Beranda / Romansa / TAKDIR CINTA NADIA / Kehidupan yang tidak diinginkan

Share

Kehidupan yang tidak diinginkan

Penulis: Nur Hayati
last update Terakhir Diperbarui: 2021-06-27 09:50:17

Sekarang, Nadia telah sah menjadi istri Marvel, laki-laki yang dipilihkan oleh ibu tirinya. Nadia berusaha agar bisa melewati badai hidup yang akan dia lewati, Nadia harus menguatkan hatinya sendiri.

"Nadia, kamu sudah sah menjadi milik ku." Laki-laki kasar itu menatap Nadia begitu tajam.

'Aku tidak bisa kabur hari ini, bagaimanapun aku sudah sah menjadi istrinya. Mau tidak mau aku harus melayaninya, walau batinku sebenarnya tidak terima.' Nadia bergumam dengan menitikkan air mata.

"Tidak usah lah kau menangis, hidupmu itu sudah enak," Inez mengulang kembali perkataan nya, perkataan yang dari awal dibuatnya senjata agar Nadia tidak berontak.

Memang ibu tirinya itu wanita yang tidak punya hati, hatinya di penuhi oleh harta yang selalu dia cari.

Tidak jarang ibu tirinya meminta uang kepada Marvel, sebelum Nadia di jodohkan dengannya. Inez yang dengan sengaja menukarkan Nadia hanya demi uang dan kesenangannya saja.

Sejumlah uang sudah diberikan ke Inez dan Marvel pamit.

"Aku pamit dulu, dan aku bawa Nadia ke rumah ku. Sesuai perjanjian awal." Marvel dengan kejam menarik tangan Nadia.

Nadia tidak bisa berontak, Nadia harus mengikuti ke mana dia akan dibawa pergi.

"Pelan-pelan, tanganku sakit.!" Nadia merintih kesakitan.

Mereka berdua berlalu dari Inez dan ayah Nadia, melangkahkan kakinya keluar dari rumah.

Mereka berjalan menuju mobil yang terparkir diujung jalan, mobil milik Marvel.

Marvel adalah laki-laki kaya yang sombong dan bangga akan harta yang dia miliki. Dia yang selalu beranggapan bahwa wanita bisa dibelinya.

Di dalam mobil, terlihat seorang anak kecil cantik dan mungil, Nadia tertegun melihatnya. Anak kecil itu mampu menghilangkan pelipur lara, anak kecil yang sedang menunggu dan menggenggam handphone ditangannya.

Setelah langkah kakinya terhenti di depan mobil, Nadia masuk kedalam. Marvel mempersilahkan Nadia duduk di depan menemani anak kecil itu dan menemani Marvel menyetir. Nadia yang memang suka anak kecil, lalu menyapanya.

"Namanya siapa, Dik?" Nadia mengelus rambutnya yang lurus.

"Namaku Sherina, Tante," Anak kecil itu langsung bersandar ke badan Nadia, seperti nya dia menginginkan kasih sayang seorang ibu.

"Panggil saja saya ibu, ya." Nadia menatap wajahnya yang tidak berdosa.

"Baik, Bu."

Marvel melajukan mobilnya tanpa menghiraukan obrolan mereka berdua. Sedangkan Sherina, semakin nyaman bersama Nadia. Tepat dipangkuan Nadia, Sherina tersenyum dan mematikan handphone yang sedari tadi menemaninya. Nadia dengan perlahan terus saja mengelus rambutnya, hingga Sherina terlelap dalam tidurnya.

"Kamu jaga anakku baik-baik, aku menikahi mu hanya untuk anak ku. Lebih tepat nya sebagai pengasuhnya, aku tidak sudi memiliki istri yang dekil seperti mu," Marvel berbicara dengan wajah yang tetap fokus menyetir.

Nadia memang sekarang dekil, jauh berbeda ketika ibunya masih ada. Nadia yang dulunya cantik, putih, berlesung pipit serta berjilbab. Kini berubah menjadi wanita yang dekil, kusam dan tidak terawat. Semua itu terjadi karena batinnya begitu terluka dan sakit, sebab ibu tirinya itu, dia seringkali lupa untuk merawat dirinya sendiri. Semua masalah dalam dirinya disimpan baik-baik, hanya kepada sang Maha Kuasa lah dia mengadu. Meski dia masih mempunyai ayah, namun dia sudah merasa bahwa ayahnya sudah tiada bersama dengan kepergian sang Ibunda.

"Kamu jangan lupa, aku menikahi mu tidak lebih hanya untuk ku jadikan pembantu," Marvel lagi-lagi mencoba melukai hati Nadia yang sebenarnya sudah terluka.

"Iya, aku paham." Nadia menjawab pelan.

Perjalanan ke rumah Marvel begitu jauh, rumahnya berada di ujung kota. Butuh tiga jam untuk sampai di sana, sehingga Nadia juga terlelap dalam tidur.

Nadia yang memiliki tinggi semampai sebenarnya begitu menarik, akan tetapi siksa batin yang di terimanya mampu merenggut semua yang dia punya.

Nadia lagi-lagi bermimpi bertemu dengan ibunya, ibunya berpesan agar dia mampu menjadi wanita yang sholihah. Ibunya hadir seakan-akan nyata, seakan-akan ibunya mengerti akan penderitaan yang dia rasakan.

"Tolong aku, Bu," Nadia mengigau.

"Ibu, jangan pergi tinggalkan aku. Aku begitu merindukan dan membutuhkanmu, Ibu." Nadia terus saja mengigau dan ucapannya semakin keras.

_Wesshhh_ bunyi suara air mineral ketika di siram.

"Heh! Bangun," Marvel menyiram wajah Nadia dengan segelas air mineral.

Nadia kaget, diapun terbangun dari tidurnya.

"Kamu ini, bikin ramai dan kepalaku pusing saja," ucap Marvel dengan wajah memerah karena marah.

"Maa...ma... ma... afkan aku," kata Nadia begitu gugup.

"Maaf, maaf. Seenaknya kamu tidur, padahal aku sedang sibuk menyetir." Marvel mulai mempercepat laju mobilnya.

"Aku tidak ada maksud, aku capek." Nadia berkata dengan mata berkaca-kaca.

"Aku juga capek. Satu hal lagi, yang harus kamu ingat," ujar Marvel.

"Iya, Apa?" Nadia bertanya.

"Jangan sampai semua orang tahu, kalau kita sudah resmi menikah. Anggap saja kamu adalah pengasuh anakku," kata Marvel.

"Baik."

Hanya menurut yang bisa dilakukan oleh Nadia, dia sendiri bingung untuk bersikap bagaimana. Untuk membantah, dia juga tidak berani.

"Sebentar lagi, kita akan sampai. Kamu harus bersiap-siap menurunkan barang-barang bawaannya!" Perintah Marvel.

Nadia justru kebingungan, Nadia lupa bahwa dia tidak membawa baju sehelai pun.

"Kenapa kamu masih melamun?" tanya Marvel.

"Aku lupa membawa baju sehelai pun." Nadia menjawab dengan wajah tertunduk.

"Oh.. Aku lupa, kamu memang orang miskin. Apa yang akan kamu bawa, kamu tidak punya apa-apa. Bahkan hanya untuk membeli sehelai baju, kamu tidak akan mampu." Marvel kembali menghina dan meremehkan Nadia.

Nadia hanya bisa menangis dengan perkataan Marvel, Nadia ingin sekali melompat keluar dari dalam mobil. Akan tetapi, Nadia masih teringat akan kata-kata ibunya. Ibunya pernah berkata, jangan pernah kamu lari dari masalah. Lari dari masalah, tidak akan pernah menyelesaikan masalah. Selama nafas masih ada di dalam jiwa, jangan pernah berputus asa. Harus kuat dan teruslah libatkan doa.

Ucapan dari ibunya seringkali Nadia ingat, terlebih ketika dia sudah mulai putus asa dalam hidupnya.

"Ayo cepat keluar!" Marvel menarik tangan Nadia masuk ke dalam pusat perbelanjaan.

"Kita mau ke mana?" Nadia memberanikan diri untuk bertanya.

"Sebelum kamu pulang, kamu harus belanja pakaian terlebih dahulu. Apa katanya yang lain nanti, kalau pengasuh anakku berpakaian lusuh seperti itu." Marvel terus saja menarik tangan Nadia.

Nadia tidak berani untuk bertanya lagi, Nadia tidak ingin membuat Marvel marah lagi.

Nadia memilih pakaian yang menurutnya layak di kenakan oleh wanita berhijab, Nadia memilih tiga baju.

"Kamu ingin meremehkan aku, Hah.!" seru Marvel.

"Kenapa hanya beli tiga helai saja, kamu takut aku tidak mampu membayar," ucap Marvel.

"Tidak, bukan begitu. Aku hanya tidak ingin, menghabiskan uangmu lebih banyak lagi," jawab Nadia

"Tidak usah berpikir uangku akan habis, belilah semua apapun yang kamu suka!" Perintah Marvel.

Nadia pun memilih pakaian dengan sembrono. Nadia tidak tahu, baju model apa saja yang sudah dimasukkan ke dalam tas belanjaannya.

"Nah begitu dong," Marvel berbicara dengan begitu bangga.

"Terimakasih."

"Ayo, kembali ke mobil. Kasihan Sherina, di tinggal sendiri dalam mobil." Ajak Marvel ketika dia teringat akan putri kecilnya.

Sherina masih berusia kurang lebih sepuluh tahun. Marvel begitu sayang padanya seperti ayah pada umumnya.

Seperti ada luka yang di sembunyikan oleh Marvel, hingga dia mampu menjadi seorang laki-laki yang tempramental dan juga kasar.

Nadia juga tidak mengetahui akan hal itu, hanya ada satu hal yang bisa Nadia pahami. Bahhwa Marvel adalah seorang ayah yang baik untuk Sherina. Meski untuk menjadi suaminya, perilakunya sangat jauh berbeda.

Bab terkait

  • TAKDIR CINTA NADIA   Semangat Hidup

    Nadia dan Marvel berjalan menuju ke mobil, mereka berdua sama-sama khawatir tentang Sherina. Sherina yang malang, yang ditinggalkan oleh ibunya. Dari kejauhan, mereka melihat Sherina sudah terbangun dari tidurnya. "Dari mana, Ayah?" tanya Sherina. "Dari belanja, Sherina ingin beli apa?" Marvel bertanya dengan jiwa yang mencerminkan sebagaimana seorang ayah. "Aku ingin ice cream, Ayah," kata Sherina berbicara manja. "Sebentar, biar Ayah belikan dulu." Marvel segera masuk kembali ke dalam pusat perbelanjaan. Sedangkan Nadia duduk di dalam mobil bersama Sherina, sambil mengobrol. "Ibu, apakah ibu menyukai Ayah?" tanya Sherina dengan wajahnya yang begitu lugu. "Memang kenapa? Kenapa kamu bertanya seperti itu?" Nadia justru kembali bertanya. "Aku takut, jika ibu meninggalkan ayah, seperti ibuku dulu," ucap Sherina. Kali ini air mata Sherina menetes, dia teringat akan ibu

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-27
  • TAKDIR CINTA NADIA   Bertahan

    Nadia dan Sherina akhirnya bermain, Sherina begitu senang. Sherina yang semula tidak pernah merasakan kasih sayang, justru sekarang sudah bisa merasakannya."Sherina, jadilah anak yang selalu ceria dan bahagia seperti ini ya," Nadia mengucap dengan penuh perasaan kasih sayang dan lemah lembut."Baik, Bu. Terimakasih telah menjadi ibu yang baik untuk ku." Sherina memeluk erat Nadia.Mereka melanjutkan bermain, mulai dari bermain boneka dan juga permainan yang lainnya."Di rumah ini, Sherina hanya tinggal berdua sama Ayah?" tanya Nadia, ketika dia melihat rumahnya begitu sepi."Tidak, Bu. Ada bibi juga, bibi Inem. Bibi Inem yang membantu aku mandi dan makan sedari dulu," jawab Sherina."Sekarang, bibi Inem ke mana? Dari tadi aku lihat tidak ada orang," Nadia bertanya."Iya, bibi Inem pulang kampung. Katanya sedang merindukan keluarganya, paling besok pagi pulang ke sini lagi, Bu," jawab S

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-01
  • TAKDIR CINTA NADIA   Teman Baru

    Sore sebentar lagi akan menjelma menjadi malam, matahari sudah mulai terbenam. Senja sudah mulai tertutup oleh awan dengan perlahan-lahan. Nadia mengajak Sherina untuk masuk ke dalam rumah, sebelum Azan magrib di kumandangkan."Sherina, Ayok masuk.!" ajak Nadia."Iya, Bu." Sherina memang anak yang begitu sholihah, dia menurut saja apa yang dikatakan oleh Nadia."Bu, kenapa harus masuk?" tanya Sherina kemudian, ketika mereka berdua sudah melangkahkan kakinya ke dalam rumah."Iya, dulu nenek pernah berkata. Kalau sudah petang, syaiton lebih mudah masuk ke dalam rumah-rumah," Nadia menjelaskan segalanya, yang pernah ibu Nadia katakan."Seram ya, Bu," Sherina berkata dengan ekspresi ketakutan.Nadia menatap wajahnya sembari berkata,"Tidak usah takut, syaiton akan hilang kalau kita baca ayat suci Al-Quran.""Kalau begitu, aku lebih giat lagi untuk belajar ngajinya," ucap Sherin

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-01
  • TAKDIR CINTA NADIA   Kepasrahan

    Nadia membenarkan hijabnya dan membalas senyum."Kenalin, Bu. Ustadz Zacky," kata Sherina."Nadia, Ibunya Sherina," ucap Nadia tanpa jabat tangan seperti namaste."Zacky, guru lesnya Sherina." Zacky melakukan hal yang sama. Kemudian, Nadia kembali ke dapur, dia menyiapkan minuman untuk Zacky. Zacky dan Sherina belajar di ruangan yang sudah disediakan oleh Marvel. Mereka berdua terlihat begitu akrab, selayaknya om dan ponakannya. Nadia dari arah kejauhan sembari membawa segelas teh sedang memperhatikan mereka juga ikut senang."Di minum dulu, tehnya." Nadia mempersilahkan Zacky untuk meminum teh yang sudah diletakkan di atas meja."Terimakasih." Zacky langsung menyeruput teh.Nadia kembali masuk ke dalam, dia bingung mau ngapain. Beruntungnya masih ada televisi, akhirnya dia nonton. Dia tidak tahu, apa yang mereka lakukan di ruang belajar. Nadia begitu berharap Sherina akan sukses nanti, dia bisa menjadi wanita y

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-08
  • TAKDIR CINTA NADIA   Risau

    Setelah kejadian itu, Sherina datang menghampiri Marvel dan Nadia yang lagi di ruang makan, Sherina datang dengan wajah yang begitu pucat."Sherina, kenapa wajahmu pucat?" tanya Nadia khawatir."Aku menggigil, Bu," jawab Sherina lemas."Badan kamu panas sekali!" ujar Nadia dengan memegang dahi Sherina.Mendengar ucapan Nadia, Marvel yang tadinya duduk di sebelah Nadia mengambil Sherina yang telah duduk di pangkuan Nadia."Pergi kamu!" ucap Marvel mengusir Nadia."Kenapa panas sekali?" tanya Marvel dengan melihat wajah Nadia. Pertanda dia bertanya kepadanya."Aku tidak tahu," jawab Nadia.Marvel lagi-lagi memarahi Nadia, dia berkata."Kamu tidak becus mengurus anak.! Baru saja tinggal di rumah ini, Sherina sudah sakit." Marvel begitu marah, dia kemudian menggendong Sherina dan masuk ke kamarnya.Nadia mengikuti dari belakang, dia juga

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-08
  • TAKDIR CINTA NADIA   Happiness

    Nadia kembali masuk ke dalam kamar rawat Sherina, setelah dia selesai berbicara dengan Ilham. Dia menemui Sherina yang masih bersama suster. Setiap langkah kakinya, Nadia terus saja merasa memang ada yang beda dari Ilham, Nadia juga tidak mengerti apa yang sedang Ilham rasakan."Bu, aku sudah sehat," ucap Sherina saat dia menelan bubur yang disuapi oleh suster."Alhamdulillah... Buburnya enak?" tanya Nadia."Enak, Bu. Aku suka," jawab Sherina."Mana, Sus. Biar aku saja yang menyuapi Nur." Nadia mengambil semangkok bubur yang di berikan oleh suster."Harus makan yang banyak, biar cepat pulang." Ucap Nadia sembari menyuapi Sherina.Sherina semakin semangat untuk memakan bubur itu, dia yang senang disuapi oleh ibunya. Perhatian Nadia kepada Sherina begitu besar, hati Nadia layaknya seorang ibu meski dia tak pernah melahirkan. Sekarang, suster sudah pergi meninggalkan mereka berdua, mereka pun bercanda bersama

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-10
  • TAKDIR CINTA NADIA   Jalan Kesuksesan

    "Assalamu'alaikum..." Terdengar suara Marvel dengan mendorong pintu kamar tempat Sherina dirawat."Waalaikumsalam..." Nadia, Sherina, Ilham menoleh dan menjawab salam."Kenapa lama, yah?" tanya Sherina."Tadi macet di jalan, ada kecelakaan beruntun. Maaf ya, Ayah lama." Ucap Marvel setelah Sherina dan Nadia menunggu sekitar setengah jam."Iya, Ayah tidak apa-apa?" Tanya Sherina khawatir."Iya, Alhamdulillah. Ayah tidak apa-apa," ucap Marvel."Syukur, Ayah tidak apa-apa." ucap Sherina dengan raut wajah yang gembira."Ayo, pulang!" Ajak Marvel tidak sabar."Ayok.." Sherina juga tampak bersemangat."Boleh pulang beneran, Dok?" Tanya Marvel memastikan."Iya," jawab Ilham."Nadia, bajunya sudah dikemas semua?" tanya Marvel."Sudah," jawab Nadia.Nadia sudah membereskan semua pakaian mereka siang tadi dan sekarang, Nadia m

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-17
  • TAKDIR CINTA NADIA   Diam diam

    Tekad Nadia untuk kuliah semakin bulat, dia sudah berpikir matang-matang. Apapun resiko yang akan didapatkan, dia sudah menyiapkan mental. Perlahan dia turun untuk menemui Zacky yang sudah menunggunya dari tadi, Zacky berada diruang tamu bersama Sherina."Maaf, Ustadz. Sudah lama nunggunya?" tanya Nadia."Gak juga, kan sudah seperti biasa. Aku mengajari Sherina dulu."Sherina yang sedari tadi duduk bersama, masih kebingungan. Apa yang sebenarnya dibahas oleh Zacky dan Nadia, dia hanya diam saja dan melanjutkan tugasnya."Ustadz, ini sudah benar?" tanya Sherina sambil menyodorkan tugas yang sudah dikerjakan."Anak pintar," jawab Zacky."Aku ke kamar dulu ya, mau ambil boneka. Tugasku sudah benar, jadi aku gak papa main boneka?" tanya Sherina dengan wajahnya yang masih lugu."Iya, tentu boleh." Sherina berlari ke kamarnya, kini hanya tinggal Zacky dan Nadia. Nad

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-24

Bab terbaru

  • TAKDIR CINTA NADIA   The End

    Zacky merasa senang karena Nadia akhirnya mendapatkan surat cerai juga, itu tandanya wanita itu bisa didekati dan mungkin dinikahi.Setelah mengucapkan terima kasih pada tukang pos, Nadia masuk ke rumah dengan keadaan lemas. Sedangkan Zacky pamit pulang karena tidak bisa menyembunyikan kebahagiaan yang tengah dirasakan. "Ternyata aku resmi juga bercerai, kenapa aku jadi sedih begini? Apakah aku merasa kehilangan?" pikir Nadia merebahkan tubuh di atas tempat tidur. Selanjutnya, dia berusaha untuk membuat dirinya sibuk agar bisa melupakan masa lalu serta bisa fokus dengan cita-cita yang diinginkan. Lain hal dengan Marvel yang masih sibuk mencari keberadaan Nadia. "Mas ngapain masih mencari keberadaan Nadia, Mas? Sudah jelas dia pergi tanpa pamit, sekarang ada surat gugatan cerai darinya." Bella memberikan sebuah surat pada sang Suami. "Aku tidak percaya Nadia akan menggugat cerai, Bella. Semua ini pasti hanya akal-akalan kamu saja 'kan?" hardik Marvel dengan sorot mata tajam."Sudah

  • TAKDIR CINTA NADIA   Surat Cerai

    Nadia pergi sejauh mungkin, meskipun tidak tahu harus ke mana. Tanpa membawa uang sepeser pun. Di perjalanan, dia bertemu dengan Zacky dan memberikan pertolongan."Kamu gak usah sungkan, Nadia. Aku membantumu dengan ikhlas, tidak mengharap apa pun," kata Zacky memaksa.Awalnya Nadia enggan menerima lima lembaran uang kertas berwarna merah yang diberikan Zacky. Namun, saat dia teringat kalau sedang butuh. Wanita itu pun menerimanya."Aku akan menerimanya, tapi semua ini aku anggap sebagai hutang. Sudah pasti, nanti aku bayar ketika aku memiliki pekerjaan dan gaji," kata Nadia menerima uang tersebut."Iya, terserah kamu saja. Yang terpenting, gunakan yang ini sebaik mungkin. Aku yakin, kamu pasti membutuhkannya." Mustahil jika Zacky melakukan semua tanpa pamrih, pria itu memang memiliki perasaan pada Nadia. Namun, tidak berani mengungkapkan karena mengetahui Nadia adalah istri dari temannya. Tidak ingin terlalu berlarut dalam perasaan yang dimiliki, Zacky memilih untuk pergi. "Alhamdul

  • TAKDIR CINTA NADIA   Nyinyir

    Kepergian Bella tidak dicegah Marvel, membiarkan sang istri yang hamil pergi dari rumah. "Kenapa gak dikejar, Mas?" tanya Nadia meskipun ragu dan sedikit takut."Biarkan saja, nanti juga dia pasti kembali. Lebih baik, semua makanan ini diberikan kepada tetangga agar tidak mubazir begitu saja." Marvel memerintah. Nadia langsung membawa makanan yang sudah terbungkus untuk diberikan kepada para tetangganya. Siapa sangka, ketika dia membagikan makanan itu. Sebuah nyinyiran yang diterima oleh wanita berjilbab itu. Lagi-lagi dihina karena belum hamil, dikatakan mandul. Ada juga yang mengatakan kalau Nadia cuma wanita tidak tahu diri dan perebut suami orang. Betapa sakit hati Nadia, hingga dia pulang dengan deraian air mata."Kamu kenapa nangis? Siapa yang sudah menyakitimu?" tanya Marvel tidak terima melihat sang Istri menangis."Mas, apakah kamu tidak ingin melepaskanku saja? Aku rasa, mbak Bella lebih membutuhkan Mas dari pada aku," ucap Nadia memberanikan diri. Dia sudah tidak sanggup

  • TAKDIR CINTA NADIA   Keterlaluan

    Pria mana yang tidak marah melihat istrinya digoda serta dirayu oleh teman sendiri, bahkan di depan mata. Jadi, emosi Marvel benar-benar meluap. Dia dengan cepat mengusir semua rekan kerja yang sudah mempermalukan Nadia."Aku undang kalian ke sini untuk merasakan apa yang aku rasakan, untuk tasyakuran bayi dalam kandungan istriku. Namun, apa yang kalian lakukan? Kalian tidak memiliki hati! Kenapa harus merayu istriku?" cecar Marvel penuh amarah."Salah sendiri punya istri dua. Bahkan aku mengira, wanita ini bukan wanita yang baik. Hanya menutup kegenitannya di balik kerudung saja. Makanya, aku suka mengganggunya." Farrel angkat bicara."Yang dikatakan Farrel benar. Kalau dia wanita yang baik, tidak mungkin mau jadi istri kedua," imbuh Tegar. Hinaan kembali diterima oleh Nadia, tapi wanita itu cuma bisa tertunduk malu tanpa perlawanan. Yang membelanya saat ini hanyalah Marvel. Sebuah tinju langsung mendarat pada pipi kedua rekan kerjanya yang paling menggebu-gebu menghina Nadia."Kel

  • TAKDIR CINTA NADIA   Dipermalukan

    Nadia sudah siap dengan pakaian yang sudah dibelikan Marvel sebelumnya. Pun Bella yang terlihat lebih cantik dari biasanya karena ada riasan tipis di wajah. Sherina tidak kalah manis, gadis kecil itu ternyata sudah mengenakan pakaian rapi. Namun, Marvel belum juga membersihkan diri dan masih bau keringat. "Kalian semua duduk dulu ya, aku mau siap-siap dulu!" pamit Marvel kepada semua rekan kerjanya."Wih, memang suami idaman. Untuk acara empat bulanan sang Istri saja mau repot-repot membantu di dapur," ledek salah satu rekan kerja bernama Ricko."Sebagai suami, memang sepantasnya begitu 'kan?" Marvel menyeringai. Kemudian, berlalu pergi untuk masuk ke kamar. Ketika langkah kakinya hendak masuk ke tempat beristirahat, Bella datang menghampiri. "Apa aku temui mereka sekarang juga, Mas?" tanya Bella dengan mengulum senyumnya."Gak usah, kamu nanti keluar sama aku saja. Sekarang, biarkan Nadia yang mengurus semuanya." Marvel tidak ingin Bella capek, jadi meminta istri pertama untuk sant

  • TAKDIR CINTA NADIA   Kejutan

    Di rumah lagi gak ada orang, hanya ada Bella seorang diri. Wajar saja kalau hati suasana hati menjadi tidak tenang. Dia semakin risau mengingat sang suami lebih memilih untuk bersama dengan madu dibandingkan dengannya."Sudah tahu aku sedang hamil, tapi mereka malah asik pergi bersama. Seolah-olah aku tidak pernah ada di rumah ini." Bella bermonolog dengan air muka yang kesal. Dia memilih untuk berselancar di sosial media, melihat konten yang ada. "Lihat saja nanti, kalau mereka tetap bersikap begini. Akan aku viralin saja si Nadia sebagai wanita yang suka merebut suami orang!" Ucapan Bella memang sering ngelantur sejak Nadia dan Marvel semakin dekat seperti perangko. Dia sudah memastikan, kalau sang suami pasti sudah mengutarakan isi hatinya.Tepat ketika menunggu hingga satu jam, suara canda tawa terdengar bersamaan dengan bunyi pintu rumah terbuka. Wanita yang saat ini sedang mengenakan daster berusaha untuk tidak peduli, masih fokus dengan gagdet yang ada dalam genggaman tanganny

  • TAKDIR CINTA NADIA   Mengurus Bella

    Nadia mengurus Bella dengan baik, memberikan sebuah perhatian dan juga cinta kepada wanita yang sudah menjadi madunya serta bayi yang ada dalam kandungan Bella."Mbak, kalau butuh apa-apa, jangan lupa panggil aku. Aku mau menemani Sherina bermain dulu," pamit Nadia karena Bella yang terlihat santai duduk sembari menonton televisi."Kamu jangan pergi dulu! Ada hal yang ingin aku tanyakan padamu." Bella mencegah kepergian Nadia."Mau bicara apa, Mbak?" tanya Nadia sembari membenarkan posisi jilbabnya."Kenapa kamu mau berbuat baik padaku, sedangkan aku sudah berbuat jahat padamu." Bella menuntut sebuah alasan kebaikan Nadia."Karena aku sayang sama keluarga ini, Mbak. Juga Mbak." Nadia menjawab singkat."Itu artinya, kamu juga mencintai suamiku?" cetus Bella."Suami Mbak 'kan, suamiku juga." Nadia menjelaskan."Oh! Jadi, kamu sudah mencintai mas Marvel juga sekarang?" Bella bertanya penuh selidik."Enggak gitu maksudku, Mbak." Nadia berusaha menjelaskan, tapi tetap saja Bella tidak mau

  • TAKDIR CINTA NADIA   Marah Besar

    Nadia pulang dengan mengucapkan ojek yang sedang mangkal di sekitar rumah sakit, dia pun pulang dengan selamat dan masuk ke rumah Marvel.Dengan langkah ragu, dia terus berjalan dan membuka pintu. "Dari mana saja kamu? Bukannya di rumah, malah keluyuran," ucap Marvel yang memang sengaja menunggu kepulangan Nadia."Maaf, Mas. Aku tadi menghadiri acara reuni," sahut Nadia dengan wajah tertunduk malu serta ketakutan yang luar biasa."Reuni? Kamu yakin itu reuni? Kamu sudah pintar mencari-cari alasan sekarang ya! Padahal, aku sudah melihat dengan mata kepalaku sendiri, kamu lagi berboncengan dengan Zacky. Ternyata memang benar, kamu dan dia main belakang!" cetus Marvel."Aku boncengan sama dia cuma kebetulan saja, Mas." Nadia berusaha untuk menjelaskan."Kebetulan katamu? Aku tidak percaya, jangan-jangan ... kamu gak mengangkat teleponku juga karena lagi sibuk bersamanya, ya 'kan?" tuduh Marvel."Aku dan dia benar-benar tidak ada hubungan, Mas. Aku berani bersumpah, Mas." Nadia berusaha u

  • TAKDIR CINTA NADIA   Bertemu Teman Lama

    Nadia terlihat bahagia karena bertemu teman lama, teman semasa SMA. Saking senangnya, bahkan wanita itu tidak menghiraukan handphone yang terus berbunyi. Dia memilih untuk tidak mengangkat karena kemungkinan hanya akan menimbulkan permasalahan lagi."Kamu kegiatannya apa sekarang?" tanya Cinta yang merupakan salah satu teman Nadia."Aku sibuk kuliah saja." Nadia menjawab singkat. Tidak banyak yang dibicarakan oleh wanita yang merupakan istri kedua Marvel. Semua ditutupi secara rapat karena tidak ingin ada yang tahu tentang kehidupan yang dijalani. Kedekatan mereka masih terlihat jelas meskipun banyak yang datang membawa keluarga, tapi tidak membuat Nadia merasa iri atau apa pun itu. Bahkan, meskipun sama sesama temannya diledek. "Kenapa di umur segini kamu masih betah sendiri? Padahal kita semua sudah punya anak, bahkan ada yang punya tiga." Galang berbicara dengan nada suara yang keras."Iya, aku masih sibuk dengan kuliah," ucap Nadia yang sebenarnya mencari-cari alasan. Mereka me

DMCA.com Protection Status