Pujian itu tidak berarti apa-apa bagi Ibu Kepala Biarawati Serendipity. Dia dibesarkan di Sekte Emei dan dididik dengan rasa keadilan yang tertanam dalam dirinya. Kejahatan tidak memiliki tempat dalam hidupnya. Semakin dia memikirkannya, semakin marah dirinya. Dia memandang Drake dan kemudian meludah, “Keluarga Darby adalah keluarga legendaris. Siapa yang tahu bahwa keluarga besar bisa menghasilkan orang gagal seperti Darryl. Jangan khawatir. Aku tidak akan membiarkan Darryl melanjutkan kejahatannya. Aku akan membasmi hama itu." Drake memandang Ibu Kepala Biarawati Serendipity dengan penuh rasa terima kasih. Dia lalu mengangguk dengan keras. KRING! KRING! Di saat yang bersamaan, sebuah telepon berdering. Salah satu pengikut Emei mendekati Kepala Biarawati dan dengan hormat dia berkata, "Master, ini dari Kakak Megan." "Halo, Megan," kata Kepala Biara lembut. Di antara semua pengikut, Ibu Kepala Biarawati Serendipity paling menyukai Megan. Dia bahkan menganggap Megan sebagai
Ibu Kepala Biarawati Serendipity menarik napas dalam-dalam sebelum membentak, “Aku tidak perlu menjelaskan lebih jauh. Pokoknya, kamu tidak boleh menemuinya lagi. Mengerti?” Apa? Melecehkan saudara iparnya? Membunuh kakeknya? Megan kebingungan. Setelah beberapa saat, dia berkata dengan hati-hati, “Master pasti salah. Darryl bukan orang seperti itu. Dia membantu orang lain dan pemberani, dan pria yang baik." Darryl tidak mungkin melakukan hal seperti itu. Mustahil! “Kelakuan kotor yang dia lakukan sudah bukan menjadi rahasia umum dalam Keluarga Darby. Bagaimana aku bisa salah?” Dia mengerutkan kening. "Aku tidak peduli. Jika kamu melawan perintahku, aku bukan Master-mu lagi. Megan, katakan yang sebenarnya. Apakah kamu menyimpan perasaan untuk Darryl?” Megan jarang memiliki pendapat yang baik tentang siapa pun, tetapi malah membela Darryl. Megan tersipu malu. Dia menggigit bibirnya dan tergagap, “Master… Aku… Tidak. Aku tidak memiliki perasaan padanya. Aku sudah bertunangan den
Samantha memandang Darryl dengan pandangan menghina, dia tetap saja seorang pecundang! Dia mengira Darryl sudah membaik. Ternyata, satu-satunya alasan Cyrus mengembalikan uang mereka adalah karena Dax. Darryl tersenyum. Dia tidak perlu repot-repot memberi penjelasan pada Samantha. Dia sudah terbiasa dipandang rendah oleh Samantha. Samantha kemudian berbalik dan meninggalkan kamar Darryl setelah mengetahui kebenarannya. Tiba-tiba, dia tersandung karena sepatu hak tingginya. Dia akan jatuh ke lantai, tetapi Darryl dengan cepat menangkap pinggangnya. ‘Baunya harum,’ pikir Darryl. "Hati-hatilah," kata Darryl sambil tertawa. “Lepaskan aku, sampah!” kata Samantha dengan perasaan tersinggung. Sungguh suatu penghinaan besar dengan membiarkan pecundang itu menyentuh dirinya. Darryl melepaskannya sambil berpikir, 'Aku sudah membantumu agar tidak jatuh! Tidak ada perbuatan baik yang luput dari hukuman.' Samantha memelototinya sekali lagi dan berkata, “Sampah! Kenapa putriku menikahi
Xavier mengabaikannya. Dia meraih tangan Lily dan menyeringai. “Lily, jangan malu-malu. Aku hanya mencoba bersikap peduli pada muridku. Itu saja. Ambillah makanan ini." Dia mendorong kantong itu lagi darinya. Lily panik, “Mr. Xavier, tolong lepaskan tangan ku. Jangan…” Mata Darryl menyala. Sudah cukup menyedihkan, dia harus melalui sindiran dan ejekan pagi ini, dan sekarang melihat binatang cabul melecehkan istrinya. Dia sudah muak dengan semua itu! “Jauhkan tanganmu darinya!” teriak Darryl sambil mendorong Xavier ke samping. Xavier hampir kehilangan keseimbangan, “Kamu lagi! Aku belum membayar pukulanmu yang dulu!" teriaknya. Di kelas Pendidikan Jasmani terakhir, Xavier cemburu karena Lily, Yvonne, dan Circe bergurau dengan Darryl. Dia melempar bola basket ke arahnya, namun Darryl memintanya untuk meminta maaf. Jika bukan karena Miss Katherine yang menghentikan mereka tepat waktu, dia pasti akan menghajar Darryl. Xavier kini mengepalkan tinjunya. Aura kuat memancar dari tu
Mata Darryl berwarna merah darah. Dia merasa kesal. Dia harus mengalahkan Xavier hari ini, tidak peduli apa pun yang terjadi! “Darryl benar-benar idiot. Kenapa dia mencari masalah dengan menantang Mr. Xavier?” "Ha..ha! Dia pantas mendapatkannya!" Tidak ada yang mau menghentikan perkelahian. Murid-murid yang lain berharap untuk melihat Darryl dipukuli. Xavier adalah Master Jenderal Tingkat Lima. Dia mungkin tidak memiliki kekuatan yang kuat, tetapi itu lebih dari cukup untuk menghajar seorang siswa. “Ini akan memberimu pelajaran!” teriak Xavier saat pukulannya hampir mencapai dada Darryl. Semua wanita mengkhawatirkan Darryl, pukulan itu akan mematahkan tulang rusuknya! Bahkan jika, dia tidak mati, pasti akan lumpuh! Namun, Darryl tidak berniat melarikan diri atau menghindari pukulan itu. Dia telah menguasai Kitab Suci Energi Murni. Energi Dalamnya jauh lebih kuat daripada rekan-rekannya di level yang sama. Meskipun hanya seorang Master Jenderal Tingkat Dua, dia tidak merasa
“Argh!” Xavier hampir tidak sadarkan diri, dan darah mengalir dari hidungnya secara deras. Dia berteriak meminta bantuan, "Tolong aku!" Beberapa pria yang memiliki hubungan relatif baik dengan Xavier kemudian tersadar. "Pergilah! Ayo, pergi!" "Bantu Mr. Xavier!" Mereka bergegas membantunya. "Enyahlah!" Darryl menggeram. Dia berdiri, siap untuk menampar mereka masing-masing. PLAK! PLAK! PLAK! Tamparannya begitu keras sampai mereka semua roboh. Beberapa wanita berteriak. Siapa yang mengira, bahwa seorang siswa akan dapat mengalahkan guru olahraga seperti itu? "Minta maaflah sekarang!" Darryl menuntut dengan tendangan ke kepala Xavier. “Bedebah kamu, Darryl. Aku akan membunuhmu!" Xavier mengepalkan tinjunya. Dia kehilangan kendali. Sebelumnya, dia tidak pernah merasa malu. Dia hanya mengharapkan kematian Darryl. "Minta maaflah!" raung Darryl melolong sambil menendang kepala Xavier lagi dengan kasar Xavier melihat bintang, dan kepalanya berdarah. "Darryl, kamu ..."
Tamparan Katherine memekakkan telinga di tempat itu. Darryl merasakan wajahnya terbakar. Para siswa mengejeknya dengan lembut. Mereka senang melihatnya dihukum. Darryl hanya satu meter jauhnya dari Katherine, dia bahkan bisa mencium bau parfum di tubuhnya. Ia tak bisa menyangkal, bahwa Katherine memiliki bentuk tubuh yang menarik. Namun, ini adalah kedua kalinya wanita itu menamparnya! Darryl ingin marah, tetapi Guru Disiplin ada di sini. Jika dia membuat ulah, mungkin akan dikeluarkan dari Sekolah Hexad, bagaimana dia bisa mencuri buku jika dikeluarkan? Dia harus menahan diri. “Darryl, apa menurutmu sekolah ini adalah rumahmu? Kamu pikir bisa bertarung kapan pun kau mau? Jika kamu tidak ingin belajar di sini, maka aku sarankan agar kamu pergi!" teriak Katherine dengan dingin. Dia lalu menamparnya lagi. PLAK! Terlihat tanda merah berbentuk telapak tangan di wajah Darryl. "Lari lima puluh putaran di lapangan," perintah Katherine. Darryl tidak mengatakan apa-apa lagi, d
Darryl tersenyum sambil berpikir, 'Kamu menamparku dua kali dan berharap aku membantumu?' Dia berpura-pura menghela napas sambil mengisyaratkan dengan licik, "Miss Katherine, aku bisa membantumu. Tapi, tubuhku sakit karena harus berlari tadi, andai saja ada seseorang yang bisa memijat tubuhku.” Wajah Katherine memerah mendengar kata-katanya. Beraninya dia mengisyaratkan dirinya untuk memijatnya! Dia adalah gurunya! Tidak pantas baginya untuk memijatnya. "Tidak apa-apa. Aku masih harus mengurus sesuatu, jadi aku harus pergi sekarang.” Karena tidak ada tanggapan dari Katherine, Darryl lalu berdiri dan hendak pergi. "Darryl, kamu ..." Katherine tergagap panik. Wanita itu telah melakukan penelitian dengan membaca buku teks kuno, tidak ada cara apa pun untuk mengembalikan kekuatannya. Jika Darryl tidak membantunya, dia akan menjadi manusia biasa selama sisa hidupnya! Katherine merasa putus asa. Dia mendekati Darryl dengan hati-hati dan meletakkan tangannya di pundaknya, dan mula
Wajah cantik Rachelle tampak rumit saat mendengar semua orang berusaha membujuknya. Dia tidak tahu apakah dia harus menangis atau tertawa.‘Kenapa mereka tidak percaya padaku? Tapi penaklukan tubuh terlalu mistis dan misterius. Kalau aku jadi mereka, aku juga tidak akan percaya,’ pikir Rachelle.'Sialanl' Pangeran Auten sangat marah. Ia marah padai para murid. "Apa kalian tidak mengerti apa yang kukatakan? Rachelle mengkhianati kita. Aku perintahkan kalian semua untuk membunuhnya sekarang. Mereka yang berani tidak patuh akan dihukum sesuai dengan aturan sekte."Ia berbicara dengan berhati-hati di kalimat terakhir. murid lain merasakan kemarahan Pangeran Auten. Hati para Kepala Aula dan murid-murid bergetar saat itu. Mereka mendekati Rachelle perlahan.Meskipun tidak seorang pun mengerti apa yang terjadi, mereka hanya bisa melaksanakan perintah Master Sekte.Rachelle panik ketika para murid perlahan mendekatinya.'Oh, tidak .…' Pada saat yang sama, Darryl diam-diam panik. Jika Rac
Ketika para Kepala Aula dan murid-murid melihatnya, pikiran mereka menjadi kosong. Mereka percaya bahwa Master Sekte dan Wanita Suci memiliki hubungan yang baik. Mengapa mereka saling bertarung?Ketika Pangeran Auten dan Rachelle melihat murid Sekte Api Sejati, mereka tercengang. Mata mereka tampak rumit."Cepat!" Pangeran Auten adalah orang pertama yang menanggapi. "Ayo, bantu aku membunuhnya!" teriaknya kepada para Kepala Aula.Dia tidak bisa menang dalam pertarungan Kekuatan Ilahi dengan kekuatannya sendiri, jadi dia harus bergantung pada orang lain untuk membantunya. Bagaimanapun, dia masih berada di tubuh dan wajah Adam.Para Kepala Aula tercengang sekali lagi saat mendengar perintah itu. Mereka kembali menatap Pangeran Auten dan Rachelle. Pikiran mereka campur aduk. ‘Master Sekte pasti gila. Dia ingin kita membunuh Wanita Suci itu?'"Murid Sekte Api Sejati, perhatikan baik-baik." Pangeran Auten sangat marah ketika semua orang berdiri tak bergerak. Dia berteriak dengan marah,
Setelah menghindari pedang itu, Pangeran Auten tertawa terbahak-bahak. "Dasar wanita bodoh. Apa kau percaya kau bisa melukaiku dengan serangan itu? Kau masih terlalu muda untuk ini."Saat dia selesai berbicara, dia mengangkat tangan kanannya dan membantingnya ke arah Rachelle.'Sial!' Wajah Darryl tampak mengerikan. 'Dasar orang licik. Dia cuma pura-pura terluka!' Saat dia dalam keadaan syok, dia malah mengkhawatirkan Rachelle.’"Kau—" Tubuh Rachelle bergetar saat melihat Pangeran Auten mendapatkan kembali kekuatannya. Dia tertegun dan marah. Saat dia berusaha menghindarinya, jaraknya terlalu dekat, dan dia tidak punya cukup waktu.Telapak tangan Pangeran Auten menghantam tubuh Rachelle dalam sepersekian detik berikutnya. Dia mengerang dan mundur beberapa langkah. Dia akhirnya berhenti ketika dia menabrak sebuah batu.Dia juga memuntahkan darah. Wajah cantiknya langsung pucat pasi.Pangeran Auten tampak senang setelah penyergapannya berhasil. Ia tertawa terbahak-bahak. "Dasar wan
Orang bisa saja mengatakan bahwa Darryl hanya membalas budi Pangeran Auten. Namun, Rachelle tetap tidak mengerti maksudnya."Aku akan membunuhmu untuk membalaskan dendam kakak laki-lakiku." Rachelle tidak menyerah meskipun menghadapi Pangeran Auten yang marah. Dia berteriak dan bersiap untuk melawan Pangeran Auten sekali lagi.Pangeran Auten berada di atas angin setelah hanya dua ronde. Dia terus-menerus menekan Rachelle. Rachelle menggigit bibir bawahnya dan menjadi lebih gelisah dari sebelumnya.Darryl tetap tenang menghadapi situasi tersebut. Ia berseru, "Rachelle, jangan panik. Meskipun ia telah menempati tubuh kakak laki-lakimu, Kekuatan Ilahi-nya tidak lebih kuat darimu. Aku akan mengajarkanmu sebuah rumus. Kamu harus mendengarkan dengan saksama."Darryl kemudian dengan cepat menyebutkan rumus untuk menggunakan Kekuatan Ilahi. Rachelle mendengar apa yang dikatakan Darryl. Dia menarik napas dalam-dalam dan mencoba menenangkan diri sambil menghafal rumus itu dalam hatinya.Rac
Ketika Rachelle dan Pangeran Auten mendengar jeritan itu, mereka memandang Darryl."Diam!" Pada saat itu, Rachelle menggigit bibirnya dengan keras dan membentak, "Darryl, aku tidak butuh kau untuk mengaturku." Wajahnya yang terpahat sempurna tampak marah ketika dia berbicara.Kenyataan bahwa kesuciannya direnggut Darryl menusuk hatinya dengan menyakitkan. Karena itu dia tidak senang melihat Darryl.Darryl merasa tidak berdaya saat melihat wajah Rachelle yang marah. Namun, ia berkata, "Kau tidak tahu cara menggunakan Kekuatan Ilahi, jadi kau harus tetap tenang dan jangan biarkan dia membuatmu marah. Begitu kau kehilangan akal sehatmu, itu akan menjadi bumerang bagimu."Ketika Rachelle mendengar itu, wajahnya tampak dingin. Dia kemudian berpura-pura tidak mendengar apa pun dan terus menyerang Pangeran Auten.Rachelle dan Pangeran Auten bertarung dengan sengit di udara, menimbulkan banyak suara. Sementara Pangeran Auten bertahan melawan serangan Rachelle, ia menatap Darryl sejenak. "
Di sisi lain, di Benua Cryolet.Darryl duduk bersila di aula Alam Rahasia Surgawi, diam-diam menyalurkan kekuatan batinnya ke dalam jiwa perinya.Sebelumnya, saat terjebak dalam Formasi Pembantai Peri, seluruh energi jiwa peri miliknya dipindahkan ke tubuh Rachelle. Untuk sesaat, ia tampak dalam bahaya.Meskipun memiliki tubuh seorang bijak, ia tidak memiliki Kekuatan Ilahi dan hanya sedikit lebih kuat dari orang biasa.Darryl duduk bersila dalam meditasi selama lebih dari 30 menit. Ia menarik napas dalam-dalam dan perlahan membuka matanya.Wajah Darryl dipenuhi kepahitan saat dia merasakan situasi di tubuhnya. Dia hampir menangis, tetapi tidak ada air mata di matanya. Dia bisa tahu bahwa energi internal tubuhnya belum banyak pulih sejak dia bermeditasi selama setengah jam.'Berengsek.'Hanya dengan meminum Ramuan Emas Sumsum Surgawi dia dapat memulihkan kekuatannya sebelumnya secara penuh.Namun, hanya ada satu Ramuan Emas Sumsum Surgawi di Alam Rahasia Surgawi. Kalau begitu,
Namun, Archfiend Antigonus tidak menanggapinya dengan serius. "Mereka seperti sekelompok semut. Jika mereka mati, ya mati saja. Kau harus tahu bahwa keberadaan mereka adalah untuk membantu kita menghidupkan kembali ras iblis. Mereka hanyalah batu loncatan kita."Ketika dia berkata demikian, wajahnya dingin dan nadanya tanpa emosi.Sebagai Archfiend, ia memperlakukan semua makhluk hidup seolah-olah mereka tidak penting. Ia merasakan hal yang sama terhadap anggota Istana Naga Laut yang telah bekerja untuknya selama ini. Tidak ada yang lebih penting baginya selain menghidupkan kembali ras iblis dan mendapatkan kembali kekuatannya.Hati Morticia bergetar saat mendengar itu. Ketika dia melihat mayat-mayat Istana Naga Laut di sekelilingnya, dia menyadari bahwa pria di depannya, yang selalu dihormati, telah berubah menjadi aneh.Meskipun anggota Istana Naga Laut tidak sepenting iblis dalam hatinya, dia tidak bisa bersikap begitu dingin dan kejam.Bagaimanapun juga, mereka mati untuk meny
"Apa yang sedang kau bicarakan?"Wajah Archfiend Antigonus tampak bersemangat. "Setelah menyatu dengan jiwa perinya, sekarang giliranmu."Dia mengangkat tangan kanannya ke atas kepala Zakari begitu selesai berbicara. Dia melihat sosok emas seukuran telapak tangan mengembun di atas kepala Zakari.Itu adalah jiwa perinya.Iblis Agung Antigonus menyambar jiwa peri dari udara dan menyerap energinya ke dalam dirinya sendiri."Kau!"Wajah Zakari menjadi pucat pasi tanpa jiwa perinya, dan dia berteriak kesakitan dengan sedih. "Kau tidak akan menemui akhir yang baik." Dia akan kehilangan segalanya sebagai Jenderal Surgawi jika dia tidak memiliki jiwa perinya."Omong kosong!"Archfiend Antigonus berkata dengan dingin dan menampar bagian atas kepala Zakari setelah mendengar kutukannya dan dengan ekspresi menghina di wajahnya. Zakari tidak punya waktu untuk berteriak sebelum tengkoraknya pecah, dan dia meninggal di tempat."Zakari!""TIDAK!"Dua saudara lainnya tidak dapat menahan diri
Berengsek!Zakari menatap Archfiend Antigonus dengan kaget setelah mendapatkan kembali keseimbangannya.Dia terlalu kuat.Archfiend Antigonus mencibir dan menyerbu ke depan tepat saat Zakari tertegun. Kekuatan Jiwa Iblis kemudian menghantam Zakari dan memenjarakannya.Untuk sesaat, Zakari tidak bisa bergerak.Mata Archfiend Antigonus berkilat dingin setelah menahan Zakari. Kekuatan Jiwa Iblis meledak dari seluruh tubuhnya. Dia berbalik dan menghadap Zuriel dan Zavari.Ketiga sosok itu terus bertabrakan di udara, menimbulkan suara keras. Zavari dan Zuriel terpaksa mundur dalam waktu kurang dari satu ronde.Segera setelah itu, dia menemukan kesempatan untuk memenjarakan mereka menggunakan Kekuatan Jiwa Iblis.Ketiga saudara itu terdiam di tempat untuk sesaat, tidak mampu melawan. Mereka semua gugup, bukannya sombong."Iblis Agung Antigonus!"Pada saat itu, Zakari menarik napas dalam-dalam dan berteriak kepadanya, "Tidak ada gunanya bagimu untuk menangkap kami. Kakakku telah mel