Share

Kelemahan Aju

“AJU!”

Mey berteriak ketika mereka sudah tinggal berdua saja. Dia terlihat begitu panik karena tubuh sang sepupu tiba-tiba saja bergetar hebat. Bukan hanya tangan atau kaki, tapi sekujur tubuh Aju bergetar dan bahkan berkeringat dingin.

“Hei, Aju.” Kali ini Mey berjongkok karena sepupunya itu menunduk. Kening Aju bahkan sudah menyentuh lutut.

“Aju dengarkan aku.” Dengan paksaan, Mey membuat sang sepupu menatap dirinya.

“Dengarkan aku!” Wajah panik tergambar jelas di wajah perempuan dengan wajah oriental itu. “Tarik nafas yang dalam dan hembuskan dengan pelan. Kalau sulit dengan hidung, lakukan dengan mulut!”

Sayang sekali, perintah itu tidak bisa didengar dengan baik oleh Aju. Perempuan itu sudah terlalu kalut dengan pikirannya sendiri, sehingga apa pun yang ada di sekitarnya terasa kosong. Mau tidak mau, Mey merebut obat pelega pernafasan yang sepupunya pegang dan memaksakan corongnya di mulut Aju.

“Breath, A
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status