Share

Setelah Tiga Bulan

Author: OptimisNa_12
last update Last Updated: 2022-06-11 06:09:12

Tiga bulan berlalu setelah kematian Santi, hidupku terasa kembali normal. Mama maupun mbak Sinta tak lagi mengusik diriku ataupun keluarga mas Umair. Aku bahkan tak lagi mendengar kabar tentang mereka. Setiap kali ke kota aku meminta mas Umair untuk tidak mampir ke rumah mama. Entahlah bagaimana keadaannya sekarang.

Rumah tanggaku kini bisa berjalan normal layaknya rumah tangga pada umumnya. Bahkan, keluarga kecil yang dibangun mas Umair bersamaku akan segera terlengkapi dengan kehadiran si buah hati. Ya, sempat merasakan tak enak badan beberapa hari ini, ternyata itu semua adalah pertanda jika diriku tengah hamil muda.

Kebahagiaan tak hanya menyelimuti aku dan suamiku, melainkan juga dengan kedua mertuaku serta adik iparku satu-satunya. Setelah hampir satu tahun menikah akhirnya aku dan mas Umair diberikan amanah dari sang pencipta.

"Dek, sudah denger kabar belum?" mas Umair bertanya sesaat setelah ia memasuki kamar kami. Lantas duduk di sebelahku.

Aku yang tengah sibuk dengan bu
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Dewi Astati
ceritanya sangat menarik sekali...
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Suamiku yang dari Desa Ternyata Kaya Raya    Rumah Sakit Jiwa

    Hari ini aku dan mas Umair akan kembali ke kota. Selain untuk urusan pekerjaan, kami juga akan melihat keadaan mama setelah apa yang dikabarkan bi Iyem kemarin lusa. Namun sebelum itu, mengingat keadaan mama yang sedang tidak baik-baik saja, aku juga mas Umair berinisiatif untuk mengajak bi Iyem menemui mama. Apalagi selama ini bi Iyem lah yang lebih tahu mengenai keadaan mental mama. Aku dan mas Umair menjemput bi Iyem di perbatasan Selo, supaya lebih mempersingkat waktu mengingat perjalanan yang akan begitu panjang kami lalui. Sesampainya di rumah mama, kami bertiga langsung masuk ke dalam karena untungnya aku masih mempunyai kunci cadangan rumah ini. Dan setiap kami ada tujuan pulang ke rumah ini, mas Umair selalu memintaku untuk membawanya. Katanya untuk jaga-jaga jika kami mendadak membutuhkannya. Selain itu, saat kami tiba di sini, keadaan rumah terlihat begitu sepi. Sepertinya mbak Sinta dan mas Bima sedang keluar. Jika benar demikian, sungguh tega mereka meninggalkan mama s

    Last Updated : 2022-06-13
  • Suamiku yang dari Desa Ternyata Kaya Raya    Balasan Mbak Sinta?

    Setelah selesai mengurus pendaftaran sebagai pasien baru, kami menyerahkan mama pada pihak rumah sakit. Sementara itu kami akan kembali pulang lebih dulu guna mengambil segala kebutuhan yang diperlukan mama selama menjalani perawatan. Saat kami hampir sampai di rumah, rupanya mbak Sinta dan suaminya sudah di rumah. Terlihat dari mobil mereka yang sudah terparkir di halaman depan. Perasaanku mendadak tak enak mengetahui kami akan saling bertatap muka kembali setelah sekian lama tak bertemu. "Assalamualaikum!" ucap mas Umair sebelum kami memasuki rumah. Lebih tepatnya kami berhenti di depan pintu. Tak juga mendapati balasan dari salam kami, aku dan mas Umair pun langsung masuk ke dalam. Mengingat kami harus segera kembali ke rumah sakit. Di sofa ruang tengah aku melihat mbak Sinta yang sedang menangis. Sementara mas Bima aku tak melihat keberadaannya. "Mbak?" aku berjalan perlahan mendekati kakak sambungku itu. Dengan cepat m

    Last Updated : 2022-06-13
  • Suamiku yang dari Desa Ternyata Kaya Raya    Mas Umair dan Mbak Sinta?

    Part 55 Mas Umair dan Mbak Sinta? "Mungkin ini balasan buat Mbak Sinta," kata mas Umair di tengah perjalanan kami saat kami membahas apa yang diceritakan mbak Sinta tadi. Jelas aku tertegun menderita perkataan suamiku barusan. Aku saja tidak berpikir jika apa yang dialami mbak Sinta adalah balasan atas perbuatannya padaku. Tapi, mungkin memang saja. Ah, rupanya, karma itu memang ada. ***Sore ini aku dan mas Umair berencana untuk kembali ke rumah mama, menggali lebih dalam informasi mengenai hilangnya mas Bima. Sebab sejak kemarin belum ada kabar dari mbak Sinta yang menyatakan kepulangan suaminya. Sebenarnya aku mengusulkan pada mas Umair, kami pergi besok pagi saja, pasalnya hampir seharian ini ia bertugas di kampus. Aku yakin ia pasti lelah. Tetapi ia tak mau mendengarkanku, katanya jika pencarian ini terus ditunda akan berakibat lebih tidak baik, karena kami tak tahu bagaimana situasi dan kondisi yang dialami mas Bima di luaran sana. Apalah daya, aku tidak bisa melarang apa

    Last Updated : 2022-06-14
  • Suamiku yang dari Desa Ternyata Kaya Raya    Rencana Mas Umair

    Ku hela nafasku. Kewaspadaanku semakin bertambah melihat mbak Sinta menyiapkan teh hangat untuk suamiku. Entah sejak kapan mbak Sinta tahu kalau mas Umair memang lebih suka minuman hangat, terutama teh hangat. Ah, apa mungkin suamiku itu ada hubungan dengan mbak Sinta? Akhirnya kami bertiga pun makan bersama. Terus-menerus ku perhatian gerak gerik antara suamiku dan mbak Sinta. Aku tak mau hal sekecil apapun terlewat dari padanganku. Tanpa diminta akhirnya mbak Sinta menceritakan awal mula perginya mas Bima ditengah-tengah kegiatan kami. Entah benar atau tidak, aku merasa ada sesuatu yang aneh dari pernyataannya barusan. Pasalnya mbak Sinta mengatakan sebelum suaminya pergi, mereka sempat bertengkar hebat. Sementara yang ku tahu selama ini, sehebat apapun mereka ada masalah, tak ada salah satu dari mereka sampai pergi dari rumah. Apa mungkin pertengkaran mereka ada kaitannya dengan mas Umair?Ketika mbak Sinta asyik dengan ceritanya, ku lihat mas Umair tampak biasa-biasa saja. Ia

    Last Updated : 2022-06-15
  • Suamiku yang dari Desa Ternyata Kaya Raya    Jawaban Atas Dugaan

    Astaga, aku benar-benar tak bisa menebak apa rencana suamiku yang sebenarnya. Membingungkan. Atau memang otakku saja yang tidak sampai menangkap apa yang menjadi rencana mas Umair? Duh! Mbak Sinta pun berusaha menghubungi kembali nomor tadi. Tak butuh waktu lama untuk menunggu, akhirnya balasannya datang. "Iya, besok pagi jam 6 di alamat ini." Mbak Sinta memperlihatkan balasan pesan tersebut. "Oke!" balas mas Umair dengan mantap. ***Malam ini aku dan mas Umair memutuskan untuk tetap menginap di sini. Kami tidur di kamar yang dulunya adalah tempat tidurku. Rasanya kangen juga menempati ruang kamar ini setelah hampir satu tahun ku tinggalkan. "Mas yakin mau ngasih uang 200 juta gitu aja ke mbak Sinta? Kita 'kan gak tau kebenarannya gimana?" tanyaku saat kami bersiap untuk tidur. "Yakinlah." Mas Umair menyusulku yang lebih dulu berada di atas kasur. "Mas, kok bisa seyakin itu, sih?" tanyaku penasaran. Lantas mas Umair memposisikan duduknya lebih dekat denganku. Ia tersenyum memp

    Last Updated : 2022-06-16
  • Suamiku yang dari Desa Ternyata Kaya Raya    Bos Umair

    Tahu-tahu mas Umair menyentuh tanganku dan memberikanku kode untuk melihat kaca spion di atas kami. Dan ku lihat mbak Sinta dan mas Bima tampak bingung dan gelisah ketika tahu ada perkelahian di belakang sana. Jelas sekali wajah merah pada terpancar dari wajah dua insan yang baru bertemu kembali itu. Aku tersenyum melihat suamiku. Rencananya sedikit membelok dari apa yang ia ceritakan tadi malam. Meski begitu, ku akui disetiap rencana yang ia susun tak pernah gagal. Termasuk saat ini. Dan bisa ku simpulkan, bahwa dugaannya terhadap mbak Sinta dan suaminya kemungkinan besar adalah benar. "Ya ampun, kasihan mereka," kata mbak Sinta saat melihat keributan di belakang mobil kami. "Mair, kamu gak mau nolongin mereka? Kamu 'kan suka ngebantuin orang-orang biarpun mereka udah jahat sama kamu," ucap mbak Sinta lagi. Terlihat ia sedang berusaha agar mas Umair menghentikan perkelahian itu. "Biarin aja, Mbak." Mas Umair lalu menjalankan mobilnya. "Mair, kalo seandainya kamu mau berhenti, me

    Last Updated : 2022-06-17
  • Suamiku yang dari Desa Ternyata Kaya Raya    Kemarahan Para Tetangga

    Mas Umair pun tahu-tahu memutar setirnya. Tak jadi pulang, kini mobil berjalan menuju rumah mama kembali. Entah apa yang ada dalam pikiran suamiku ini, yang jelas ia benar-benar membuatku begitu penasaran dengan apa yang ia lakukan sekarang. Mungkinkah ini bagian dari rencana yang ia katakan tadi? Mobil berhenti tepat di seberang jalan depan rumah mama. Dan rupanya pak Didin lari terburu-buru tadi lantaran ia menuju ke rumah mama dimana sudah banyak tetangga kompleks termasuk pak RT pun ikut berkerumunan di halaman rumah. Entah terjadi keributan apa di sana.Yang jelas keadaan di sana begitu riuh dan ramai. Banyak dari mereka meneriaki nama mbak Sinta dan mas Bima untuk keluar dari rumah. Bahkan ada yang sampai mengumpat dan melontarkan kata-kata kasar agar mbak Sinta dan mas Bima cepat keluar. Mas Umair sendiri memutuskan untuk tidak langsung turun. Entah apa yang ditunggu. Namun terlihat dari wajah suamiku ini ia tampak senang melihat kejadian di depan mata kami. Dan mungkin teba

    Last Updated : 2022-06-18
  • Suamiku yang dari Desa Ternyata Kaya Raya    Akibat yang Harus Diterima

    Baru kali ini aku melihat wajah melas pada kakak tiriku ini. Bahkan pancaran matanya seakan memohon padaku untuk menyelamatkannya dari kemarahan para tetangga yang ada. "Tenang, Mbak, kami akan bantu," kata mas Umair yang membuatku terperanjat. Sebab bukankah tadi ia mengatakan jika ini akan menjadi pelajaran untuk mbak Sinta dan suaminya. Lantas ini apa? Mungkin pelajaran yang ia maksudkan hanya sampai di sini? Dan ini lagi, aku baru menyadari kalau semua tetangga termasuk pak RT dan pak Didin ikut terdiam kala aku dan mas Umair sampai di rumah ini. "Dengar, ya, kalian!" tunjuk mbak Sinta di depan para tetangga. "Kalian tau 'kan siapa adik iparku ini dan bagaimana dia? Dia sudah menyatakan akan menolongku dan itu artinya aku akan bebas dari tuduhan yang kalian berikan." Mbak Sinta terlihat berapi-api berkata demikian. Sungguh, kepercayaan dirinya dan kesombongan yang biasa ia tampakkan kini muncul kembali di garis wajahnya. "Benar ibu-ib

    Last Updated : 2022-06-19

Latest chapter

  • Suamiku yang dari Desa Ternyata Kaya Raya    Tamat

    #SKDYpart 120 TamatPetang sudah menjelang, matahari hampir turun ke peraduan dan Mas Umair baru saja sampai ke rumah dengan Mas Bima yang seraya pulang bersama Mbak Sinta. Setelah selesai sholat maghrib, mendadak pintu rumah kami diketuk dan seseorang yang datang, mengejutkan aku serta Mas Umair seketika.Romi … Benar, lelaki yang sempat menyatakan perasaannya lewat suamiku itu kembali muncul. Ku pikir setelah kepergiannya dari bumi perkemahan waktu itu ia sudah menghilang bersama istrinya. Sebab, semenjak itu pula lah mas Umair mengaku tidak pernah lagi berkomunikasi. Padahal hubungan kami terbilang baik-baik saja. “Assalamuallaikum … Umair?” Romi mengulas sebuah senyuman di hadapan suamiku.“Waalaikum salam. Oh kamu, Romi? Ayo masuk – masuk! Silahkan masuk,” kata suamiku yang justru terlihat lebih tenang dan santai.“Tidak usah, aku duduk di teras saja.” Romi menolak dan langsung berbalik mencari kursi di teras rumah kami yang langsung menghadap ke pekarangan yang lumayan luas.

  • Suamiku yang dari Desa Ternyata Kaya Raya    Siapa yang Datang?

    #SKDYPart 119 Siapa yang datang? Keluar dari kamar, kami berdua sudah saling bergandengan tangan. Atau lebih tepatnya, Mbak Sinta yang terus menggandeng tanganku tanpa berniat melepaskannya begitu saja. Meski masih ada jejak air mata di kedua pipi Mbak Sinta. Bisa ku lihat dengan jelas sebuah senyum merekah di bibir kecilnya. Senyuman yang hampir tak pernah ku lihat bahkan semenjak kami bersama dulu. Mas Bima terlihat ikut senang dengan perdamaian antara kami berdua. Begitu pun dengan Mas Umair yang ikut tersenyum dan memperlihatkan ekspresi bangga dengan kebesaran hati yang kuberikan pada Mbak Sinta. Sementara Abi hanya mengucapkan kata ‘Alhamdulillah’ secara lirih dan pergi begitu saja keluar rumah diikuti oleh Umi. Entah kenapa mereka melakukannya setelah sempat menyampaikan keinginan mereka agar kami saling memaafkan. Tapi aku enggan memikirkannya untuk saat ini.“Karena semua sudah membaik, bagaimana kalau kalian juga ikut hadir dalam acara aqiqah putri kami hari ini?” Mas Uma

  • Suamiku yang dari Desa Ternyata Kaya Raya    Memaafkan?

    #SKDYPart 119 Memaafkan? Mungkin karena melihat Mbak Sinta yang tak kunjung mendapatkan maaf dari kami, membuat Mas Bima yang sejak tadi hanya diam dan menundukkan kepala. Kemudian ikut berlutut di hadapan Abi dan Umi. Kini pria berusia hampir 40 tahun tersebut menunjukkan ekspresi kesedihan yang begitu dalam dan membuat Abi yang awalnya membuang muka, kini mulai menatap wajah Mas Bima.“Abi … Bima sadar, sebagai suami … Bima sudah gagal mendidik istri Bima selama ini, hingga membuat Sinta mampu melakukan hal yang tidak seharusnya.” Mas Bima terlihat menangis sejurus kemudian, mengejutkan kami semua termasuk aku.“Sepertinya, mereka benar – benar sudah menyesal, Dek.” Mas Umair membisiki telingaku.Aku kembali mengernyitkan kening dan melihat ke arah suamiku ini. Kebiasaan mas Umair yang bisa semudah ini untuk memaafkan mbak Sinta dan mas Bima. Setelah semua yang mereka lakukan pada kami?Seolah mengerti dengan jalan pikiranku, Mas Umair kembali berbisik.“Coba kamu tarik nafas dala

  • Suamiku yang dari Desa Ternyata Kaya Raya    Kemunculan Mbak Sinta

    #SKDYPart 118 Kemunculan Mbak SintaRahma membuntutiku dari belakang dan beberapa kali mengintip. Sementara aku merasakan jantungku berdegup cukup kuat dan kencang. Perasaan penasaran dan takut kalau kejadian buruk yang lalu terulang kembali, kini mulai merasuk ke dalam benak dan pikiranku. Aku takut, kalau Mbak Sinta datang untuk kembali membuat ulah seperti dulu.Menghancurkan kebahagiaan yang sedang ku rasakan bersama keluargaku baru – baru ini. Kalau sampai itu terjadi, rasanya aku pasti akan sangat gila dan siap mengamuk di depan perempuan itu. Sumpah serapah juga sudah siap ku lontarkan dari mulutku ini, jika dia menyerukan kata – kata pahitnya lagi. Tak akan ada rasa peduli lagi dengan sikap apa yang akan diperingatkan oleh mas Umair terhadapku. Tak akan ku biarkan acara untuk kebahagiaan putriku dihancurkan oleh kakak tiriku itu. Memang setelah menghilangnya mbak Sinta dulu aku sudah memaafkan semua kesalahannya. Namun, entah bagaimana perasaan takut dan was-was jika mbak Si

  • Suamiku yang dari Desa Ternyata Kaya Raya    Beberapa Bulan Berlalu

    #SKDYPart 117 Beberapa Bulan BerlaluHari pun menjelang siang. Aku dan mas Umair bergegas membereskan semua perlengkapan camping kami. Ya, suamiku itu memutuskan untuk segera pulang. Sebab, bukan hanya Shaka yang menjadi alasan kami tetapi juga paper bag pemberian Romi tadi dimana mas Umair sendiri juga mengungkapkan rasa penasarannya. "Ha ha ha! Penasaran juga 'kan kamu!" batinku sambil melihat mas Umair. Sesampainya di rumah, entah mengapa tiba-tiba aku juga ikut tak sabar untuk melihat isi paperbag pemberian Romi tadi. Begitu juga dengan mas Umair. Suamiku itu bahkan hanya meletakkan barang-barang kami begitu saja di dekat meja. "Alhamdulillah .... " Serentak aku dan mas Umair berucap ketika mengetahui apa yang ada di dalam paperbag tersebut. Benar, di dalam paperbag tersebut berisikan sebuah hexa frame yang berukuran mini yang mana terdapat lampu yang bisa meneranginya jika ditekan pada tombol di salah satu sudutnya. Terlihat sederhana memang tetapi aku tahu maksud dari hexa

  • Suamiku yang dari Desa Ternyata Kaya Raya    Kehadiran Romi

    #SKDYPart 116 Kehadiran Romi"Mas jangan kayak ginilah. Hanya gara-gara Romi biar terlihat baik-baik aja di hari pernikahannya malah membuat Mas gak bertindak apa-apa. Dia itu kayak Rima lho, Mas. Tolong, jangan diam aja kalau sudah menyangkut rumah tangga kita," tuturku panjang lebar. Berusaha meyakinkan mas Umair agar tidak berserah diri dengan keadaan. "Kamu yang tenang, Dik. Mas ada alasan lain kenapa Mas ambil keputusan ini," kata mas Umair yang membuatku menautkan kedua alisku. Alasan lain? Alasan apalagi ini? "Maksud, Mas?" tanyaku kebingungan. Bukannya menjawab pertanyaanku mas Umair malah melihat kearah jam tangan yang melingkar dj lengan kirinya. "Sudah malam rupanya. Ayo tidur!" kata mas Umair setelah mengetahui waktu yang menunjukkan hampir tengah malam. "Tapi Mas—" dengan cepat mas Umair meletakkan kedua tangannya di sisi bahuku sambil berkata," tidur dulu ya, biar tendanya gak sia-sia." Mas Umair tersenyum lalu masuk ke dalam tenda. Mendengar mas Umair berkata dem

  • Suamiku yang dari Desa Ternyata Kaya Raya    Ancaman

    #SKDYPart 115 AncamanNamun, karena mas Umair menyebut nama Shaka, hal itu membuatku semakin penasaran dengan apa yang akan ia katakan sehingga tak ingin anaknya itu tahu.Pikiranku pun tanpa dipaksa mendadak ikut menebak-nebak tentang apa yang akan disampaikan oleh suamiku itu. Jika tentang pekerjaannya rasanya tak mungkin. Jika tentang rasa cintanya terhadapku, bukankah barusan ia mengungkapkannya? Ah, benar-benar aku tak bisa mengira-ngira apa yang sebenarnya terjadi pada diri mas Umair. "Mas mau ngomong apa?" tanyaku. "Kamu kenal Romi?" mas Umair menoleh kearahku sebentar. "Romi?" gumamku lalu mengingat-ingat kembali siapa yang dimaksud mas Umair. Beberapa detik kemudian aku pun tersadar dan teringat dengan sosok Romi yang dimaksudkan oleh suamiku itu. Ya, Romi adalah temanku di masa sekolah. Waktu itu memang kami terbilang dekat, namun bukan berarti kami ada hubungan spesial. Kami hanya teman biasa. Kami pun sudah lama tak berkomunikasi. Lebih tepatnya semenjak Romi memutusk

  • Suamiku yang dari Desa Ternyata Kaya Raya    Sikap Berbeda dari Mas Umair

    #SKDYPart 114 Sikap Berbeda dari Mas Umair"Emangnya Mas mau ngomongin apa?" perlahan dengan suara pelan aku menoleh kearah suamiku itu. Mas Umair membalas tolehanku. Ia tersenyum kecil sembari berkata," nanti kamu juga tau."Belum sempat aku membalas perkataannya mas Umair sudah melangkahkan kakinya menuju mobil. Mempersiapkan segala sesuatu untuk kegiatan camping hari ini. Sedangkan aku masih terdiam di tempat dan mencoba mencerna apa saja yang dikatakan mas Umair sebelumnya. ***Sembari menikmati suasana malam yang teramat dingin aku dan mas Umair menyantap makanan yang kami beli di warung makan yang memang berada di sini. "Mas mau ngomong apa?" tanyaku sembari menyiapkan peralatan makan yang sudah kami bawa dari rumah. "Makan dulu, ya," kata mas Umair menoleh kearahku lalu kembali memandangi bintang-bintang di atas sana. "Selalu begitu," gerutuku. Meski agak kesal karena masih dibuat penasaran, tetapi mau bagaimana lagi? Sebab memang begitulah tabiat suamiku itu. Awalnya a

  • Suamiku yang dari Desa Ternyata Kaya Raya    Ke Suatu Tempat

    #SKDYPart 113 Ke Suatu TempatNamun, sedetik setelah menutup pintu kamar tidur langkahku langsung terhenti. Aku terdiam tepat di depan pintu dan menyadari sesuatu hal yang membuatku beristighfar sembari mengusap wajahku dengan kedua telapak tanganku. "Astaghfirullah," ucapku kesal pada diriku sendiri. Dengan langkah malas sembari menahan malu akhirnya aku berbalik badan kembali ke kamar. Sebab, ternyata tanpa ku sadari kalau sebetulnya waktu sudahlah gelap. Bahkan saat sudah membuka pintu kamar netraku langsung tertuju pada jam dinding yang berada di ruang kamar tidur. Memastikan apakah kegelapan yang ku lihat benar adanya. Dan ternyata memang begitu keadaannya. "Tau 'kan jam berapa?" tanya mas Umair yang melihatku kembali masuk ke dalam kamar. "Iya, Mas, maaf," kataku sembari menghampiri suamiku. Sekarang aku sadar mengapa mas Umair menyuruhku melepas gamis yang ia berikan tadi. Karena memang waktu yang sudah menunjukkan hampir pukul sembilan malam tentu diwaktu seperti ini ka

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status