Sarah sudah tiba di rumah, ia langsung masuk ke dalam kamarnya menjatuhkan dirinya di atas ranjangnya sendiri yang empuk
Ia merasakan seluruh tubuhnya remuk
"Dasar lelaki sinting sialan baru dua hari aku bersamanya tubuhku rasanya sudah remuk redam seperti ini, bagaimana mungkin aku menjadi istrinya nanti, habislah aku yang ada......." umpat Sarah
Pintu kamar terbuka, ayahnya masuk
"Sudah pulang Sarah? Darimana saja kamu?"
"Aku di rumah teman, menghilangkan stress"
"Ayah sudah tahu kau melenyapkan salah satu anak buah kepercayaan ayah"
Sarah bangun dan duduk di tepi ranjangnya
"Dia tidak dapat kau percaya, dia sudah berkhianat"
"Yah itu tidak masalah, ayah sudah membereskan masalah itu"
"Terima kasih ayah"
"Kau jadi kan pergi ke Paris, ayah sudah menyiapkan semuanya. Kapan kau akan berangkat?"
Sarah menggigit bibirnya
Kring.... kring....kring ....Kris memencet tombol speakerphone tanpa mengangkatnya"Ya Nina....""Pak Kris ada telepon dari bu Maura, dia bilang ingin bicara dengan pak Leon, saya sudah bilang pak Leon sedang tidak ada di kantor tapi dia terus memaksa ingin bicara dengan pak Leon""Ya sambungkan saja padaku, biar aku yang bicara"Nina mentransfer panggilan Maura kepada Kris"Selamat siang bu Maura, saya Kris ada yang bisa saya bantu" sapa Kris ramah"Dimana Leon? Kenapa aku tidak bisa menghubungi ponselnya?""Pak Leon sedang butuh istirahat nona Maura jika ada yang ingin disampaikan nanti saya sampaikan""Jangan bercanda padaku, istirahat apanya... aku kemarin masih minum kopi dengannya""Begitu ya nona""Apa dia masih bersama gadis itu? Siapa gadis itu... kudengar namanya Hana... apa hubungan mereka sebenernya ?""Saya ti
Sita duduk melamun tak menghabiskan jatah makan siangnya. Makanan di dalam penjara tidak ada rasanya sama sekali"Hey, kenapa tidak kau habiskan? Sejak kemarin ku perhatikan kau tidak makan? Apa kau mau mati di sini" tanya Dina. Dina adalah teman satu sel dimana Sita mendekam di dalam penjara"Habiskan saja jika kau mau" Sita memberikan kotak makan alumunium yang terdiri dari nasi putih, orek tempe dan secuil bakwan jagung punyanya ke hadapan DinaDina menerimanya dengan senang hati. Ia tak perduli rasa makanan di dalam penjara tak enak yang penting rasa laparnya bisa di tutupinya. Ini lebih baik dan lebih bersih ketimbang saat ia dulu mencari sisa makanan di dalam tong sampah"Kau memikirkan kakakmu itu? Siapa namanya? Aku lupa" tanya Dina dengan mulut terus mengunyah"Hana" ujar Sita"Mungkin dia sedang sibuk jadi tak sempat mengunjungimu ""Dia bilang sesibuk apapun dia akan menjengukku di
Kris masih berdiri di depan pintu kamar mendengarkan pembicaraan Rose dan ibu HanaKris bermaksud memberitahu dimana Hana berada tapi hatinya tak tega melihat kondisi ibu Hana sekarangRose keluar dari kamar , matanya melirik ke arah Kris yang berdiri sejak tadiRose ingat betul siapa pria yang ada dihadapannya sekarang"Kau... sedang apa kau di sini? " ujar Rose dengan wajah tak suka"Bisa kita bicara sebentar""Ya bicaralah""Tadi saya tidak sengaja mendengar pembicaraan anda di dalam""Kau memang sengaja menguping sejak awal kan?""'Tidak nona. Baiklah intinya saja. Saya tahu di mana Hana berada"Plak..... sebuah tamparan keras mendarat di pipi Kris dari tangan Rose"Sudah ku duga kau pasti yang menyembunyikan Hana, dasar lelaki hidung belang, kau tidak kapok rupanya mendekati anak muridku"Rose tak berhenti di sana, ia menend
Di tempat lainHana sedang menyisir rambutnya. Rambutnya kini telah panjang . Ia membiarkan rambutnya tergerai dengan jepitan hitam polos di dekat dahinyaKini Hana telah tumbuh menjadi gadis yang lebih dewasaRaut wajahnya semakin cantik mempesona dengan lekukan tubuh gadis dewasa seperti umumnyaIa telah melupakan masa lalunya. Rasa trauma yang dulu mencekamnya sudah sembuh seiring berjalannya waktuIa sekarang sudah berdamai dengan dirinya , menjalani kehidupan baru bertiga dengan ibu dan adik kecilnya, MithaHana sudah bekerja sebagai staff accounting di sebuah kantor . Ia juga mengambil kelas kuliah karyawan pada malam harinya.Ibunya menjual rumah lamanya dan membeli sebuah rumah sederhana dan membuka toko sembako di rumahnya sebagai mata pencahariannyaMalam ini dia dan teman-teman di kantor di undang ke acara jamuan makan malam bosnya yang baru saja menikah. Pesta pribadi
Vita mengelap sisa-sisa sperma yang mengalir di pahanya dengan tisu. Ia mengkerutkan bibirnya seolah protes dengan yang lelaki itu lakukan"Ah pak Viko ini tindakan yang sangat berbahaya. Bagaimana jika ada orang lain yang melihat kita?"Viko membalik tubuh Vita lalu mencium bibir gadis itu"Aku tidak perduli jika ada yang mengetahuinya""Tapi anda baru saja menikah bagaimana jika istri mu yang bernama Vania itu melabrakku nanti?""Tentu saja aku akan berada di pihakmu jika itu terjadi""Gombal....aku ga percaya" ucap Vita sambil merapihkan kancing kemeja milik lelaki yang berada di hadapannya itu"Aku akan segera menceraikannya, kau bersabarlah sebentar lagi. Pernikahanku dan Vania hanya karena orangtua yang menjodohkan demi kepentingan bisnis. Aku sama sekali tidak menyukai gadis itu""Tapi kau bersenang-senang dengannya ? Kau tidak mungkin melewatkan gadis cantik blasteran itu
Vania dan Hana kembali bergabung ke dalam pesta.Pesta akan segera di mulaiViko duduk di depan sebuah upright piano hitam, jari-jemarinya menekan tuuts piano memainkan lagu i will aways love you milik whitney houstonSesekali Viko mencium lembut tangan VaniaPara tamu melihat takjub ke arah tuan Viko dan Vania .Semua orang disana berdecak kagum dan iri melihat keromantisan bos mereka"Pak Viko itu sempurna sekali ya masih muda,tampan,kaya raya , pinter main piano, istrinya cantik banget lagi.....""Iya beruntung banget Vania...""Kalian salah, justru yang beruntung itu bos kita, kalau bukan karena Vania yang membantu keuangan perusahaan. Sudah pailit perusahaan pak Viko dan kita-kita pasti kena phk bareng"Hana hanya diam mendengar kasak kusuk di belakangnyaVita tau-tau menggandeng lengan Hana"Hana... Kamu beruntung banget dipinjemin dres sama nyonya bos . Aku jad
Pagi-pagi sekali Kris sudah berada di depan pagar sebuah panti asuhan .Bukan hanya nama panti asuhan ini saja yang berubah tapi hampir seluruh bangunan juga berubah sejak kebakaran besar itu terjadiSeorang satpam menghampiri Kris di dekat pintu pagar"Anda cari siapa? Apa anda donatur?""Bisa saya bertemu ketua panti ini saya ingin bertemu dengan beliau""Apa anda sudah melakukan janji terlebih dahulu""Belum"Pak Satpam menyuruh Kris untuk menunggu sebentar karena ia harus menanyakannya kepada Bu Vera selaku ketua panti asuhan10 menit kemudian akhirnya Kris diberi izin masuk.Hari masih sangat pagi, belum banyak aktifitas yang dilakukan penghuni pantiKris melihat sekeliling nya. Hidungnya mencium aroma sup daging yang berasal dari pintu dapur yang terbuka. Langkah kakinya membawa lelaki itu berdiri di depan pintu dapur yang terbuka.
Pov HanaSeharusnya patah hati punya masa kadaluarsa. Dan yang harus kau lakukan hanyalah membuangnya ke dalam tong sampah. Tetapi aku terus menyimpan cinta yang jamuran ini . Memeliharanya di sudut hatiku yang terdalamBahwa tidak apa-apa menelan makanan basi,cinta yang kadaluarsa, masa lalu yang pahit . Meski aku tahu akhirnya semua itu hanya menjadikan satu harapan semu yang menggerogoti jiwakuAku terus bertanya -tanya berulang kali pada diriku sendiri apakah lelaki itu juga memikirkanku seperti diriku yang terus memikirkannya3 tahun yang lalu ketika aku mencoba mengakhiri nyawaku ternyata Tuhan tak mengizinkannya. Ibuku akhirnya memgetahui semua masalah yang menderakuIa membawaku pergi ke luar kota untuk memulai lembaran baru. Di luar aku tampak sudah melupakan semuanyaTapi kuberitahu saja padamu kenangan-kenangan indah nan pahit itu tak semudah itu pergi dari memoriku meski psikolog menterapiku dengan c
Vania baru saja hendak berendam dalam bath tube jika tidak mendengar bel rumahnya berbunyiIa memakai kembali dresnya lalu membuka pintu rumahnya . Dua orang pria tidak dikenal langsung menginterogasinya"Dimana suamimu?" Tanya Leon dengan nada membentak"Kalian siapa? Aku tidak kenal dan tidak mengerti ucapan kalian?""Bu Vania mohon maaf, nama saya Nathan. Saya karyawan di perusahaan suami anda, dan ini saudara sepupu saya. Bisakah kami tahu dimana pak Viko sekarang""Dia belum pulang, memangnya ada urusan apa sampai sepupumu ini membentakku""Cepat hubungi suamimu sekarang" Leon memerintah Vania"Apa kau tidak bisa bersikap lebih santun terhadapku?""Aku tidak bisa menunggu lagi, suamimu menculik calon istrikku""Apa maksud nya ini? Apa ini lelucon? Mana mungkin suamiku menculik calon istrimu? Memangnya siapa calon istrimu itu ? Jangan sembarangan menuduh ya , aku kenal
Hana terbangun dengan pusing yang hebat di kepalanya. Kedua matanya ditutupi sehelai kain berwarna hitam membuat gadis itu tak bisa melihat apapun"Apa ini... Kenapa pandanganku gelap?"Ia mencoba bergerak namun tubuhnya tak bisa digerakkkan karena kedua tangan dan kakinya diikat di sebuah kursiApa, aku sedang diculik? Tanya Hana di dalam hati. Apa yang sebenarnya terjadi padaku? Tunggu bukankah aku sedang bersama pak Viko tadinya...."Wah sudah bangun ya rupanya....." sapa seorang lelaki yang suaranya tak asing ditelinga HanaHana mendongak mencari asal suara"Pak Viko apa itu anda?" Tanya Hana memastikan"Menurutmu aku siapa?"Kini suara itu dibisikkan tepat disebelah telinga kiri Hana."Apa yang anda lakukan kepada saya?" Bibir Hana gemetar ketak
Hujan....Hana menatap hujan deras dari balik kaca loby kantornya. Tiga puluh menit yang lalu ia sudah pulang kerja namun karena hujan. Hana dan teman-teman kantornya yang akan pulang memutuskan menunggu sampai hujan diluar reda"Hana.... Kamu mau married ya ?" Anne menepuk pundak Hana dari belakang"Iya mba Anne ko bisa tahu?"Karena seingatnya Hana belum sempat cerita ke teman-temannya di kantor kecuali Nathan dan Bu Marie"Dari Bu Marie , dia bilang katanya kamu mau married tadi dia minta cariin pelamar kerja buat gantiin posisi kamu ""Nanti teman-teman di kantor di undang ya"Hana mengangguk"Wah enggak nyangka ya, kamu masih muda malah nikah duluan, ngelangkahin kami-kami ini yang udah kepala tiga""Iya sih hidup itu kadang enggak adil buat wanita" Tina ikut nimbrung"Laki-laki se
Leon berbaring di samping Hana di atas sofa. Pria itu menaruh tangannya di cekungan leher Hana kemudian mencium lembut di sana . Ada seulas senyum bahagia di wajah mereka yang tengah mabuk asmara"Aku mengantuk ayo kita tidur" bisik Leon pelanLeon menggelung bed cover ke tubuh mereka berdua. Hana memejamkan matanya, sulit dipercaya, ia kini dalam dekapan pria yang ia cintai.Saling mendekap dan menghangatkan satu sama lain hingga keesokan paginya Hana yang terbangun lebih duluHana memandangi wajah Leon lebih dekat. Memperhatikan garis-garis wajahnya, lekukan kedua matanya, tulang hidungnya dan bibir pria ini lebih dekat.Ujung jari telunjuk Hana menyentuh pipi Leon , mata Leon terbuka. Tangan Leon bergerak memegang tangan Hana .Rupanya pria itu sudah bangun sedari tadi sebelum Hana bangun"Selamat pagi om Leon" sapa Hana"Selamat pagi juga Hana"Leon hendak mencium Hana la
Leon perlahan membuka kancing kemeja piyama yang di kenakan Hana Gadis itu masih duduk di atas Leon, pipinya semakin merah. Ia seharusnya tengah berduka dengan kematian ibunya dan adiknya yang menghilang tapi sisi lain hatinya teramat bahagia apalagi Leon mengajaknya menikah Perlahan Leon melepas semua pakaian yang melekat pada Hana. Pria itu lalu menggenggam kedua tangan Hana "Ayo lakukanlah sesukamu" ujar Leon Pipi Hana dan tubuh Hana terlihat semakin merah. Ia malu sekali. Terakhir kali melakukkannya adalah saat Leon tengah mabuk tapi sekarang kedua mata pria yang dicintainya ini menatap fokus pada tubuh polosnya "Bagaimana caranya?" Tanya Hana polos "Kau tidak pernah melakukannya lagi?" Hana menggeleng "Tidak... Aku hanya pernah melakukkannya denganmu waktu itu"
Hana membuatkan nasi goreng kecap dengan potongan sosis dan telor mata sapi setengah matang sebagai topingnya untuk makan malam tamu dadakannya malam ini Leon telah selesai mandi, pria itu duduk di kursi makan hanya memakai handuk pink punya Hana yang ia lilitkan di pinggangnya . Masih terlihat butir-butir air di sepanjang wajah dan dadanya yang bidang Sangat tampan, ya Tuhan dia sangat tampan, Hana memekik dalam hatinya Hana memberikan piyama tidur miliknya kepada Leon "Apa-apaan ini.... Kau menyuruhku memakai pakaian motif sapi gila hah" "Ini bukan motif sapi gila tuan Leon yang tampan. Hanya motif kartun kepala sapi" "Carikan aku pakaian yang lain" "Tidak ada pria di rumah ini, aku tidak punya pakaian pria " "Kalau begitu aku akan tidur dengan telanjang saja" "Terserah" Leon membuang piyama milik Hana ke lantai dengan santai lal
Leon menemui kris di sel tahanan. Kris sudah berganti pakaian, tak ada lagi jas dan kemeja yang melekat di tubuhnya. Ia seperti tahanan-tahanan lain yang memakai seragam terpidana lainnya di sini"Apa-apaan pakaianmu ini. Kau masih berstatus tersangka belum terpidana yang sah secara hukum . Pengadilan bahkan belum dimulai" tanya LeonKris tersenyum menenangkan reaksi bosnya itu"Tidak apa-apa tuan Leon. Apapun yang melekat di tubuh kita tidak mencerminkan sikap kita. Tuan sendiri kenapa belum berganti pakaian"Leon mendesah "Mobilku di tahan di sini, aku belum sempat menyewa hotel aku bahkan belum mandi "Kris tersenyum"Jangan meledekku. Aku dari kemarin membuntuti gadis itu""Hana""Yeah...siapa lagi""Anda sudah mengatakan anda akan menikahinya?""Yah dan dia menolakku. Juga menampar pipiku bolak balik ""Mungkin anda salah bicara"
Candra dan Saka kembali memeriksa ulang dokumen tentang kecelakaan lalu lintas yang dialami ibu Hana . Mereka adalah petugas kepolisian yang menangani kasus ini"Aku tidak yakin ini hanya kasus kecelakaan tunggal saja, sangat janggal kemarin aku sudah memeriksa cctv di sekitar jalan di sana, keadaan memang gelap karena lampu penerangan di pinggir jalan sedang rusak . Aku memeriksa satu jam sebelum mobil ini lewat tapi tidak ada tanda-tanda ibu ini sedang berjalan. Lihat" saka menunjukan layar komputer dimana dua cctv yang dekat dengan tkp terekam semalam"Jadi kemungkinan ibu ini tidak berjalan di pinggir jalan tapi muncul dari sini" Saka menjelaskan lagi, ia menunjuk area persawahan yang terbentang luas di kanan kiri jalan bebas hambatanTok tok tok tok.... Suara pintu diketuk dari luar"Masuk "Seorang petugas kepolisian yang lain masuk membawa dok
Pemakaman ibu Hana dilakukan keesokan paginya yang tak jauh dari rumah HanaHana menangis di pusaran nisan ibunya, ada Nathan di sampingnya yang menenangkannyaHanya ada beberapa kerabat dan tetangga yang mengikuti sampai proses upacara pemakaman selesai.Dan leon ada disana berdiri di balik pohon yang berjarak dua meter dari pemakaman ibu HanaIa sudah melihat gadis itu menangis sejak semalam di kantor polisi . Membuat hatinya semakin merasa bersalahIni semua salahku Hana, maafkan aku rutuk Leon berkali-kali di dalam hati"Hana ayo kita pulang. Kita masih belum tahu keberadaan adikmu " ajak NathanLeon berpikir ini kebetulan yang aneh di saat ibu Hana mengalami kecelakaan di jalan raya sang adik juga tidak diketahui jejak rimbanya. Tidak mungkin gadis kecil itu meninggalkan rumah sendiri&n