar nenek?" Heran Daffa dengan dahi sudah melipat."Hmm ... kabar nenek baik, Nak. Ayah ke sini mau ada perlu sama mama Yul, boleh?" tanya Azzam ragu-ragu. Ia merasa tak enak hati sekaligus malu pada anak bujangnya."Ciyee ... yang lagi kangen sama calon istri," celetuk Daffa menggoda ayahnya.Sadar mendapat candaan dari putranya, Azzam menggaruk tengkuk yang tak gatal. Wajah Azza
Sebulan kemudian setelah Kayla benar - benar pulih dari rasa traumanya.Proses persidangan Bayu telah dilakukan. Dia juga telah dijatuhi hukuman penjara selama sepuluh tahun. Yulia pada akhirnya benar-benar menggugat cerai suaminya itu dan sudah siap menjalani hidup sendirian mengingat usia tak muda lagi jikapun memutuskan menikah ke dua kali.Sementara Azzam telah kembali ke Bandung dan siap menyambut Daffa untuk menuntut ilmu di kota kelahiran ayah kandungnya.Malam itu, Kayla baru saja membereskan semua pakaian Daffa yang akan di bawa ke Bandung."Abang, Bunda pesan, jaga diri baik-baik. Jangan sampai salah pergaulan. Harus ingat niat awal yaitu nuntut ilmu yang bermanfaat untuk masa depan.""Jangan kecewakan Bunda dan ayah ya," sambung Kayla lagi. Daffa yang tengah memainkan laptopnya hanya mengangguk dengan pandangan lurus ke layar yang menyala di hadapanya."Sayang, udah malam. Daffa pasti capek. Biarkan dulu dia istirahat," tegur Ashraf yang tiba- tiba muncul di ambang pintu ka
"Mbak Yuli!" Kaget Azzam melihat kedatangan Yulia."Mama, kenapa ke sini? Emang ayah Ashraf udah balik lagi?" heran Daffa pun bertanya."Belum. Tapi ada Aska sama Om juga nenek kakeknya," jawab Yulia. Rupanya keluarga Ashraf datang membesuk Kayla."Oh, terus kenapa Mama malah ke sini?" Kembali Daffa bertanya sebab tak tahu alasannya."Ya Mama nggak enak lah. Kan Mama bukan bagian keluarga mereka," kata Yulia.Karena merasa kangen dengan Aska, Daffa akhirnya pamitan pada Azzam untuk menemui adik sambungnya. Daffa janji akan menemui kembali ayahnya itu."Kamu hati-hati ya, Nak!" pesan Azzam disambut anggukan kepala Daffa.Kini tinggallah Yulia dan Azzam saja di ruangan itu. "Mbak Yul, gimana kabarnya?" Azzam berbasa basi.Dalam diam, Azzam merasa kasihan dengan Yulia. Melihat kelakuan Bayu di luar dugaan. Azzam baru tahu kalau sifat Bayu seperti itu. Dan Azzam pun baru menyadari kalau ternyata Bayu menaruh hati pada mantan istrinya."Zam, saya minta maaf atas kesalahan suami saya ya," u
Ashraf keluar dari kamar rawat Bayu dengan nafas memburu. Wajahnya merah padam karena amarah belum terlampiaskan. Seandainya tak ada polisi, sudah pasti Bayu tinggal nama saja.Tak ingin memperlihatkan amarah di depan keluarga, Ashraf memilih menenangkan diri dulu di taman rumah sakit. Ia pun menelepon Farhan menanyakan kondisi kantor. Setelah merasa tenang, Ashraf kembali ke kamar Kayla.Di lain sisi, Bayu tertawa semakin keras, merasa puas sudah mengaduk-aduk emosi Ashraf. Namun tak lama ia berteriak histeris. "Bangsat! Lepasin gue!"Bayu terus saja menyumpahi semua orang yang kini memalingkan wajah darinya. Dengan kondisinya yang seperti itu, tak membuat Bayu sadar. Ia justru semakin membenci mereka."Diam! Atau saya sumpal mulutmu! Laki mulutnya kayak cewek," bentak polisi jengah mendengar ocehan Bayu.Sontak Bayu terdiam. Ia menutup rapat mulutnya. Namun hatinya masih bergejolak karena amarah.Esok harinya. Azzam sudah tersadar dari koma semalam. Ada Wahyu yang datang membesuk na
Bayu terbahak mendengar ucapan Yulia. Pria itu memaksakan diri bangun dari atas ranjang rumah sakit lalu duduk dengan kaki menjuntai ke lantai.Tanpa di duga oleh Yulia, Bayu menarik paksa tangan Yulia hingga wanita itu terjatuh tepat di pangkuan Bayu. Tangan Bayu yang terbebas dari selang infusan dengan sigap mencekik leher Yulia.''Dasar perempuan tidak tau diri kau, Yulia. Selama ini saya bersabar hidup dengan kamu tanpa hadirnya anak. Sekarang kau minta cerai hanya karena saya melakukan kesalahan sekecil ini, hah?'' bentak Bayu.Posisi mereka kini terbalik. Bayu berdiri sementara Yulia terbaring di ranjang dengan kaki menjuntai. Tangan Bayu semakin kuat mencekik leher Yulia hingga wanita itu kesulitan sekedar untuk menarik napas sesaat saja.Wajah Bayu pun nampak merah padam, menandakan betapa marahnya pria itu. Entah setan mana yang sudah merasuki jiwa Bayu hingga dia sekalap itu.''Ayah, apa yang ayah lakukan ke Mama?'' teriak Daffa yang kebetulan masuk ke ruangan kedua orang tu
Ashraf mendatangi ruangan di mana Bayu dirawat. Namun ia harus memendam kekecewaan sebab Bayu belum sadarkan diri setelah mendapat penanganan dari tim medis. Rupanya luka yang dialami Bayu cukup parah.Demi melampiaskan amarahnya, Ashraf meninju tembok di depan ruang rawat Bayu."Sabar, Pak. Amarah enggak akan menyelesaikan masalah," ucap polisi yang berjaga di sana."Bagaimana kalau Bapak berada di posisi saya? Istri yang Bapak lindungi nyatanya malah dijahati orang," sergah Ashraf dengan nafas memburu. Terlihat amarah belum surut dari wajahnya."Pasti sama kayak Bapak, lebih parah bisa jadi. Tapi kasus ini 'kan sudah ditangani pihak kepolisian, jadi biar kami saja yang menghukum pelaku," sahut polisi. Satu rekannya yang ikut berjaga mengangguk menanggapi.Ashraf tak menanggapi. Ia pergi dari sana masih dengan amarah yang membara. Apalagi saat teringat lagi bagaimana kondisi sang istri tadi.Kembali ke IGD, rupanya Kayla sudah siuman. Ia langsung memindahkan Kayla ke ruangan VIP supa
Kayla melihat ada vas bunga di sudut kamar itu. Segera ia berlari lalu mengambil dan memukulkannya ke kepala Bayu.PRANG! Vas bunga mengenai kepala Bayu hingga pecah berkeping-keping. Bayu pun tersungkur dengan darah mengucur dari kepala.Mata Kayla membulat. Ia melihat tangannya yang masih memegang potongan vas bunga. "Apa dia mati?" gumamnya dengan tubuh gemetaran. Vas bunga itu pun terlepas dari tangan.Kayla lalu melihat Azzam terkapar dengan pisau menancap di pinggang mantan suaminya itu. Sadar Azzam butuh pertolongan ia kembali berteriak sekuat tenaga."Tolong! Tolong!""Astaga, Azzam!" pekik Wahyu. Pria itu baru menyusul Azzam ke rumah kosong tersebut. Wahyu terhenyak melihaf kekacauan di rumah di dalam sana.Yang lebih mengejutkan, Azzam terluka akibat senjata tajam. Ditambah lagi, Wahyu melihat Bayu tergeletak tanpa sehelai benang pun melekat di tubuhnya. Wahyu baru menyadari kalau Kayla juga sama halnya dengan Bayu walaupun tertutup jaket Azzam.Wahyu berlari keluar tanpa be
Setibanya Ashraf di rumah. Ia meminta Farhan untuk mengecek CCTV. Farhan sudah terbiasa keluar masuk kediaman Ashraf tanpa takut si empunya marah karena Farhan orang yang paling dipercaya Ashraf.Sementara Ashraf menemui Yulia untuk menanyakan suaminya pergi ke mana. Namun Yulia yang baru tiba pun sama tidak tahu Bayu pergi ke mana. ''Memangnya apa yang sudah terjadi, Pak Ashraf?'' Heran Yulia dengan wajah terlihat kebingungan.Saat Ashraf akan menjawab pertanyaan Yulia. Farhan lebih dulu memanggil.''Pak Ashraf, coba ini lihat. Bu Kayla sepertinya dibius sama pak Bayu,'' ucap Farhan kala sudah melihat rekaman CCTV beberapa jam yang lalu.''Bangsat, rupanya si bajingan Bayu itu masih penasaran sama istriku,'' geram Ashraf.Suami Kayla itu dengan jelas melihat Bayu membekap mulut Kayla dan membawa keluar sebelum akhirnya pergi menggunakan taksi.Mendengar Ashraf memaki suaminya, Yulia tergesa mendekati kedua lelaki itu dengan wajah yang semakin tak terbaca.''Ini apa sih yang terjadi?''
Kayla menemui kakak sepupu dan suaminya dengan wajah datar. Ia tak menyangka jika keduanya akan datang hari ini."Mbak, Mas, apa kabar? tanya Kayla basa-basi."Kami baik. Kamu keterlaluan, Kay, ngasih tau Daffa mau pindah ke Bandung dadakan gini," sahut Yulia langsung mencecar Kayla.Sementara Bayu terus menatap tajam Kayla. Rasa cinta dan sakit hati tengah bergejolak dalam hati laki-laki tersebut. Apalagi membayangkan Kayla berduaan dengan Ashraf, api cemburu kontan berkobar-kobar di dalam dada.Kayla mengerutkan kening, tak mengerti akan maksud Yulia. "Maksud Mbak apa?"Memang ia yang memberitahu mereka kalau Daffa diterima di ITB dan rencananya hari Sabtu nanti Daffa mau di antar ke kosannya. Saat itu ia hanya memberitahu saja tanpa niat mengajak mereka."Udah setahun kami enggak ketemu Daffa, tau-tau kamu bilang kalo dia mau kuliah di Bandung terus tinggal di sana. Kami 'kan jadi kerepotan, Kay, harus beresin kerjaan dulu supaya bisa ke sini. Mbak sama mas Bayu juga pengen ikut an