Share

Donor Darah

Penulis: Rianievy
last update Terakhir Diperbarui: 2024-11-22 06:53:04

Met baca 🌿

____________

Kemal terus merangkul Ines saat mereka di bandara, bahkan menggenggam jemari tangan Ines seolah tak mau melewatkan momen apapun saat di dalam pesawat.

Ines menyandarkan kepala di bahu kiri Kemal, ia hanya diam menyiapkan hati saat tiba di Jakarta semua akan berubah seperti semula.

Benar saja, mereka melihat Tatiana datang menjemput tanpa janji terlebih dahulu. Bagus keduanya tau jauh-jauh waktu sebelum Ines melihat Kemal menggandeng jemari Ines sambil berjalan.

"Here we go," lirih Ines. Ia memberi jarak saat berjalan menuju luar lobi bandara. "Gue beli greentea latte dulu, lo kalau mau duluan, duluan aja, Mal. Its okey," tutur Ines saat sudah dekat beberapa langkah lagi ke arah Tatiana yang tersenyum sumringah melihat calon suaminya di depan mata.

"Iya." Kemal menjawab singkat, karena ia memakai kacamata hitam, sorot mata kesedihannya tidak bisa terbaca Tatiana.

"Hai!" pekik tertahan Tatiana. Ia memeluk Kemal singkat yang tidak dibalas Kemal karena tangan kana
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Ayue Sekartaji
lanjut thoor
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Sukses setelah ditalak Tiga   Batal!

    Met baca 🌿__________Ada keterangan sedikit, ya ; - Alta punya kakak sambung 3, namanya : Cakra (17th), Biru dan Bumi (15 th). Usia Alta sendiri 14 th di kisah ini, ya. Nanti saya edit di awal bab supaya nggak rancu.Markijut, mari kita lanjut!_______"Ayah mau sampai kapan duduk di situ! Ayo ke rumah sakit!" Bhumi sudah bersiap, ia terlihat kesal karena Tomy masih duduk seperti sedang berpikir keras."Berapa usia Alta?" tanya ke Ines yang sudah berdiri di dekat pintu."Empat belas tahun. Mau sampai kapan anda duduk. Anak anda menunggu di sana!" kesal Ines. Tomy mendongak, segera ia menyambar kunci mobil lalu meminta Ines pergi duluan.Saat Ines sudah berlalu dengan mengemudikan mobil Reynan, Tomy menarik tangan Bhumi yang hendak menuju ke posisi penumpang bagian kiri depan mobil SUV mewah itu."Kamu jangan cerita ke Kakakmu," pintanya.Bhumi menyeringai, "Ayah masih ingat sama Kak Cakra? Dia udah pergi dari rumah tiga bulan, Yah! Kita cari nggak ketemu sampai Biru celaka karena n

  • Sukses setelah ditalak Tiga   Kabar buruk

    Met bacaaa 🌿_______"Maksud kamu apa?" Tatiana menahan air mata supaya tak jatuh sedangkan kedua orang tuanya menahan kecewa dan marah terhadap Kemal."Saya tidak bermaksud mempermainkan atau menyakiti Tatiana, Om ... Tante, tapi saya benar-benar minta maaf karena harus ambil keputusan ini." Dengan berani Kemal membatalkan acara pertunangan yang sudah empat puluh persen siap."Siapa perempuan itu, Mal?" Air mata Tatiana jatuh juga, Kemal menunduk sejenak sebelum menjawab."Ines," jawab Kemal jujur. Tatiana membungkam mulutnya, ia patah hati seketika itu juga. Namun, Kemal dan Ines sudah sepakat. Lagi pula ini menjadi cara mereka bersatu."Kurang ajar," geram Tatiana."Saya yang salah karena terlalu jauh bertindak saat kami di Surabaya, saya dan Ines--""STOP!" Tatiana mengangkat telapak tangan, ia tak mau mendengar apa-apa lagi. Ia beranjak pergi menangis berlari menuju ke kamarnya. Kedua orang tua Tatiana mengusir Kemal, ah ... yasudah lah, kesempatan baginya pergi juga.Di rumah R

  • Sukses setelah ditalak Tiga   Rasa bersalah

    Met baca 🌿__________Ines duduk merenung di dalam taksi, ia kembali ke kantor sudah pukul dua siang. Tak ia dapati Kemal, staf lain mengadu jika Kemal buru-buru pergi. Saat ia mau bertanya ke Reynan, sepupunya itu terlihat sibuk bekerja. Akhirnya ia menelpon Kemal tapi tak dijawab.Pulang ke apartemen, ia melihat Kemal sudah di sana. "Kenapa nggak bilang pulang duluan?" tegur Ines sesaat setelah melepas sepatu kerja, ia letakkan di rak khusus. Kemal terlihat bingung.Ines mendekat, menangkup wajah Kemal mendongak ke arahnya. "Ada apa?""Tatiana mau coba bunuh diri."Sudah ditebak, bahkan tadi Tomy juga bilang jika Ines ada sifat nekat yang membahayakan dirinya sendiri."Terus?" Jemari Ines membelai pipi Kemal. Pria itu menggenggam jemari Ines yang masih menempel di wajahnya."Keluarganya minta gue tenangin Tatiana sampai ia paham kalau nggak mungkin gue nikahin dia. Tatiana tulus perasaannya ke gue, Nes, dia nikah sama Tomy karena bisnis juga menaikkan popularitas dia. Orang tuanya

  • Sukses setelah ditalak Tiga   Bertemu saingan

    Met baca 🌿__________"Keputusan ada di kamu, Mal," ucap Ines setelahnya ia berjalan ke arah kamar. Kemal mendesah, pasti Ines kecewa.Lagi-lagi tak bisa tidur baik Kemal maupun Ines. Menjelang pagi Ines mendengar suara gaduh. Buru-buru ia keluar kamar, Kemal tampak sibuk memakai sepatu kets sambil berdiri. Masih memakai kaos dan celana panjang training untuk tidur."Mau ke mana? Masih jam tiga, Mal?" Ines menghampiri."Rumah sakit, Tatiana nggak sadar lagi. Kamu nanti ke kantor bawa mobil aku yang satunya, ada di garasi apartemen blok A, sebelah kanan. Maaf ya aku buru-buru." Kemal mengecup kening Ines sebelum pergi dari sana.Ines hanya bisa menatap nanar, tak suka sebenarnya dengan kelakuan Kemal yang malah perhatian ke Tatiana walau berlandaskan rasa bersalah.Tak mau rencana yang ia dan Kemal susun berantakan, Ines memutuskan ke rumah sakit saat jam besuk siang hari.Ines menepati janji pada dirinya sendiri, diam-diam ia menemui Tatiana di rumah sakit tanpa sepengetahuan Kemal.

  • Sukses setelah ditalak Tiga   Ucapan talak

    Hai, ketemu lagi dijudul baru. Jangan lupa Subscribe, love dan komen, ya. Ini hanya kisah fiksi. Terima kasih 😊_____"Apa alasan kamu talak aku, Bas!" Dengan ekspresi marah, Keira membentak Bastian yang berdiri di depannya. Pria bertubuh tinggi berperawakan seperti aktor turki itu menatapnya garang. "Kita sudah tidak bisa bersama, Kei. Aku mau kita cerai. Aku sudah talak tiga kamu. Mulai detik ini, hubungan kita sebagai suami istri sudah selesai. Aku akan urus surat resmi perceraian kita di pengadilan."Kedua mata Keira berkaca-kaca, ia baru saja pulang bekerja. Tubuhnya masih lelah setelah berdesakan naik busway dan disambung dengan ojek hingga tiba di rumah. Namun, ia justru mendapat angin panas yang seketika membakar tubuh juga hatinya. Keira tidak menangis, walau rasanya ingin. "Kasih tau aku, apa alasannya. Kamu memang berubah setahun ini, Bas. Apa karena aku belum juga hamil? Atau kamu selingkuh! Iya! Selingkuh!" bentaknya. Bastian diam. Ia melirik ponsel miliknya yang terg

  • Sukses setelah ditalak Tiga   Sidang dan peluang

    Keira sudah mendapat jadwal sidang perdana perceraiannya. Ia datang bersama Kemal, adiknya yang kuliah semester akhir jurusan teknik mesin. Rencananya ia akan melamar pekerjaan di pabrik otomotif terbesar atau pabrik produksi makanan. Kemal sudah punya target apa yang mau dilakukan, beda dengan Keira yang fokusnya kerja apapun yang halal lalu dapat duit. "Mbak, pokoknya nanti lo jangan cengeng. Tunjukin kalau lo tegar." Kemal mengultimatum. Keira mengangguk, oke, iya yakin bisa. Mereka berjalan melangkah dari parkiran motor. Ya, mereka berboncengan motor karena memang mereka tak punya mobil. Keira tak ada pengacara, ia bawa badan saja. Lain dengan Bastian yang terlihat berjalan bersama seorang pengacara juga bude Ratih. Heran, wanita itu seperti terobsesi dengan keponakannya sendiri. Keira terus menatap lekat, hingga Bastian membalas tatapan tanpa tersenyum. Keira sendiri masa bodoh, apalagi saat melihat bude Ratih yang angkuh, mentang-mentang mantan direktur perusahaan besar, laga

  • Sukses setelah ditalak Tiga   Buka PO mendadak

    Ide mendadak dari Rima dan Ambar membuat Keira akhirnya berdiskusi dengan kedua orang tuanya. Ibu dan Ayahnya setuju, toh, Keira memang jagk masak. "Yaudah coba aja kamu buka PO apa gitu, Kei. Ibu bantuin," kata ibu sambil menjahit baju pesanan tetangga. "Apa Kei coba bikin terus jualin di kantor?" "Itu juga bisa. Tawarin dulu aja yang penting. Besok pulang kerja belanja bahannya, tawarinnya mulai dari sekarang, PO buat besok." Ibu bicara tapi pandangannya fokus ke mesin jahit di hadapannya. Keira pamit ke kamar, mencoba berpikir jualan apa kira-kira. "Apa, ya. Anak-anak di kantor senengnya jajananan, sih," gumamnya. Tangannya menscrol layar ponsel, mencari inspirasi. Setelah beberapa menit ia tersenyum, "ini aja, deh." Lalu jemarinya mulai mengetik pesan singkat di grup kantor untuk buka PO makanan. ***"Kapan ketuk palu, Kei?" Ambar bertanya saat mereka di toilet karyawan. "Sebulan lagi kali. Bodo ah, gue males mikirnya. Terima kenyataan aja gue jadi janda muda." "Muda? Udah

  • Sukses setelah ditalak Tiga   Resmi menjanda

    Pukul tiga dini hari, Keira diantar Kemal ke pasar langganan yang sudah buka sejak tengah malam.Berburu bahan masakan bukan hal susah bagi Keira. Ia hampiri kios-kios pedagang daging sapi, tawar menawar harga juga dilakukan."Kak, di sana sama ini beda lima ribu doang, ayo lah buruan!" keluh Kemal."Diem, deh, Mal! Buat pedangan kecil kayak gue, beda seribu juga gue kejar. Sabar!" geram Keira. Ia memilih buntut sapi, minta ke penjual supaya diberikan yang bagus. Bujuk rayu ala-ala ibu-ibu belanja dilakukan, bahkan kalimat memberikan angin segar jika ia pasti berlangganan kalau kualitas daging sapinya bagus dipercaya penjual."Berapa kilo, Kak?" bisik Kemal."Banyak." Keira buka tas slemlang kecil, meraih uang lalu membayar.Lanjut ke kios sayuran. Ia butuh kentang, wortel, seledri, juga pelengkap lainnya."Kak, jangan ditawar lagi. Belum lo masak. Sop buntut kan lama prosesnya."Kemal mengingatkan, benar juga. Keira tak bisa adu argumen beda harga seribu perak karena waktu mepet. Ia

Bab terbaru

  • Sukses setelah ditalak Tiga   Bertemu saingan

    Met baca 🌿__________"Keputusan ada di kamu, Mal," ucap Ines setelahnya ia berjalan ke arah kamar. Kemal mendesah, pasti Ines kecewa.Lagi-lagi tak bisa tidur baik Kemal maupun Ines. Menjelang pagi Ines mendengar suara gaduh. Buru-buru ia keluar kamar, Kemal tampak sibuk memakai sepatu kets sambil berdiri. Masih memakai kaos dan celana panjang training untuk tidur."Mau ke mana? Masih jam tiga, Mal?" Ines menghampiri."Rumah sakit, Tatiana nggak sadar lagi. Kamu nanti ke kantor bawa mobil aku yang satunya, ada di garasi apartemen blok A, sebelah kanan. Maaf ya aku buru-buru." Kemal mengecup kening Ines sebelum pergi dari sana.Ines hanya bisa menatap nanar, tak suka sebenarnya dengan kelakuan Kemal yang malah perhatian ke Tatiana walau berlandaskan rasa bersalah.Tak mau rencana yang ia dan Kemal susun berantakan, Ines memutuskan ke rumah sakit saat jam besuk siang hari.Ines menepati janji pada dirinya sendiri, diam-diam ia menemui Tatiana di rumah sakit tanpa sepengetahuan Kemal.

  • Sukses setelah ditalak Tiga   Rasa bersalah

    Met baca 🌿__________Ines duduk merenung di dalam taksi, ia kembali ke kantor sudah pukul dua siang. Tak ia dapati Kemal, staf lain mengadu jika Kemal buru-buru pergi. Saat ia mau bertanya ke Reynan, sepupunya itu terlihat sibuk bekerja. Akhirnya ia menelpon Kemal tapi tak dijawab.Pulang ke apartemen, ia melihat Kemal sudah di sana. "Kenapa nggak bilang pulang duluan?" tegur Ines sesaat setelah melepas sepatu kerja, ia letakkan di rak khusus. Kemal terlihat bingung.Ines mendekat, menangkup wajah Kemal mendongak ke arahnya. "Ada apa?""Tatiana mau coba bunuh diri."Sudah ditebak, bahkan tadi Tomy juga bilang jika Ines ada sifat nekat yang membahayakan dirinya sendiri."Terus?" Jemari Ines membelai pipi Kemal. Pria itu menggenggam jemari Ines yang masih menempel di wajahnya."Keluarganya minta gue tenangin Tatiana sampai ia paham kalau nggak mungkin gue nikahin dia. Tatiana tulus perasaannya ke gue, Nes, dia nikah sama Tomy karena bisnis juga menaikkan popularitas dia. Orang tuanya

  • Sukses setelah ditalak Tiga   Kabar buruk

    Met bacaaa 🌿_______"Maksud kamu apa?" Tatiana menahan air mata supaya tak jatuh sedangkan kedua orang tuanya menahan kecewa dan marah terhadap Kemal."Saya tidak bermaksud mempermainkan atau menyakiti Tatiana, Om ... Tante, tapi saya benar-benar minta maaf karena harus ambil keputusan ini." Dengan berani Kemal membatalkan acara pertunangan yang sudah empat puluh persen siap."Siapa perempuan itu, Mal?" Air mata Tatiana jatuh juga, Kemal menunduk sejenak sebelum menjawab."Ines," jawab Kemal jujur. Tatiana membungkam mulutnya, ia patah hati seketika itu juga. Namun, Kemal dan Ines sudah sepakat. Lagi pula ini menjadi cara mereka bersatu."Kurang ajar," geram Tatiana."Saya yang salah karena terlalu jauh bertindak saat kami di Surabaya, saya dan Ines--""STOP!" Tatiana mengangkat telapak tangan, ia tak mau mendengar apa-apa lagi. Ia beranjak pergi menangis berlari menuju ke kamarnya. Kedua orang tua Tatiana mengusir Kemal, ah ... yasudah lah, kesempatan baginya pergi juga.Di rumah R

  • Sukses setelah ditalak Tiga   Batal!

    Met baca 🌿__________Ada keterangan sedikit, ya ; - Alta punya kakak sambung 3, namanya : Cakra (17th), Biru dan Bumi (15 th). Usia Alta sendiri 14 th di kisah ini, ya. Nanti saya edit di awal bab supaya nggak rancu.Markijut, mari kita lanjut!_______"Ayah mau sampai kapan duduk di situ! Ayo ke rumah sakit!" Bhumi sudah bersiap, ia terlihat kesal karena Tomy masih duduk seperti sedang berpikir keras."Berapa usia Alta?" tanya ke Ines yang sudah berdiri di dekat pintu."Empat belas tahun. Mau sampai kapan anda duduk. Anak anda menunggu di sana!" kesal Ines. Tomy mendongak, segera ia menyambar kunci mobil lalu meminta Ines pergi duluan.Saat Ines sudah berlalu dengan mengemudikan mobil Reynan, Tomy menarik tangan Bhumi yang hendak menuju ke posisi penumpang bagian kiri depan mobil SUV mewah itu."Kamu jangan cerita ke Kakakmu," pintanya.Bhumi menyeringai, "Ayah masih ingat sama Kak Cakra? Dia udah pergi dari rumah tiga bulan, Yah! Kita cari nggak ketemu sampai Biru celaka karena n

  • Sukses setelah ditalak Tiga   Donor Darah

    Met baca 🌿____________Kemal terus merangkul Ines saat mereka di bandara, bahkan menggenggam jemari tangan Ines seolah tak mau melewatkan momen apapun saat di dalam pesawat.Ines menyandarkan kepala di bahu kiri Kemal, ia hanya diam menyiapkan hati saat tiba di Jakarta semua akan berubah seperti semula.Benar saja, mereka melihat Tatiana datang menjemput tanpa janji terlebih dahulu. Bagus keduanya tau jauh-jauh waktu sebelum Ines melihat Kemal menggandeng jemari Ines sambil berjalan."Here we go," lirih Ines. Ia memberi jarak saat berjalan menuju luar lobi bandara. "Gue beli greentea latte dulu, lo kalau mau duluan, duluan aja, Mal. Its okey," tutur Ines saat sudah dekat beberapa langkah lagi ke arah Tatiana yang tersenyum sumringah melihat calon suaminya di depan mata."Iya." Kemal menjawab singkat, karena ia memakai kacamata hitam, sorot mata kesedihannya tidak bisa terbaca Tatiana."Hai!" pekik tertahan Tatiana. Ia memeluk Kemal singkat yang tidak dibalas Kemal karena tangan kana

  • Sukses setelah ditalak Tiga   Keep secret

    Met baca 🌿_____________Alunan musik berdentum keras di dalam club mewah yang ada di kota itu. Ines dan Kemal duduk sambil menatap manusia melantai meliukkan tubuh."Minum nggak?" tawar Kemal."Sinting," ketus Ines melirik Kemal yang bahkan sejak tiba beberapa menit lalu belum memesan apapun."Kenapa ke sini, sih, Mal." Ines menyenggol bahu Kemal dengan bahunya."Gue pikir lo suka ke tempat kayak gini. Biasanya orang lagi galau ya ke sini.""Gila. Mendingan gue lo ajak makan rawon tiga mangkok sama es krim." Ines masih sewot."Tadi kan udah makan sebelum ke sini, rawon juga. Masih kurang?" Kemal tak kalah ngegas."Gue nggak suka di sini. Gue nggak mau." Wajah Ines memberengut, Kemal beranjak, menggandeng tangan Ines berjalan keluar dari club malam itu."Tempat ini padahal mahal dan mewah, bukan sembarangan, lo nggak mau." Kemal masih menggandeng tangan Ines sambil berjalan keluar. Sekuriti terkejut karena Kemal tak lama di sana."Kenapa pulang, Boss? Belum ketemu Gilbert," tanya sek

  • Sukses setelah ditalak Tiga   Kenyataan pahit Ines

    Met baca 🌿_____________Ines bergerak cepat, ia mencari tau kantor lelaki yang pantas dipanggil papa oleh Alta karena ayah kandungnya. Di kantor, ia menggali informasi hingga rinci.Tujuannya, memastikan jika Alta tidak boleh tau fakta sebenarnya karena usia belum cukup matang. Sesuai rencana Keira, ia akan jujur saat Alta sudah cukup umur."Bu Ines, ada surat nih, tapi kok dari pengadilan Surabaya," tukas resepsionis seraya menyerahkan amplop coklat."Oh, iya, makasih, ya." Ines menerima amplop, ia buka dan membaca. Surat panggilan sidang kasusnya, ia harus ke Surabaya dalam waktu dekat.Segera Ines menghubungi om Wisnu yang ternyata sudah tau dan memang mau Ines hadir. Ines sedang serius bicara dengan om Wisnu di telepon saat Kemal berdiri di depan meja kerja, merebut surat yang tergeletak di atas meja kerja Ines.Ia baca dengan seksama, lalu memperhatikan Ines hingga selesai menelpon omnya."Berangkat sama gue," putus Kemal. Ines menggeleng. "Gue temenin lo, Nes," lirih Kemal kar

  • Sukses setelah ditalak Tiga   Si labil Kemal

    Met baca 🌿_____________Makan siang bersama Tatiana juga di kediaman Keira sengaja diadakan. Kali itu Kei tak masak, ia memesan makanan khas arab juga makanan penutup dari toko kue langganannya.Ines membantu menata piring, gelas, serta peralatan makan lainnya di meja panjang tertutup taplak meja warna emas di halaman belakang."Gue bantu," tukas Kemal lantas mengambil alih nampan besar berisi sendok juga garpu dari tangan Ines."Udah, nggak usah. Temenin sana calon istri," celetuk Ines. "Luar biasa lo, Mal, baru sekali dikenalin langsung sat set," lanjut Ines lagi.Kemal menunduk sejenak, lalu mengangkat kepala menatap Ines yang lanjut menata peralatan makan."Ibu yang nyeplos begitu. Gue sama sekali belum kepikiran ke arah sana."Ines tersenyum, "ya bagus, dong. Tandanya lo emang harus menyegerakan." Ia menatap Kemal yang berdiri sambil memegang pinggiran meja, wajahnya tampak kebingungan. "Mal, turuti maunya Ibu."Kemal hanya bisa diam mematung, kedua matanya mengikuti gerak Ines

  • Sukses setelah ditalak Tiga   Calon istri Kemal

    Met baca 🌿_________Ines memasukan dress dan sepatu yang ia beli ke dalam kotak lalu meletakkan di dalam lemari pakaian. Segera ia beranjak untuk istirahat karena hari sudah malam. Dexter juga tidak menghubungi karena berada di pesawat menuju Madrid.Janjinya pria itu akan menghubungi Ines jika sudah tiba atau tidak terlalu sibuk karena pekerjaan di sana sudah menunggu dirinya.Jemari Ines mengusap layar ponsel, melihat-lihat aplikasi belanja online sekedar cuci mata. Awalnya, hingga ia justru belanja beberapa barang kebutuhan pribadi."Yah, kok udah sejuta aja. Aduhhh ...," keluh Ines setelah sadar melakukan pembayaran. Saldo di rekeningnya tersisa dua juta hasil pinjam dari Keira. "Gimana gue idup. Mulai besok nggak mau berangkat dan pulang bareng Kemal."Pusing memikirkan keteledorannya, ia putusnya menerima fakta harus irit. Pintu kamarnya di ketuk, Ines beranjak cepat. Kaget seketika saat Kemal sudah pulang dari acara bersama Tatiana."Udah.""Oh, yaudah." Kemal memutar tubuh,

DMCA.com Protection Status