Home / Romansa / Suamiku seorang Mata-Mata / Bab 47: Pagi yang cerah untuk merawat pasien

Share

Bab 47: Pagi yang cerah untuk merawat pasien

Author: sweetchocosin
last update Last Updated: 2024-04-27 18:45:14

Seorang pria berusia tiga puluhan, lemas tak berdaya. Ia hanya mengenakan kaos oblong dan celana pendek ketat, seperti celana renang. Dari kulitnya yang berwarna kulit pucat dan rambutnya yang bewarna tembaga, bisa dipastikan kalau pasien ini adalah warga negara asing.

Tampak seorang perawat wanita memberikan pertolongan pertama. Ia menekan dada pria itu beberapa kali. Meskipun tubuh pasien itu satu setengah kali lebih besar dari tubuhnya, tenaga yang diberikan perawat itu sanggup menghentak dada. Sedangkan Ferdian memperhatikan layar monitor yang masih menampilkan garis lurus.

“Jelaskan!” tuntut Ferdian kepada seorang perawat perempuan lain yang baru tiba membawakan tabung oksigen, di tengah kepanikan itu. Tangannya mencari nadi sang pria.

Suara tangis terdengar dari balik tirai, seorang wanita berusia sama dengan pasien, dan satu orang laki-laki berusia dua puluhan. Mereka bertiga sama-sama berkulit putih.

“Warga Selandia Baru, Oliver, 34 tahun
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Suamiku seorang Mata-Mata   Bab 48: Rose dan bekicot

    Rose membuka tutup tuas kunci mobil. Ia sudah bosan setengah mati. Seharusnya, sudah sepuluh menit yang lalu ia bertemu seseorang. Sampai saat ini, yang ditunggu tak kunjung muncul. Perasaannya gelisah. Ia khawatir telat masuk sekolah.Beberapa menit kemudian, seseorang mengetuk pintu mobil. Ketukan berpola.Setelahnya, Rose membuka kunci mobil. Seorang pria berambut keriting masuk dan duduk di samping bangku setir.“Maaf menunggu. Tadi aku memutar dan salah jalan.”“Tidak apa-apa.” tukas Rose.Blue terdiam. Jujur, ia tak tahu apakah harus bersikap biasa saja di depan Rose yang sudah mengetahui rahasianya.“Apa ada yang ingin kau ketahui?” Blue membuka percakapan. Tangannya sibuk membuka permen mint, berharap otaknya ikut segar.“Ada dugaan korupsi di SD Matahari.”“Aku tahu hal itu. Tapi aku tidak terlalu fokus ke sana.”“Tapi ada keponakanmu.”Blue mengangguk. “’Memang. Ada masalah?”

    Last Updated : 2024-04-28
  • Suamiku seorang Mata-Mata   Bab 49: Hobi baru Sky: menggoda Nala

    Nala tampak sibuk mengetik. Ia memperhatikan dengan teliti hasil pemeriksaan yang telah Rizal lakukan, dan telah divalidasi May. Hari ini, jadwal jaganya bersama May dan Rizal. Dan Anya, tentu saja. Namun, karena secara harfiah rumah sakit ini adalah milik ayah putri bling-bling, sampai pukul sembilan lewat, tak ada tanda-tanda kedatangan dari putri bangsawan itu.“Apa yang harus kita lakukan dengan apusan darah?” tanya Nala. Ia hanya mengetik hasil darah lengkap tanpa evaluasi yang diminta Ferdian. “Apa pemeriksaan itu memang harus dilakukan oleh dokter?”May mencicit. Ia sudah merasakan beban berat yang menyongsongnya di masa depan tatkala dokter yang menangungi unit tempat ia bekerja susah dihubungi.“Aku sudah berusaha semaksimal mungkin menghubungi dokter itu.” semaksimal yang dimaksud adalah menelepon nomor yang tidak aktif. “Aku tidak tahu lagi harus bagaimana.”“Apa tidak bisa kau lakukan saja? Memangnya harus dokter?”“Harus, don

    Last Updated : 2024-04-29
  • Suamiku seorang Mata-Mata   Bab 50: Reuni tiga pria

    Hari sudah malam. Rumah sakit tampak masih ramai dengan lalu lalang kendaraan. Meskipun terbilang baru, dengan pengaruh Hartono dan keluarga Triadmodjo lain, rumah sakit itu mendapatkan atensi dari banyak pihak. Selain karena kemegahan bangunan dan fasilitas yang lengkap, dokter yang terpilih pun juga punya jam terbang tinggi dan merupakan lulusan terbaik. Citra yang baik sengaja diciptakan dengan menjadikan harga pelayanan dapat dijangkau seluruh kalangan. Bagi yang tidak mampu dan tak punya asuransi, yayasan akan turun tangan membantu.Sungguh mulia. Sky mengakui kehebatan ayahnya dalam menciptakan skema malaikat tak bersayap kaya raya tak berdosa. Kalau ibunya masih ada, mungkin hal itu akan terwujud tanpa dikotori oleh perdagangan narkoba yang berdampak buruk bagi masyarakat. Membayangkan raut muka ibunya kalau melihat pria yang ia cintai sampai mati itu menjadi tak terkendali, membuat perasaan Sky tercabik-cabik. Hati kecilnya sedikit lega mengingat keberadaan ibunya yang sudah

    Last Updated : 2024-04-30
  • Suamiku seorang Mata-Mata   Bab 51: Bayu payah bermain bola

    Nala memutuskan mengantarkan Bayu ke sekolah hari ini. Tidak dengan mobil, namun menggunakan vespanya. Blue belum pulang dari semalam, yang tentu tak membuat wanita itu khawatir. Perasaannya masih sama riangnya seperti kemarin.Sedangkan kari yang dimakan Bayu hari ini, sudah bergejolak di dalam perut. Otot perut bocah itu menegang, sejalan dengan kegugupannya menghadapi hari-harinya di sekolah.Nala yang masih bersemangat, melewatkan perubahan yang terjadi pada anaknya.“Bayu besok mau kari lagi?” tanya Nala, setengah berteriak. Tak sama saat bercakap-cakap di dalam mobil, telinga mereka harus bertarung pula menangkap suara di antara desing motor dan angin kencang jalanan.“Aku juga mau sus cokelat!!” teriak Bayu. Meskipun mulutnya terasa pahit.“Bilang pamanmu, kalau itu.”“Sudah, semalam.”Begitu mereka sampai di depan gerbang sekolah, Bayu turun. Nala membantunya melepaskan helm.“Apa sekolahmu lancar?”

    Last Updated : 2024-05-01
  • Suamiku seorang Mata-Mata   Bab 52: Misi pertama Nala: Menembak pendingin ruangan

    Nala tidak tahu kalau hari ini Anya masuk. Bahkan, putri bling-bling itu sudah leha-leha dan petantang petenteng menaikkan kedua kakinya di meja komputer sambil mengagumi kukunya yang dihias cantik dan berkilau. Pakaiannya menyembul di balik jas dokternya yang panjang, sebuah terusan celana berwarna merah muda dan bertabur gliter.Nala bertanya-tanya dalam hati. Mungkinkah sehari tanpa berpenampilan bling-bling membuat Anya sesak nafas?“Oh, hai!” Anya menyapa Nala yang terbengong-bengong di depan pintu. “Masuk aja, jangan sungkan.”“Eh, iya, dok.”Nala bergegas melewati Anya. Ia mencari May dan seseorang yang berjaga pagi ini. Di ruang ganti, ia mendapati Daniar dan May sedang bercakap-cakap.“Sedang apa kalian disini?” tanya Nala, sambil mengganti bajunya.“Mengobrol, kurang lebih.” jawab Daniar, sekenanya. Ia menggelengkan kepala, seolah memberi isyarat kalau sudah muak dengan keberadaan Anya yang menyabotase ruang admin sambi

    Last Updated : 2024-05-02
  • Suamiku seorang Mata-Mata   Bab 53: Penggemar nomer satu Bayu: Aldo

    Bayu mempertanyakan keahliannya dalam merencanakan sesuatu. Deduksi dan analisisnya selalu benar, atau mendekati setidaknya. Blue hanya pernah menambahi dan mengoreksi sedikit apa yang pernah Bayu selesaikan ketika mereka sedang menjalankan sebuah misi.Tentu saja, merusak harpa mahal dalam satu kali tendangan jarak jauh langsung masuk daftar panjang kesuksesan bocah itu. Membuat Bayu misuh-misuh.“Alih-alih mengumpat..” ujar Aldo, yang tiba-tiba menyembul dari belakang Bayu. “.. aku pasti akan menangis sih.”“Kau ingin aku bereaksi apa dengan lelucon itu?”“Aku tidak sedang melucu, Bay. Tapi aku lebih menyukai..” bocah gembul itu mengayunkan tangannya di depan wajahnya. “..ya, sepertinya, ada bagusnya kalau kau operasi wajah saja.”“Oh, waw, bagus. Aku kehabisan kata-kata.”“Kau pasti tidak pernah tahu kekejaman apa yang akan terjadi di dalam ruang kepala sekolah kita.”Bayu terhenyak. Ia memperhatikan raut wajah Aldo yang pucat, seolah ia yang sudah bersalah melakukan hal bodoh tak

    Last Updated : 2024-05-03
  • Suamiku seorang Mata-Mata   Bab 54: Misi kedua Nala: Merusak tirai

    Mula-mula, seluruh ruangan berteriak panik. Setelah pelaku tumbang (alasan terbesarnya karena bobot pendingin ruangan), sorak sorai menyelimuti IGD. Ada dua wanita tua yang ikut bertepuk tangan meriah padahal sudah dipasangi penghalimun.Saat Ferdian mendekati Nala, beberapa satpam dengan cekatan meringkus pelaku.“Kau tidak apa-apa?” bisiknya. Ia memperhatikan setiap jengkal tubuh istrinya dengan hati-hati, khawatir setetes darah tiba-tiba mengalir. “Aku bisa membuatnya hidup dalam kesakitan selamanya kalau terjadi hal yang tidak-tidak padamu.”Nala mengangguk, mengisyaratkan kalau keadaannya cukup stabil. Meskipun degup jantungnya tak beraturan karena ini pertama kalinya ia menggunakan senjata api, ekspresinya masih bisa ia kontrol. Wajahnya juga kemerah-merahan melihat Ferdian begitu dekat dengannya.Sambil menarik Nala menepi, Ferdian membersihkan sisa bubuk residu yang menempel di pakaian istrinya itu. Sebuah hal yang sia-sia, namun secara im

    Last Updated : 2024-05-04
  • Suamiku seorang Mata-Mata   Bab 55: Cara cepat mengerjakan trigonometri: Pingsan

    Bayu meraih tangan gurunya. Tanpa sengaja, ia meremasnya agak kuat sampai menarik perhatian pemilik jemari.“Kau takut?”Bu Dewi memelankan langkah kakinya. Mereka melewati lorong sekolah yang sepi menuju gedung kepala sekolah.“Apa bu guru pernah dengan penuh kesadaran berjalan mendekati tartarus?”Senyum tipis menghiasi wajah wanita itu. Ia menggigit bibir.“Ibu tidak pernah berniat mati untuk pergi ke tartarus.”“Semua aparat keamanan akan mati di dalam tartarus.” Bayu bersikeras. “Tempat penuh api yang menakutkan, dengan monster yang sanggup menguliti setiap manusia dengan rasa sakit dan penderitaan. Tanahnya bisa membakar setiap jengkal jaringan di dalam tubuh sampai menghitam sebelum menjadi abu. Dan akan terus begitu dalam keabadian.”Bu Dewi menghentikan langkahnya. Bola matanya menyelami kedua mata Bayu yang gemetaran. Wanita itu mencium rasa takut dari tubuh kecil itu.“Kenapa kami harus mati di dalam

    Last Updated : 2024-05-04

Latest chapter

  • Suamiku seorang Mata-Mata   Bab 210: Epilog

    Setahun kemudian.. Sky, Nala, dan Bayu, sedang menikmati sore di taman kota. Setelah sekian lama berjuang melawan berbagai tantangan dalam hidup, mereka akhirnya menemukan kedamaian dan kebahagiaan di kehidupan mereka saat ini. Bayu baru saja mulai bersekolah lagi di SD Matahari bersama teman-temannya, Joana dan Aldo. Mereka tinggal di kompleks yang sama dengan Joana dan Aldo, sehingga setelah berjalan-jalan santai, mereka kembali ke rumah mereka. Anya telah meniti karier yang sukses sebagai direktur Rumah Sakit Besari, mendedikasikan dirinya untuk meningkatkan pelayanan kesehatan di komunitas mereka. Elang Group, perusahaan yang dipimpin oleh Blue, atau yang sekarang dikenal sebagai Langit, terus berkembang dan memberikan kontribusi positif bagi masyarakat dan lingkungan sekitar. Sementara itu, Rose berhasil mendapatkan naturalisasi dan membuka toko bunga yang indah di dekat kompleks tempat tinggal Nala. Tokonya menjadi tempat favorit bagi penduduk setempat yang mengagumi keahli

  • Suamiku seorang Mata-Mata   Bab 209: Hutang yang terbayar

    Tiger, Nala dan Rose tiba di tepi pantai dengan napas terengah-engah, terdengar gemuruh ombak di kejauhan. Mereka menghentikan langkah mereka mendadak ketika mendengar suara letusan yang mengejutkan dari arah dermaga.Dor!Hati Nala berdebar kencang, naluri mereka langsung mengarahkan pandangan ke arah Sky dan Blue yang terendam di dalam air.Nala, dengan mata berkaca-kaca, berlari mendekati Sky yang terdampar di tepi pantai. Dengan gemetar, dia jatuh berlutut di pasir pantai. Riak air tiba-tiba berhenti, menandakan mereka berdua sudah jauh tenggelam.Nala dan Rose mencoba mendekati tempat kejadian, namun para polisi mencegahnya. Beberapa petugas ada yang menyelam, mencari mereka. Namun, nihil. Tak ada tanda-tanda tubuh mereka ditemukan."Sepertinya mereka terbawa arus," ucap salah satu di antara mereka. "Kami tidak menemukan apapun."Rose dan Nala menjerit tak karuan. Setelah beberapa saat, mereka mencoba menenangkan diri di pin

  • Suamiku seorang Mata-Mata   Bab 208: Pengejaran

    Sky dan Blue memacu mobil mereka dengan cepat mengejar Hartono yang melarikan diri. Lampu-lampu kota yang masih hidup, berkedip-kedip di sekitar mereka saat mereka melaju melewati jalan-jalan yang ramai. Mereka mengejar mobil Hartono yang berbelok-belok di antara lalu lintas, mencoba untuk tidak kehilangan jejak."Kita hampir mendapatkannya!" seru Sky, matanya tetap fokus pada mobil di depan mereka.Blue, yang duduk di kursi penumpang dengan tegang, mengangguk setuju. "Tetap fokus, Sky. Kita harus menangkapnya sebelum dia bisa kabur lebih jauh."Mereka terus memacu mobil mereka, mengikuti dengan cermat setiap gerakan mobil Hartono. Jalanan mulai sepi ketika mereka mendekati dermaga yang terletak di pinggiran kota. Lampu-lampu jalan redup di belakang mereka, memantulkan kekhawatiran yang mereka rasakan.Hartono, yang terus melaju dengan cepat, akhirnya memarkir mobilnya di ujung dermaga yang sepi. Dia keluar dengan cepat, menghadapi Sky dan Blue ya

  • Suamiku seorang Mata-Mata   Bab 207: Sedikit lagi!

    Suara letusan senjata menggelegar di dalam vila yang sunyi, menyela hening pagi yang mulai terang. Tiger, yang menunggu di mobil dengan tegang, mendongak mendengar itu. Dia menatap Nala dengan mata penuh kekhawatiran."Kau merasa gugup?" Tiger bertanya dengan lembut. "Setelah ini, semuanya akan berakhir."Nala, yang duduk di sampingnya dengan wajah tegang, menggeleng pelan. Dia mencoba untuk menenangkan dirinya sendiri meskipun jantungnya berdegup kencang."Ya, sedikit," jawab Nala akhirnya, suaranya bergetar sedikit. "Ini semua terasa seperti mimpi buruk. Kuharap tidak ada yang terluka dari letusan itu."Tiger meraih tangan Nala dengan penuh dukungan. "Kita akan melalui ini bersama-sama, Nala. Kami sudah mendekati akhir dari semua ini."Mereka berdua duduk dalam hening sejenak, mengumpulkan keberanian dan fokus untuk apa yang akan mereka hadapi selanjutnya.Lalu, tiba-tiba suara radio mengejutkan mereka."Lapor, Tiger.

  • Suamiku seorang Mata-Mata   Bab 206: Anya berduka

    "Ahhhh!!!" Olivia, dengan hati yang penuh kegelisahan, melihat Pak Was jatuh dari balkon dengan terkejut yang mendalam. "Tidak, tidak. Was!! Was, jangan tinggalkan aku, Was. Jangan pergi! Was! Kau sudah berjanji padaku, Was. Kau harus hidup, jangan tinggalkan aku! Jangan tinggalkan akuu!!!"Olivia berteriak histeris, mencoba menjangkau pak Was yang terbaring tak bergerak di tanah. Anya, putrinya yang ketakutan, berlari mendekat untuk menahan ibunya. Namun, dalam kepanikan yang melanda, Olivia terlalu kuat untuk ditahan."Mama, sudah. Jangan seperti ini, atau mama akan jatuh. Ma, tolong. Ayo, ma kita turun. Ma,"Anya bisa melihat dari kejauhan kalau rumahnya sudah dikepung. Ia tahu sebentar lagi akan menjadi akhir dari perjalanan orang tuanya dalam melakukan kejahatan. Tapi, ia sendiri tidak menyangka akan menyaksikan peristiwa jatuhnya Pak Was. Dari tampilannya, tampaknya tubuh Pak Was sudah tak lagi bernyawa. Pria itu sudah tak lagi bisa diselam

  • Suamiku seorang Mata-Mata   Bab 205: Selamat tinggal, Pak Was

    Di luar jendela, matahari mulai terbit, menyisakan langit senja yang memancarkan cahaya oranye dan merah muda yang lembut. Suasana itu memberikan kontras dengan keheningan yang menyelimuti ruangan Hartono yang sepi.Pikirannya melayang ke masa lalu, saat semuanya masih normal. Pak Was, yang selalu setia dan dedikatif dalam pekerjaannya, kini telah mengkhianatinya. Dia merasa kehilangan sosok yang telah menjadi bagian dari kehidupannya selama bertahun-tahun.Hartono menatap foto keluarganya, foto Liliana dan kedua anak kembarnya, di meja kerjanya, sorot matanya tampak penuh penyesalan. Dia berdoa dalam hati, berharap agar Liliana tenang di tempat yang lebih baik.Suasana pagi itu di ruang kerja Hartono memantulkan perasaannya yang campur aduk: kesedihan, penyesalan, dan tekad balas dendam yang membara. Langit fajar yang merona menjadi saksi dari perubahan yang mendalam dalam hidupnya, suatu perubahan yang tidak pernah dia rencanakan atau bayangkan sebelumny

  • Suamiku seorang Mata-Mata   Bab 204: Meluncur!

    Setelah perjalanan yang tegang dan cepat dari kota menuju vila terpencil di pinggiran hutan, Blue, Nala, Sky, dan Rose tiba di tempat tujuan mereka. Hutan di sekeliling vila memberikan kesan sunyi namun tegang, dengan sinar fajar yang mulai membuat bayangan di balik pohon-pohon rimbun. Mereka turun dari mobil dengan hati-hati, siap untuk bertindak cepat dan efisien, menunggu pasukan lain dan Tiger tiba.Setelah beberapa saat, belasan mobil polisi dan dua mobil yang mengangkut pasukan khusus, mulai berdatangan. Tiger muncul di antara mereka dengan membawa senapan laras panjang dan senyum di wajahnya."Bagaimana? Siap?" pria itu bertanya. "Helikopter sudah dalam perjalanan. Kali ini, Hartono tidak akan kabur.""Bukankah jumlah ini terlalu berlebihan?" Rose tampak melongo dengan sejumlah pasukan yang mengitari mereka. "Memangnya kita menangkap gerombolan orang jahat ya?""Ya, Hartono setara dengan ratusan penjahat, sih. Jadi ini sepadan, hehe."

  • Suamiku seorang Mata-Mata   Bab 203: Suara letusan

    Anya melangkah dengan cepat di koridor vila, menuju kamar Olivia. Setiap langkah yang ia ambil, membuat ingatannya memainkan gambaran masa lalu yang penuh cahaya, berbeda dengan suasana saat ini yang dipenuhi dengan ketegangan dan kekhawatiran. Dia berusaha menenangkan dirinya sendiri sambil mencari-cari ibunya, Olivia, yang mungkin masih terlelap dan tidak tahu atas apa yang akan terjadi.Sebagai anak dari Olivia dan Hartono, Anya tumbuh di lingkungan yang sering kali menawarkan lebih banyak teka-teki daripada jawaban. Ayahnya, Hartono, adalah seorang pria yang selalu tampak gelap dan misterius yang dibalut dengan senyum hangatnya, sementara ibunya, Olivia, adalah sosok yang mencoba sekuat tenaga untuk menjaga ketenangan dan keseimbangan dalam kehidupan keluarga mereka, tentu saja dengan cara-cara licik yang belakangan Anya ketahui. Namun, situasi yang sering kali tegang dan penuh tekanan telah membuat Anya belajar untuk memilih langkah-langkahnya denga

  • Suamiku seorang Mata-Mata   Bab 202: Mari tangkap Hartono!

    Suasana malam yang dingin dan tenang menyelimuti kota saat Sky, Nala, Blue, dan Rose menerima telepon darurat dari Anya. Mereka duduk bersama di ruang tengah pondok kayu, tempat mereka kini berkumpul, atmosfer yang sebelumnya santai berubah menjadi tegang seketika. Anya, dengan suara gemetar, memberitahukan bahwa Hartono memergoki istrinya, Olivia, sedang bermesraan dengan Pak Was. Entah bermesraan yang seperti apa, yang pasti Anya tampak takut akan terjadi sesuatu yang buruk.Sky, yang duduk di sofa dengan laptopnya, segera menutup layar dan menatap serius ke arah Blue dan Nala. "Kita harus segera ke sana. Anya bilang dia sudah mengirimkan alamatnya padamu, kan?"Blue, yang biasanya santai, kini tampak tegang. Dia mengangguk cepat. "Aku ambil kunci mobil."Nala, yang sedang mengaduk secangkir teh, menaruh sendoknya perlahan. "Aku ambil kit medis dari lemari."Rose, yang duduk di pojok ruangan dengan buku di tangannya, mengangguk setuju. "Aku ambi

DMCA.com Protection Status