Share

Kemarahan Para Tetangga

Penulis: OptimisNa_12
last update Terakhir Diperbarui: 2022-06-18 05:54:03

Mas Umair pun tahu-tahu memutar setirnya. Tak jadi pulang, kini mobil berjalan menuju rumah mama kembali. Entah apa yang ada dalam pikiran suamiku ini, yang jelas ia benar-benar membuatku begitu penasaran dengan apa yang ia lakukan sekarang. Mungkinkah ini bagian dari rencana yang ia katakan tadi?

Mobil berhenti tepat di seberang jalan depan rumah mama. Dan rupanya pak Didin lari terburu-buru tadi lantaran ia menuju ke rumah mama dimana sudah banyak tetangga kompleks termasuk pak RT pun ikut berkerumunan di halaman rumah. Entah terjadi keributan apa di sana.

Yang jelas keadaan di sana begitu riuh dan ramai. Banyak dari mereka meneriaki nama mbak Sinta dan mas Bima untuk keluar dari rumah. Bahkan ada yang sampai mengumpat dan melontarkan kata-kata kasar agar mbak Sinta dan mas Bima cepat keluar.

Mas Umair sendiri memutuskan untuk tidak langsung turun. Entah apa yang ditunggu. Namun terlihat dari wajah suamiku ini ia tampak senang melihat kejadian di depan mata kami.

Dan mungkin teba
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Dewi Astati
kisahnya sangat menarik sekali...
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Suamiku yang dari Desa Ternyata Kaya Raya    Akibat yang Harus Diterima

    Baru kali ini aku melihat wajah melas pada kakak tiriku ini. Bahkan pancaran matanya seakan memohon padaku untuk menyelamatkannya dari kemarahan para tetangga yang ada. "Tenang, Mbak, kami akan bantu," kata mas Umair yang membuatku terperanjat. Sebab bukankah tadi ia mengatakan jika ini akan menjadi pelajaran untuk mbak Sinta dan suaminya. Lantas ini apa? Mungkin pelajaran yang ia maksudkan hanya sampai di sini? Dan ini lagi, aku baru menyadari kalau semua tetangga termasuk pak RT dan pak Didin ikut terdiam kala aku dan mas Umair sampai di rumah ini. "Dengar, ya, kalian!" tunjuk mbak Sinta di depan para tetangga. "Kalian tau 'kan siapa adik iparku ini dan bagaimana dia? Dia sudah menyatakan akan menolongku dan itu artinya aku akan bebas dari tuduhan yang kalian berikan." Mbak Sinta terlihat berapi-api berkata demikian. Sungguh, kepercayaan dirinya dan kesombongan yang biasa ia tampakkan kini muncul kembali di garis wajahnya. "Benar ibu-ib

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-19
  • Suamiku yang dari Desa Ternyata Kaya Raya    Fakta Luar Biasa

    Mas Umair juga menceritakan alasan lain kenapa mas Bima bisa tertangkap. Yakni, sebelumnya dua orang suruhan mas Umair yang menyamar sebagai tukang ojek online tersebut, mereka menyelidiki lebih dalam kebenaran utang yang menyangkut nama perusahaan mas Bima. Dan ternyata ada fakta yang luar biasa yang mana aku benar-benar tak menyangka kalau mas Bima bisa bertindak sejauh itu. Namun sebelum lebih lanjut membahas soal mas Bima dan mbak Sinta, mas Umair malah sibuk mengutak-atik ponselnya. Menelepon seseorang yang entah siapa itu. "Ya, datang sekarang," kata mas Umair pada lawan bicaranya di seberang telepon lalu menutupnya. "Siapa, Mas?" tanyaku penasaran. "Nanti juga tau," balasnya seraya memasukan kembali ponselnya ke dalam saku celananya. "Gitu aja terus!" balasku dengan rasa dongkol. Namun mas Umair hanya tersenyum menanggapi kekesalanku. Tanpa lagi merespon pertanyaanku, mas Umair lalu mulai menceritakan lagi

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-20
  • Suamiku yang dari Desa Ternyata Kaya Raya    Menemui Mbak Sinta

    Aku pun terdiam. Kalau sudah begini biasanya mas Umair adalah orang di belakangnya. Tapi untuk apa orang-orang itu ke rumah mama? Padahal sudah tidak ada lagi orang di sana. "Kamu dalangnya ya, Mas?" ku tunjuk mas Umair yang fokus pada setirnya. Mas Umair tampak terkejut dengan tuduhanku. "Dalang apa?" tanyanya. "Itu tadi."Mas Umair mendesah. "Tentu saja.""Untuk apa? Kan di rumah mama udah gak ada orang.""Kamu lupa ya kalau di rumah mama masih ada orang?"Aku diam sebentar, lalu berpikir siapa orang yang dimaksud suamiku ini. Lumayan lama aku berpikir. Sampai akhirnya aku menemukan jawabannya. "Udah ketemu?" tanya mas Umair kala melihat perubahan ekspresi wajahku. "Iya, dua orang laki-laki yang kerja sama dengan mbak Sinta dan mas Bima 'kan?""Cerdas!"Aku tersenyum lebar mendengar pujian dari mas Umair. Memang ini bukan kali pertama ia memberiku pujian, hanya saja kali ini rasanya berbeda. Entahlah. ***Siang ini, usai menyelesaikan pekerjaannya di kampus, mas Umair berencan

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-21
  • Suamiku yang dari Desa Ternyata Kaya Raya    Mama

    "Baik!" Aku kembali menoleh kearah suamiku. Tercengang dengan jawabannya yang menantang perkataan mbak Sinta. "Tapi ingat satu pesan dariku." Ku tautkan kedua alisku. Heran dengan ucapan mas Umair. Pesan apa lagi yang ingin ia sampaikan pada mbak Sinta? Mata mbak Sinta nanar menatap kearah kami. Raut wajah ketidaksukaan jelas ia tunjukkan. Aku rasa perkiraan mas Umair tentang ucapan mbak Sinta barusan salah. Mbak Sinta terlihat benar-benar tak menginginkan kami datang kembali. "Tobat, Mbak!" ujar mas Umair yang membuatku mengernyit dahiku. Lantas dengan cepat mas Umair menarik tanganku untuk pergi. Berjalan menuju parkiran dengan gandengan tangan dari mas Umair, diam-diam aku menatap sembari tersenyum ke wajahnya. Suamiku ini benar-benar penuh teka-teki. Namun dibalik itu semua, selalu ada jalan yang tepat untuk setiap masalah yang sedang kami hadapi. ***Hari ini sebenarnya adalah hari terakhir aku dan mas Umair berada di kota sebelum kami kembali pulang ke desa. Namun, aku dan

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-22
  • Suamiku yang dari Desa Ternyata Kaya Raya    Kebakaran

    "MasyaaAllah, sejuknya .... " Ku buka jendela kamarku yang menghadap langsung kearah matahari memunculkan sinarnya. Menghirup udara pagi yang memang begitu menyegarkan. Cukup lama rasanya diriku tak merasakan hal seperti ini. Berbagai kejadian di kota membuat waktuku dan mas Umair benar-benar tersita. Bahkan tak terasa kami sudah hampir setengah bulan tak pulang ke desa. "Dek, Mas pergi dulu, ya." Mas Umair keluar dari kamar mandi. "Loh, mau kemana, Mas? Ini masih pagi banget lho," kataku mendekati mas Umair yang tengah memakai jaketnya. "Ada urusan. Sebentar aja." Mas Umair mengecup keningku lalu pergi begitu saja tanpa memedulikanku yang masih dirundung rasa penasaran. Masalah apalagi yang terjadi kali ini? Seingatku, aku ataupun mas Umair tak pernah memiliki masalah apapun saat di desa. Malah suamiku maupun keluarganya terbilang orang yang begitu dihormati di sini. "Mbak, sarapan, yuk." Aku menoleh kearah pintu kamar. Rahma, adik iparku lah yang memanggilku. Membuyarkan lamun

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-24
  • Suamiku yang dari Desa Ternyata Kaya Raya    Orang tak dikenal

    Entahlah, aku merasa ada yang janggal dengan kejadian ini. Tapi, aku mana berani mengatakan kejanggalanku ini pada umi. Apalagi sekam padi itu sebenarnya memang mudah terbakar. Hanya saja jika itu memamg sengaja dibakar. Kalau ini? Apa iya dari konsleting listrik penyebabnya? 'Tunggu kabar mas Umair aja, deh,' batinku. Mau bagaimana lagi? ***Sehari semalam telah berlalu. Dan mas Umair juga sudah mengabari kalau dirinya tak akan pulang malam ini. Katanya ia akan mengusut tuntas pelaku kebakaran di tempat sekam berada. Bahkan ia sampai meminta bantuan dari orang suruhannya yang ada di kota. Sementara abah sudah pulang sejak tadi sore. Beliau diminta mas Umair untuk pulang saja menjaga orang rumah yang semuanya adalah perempuan. Sebelum pulang abah juga sudah melaporkan kejadian ini pada pihak berwajib sesuai instruksi dari anak lelakinya. Lantaran setelah ditelusuri penyebab kebakaran bukan dari konsleting listrik. Jadi, setelah perbaikan listrik di penggilingan pulih, mas Umair da

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-25
  • Suamiku yang dari Desa Ternyata Kaya Raya    Saudah Beraksi

    Ketiga laki-laki itu pun pergi keluar rumah. Sementara ibu itu menunggui kami. Dengan langkah sombong ia menduduki sofa yang ada di ruang tengah dan mengibaskan lagi kipas lipatnya. Entah apalagi yang akan mereka lakukan pada kami. Tapi selagi ada kesempatan aku akan berusaha untuk melepaskan diri dan mencoba menghubungi mas Umair. Tak akan ku biarkan mereka berbuat sesuka hati. Enak saja, kenal saja tidak. "Rahma, tolong lebih mepet ke Mbak," pintaku pada adik iparku itu. Rahma pun secara perlahan berusaha mengeser duduknya lebih mendekat padaku. "Kenapa Mbak?" tanya Rahma. Ku pejamkan mataku sejenak sebelum menjawab pertanyaan dari Rahma. Berusaha untuk tenang dan memikirkan jalan keluarnya. Mumpung ketiga lelaki tadi belum muncul kembali. 'Tarik napas ... keluarkan!' batinku sembari mempraktikkannya. Ku buka mataku lebar-lebar hingga ibu itu sedikit terkejut. Ku tatap tajam kearahnya. Cara ini pernah ku lakukan saat menghadapi Rima. Dan aku akan mencoba mempraktikkannya kemb

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-28
  • Suamiku yang dari Desa Ternyata Kaya Raya    Dalang dibalik perkara

    Dari jawaban orang suruhan ibu itu, bisa ku simpulkan bahwa seseibu dalam toilet dapurku yang bernama Sum itu adalah keluarga dari Hendra dan istrinya. Sebab hanya Hendra dan istrinya lah yang beberapa waktu lalu masuk penjara karena bekerja sama dengan mas Bima dan mbak Sinta. Dan itu semua karena mas Umair. Orang-orang suruhan bu Sum sudah pergi. Saatnya mengatasi bu Sum sendiri yang masih terkunci di toilet. "Mbak kenal sama mereka?" tanya Rahma yang tiba-tiba menghampiriku bersama umi. "Enggak, " balasku sambil menggeleng. Rahma tampak keheranan melihat ketiga lelaki tadi yang pergi begitu saja tanpa perlawanan sedikit pun. Lantas aku menceritakan ulang bagaimana aku bisa mengusir mereka. "Keren 'kan Mbak?" tanyaku pada Rahma dan umi. "Iya, Mbak." Rahma mengacungkan kedua jari jempolnya padaku sambil tersenyum lebar. "Tapi apa gak sayang uang seratus juta dikasih cuma-cuma gitu aja?" seketika aku terdiam mendengar pertanyaan umi barusan. Iya juga ya? Seharusnya aku kasih se

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-30

Bab terbaru

  • Suamiku yang dari Desa Ternyata Kaya Raya    Tamat

    #SKDYpart 120 TamatPetang sudah menjelang, matahari hampir turun ke peraduan dan Mas Umair baru saja sampai ke rumah dengan Mas Bima yang seraya pulang bersama Mbak Sinta. Setelah selesai sholat maghrib, mendadak pintu rumah kami diketuk dan seseorang yang datang, mengejutkan aku serta Mas Umair seketika.Romi … Benar, lelaki yang sempat menyatakan perasaannya lewat suamiku itu kembali muncul. Ku pikir setelah kepergiannya dari bumi perkemahan waktu itu ia sudah menghilang bersama istrinya. Sebab, semenjak itu pula lah mas Umair mengaku tidak pernah lagi berkomunikasi. Padahal hubungan kami terbilang baik-baik saja. “Assalamuallaikum … Umair?” Romi mengulas sebuah senyuman di hadapan suamiku.“Waalaikum salam. Oh kamu, Romi? Ayo masuk – masuk! Silahkan masuk,” kata suamiku yang justru terlihat lebih tenang dan santai.“Tidak usah, aku duduk di teras saja.” Romi menolak dan langsung berbalik mencari kursi di teras rumah kami yang langsung menghadap ke pekarangan yang lumayan luas.

  • Suamiku yang dari Desa Ternyata Kaya Raya    Siapa yang Datang?

    #SKDYPart 119 Siapa yang datang? Keluar dari kamar, kami berdua sudah saling bergandengan tangan. Atau lebih tepatnya, Mbak Sinta yang terus menggandeng tanganku tanpa berniat melepaskannya begitu saja. Meski masih ada jejak air mata di kedua pipi Mbak Sinta. Bisa ku lihat dengan jelas sebuah senyum merekah di bibir kecilnya. Senyuman yang hampir tak pernah ku lihat bahkan semenjak kami bersama dulu. Mas Bima terlihat ikut senang dengan perdamaian antara kami berdua. Begitu pun dengan Mas Umair yang ikut tersenyum dan memperlihatkan ekspresi bangga dengan kebesaran hati yang kuberikan pada Mbak Sinta. Sementara Abi hanya mengucapkan kata ‘Alhamdulillah’ secara lirih dan pergi begitu saja keluar rumah diikuti oleh Umi. Entah kenapa mereka melakukannya setelah sempat menyampaikan keinginan mereka agar kami saling memaafkan. Tapi aku enggan memikirkannya untuk saat ini.“Karena semua sudah membaik, bagaimana kalau kalian juga ikut hadir dalam acara aqiqah putri kami hari ini?” Mas Uma

  • Suamiku yang dari Desa Ternyata Kaya Raya    Memaafkan?

    #SKDYPart 119 Memaafkan? Mungkin karena melihat Mbak Sinta yang tak kunjung mendapatkan maaf dari kami, membuat Mas Bima yang sejak tadi hanya diam dan menundukkan kepala. Kemudian ikut berlutut di hadapan Abi dan Umi. Kini pria berusia hampir 40 tahun tersebut menunjukkan ekspresi kesedihan yang begitu dalam dan membuat Abi yang awalnya membuang muka, kini mulai menatap wajah Mas Bima.“Abi … Bima sadar, sebagai suami … Bima sudah gagal mendidik istri Bima selama ini, hingga membuat Sinta mampu melakukan hal yang tidak seharusnya.” Mas Bima terlihat menangis sejurus kemudian, mengejutkan kami semua termasuk aku.“Sepertinya, mereka benar – benar sudah menyesal, Dek.” Mas Umair membisiki telingaku.Aku kembali mengernyitkan kening dan melihat ke arah suamiku ini. Kebiasaan mas Umair yang bisa semudah ini untuk memaafkan mbak Sinta dan mas Bima. Setelah semua yang mereka lakukan pada kami?Seolah mengerti dengan jalan pikiranku, Mas Umair kembali berbisik.“Coba kamu tarik nafas dala

  • Suamiku yang dari Desa Ternyata Kaya Raya    Kemunculan Mbak Sinta

    #SKDYPart 118 Kemunculan Mbak SintaRahma membuntutiku dari belakang dan beberapa kali mengintip. Sementara aku merasakan jantungku berdegup cukup kuat dan kencang. Perasaan penasaran dan takut kalau kejadian buruk yang lalu terulang kembali, kini mulai merasuk ke dalam benak dan pikiranku. Aku takut, kalau Mbak Sinta datang untuk kembali membuat ulah seperti dulu.Menghancurkan kebahagiaan yang sedang ku rasakan bersama keluargaku baru – baru ini. Kalau sampai itu terjadi, rasanya aku pasti akan sangat gila dan siap mengamuk di depan perempuan itu. Sumpah serapah juga sudah siap ku lontarkan dari mulutku ini, jika dia menyerukan kata – kata pahitnya lagi. Tak akan ada rasa peduli lagi dengan sikap apa yang akan diperingatkan oleh mas Umair terhadapku. Tak akan ku biarkan acara untuk kebahagiaan putriku dihancurkan oleh kakak tiriku itu. Memang setelah menghilangnya mbak Sinta dulu aku sudah memaafkan semua kesalahannya. Namun, entah bagaimana perasaan takut dan was-was jika mbak Si

  • Suamiku yang dari Desa Ternyata Kaya Raya    Beberapa Bulan Berlalu

    #SKDYPart 117 Beberapa Bulan BerlaluHari pun menjelang siang. Aku dan mas Umair bergegas membereskan semua perlengkapan camping kami. Ya, suamiku itu memutuskan untuk segera pulang. Sebab, bukan hanya Shaka yang menjadi alasan kami tetapi juga paper bag pemberian Romi tadi dimana mas Umair sendiri juga mengungkapkan rasa penasarannya. "Ha ha ha! Penasaran juga 'kan kamu!" batinku sambil melihat mas Umair. Sesampainya di rumah, entah mengapa tiba-tiba aku juga ikut tak sabar untuk melihat isi paperbag pemberian Romi tadi. Begitu juga dengan mas Umair. Suamiku itu bahkan hanya meletakkan barang-barang kami begitu saja di dekat meja. "Alhamdulillah .... " Serentak aku dan mas Umair berucap ketika mengetahui apa yang ada di dalam paperbag tersebut. Benar, di dalam paperbag tersebut berisikan sebuah hexa frame yang berukuran mini yang mana terdapat lampu yang bisa meneranginya jika ditekan pada tombol di salah satu sudutnya. Terlihat sederhana memang tetapi aku tahu maksud dari hexa

  • Suamiku yang dari Desa Ternyata Kaya Raya    Kehadiran Romi

    #SKDYPart 116 Kehadiran Romi"Mas jangan kayak ginilah. Hanya gara-gara Romi biar terlihat baik-baik aja di hari pernikahannya malah membuat Mas gak bertindak apa-apa. Dia itu kayak Rima lho, Mas. Tolong, jangan diam aja kalau sudah menyangkut rumah tangga kita," tuturku panjang lebar. Berusaha meyakinkan mas Umair agar tidak berserah diri dengan keadaan. "Kamu yang tenang, Dik. Mas ada alasan lain kenapa Mas ambil keputusan ini," kata mas Umair yang membuatku menautkan kedua alisku. Alasan lain? Alasan apalagi ini? "Maksud, Mas?" tanyaku kebingungan. Bukannya menjawab pertanyaanku mas Umair malah melihat kearah jam tangan yang melingkar dj lengan kirinya. "Sudah malam rupanya. Ayo tidur!" kata mas Umair setelah mengetahui waktu yang menunjukkan hampir tengah malam. "Tapi Mas—" dengan cepat mas Umair meletakkan kedua tangannya di sisi bahuku sambil berkata," tidur dulu ya, biar tendanya gak sia-sia." Mas Umair tersenyum lalu masuk ke dalam tenda. Mendengar mas Umair berkata dem

  • Suamiku yang dari Desa Ternyata Kaya Raya    Ancaman

    #SKDYPart 115 AncamanNamun, karena mas Umair menyebut nama Shaka, hal itu membuatku semakin penasaran dengan apa yang akan ia katakan sehingga tak ingin anaknya itu tahu.Pikiranku pun tanpa dipaksa mendadak ikut menebak-nebak tentang apa yang akan disampaikan oleh suamiku itu. Jika tentang pekerjaannya rasanya tak mungkin. Jika tentang rasa cintanya terhadapku, bukankah barusan ia mengungkapkannya? Ah, benar-benar aku tak bisa mengira-ngira apa yang sebenarnya terjadi pada diri mas Umair. "Mas mau ngomong apa?" tanyaku. "Kamu kenal Romi?" mas Umair menoleh kearahku sebentar. "Romi?" gumamku lalu mengingat-ingat kembali siapa yang dimaksud mas Umair. Beberapa detik kemudian aku pun tersadar dan teringat dengan sosok Romi yang dimaksudkan oleh suamiku itu. Ya, Romi adalah temanku di masa sekolah. Waktu itu memang kami terbilang dekat, namun bukan berarti kami ada hubungan spesial. Kami hanya teman biasa. Kami pun sudah lama tak berkomunikasi. Lebih tepatnya semenjak Romi memutusk

  • Suamiku yang dari Desa Ternyata Kaya Raya    Sikap Berbeda dari Mas Umair

    #SKDYPart 114 Sikap Berbeda dari Mas Umair"Emangnya Mas mau ngomongin apa?" perlahan dengan suara pelan aku menoleh kearah suamiku itu. Mas Umair membalas tolehanku. Ia tersenyum kecil sembari berkata," nanti kamu juga tau."Belum sempat aku membalas perkataannya mas Umair sudah melangkahkan kakinya menuju mobil. Mempersiapkan segala sesuatu untuk kegiatan camping hari ini. Sedangkan aku masih terdiam di tempat dan mencoba mencerna apa saja yang dikatakan mas Umair sebelumnya. ***Sembari menikmati suasana malam yang teramat dingin aku dan mas Umair menyantap makanan yang kami beli di warung makan yang memang berada di sini. "Mas mau ngomong apa?" tanyaku sembari menyiapkan peralatan makan yang sudah kami bawa dari rumah. "Makan dulu, ya," kata mas Umair menoleh kearahku lalu kembali memandangi bintang-bintang di atas sana. "Selalu begitu," gerutuku. Meski agak kesal karena masih dibuat penasaran, tetapi mau bagaimana lagi? Sebab memang begitulah tabiat suamiku itu. Awalnya a

  • Suamiku yang dari Desa Ternyata Kaya Raya    Ke Suatu Tempat

    #SKDYPart 113 Ke Suatu TempatNamun, sedetik setelah menutup pintu kamar tidur langkahku langsung terhenti. Aku terdiam tepat di depan pintu dan menyadari sesuatu hal yang membuatku beristighfar sembari mengusap wajahku dengan kedua telapak tanganku. "Astaghfirullah," ucapku kesal pada diriku sendiri. Dengan langkah malas sembari menahan malu akhirnya aku berbalik badan kembali ke kamar. Sebab, ternyata tanpa ku sadari kalau sebetulnya waktu sudahlah gelap. Bahkan saat sudah membuka pintu kamar netraku langsung tertuju pada jam dinding yang berada di ruang kamar tidur. Memastikan apakah kegelapan yang ku lihat benar adanya. Dan ternyata memang begitu keadaannya. "Tau 'kan jam berapa?" tanya mas Umair yang melihatku kembali masuk ke dalam kamar. "Iya, Mas, maaf," kataku sembari menghampiri suamiku. Sekarang aku sadar mengapa mas Umair menyuruhku melepas gamis yang ia berikan tadi. Karena memang waktu yang sudah menunjukkan hampir pukul sembilan malam tentu diwaktu seperti ini ka

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status