“Nggak Om, baru setahun belakangan ini, sikap Ayu sangat sulit ditemui, sepertinya dia sedikit menghindar dari Rayhand, Om!”“Padahal setahu saya Suratman itu adalah seorang pengusaha yang cukup bagus, buktinya dulu saya sempat memberikan perusahaan saya kepada dia, dan ternyata setelah dipegang olehnya bisa hidup dan berkembang dan saya juga memberikan perusahaan itu kepadanya sebagai balas jasa.Rayhan lalu mengeluarkan ponselnya dan menunjukkan foto-foto dirinya bersama Ayu.“Ini Om foto Ayu sewaktu kami masih sama-sama enam bulan yang lalu, dan sekarang ponselnya tidak bisa dihubungi.”“Rumah yang sering dia tempati dibiarkan kosong tak berpenghuni, jadi seperti angker gitu.”“Sempat saya ke tempat kuliahnya, kata teman-teman mereka Ayu sedang cuti kuliah.”Suratmin dan Susi melihat wajah Ayu ya g sudah tumbuh menjadi gadis yang cantik dan selalu berpakaian terbuka.Susi tak kuasa menahan air matanya, karena bagaimanapun juga dia sangat merindukan gadis kecil yang dulu yang ingin
“Oh itu sahabatnya dari kecil Khaidir, kami sudah anggap seperti anak sendiri, mereka juga satu kuliah dan dia juga bisa dibilang pengawalnya Hanin. ”Suratmin menjelaskan.“Oh!”“Banyak pesanan besok, Pak?”“Iya Pak, kebetulan Hanin itu kalau setiap hari Minggu ada acara amal bersama teman-teman kampusnya, biasalah anak-anak muda.” Suratmin menjelaskan.Tak lama kemudian ponsel Hanin berbunyi lagi, Suratmin kembali melihat siapa yang menelepon.“Sebentar Pak, siapa lagi ini yang telepon?”“Siapa Pak?”“Nggak tahu juga ini tetapi namanya ini Aldo?”“Siapa Aldo, Bu?”“Ibu juga nggak tahu, Pak,” jawab Susi yang ikut bingung.“Angkat saja, siapa tahu penting!”“Iya Bu, siapa dia?”Saat ingin mengucapkan salam tanpa sengaja Suratmin menekan tombol speaker sehingga suara penelepon itu terdengar oleh tamu mereka.[Halo Hanin, akhirnya kamu angkat juga, kenapa kamu tidak angkat teleponku, kamu marah sama aku?][ Ayolah Nin, aku sudah lama untuk menunggu jawabanmu, kenapa kamu nggak mau menjad
Sementara itu para tua masih sibuk berbicara sehingga akhirnya Pak Dibyo mengutarakan niatnya untuk bisa menjodohkan anak pertamanya kepada Hanin.“Wah ternyata pembicaraan kita nyambung ya Pak, sudah seperti akrab begitu dan sebenarnya kalau diizinkan, boleh nggak Pak jika untuk mendekatkan hubungan kita ini lebih seperti keluarga gitu?” Pak Dibyo dengan hati-hati bertanya takut jika dia salah menyampaikan maksud dan tujuan hingga berujung penolakan.“Maaf maksudnya, Pak?” tanya balik Suratmin yang sebenarnya tahu maksud dari Pak Dibyo itu untuk menjodohkan salah satu anaknya untuk Hanin.“Begini Pak, mungkin Bapak belum tahu, saya pernah berucap kepada saudara kembar Bapak Suratman, jika suatu jari nanti kami akan menjodohkan anak-anak kami kalau mereka sudah besar.”“Awalnya saya memang menjodohkan Rayhan dengan Ayu, anaknya Suratman, setelah itu saya tanya sama Suratman punya saudara nggak kamu , apakah dia punya anak perempuan juga?”“Dia bilang tidak punya, bahkan dia tidak men
“Sebentar, Abang telepon dia dulu, mudah-mudahan nomor ini aktif,,” ucapnya sambil mencari nomor Satu yang masih tersimpan di ponselnya.“Bagaimana Bang, bisa dihubungi Mbak Ayu nya?” tanya Lula penasaran.“Nyambung sih ...tetapi nggak diangkat,” jawabnya bingung.“Lagi Bang, sepertinya memang dia Bang ... tuh lihat gelagatnya,” ucapnya meyakinkan kedua abangnya.Nampak Ayu dari kejauhan yang ingin menerima panggilan itu tetapi tidak diangkat oleh dirinya, sehingga membuat mereka menjadi penasaran. “Apa yang dilakukan dia lakukan di sini dan apakah dia sudah balik dari Surabaya, siapa pria itu?” tanya Rayhan penasaran.“Abang harus cari tahu tentang orang itu, mudah-mudahan apa yang kita pikirkan tidak benar,” ucap Rayhan.“Apa maksudmu, jangan bilang kalau Ayu simpanan Om-om itu, iya kan?” tanya Rayyan.“Aku juga nggak tahu Bang, tetapi seingatku dia tidak mempunyai keluarga seperti orang itu dan Abang lihat sendiri kan Ayu menggandeng tangan Om itu seperti mereka pacaran saja,” jela
Rayhan menatap dari jauh wajah Hanin yang tidak memakai masker, terlihat jelas senyuman yang menawan pantas saja banyak pengunjung yang datang untuk membeli jualan Hanin.“Seandainya aku bisa merasakan bubur itu, aku akan merasa bahagia, kenapa juga aku baru tahu kalau ada tukang bubur secantik dia, kuliah kedokteran pula, kamu sungguh luar biasa Hanin, kamu sangat berbeda dengan gadis lainnya,” ucap Rayyan dalam hati.Lula yang melihat kedua abangnya itu tersenyum melihat Hanin, membuatnya bingung siapa akan dipilih Hanin untuk menjadi pendampingnya, sedangkan sebagai adik Lula sangat menghormati dan menyayangi kedua abangnya itu.“Bang Ray, pasti di dalam hati kamu ingin sekali makan bubur buatan Mbak Hanin kan?” tanya Lula seketika.“Iya sih, pingin banget, tetapi aku pasti bisa mendapatkannya.”“Oh iya, bagaimana mungkin Bang, antreannya panjang gitu?”“Ya namanya jodoh pasti bisa makan bubur buatan Hanin,” celetuknya tanpa sadar.Seketika Rayhan menatap Lula dengan tajam, yang s
Mereka pun menikmati sarapan yang dibuat oleh Hanin. Rayyan sangat menyukai bubur ayam yang diracik oleh tangan Hanin, dia tidak henti-hentinya memuji bubur ayam itu.Lain halnya dengan Rayhan yang menganggapnya datar tidak ada komentar, tetapi dia yang paling duluan habis memakannya.“Bagaimana Bang, enak kan buburnya?” tanya Lula kepada Rayhan.“Biasa saja, seperti bubur yang lain nggak ada yang istimewa,” celetuknya sembari menikmati suapan terakhirnya.“Masa sih, tetapi kok habis duluan ya?” leduknya lagi.“Lapar tahu!”“Duh si Hanin, aku sudah bersusah payah untuk bisa dibenci sama dia, tetapi dia menganggapnya santai gitu, bagaimana ini hatiku kan jadi tambah suka dong kalau begini caranya?”“Pokoknya dia nggak boleh masuk di dalam hatiku, aku harus tetap membuatnya benci denganku dengan begitu Hanin bisa memilih Bang Rayyan sebagai pendamping hidupnya,” gerutunya dalam hati.“Setelah ini kamu mau ke mana, jadi mau ke panti asuhan?” tanya Rayyan seketika sembari makan bubur.“In
Mobil mewah itu meluncur dengan baik sampai masuk di kawasan perumahan elit. Gedung menjulang tinggi dengan ornamen bernuansa putih gading.Halaman rumah yang begitu luas dan dihiasi dengan tanaman bunga yang beraneka ragam.Rumah itu terlihat sangat indah dan asri, di dalamnya tidak banyak barang, sehingga kita memandang luas setiap ruangan.Di halaman itu juga di bangun sebuah garasi yang luas dan berbagai koleksi mobil antik dan mewah berjejer rapi menghiasi rumah itu.Mereka masuk dan segera menaruh camilan dan es teler itu yang sudah tidak ada rasanya, sehingga Ayu pun langsung pergi ke dapur dan membuka kulkas lalu meracik es teler itu dengan menambahkan susu kental manis agar lebih terasa manis.Setelah itu dihidangkan di meja makan lengkap dengan camilan yang baru di beli di taman itu.Pria paruh baya itu lalu duduk di meja makan setelah berganti baju santai menggunakan kaos tanpa kerah polos berwarna biru dengan bawahan celana pendek.Terlihat sekali bulu-bulu kaki pria itu
“Begini Man, saya ingin anakmu menjadi wanita simpanan saya,” jawabnya serius.Mendengar perkataan Alvin, Suratman naik pitam dan langsung berdiri dengan wajah amarah.“Apa maksud Bapak, menyuruh anak saya menjadi simpanan Bapak?”“Bapak ini sudah nggak waras, dia itu pasti seumuran dengan anak Bapak, dan dengan mudahnya Bapak bilang seperti itu, bagaimana dengan istri Bapak di rumah jika mengetahui kalau suaminya mempunyai simpanan yang pantas menjadi ayahnya?” amarah Suratman meledak-ledak.“Tenang Man, pikirkan saja dulu tawaran saya, jika kamu setuju saya segera menyuntikkan dana ke perusahaan dan rumahmu yang telah di sita oleh bank, dengan gratis asalkan anakmu bersedia untuk menjadi kekasih gelap saya?” “Maaf Pak saya tidak mungkin membiarkan anak saya menjadi simpanan Bapak, apa kata orang nanti, dan bagaimana dengan istri dan anak Bapak?” Suratman merasa kesal dan harga dirinya seperti diinjak-injak karena baru kali dia menjadi dilema untuk memutuskan kehidupan anak gadisnya
Memang tidak diragukan dulu saat mereka satu kampus. Ayu yang terlahir dengan wajah cantik dan tubuh seksi, membuat siapa saja akan jatuh cinta dan tergoda, sehingga banyak para lelaki yang mencuri pandang dengannya dan ingin merasakan pelukan hangat dari Ayu. Apalagi cara berpakaian yang sangat terbuka membuat para pria panas dingin dibuatnya.“Apakah Ayu yang mengatakan hal itu dengan Bapak?” “Iya, kamu juga mencintai Ayu, kan?” tanya Suratman bersemangat dan melirik sinis kearah Suratmin. Rayhan menghela napas panjang, dia tahu akan terjadi seperti ini. Apalagi beberapa hari yang lalu Rayhan bersama Hanin melihat Ayu bergandengan tangan dengan pria yang lebih tua darinya.Saat mereka berbincang di ruangan Rayhan, tiba-tiba saja Pak Dibyo ayah kandung Rayhan masuk ke ruangan itu. Dia pun ikut terkejut dengan kehadiran dua orang saudara kembar itu. Dengan cepat Suratman berdiri untuk menyambut Pak Dibyo dan menghambur ke pelukan seakan mereka baru bertemu kembali sebagai seorang
Tepat pukul dua siang akhirnya Suratman sudah sampai di kantor Rayhan. Setelah memarkirkan mobilnya dia keluar dari mobil dengan senyuman semringah, berjalan tegak dengan membusungkan dadanya. Pria paru baya itu yakin kalau selain kerja sama itu dia juga menawarkan Ayu untuk dinikahinya. Apalagi kata putrinya sendiri kalau Rayhan juga sangat mencintai Ayu.“Ah sebentar lagi perusahaan ini akan menjadi milikku . Rasanya tidak sabar untuk bisa masuk di dalam keluarga Rayhan,” batin Suratman sambil menatap gedung tinggi itu, lalu melanjutkan langkahnya menuju lift. Dia pun menekan tombol lift pergi ke lantai empat tempat di mana ruang kerja Rayhan berada. Rasa gugup dan sedikit gelisah sudah menyelimuti hatinya. Tak lama kemudian pintu lift terbuka dia ib berjalan sedikit cepat karena waktu sudah menunjukkan pukul dua lewat lima menit.“Selamat siang Pak, dengan Bapak Suratman dari PT. Citra Kencana?” tanya Mila sekretaris Rayhan, menghentikan langkah Suratman yang ingin langsung masuk
“Ah sial ... kenapa harus sekarang?” tanyanya dalam hati.“Ada apa, Sayang?”“Nggak apa-apa, Pa!”Ayu lalu membalas pesan singkat itu sesaat lalu menaruh kembali ponselnya di dalam tas.“Sayang, kamu tidak usah ikut dulu, biar Papa yang bertemu Rayhan. Jika urusan Papa dengannya selesai dan menyetujui kerja sama ini maka itu sangat mudah kita masuk di dalam keluarga Wardana yang kaya raya,” jelas Suratman tersenyum bahagia.Namun saat mereka sedang membicarakan masalah itu, tiba-tiba perut Ayu terasa mual dan muntah.“Uek ... uek ...! Pa, perut Ayu sakit Pah!”Suratman yang melihat Ayu yang memegang perut langsung menghampiri dirinya dengan rasa panik.“Kenapa perut, Nak? Apakah tadi pagi kamu tidak makan atau kamu salah makan mungkin, kita ke dokter saja?” Suratman lalu mengambil kunci mobil dan ingin mengantar Ayu ke rumah sakit.Saat ingin memapah Ayu, dia merasa tidak tahan dan berlari ke toilet dengan cepat, Suratman begitu panik saat melihat Ayu muntah-muntah lagi.“Ayu ke kamar
“Oh ya kalian mau makan siang di sini?” tanya Hanin mengalihkan pembicaraan.“Nggak, mau main bola! Ya makan lah, kamu nggak lihat kita lagi nunggu antrean panjang itu, nyesel saya datang kemari dan bertemu kamu lagi di sini!” kilahnya berbohong.“Ayuk Dim, kita cari makan di tempat lain!” ajaknya lagi.“Kalian mau ke mana? Makan di sini saja,” ajak Hanin tersenyum.“Dengar ya Hanin, tidak usah berbaik hati dengan kami, memang hanya kamu saja yang menjual makanan, banyak kali dan pastinya enak juga,” Rayhan menatap lekat wajah Hanin yang masih terlihat lelah.“Kamu kenapa sih, dari awal kita bertemu kamu selalu jutek sama aku? Ada apa denganmu, Ray? Memang aku ada salah apa sama kamu?” tanya Hanin kesal kepada Rayhan.“Ayolah Ray, elo kenapa sih? Benar tuh yang dikatakan Hanin, elo itu bersikap aneh sama Hanin! Tunggu dulu kalian sudah saling kenal?” tanya Dimas penasaran.“Iya Mas, kita sudah kenal semenjak kami masih kecil,” jawab Hanin tersenyum.Rayhan hanya diam melihat Dimas ter
“Ah sial!”“Kenapa aku tidak langsung mengatakan kalau dia adalah simpanan Pak Alvin, aku tidak mau berurusan dengan orang itu!”“Maafkan aku Yu, sebagai teman aku bisa mengingatkanmu untuk tidak melakukan hal itu, kalau perlu, kamu harus menikah dengannya!”“Namun aku tidak menerimamu sebagai pendamping hidupku, karena aku mulai mencintai seseorang!”Senyuman mengembang saat terlintas wajah Hanin yang begitu bisa membuat hati seorang Rayhan berbunga-bunga.“Untung saja wajah Hanin terlintas di pikiranku, coba kalau tidak pasti aku terbuai dengan bujuk rayu Ayu,” gerutunya sembari tersenyum.“Duh senyumannya aku tidak bisa melupakan senyuman Hanin, tetapi ... tidak ... tidak dia milik bang Rayyan.”“Aku tidak boleh memikirkannya, aku harus bisa membencinya jika tidak rasa cinta dan sayang itu selalu muncul dan itu sangat menyiksaku!”“Ya ... ada apa denganku?”Rayhan berusaha kembali fokus dengan pekerjaannya, dan dia pun berencana datang ke warung makan Hanin saat makan siang.Nam
“Ya Allah dia saudara sepupuku, dia sangat cantik sama persis dengan di foto yang Rayhan tunjukan di dalam ponselnya,” gerutunya dalam hati.Tanpa terasa bulir-bulir air mata pun berjatuhan tak tertahankan.Hanin membiarkan Ayu mencaci maki dirinya, karena dia sangat rindu dengan suara khas Ayu saat memarahi orang lain.“Jika kamu tahu aku adalah Hanin, apa yang akan kamu lakukan?”“Apakah kamu tetap membenciku?” tanya Hanin dalam hati.“Halo ... Kamu dengar nggak sih apa yang aku katakan?”“Apa yang kamu lihat?” tanyanya lagi dengan penasaran.Mendengar ada keributan Rayhan yang sibuk di ruangannya pun keluar dan mencari tahu.“Ada apa ini, kenapa ada ribut-ribut di kantor saya?” tanyanya sembari memperhatikan mereka.“Ray, ini loh gadis kampung nggak punya etika!”“Ayu!” Rayhan kaget karena sahabatnya itu kembali muncul setelah enam bulan tidak bertemu langsung.“Iya aku Ayu, Ray, kamu seperti lihat hantu saja,” gerutunya kesal.“Siapa sih dia Ray, kenapa ada gadis seperti ini di ka
“Bagaimana kamu sudah siap?”“Tenang saja saya akan melakukannya dengan pelan-pelan, kamu akan menikmatinya juga kok,” ucapnya tersenyum.“Kenapa Om ingin melakukan semua ini?” tanya Ayu seketika.“Kamu sudah diberi tahu alasannya kan dari Papahmu, kalau istri saya tidak bisa lagi melayani saya dengan baik.”“Hidup itu kejam, Sayang jika kamu tidak bisa bertahan maka pilihan hanya satu yaitu kematian.”“Saya tahu kamu sangat sayang dengan Papahmu, sehingga kamu mau melakukan apa saja untuk dia, kamu memang anak yang baik, kamu tidak akan kekurangan kasih sayang lagi, karena saya juga akan menyayangi kamu,” ucapnya sembari memegang paha mulus Ayu yang terpampang jelas menggoda.Awalnya risih dipegang tetapi Ayu tidak ingin membuat Pak Alvin marah sehingga dia pun membiarkan tubuhnya dipegang oleh pria itu.Semenjak itu kehidupan Ayu berubah, dia jarang bertemu Rayhan, karena sibuk dengan kuliah dan Pak Alvin.Hubungan mereka berjalan dengan baik, Pak Alvin sangat puas dengan Ayu, tida
“Begini Man, saya ingin anakmu menjadi wanita simpanan saya,” jawabnya serius.Mendengar perkataan Alvin, Suratman naik pitam dan langsung berdiri dengan wajah amarah.“Apa maksud Bapak, menyuruh anak saya menjadi simpanan Bapak?”“Bapak ini sudah nggak waras, dia itu pasti seumuran dengan anak Bapak, dan dengan mudahnya Bapak bilang seperti itu, bagaimana dengan istri Bapak di rumah jika mengetahui kalau suaminya mempunyai simpanan yang pantas menjadi ayahnya?” amarah Suratman meledak-ledak.“Tenang Man, pikirkan saja dulu tawaran saya, jika kamu setuju saya segera menyuntikkan dana ke perusahaan dan rumahmu yang telah di sita oleh bank, dengan gratis asalkan anakmu bersedia untuk menjadi kekasih gelap saya?” “Maaf Pak saya tidak mungkin membiarkan anak saya menjadi simpanan Bapak, apa kata orang nanti, dan bagaimana dengan istri dan anak Bapak?” Suratman merasa kesal dan harga dirinya seperti diinjak-injak karena baru kali dia menjadi dilema untuk memutuskan kehidupan anak gadisnya
Mobil mewah itu meluncur dengan baik sampai masuk di kawasan perumahan elit. Gedung menjulang tinggi dengan ornamen bernuansa putih gading.Halaman rumah yang begitu luas dan dihiasi dengan tanaman bunga yang beraneka ragam.Rumah itu terlihat sangat indah dan asri, di dalamnya tidak banyak barang, sehingga kita memandang luas setiap ruangan.Di halaman itu juga di bangun sebuah garasi yang luas dan berbagai koleksi mobil antik dan mewah berjejer rapi menghiasi rumah itu.Mereka masuk dan segera menaruh camilan dan es teler itu yang sudah tidak ada rasanya, sehingga Ayu pun langsung pergi ke dapur dan membuka kulkas lalu meracik es teler itu dengan menambahkan susu kental manis agar lebih terasa manis.Setelah itu dihidangkan di meja makan lengkap dengan camilan yang baru di beli di taman itu.Pria paruh baya itu lalu duduk di meja makan setelah berganti baju santai menggunakan kaos tanpa kerah polos berwarna biru dengan bawahan celana pendek.Terlihat sekali bulu-bulu kaki pria itu