Beranda / Romansa / Suamiku seorang Mata-Mata / Bab 123: Keteguhan Blue

Share

Bab 123: Keteguhan Blue

Penulis: sweetchocosin
last update Terakhir Diperbarui: 2024-07-03 18:41:05

Rose sampai apartemen nyaris tengah malam. Sebenarnya, ia ditawari menginap oleh Kak Joe di panti. Namun, mengingat dia belum mengambil cuti sebagai guru di SD Matahari, tawaran itu ditolaknya dengan halus. Meskipun sosok guru hanyalah sebuah samaran baginya, Rose cukup totalitas.

“Aku pulang!” Seru Rose begitu menginjakkan kaki di apartemen.

Tak ada jawaban. Biasanya, Blue sudah pulang sebelum pukul sebelas meskipun lampu apartemen dibiarkan mati.

Rose bermaksud membereskan diri, namun ia dikejutkan oleh kehadiran Blue yang meringkuk di atas kasur.

“Sayang,” sapa Rose. Ia pun duduk di tepi tempat tidur dan membelai lembut rambut Blue.

Blue menoleh, baru menyadari kehadiran Rose di sisinya.

“Kau sudah pulang?” Tanya pria itu dengan suara serak.

“Kau sakit?” Rose memeriksa kening Blue. “Tapi kau tidak demam. Aku baru saja datang. Tadi aku berteriak tapi kau tidak menjawab.”

Blue mengangguk tak bersemangat. Ia mel
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Suamiku seorang Mata-Mata   Bab 124: Setidaknya, Nala sekarang punya ayah

    “Semua sudah berkumpul?” Tiger memeriksa setiap orang yang kini berada di dalam pondok. Mereka semua berkumpul di depan perapian. Blue dan Sky masih canggung dan berjarak. Sedangkan Rose berada di sisi lain, mencoba menguatkan Nala. Nala memperhatikan Tiger yang menjadi satu-satunya orang yang berdiri di antara mereka berlima. Saat mata mereka saling beradu, Tiger dan Nala menjadi agak salah tingkah dan kikuk. “Ehem, semuanya,” Tiger mencari perhatian. “Kita mendapatkan informasi baru.” “Kau bisa mengirimi telegram atau sinyal radio pada kami tanpa harus berkumpul di sini,” Rose merasa jengah. Matanya memberi isyarat pada Tiger untuk memperhatikan ketegangan yang muncul di antara Blue dan Sky. Tiger mengikuti arah pandangan Rose, lalu mendesah pelan. “Kita tidak bisa mencampuri urusan keluarga dengan pekerjaan, Rose. Sayang sekali.” Mendengar kalimat yang keluar d

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-04
  • Suamiku seorang Mata-Mata   Bab 125: Rencana menjadi nomer satu

    Aroma kopi memenuhi paru-paru Hartono pagi itu. Ia masih dalam kebimbangan yang carut marut. Videonya masih diperbincangkan, bahkan rencananya dengan pembukaan mall yang sudah direncanakan dengan matang, tidak berjalan sempurna. Semuanya gagal, seolah seseorang sudah tahu pion apa yang akan ia mainkan.“Tuan..” Pak Was datang, sesuai arahan Hartono.Hartono memutar kursi kerjanya, menyambut kedatangan sekretaris setianya itu.“Bagaimana citraku hari ini?” Hartono bertanya dengan rahang yang mengeras.“Masih belum ada tanda-tanda yang positif, Tuan.”Hartono menggebrak meja. Wajahnya merah padam. “Sial. Sudah kuduga.”“Bagaimana kalau kita membuat pernyataan kalau semua itu fitnah?” Pak Was mengusulkan. “Video itu disunting seolah-olah anda adalah yang ada di dalam video.”Hartono menanggapi ide itu dengan kepala berdenyut. “Tidak perlu begitu. Lagipula, apakah ada orang yang akan percaya? Aku dikenal sebagai malaikat tak

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-05
  • Suamiku seorang Mata-Mata   Bab 126: Janji Sky

    “Direktur utama sekaligus pemilik saham terbesar Elang Group, Hartono Triadmodjo, secara resmi mencalonkan diri sebagai calon presiden periode 202X-203X. Hal ini disampaikan langsung oleh kepala divisi humas, yang mengadakan konferensi pers pada sore hari ini.”Suara berita memenuhi seluruh pondok. Nala diam terpaku. Ia saat itu sedang sibuk membersihkan lantai dengan penyedot debu. Kini, wanita itu hanya bisa termenung, meratapi pekerjaan mereka. Dia bahkan rela memakai baju bewarna merah muda yang mencolok demi menjatuhkan reputasi Hartono.“Sialan!” Sky menggerutu. Ia keluar dari kamar Bayu. Lalu, matanya tak sengaja bertemu mata dengan Nala.“Dia mencalonkan diri, Sky,” desis Nala, seolah Sky belum tahu.Pria itu mengangguk. Pintu kamar Bayu setengah terbuka. Suara televisi di dekat perapian bisa masuk lewat celah-celah yang terbuka.“Apa yang dipikirkan orang itu sebenarnya?”“Aku juga tidak tahu,” Sky tampak putus asa. “Ras

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-06
  • Suamiku seorang Mata-Mata   Bab 127: Halo, yah! Berusaha keraslah membunuhku

    “Sial!” Sky meninju gagang setir. Matanya yang fokus ke arah jalan, tampak merah menahan kesal. Semua orang yang melihat tampang pria itu pasti sadar kalau Sky sedang ingin menghabisi seseorang. Pria itu dengan kecepatan yang agak tinggi, membawa mobilnya melaju di tengah gelapnya malam. Sambil beberapa kali mengumpat, ia berteriak, seolah sedang membangunkan seseorang. Sky memang ingin menuntut keadilan bagi dunia yang tampaknya diam saja melihat sosok yang begitu jahat dan tak memikirkan orang lain menginjak-injak kehidupan tanpa rasa takut. Ia sempat mempertanyakan diri, apakah sudah melakukan semuanya dengan benar. Apakah semua yang ia lakukan pada akhirnya akan tetap tak berhasil? Jauh dalam lubuk hati Sky, ia merasa bersalah pada ibunya yang meninggal sendirian dalam kesepian menyesakkan. Rasa sakit menggerogoti tubuh kurus itu selama bertahun-tahun sambil tersenyum tanpa beban di depan anak-anaknya. Hartono pernah

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-06
  • Suamiku seorang Mata-Mata   Bab 128: Anya dan kakaknya

    “Hoahmm..”Anya meregangkan tubuhnya. Pasien hari ini lumayan banyak. Ia bahkan pulang lebih sore dari biasanya.Gadis itu sudah hendak menarik selimut sambil menyalasakan ponsel. Namun, tiba-tiba perutnya berbunyi. Dia melewatkan jam makan malam. Tentu saja Anya kelaparan.Meskipun enggan, dengan sebal Anya berdiri dari kasur dan mulai berjalan mencari makanan di lemari pendingin. Gadis itu tidak pernah bisa tidur dalam keadaan lapar. Sialnya, nafsu makannya cukup besar.“Asyik. Roti isi,” Anya menemukan roti yang ia beli semalam. Karena makan malamnya cukup enak, ia jadi tidak bisa menghabiskan roti isi itu. Gadis itu pun melahap roti dalam gigitan besar sambil menuangkan jus ke dalam gelas.Setelah kenyang, Anya bergegas ke kamarnya lagi. Perutnya lumayan terisi hanya dengan sepotong roti. Meskipun gadis itu bisa menambah porsi makannya, namun karena ini sudah terlalu malam, desakan itu ia tepis jauh-jauh. Makan camilan sebelum tidur t

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-07
  • Suamiku seorang Mata-Mata   Bab 129: Dua pria dalam hidup Nala

    “Seperti yang diketahui publik, video asusila yang diduga adalah direktur utama Elang Group sudah menyebar luas dan menjadi perbincangan di mana-mana.” Suara berita memenuhi ruangan. Nala mendengarkannya dengan seksama sambil mengunyah biskuit.“Namun, setelah pemberitaan pencalonan presiden itu muncul, diketahui bahwa partai oposisi diduga melakukan manipulasi video dan menyebarkan berita palsu. Video asusila tersebut dikonfirmasi sebagai informasi palsu yang tidak berdasar. Dengan munculnya verifikasi ini, nama Hartono Triadmodjo kembali bersih dan mendapatkan skor unggul dalam survei sementara.”“Sialan!” Nala mengumpat. Kepalan tangannya meninju lantai. Matanya merah menahan emosi. Buku-buku tangannya memutih. “Sialan! Dasar pak tua sialan! Sudah bau tanah masih saja berbuat ulah. Dasar brengsek! Keparat! Mati saja sana gantikan Keep! Sialan!”“Ehem,” Tiger memecah keheningan. Kupingnya terasa gatal mendengar putrinya mengumpat langsung di depannya. Se

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-08
  • Suamiku seorang Mata-Mata   Bab 130: Siapa yang bisa mencegah Rose?

    Blue saat itu sedang mencumbui Rose, ketika tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu apartemen. Tok! Tok! Tok! Namun, ketukan itu terdengar tidak biasa. Sebuah ketukan berpola. “Jangan bilang Tiger memberi perintah di saat-saat seperti ini,” Blue mendengus. Pria itu bergegas memakai celananya dan buru-buru pergi. Rose yang ada di atas sofa pun cekikikan. Saat mengintip dari celah pintu, Blue tampak terkejut. Dia tidak pernah menduga bahwa sosok yang menghampirinya tengah malam begini adalah kakaknya. “Hai,” Sky hanya menyapanya dengan nada yang datar. Dengan gugup, Blue membimbing kakaknya masuk ke dalam. “Oh, lihat siapa yang datang,” Rose menyambut Sky dalam keadaan hanya mengenakan celana dalam tanpa bra. Sky terlonjak. Pria itu segera memalingkan mukanya. “Sepertinya aku mengganggu sesuatu.” “Ya, betul. Kau sejak dulu adalah biang rusuh,” Rose sep

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-09
  • Suamiku seorang Mata-Mata   Bab 131: S.O.S dari Anya

    Sky menghela napas panjang. Pria itu mencoba berkonsentrasi.“Maaf. Rose agak mabuk,” bisik Blue. “Aku tidak bisa mencegah perilaku gilanya.”Kening Sky berkerut. “Kau pikir aku tidak tahu kalau dia mabuk setelah bau alkohol yang ada di mulutnya kini bersarang di seluruh rongga mulutku?”Blue meringis. Sepertinya kakak kembarnya itu benar-benar marah.Namun, Sky menyadari satu hal. Nala juga sama saja. Wanita itu selalu melakukan hal konyol setiap mabuk melandanya. Alkohol adalah musuh terbesar yang bisa menyebabkan istrinya kehilangan kesadaran penuh dan kebingungan membedakan realita dan halusinasi. Dia sampai tertukar mengidentifikasi suaminya sendiri.Hal yang sama juga terjadi pada Rose. Itulah mengapa Blue tidak merasa marah sama sekali.“Sky?” Panggil Blue begitu melihat Sky melamun.Setelah menyadari hal itu, perasaan Sky mulai lega, seolah beban berat tiba-tiba runtuh dan meninggalkan bahunya yang lapang.

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-10

Bab terbaru

  • Suamiku seorang Mata-Mata   Bab 210: Epilog

    Setahun kemudian.. Sky, Nala, dan Bayu, sedang menikmati sore di taman kota. Setelah sekian lama berjuang melawan berbagai tantangan dalam hidup, mereka akhirnya menemukan kedamaian dan kebahagiaan di kehidupan mereka saat ini. Bayu baru saja mulai bersekolah lagi di SD Matahari bersama teman-temannya, Joana dan Aldo. Mereka tinggal di kompleks yang sama dengan Joana dan Aldo, sehingga setelah berjalan-jalan santai, mereka kembali ke rumah mereka. Anya telah meniti karier yang sukses sebagai direktur Rumah Sakit Besari, mendedikasikan dirinya untuk meningkatkan pelayanan kesehatan di komunitas mereka. Elang Group, perusahaan yang dipimpin oleh Blue, atau yang sekarang dikenal sebagai Langit, terus berkembang dan memberikan kontribusi positif bagi masyarakat dan lingkungan sekitar. Sementara itu, Rose berhasil mendapatkan naturalisasi dan membuka toko bunga yang indah di dekat kompleks tempat tinggal Nala. Tokonya menjadi tempat favorit bagi penduduk setempat yang mengagumi keahli

  • Suamiku seorang Mata-Mata   Bab 209: Hutang yang terbayar

    Tiger, Nala dan Rose tiba di tepi pantai dengan napas terengah-engah, terdengar gemuruh ombak di kejauhan. Mereka menghentikan langkah mereka mendadak ketika mendengar suara letusan yang mengejutkan dari arah dermaga.Dor!Hati Nala berdebar kencang, naluri mereka langsung mengarahkan pandangan ke arah Sky dan Blue yang terendam di dalam air.Nala, dengan mata berkaca-kaca, berlari mendekati Sky yang terdampar di tepi pantai. Dengan gemetar, dia jatuh berlutut di pasir pantai. Riak air tiba-tiba berhenti, menandakan mereka berdua sudah jauh tenggelam.Nala dan Rose mencoba mendekati tempat kejadian, namun para polisi mencegahnya. Beberapa petugas ada yang menyelam, mencari mereka. Namun, nihil. Tak ada tanda-tanda tubuh mereka ditemukan."Sepertinya mereka terbawa arus," ucap salah satu di antara mereka. "Kami tidak menemukan apapun."Rose dan Nala menjerit tak karuan. Setelah beberapa saat, mereka mencoba menenangkan diri di pin

  • Suamiku seorang Mata-Mata   Bab 208: Pengejaran

    Sky dan Blue memacu mobil mereka dengan cepat mengejar Hartono yang melarikan diri. Lampu-lampu kota yang masih hidup, berkedip-kedip di sekitar mereka saat mereka melaju melewati jalan-jalan yang ramai. Mereka mengejar mobil Hartono yang berbelok-belok di antara lalu lintas, mencoba untuk tidak kehilangan jejak."Kita hampir mendapatkannya!" seru Sky, matanya tetap fokus pada mobil di depan mereka.Blue, yang duduk di kursi penumpang dengan tegang, mengangguk setuju. "Tetap fokus, Sky. Kita harus menangkapnya sebelum dia bisa kabur lebih jauh."Mereka terus memacu mobil mereka, mengikuti dengan cermat setiap gerakan mobil Hartono. Jalanan mulai sepi ketika mereka mendekati dermaga yang terletak di pinggiran kota. Lampu-lampu jalan redup di belakang mereka, memantulkan kekhawatiran yang mereka rasakan.Hartono, yang terus melaju dengan cepat, akhirnya memarkir mobilnya di ujung dermaga yang sepi. Dia keluar dengan cepat, menghadapi Sky dan Blue ya

  • Suamiku seorang Mata-Mata   Bab 207: Sedikit lagi!

    Suara letusan senjata menggelegar di dalam vila yang sunyi, menyela hening pagi yang mulai terang. Tiger, yang menunggu di mobil dengan tegang, mendongak mendengar itu. Dia menatap Nala dengan mata penuh kekhawatiran."Kau merasa gugup?" Tiger bertanya dengan lembut. "Setelah ini, semuanya akan berakhir."Nala, yang duduk di sampingnya dengan wajah tegang, menggeleng pelan. Dia mencoba untuk menenangkan dirinya sendiri meskipun jantungnya berdegup kencang."Ya, sedikit," jawab Nala akhirnya, suaranya bergetar sedikit. "Ini semua terasa seperti mimpi buruk. Kuharap tidak ada yang terluka dari letusan itu."Tiger meraih tangan Nala dengan penuh dukungan. "Kita akan melalui ini bersama-sama, Nala. Kami sudah mendekati akhir dari semua ini."Mereka berdua duduk dalam hening sejenak, mengumpulkan keberanian dan fokus untuk apa yang akan mereka hadapi selanjutnya.Lalu, tiba-tiba suara radio mengejutkan mereka."Lapor, Tiger.

  • Suamiku seorang Mata-Mata   Bab 206: Anya berduka

    "Ahhhh!!!" Olivia, dengan hati yang penuh kegelisahan, melihat Pak Was jatuh dari balkon dengan terkejut yang mendalam. "Tidak, tidak. Was!! Was, jangan tinggalkan aku, Was. Jangan pergi! Was! Kau sudah berjanji padaku, Was. Kau harus hidup, jangan tinggalkan aku! Jangan tinggalkan akuu!!!"Olivia berteriak histeris, mencoba menjangkau pak Was yang terbaring tak bergerak di tanah. Anya, putrinya yang ketakutan, berlari mendekat untuk menahan ibunya. Namun, dalam kepanikan yang melanda, Olivia terlalu kuat untuk ditahan."Mama, sudah. Jangan seperti ini, atau mama akan jatuh. Ma, tolong. Ayo, ma kita turun. Ma,"Anya bisa melihat dari kejauhan kalau rumahnya sudah dikepung. Ia tahu sebentar lagi akan menjadi akhir dari perjalanan orang tuanya dalam melakukan kejahatan. Tapi, ia sendiri tidak menyangka akan menyaksikan peristiwa jatuhnya Pak Was. Dari tampilannya, tampaknya tubuh Pak Was sudah tak lagi bernyawa. Pria itu sudah tak lagi bisa diselam

  • Suamiku seorang Mata-Mata   Bab 205: Selamat tinggal, Pak Was

    Di luar jendela, matahari mulai terbit, menyisakan langit senja yang memancarkan cahaya oranye dan merah muda yang lembut. Suasana itu memberikan kontras dengan keheningan yang menyelimuti ruangan Hartono yang sepi.Pikirannya melayang ke masa lalu, saat semuanya masih normal. Pak Was, yang selalu setia dan dedikatif dalam pekerjaannya, kini telah mengkhianatinya. Dia merasa kehilangan sosok yang telah menjadi bagian dari kehidupannya selama bertahun-tahun.Hartono menatap foto keluarganya, foto Liliana dan kedua anak kembarnya, di meja kerjanya, sorot matanya tampak penuh penyesalan. Dia berdoa dalam hati, berharap agar Liliana tenang di tempat yang lebih baik.Suasana pagi itu di ruang kerja Hartono memantulkan perasaannya yang campur aduk: kesedihan, penyesalan, dan tekad balas dendam yang membara. Langit fajar yang merona menjadi saksi dari perubahan yang mendalam dalam hidupnya, suatu perubahan yang tidak pernah dia rencanakan atau bayangkan sebelumny

  • Suamiku seorang Mata-Mata   Bab 204: Meluncur!

    Setelah perjalanan yang tegang dan cepat dari kota menuju vila terpencil di pinggiran hutan, Blue, Nala, Sky, dan Rose tiba di tempat tujuan mereka. Hutan di sekeliling vila memberikan kesan sunyi namun tegang, dengan sinar fajar yang mulai membuat bayangan di balik pohon-pohon rimbun. Mereka turun dari mobil dengan hati-hati, siap untuk bertindak cepat dan efisien, menunggu pasukan lain dan Tiger tiba.Setelah beberapa saat, belasan mobil polisi dan dua mobil yang mengangkut pasukan khusus, mulai berdatangan. Tiger muncul di antara mereka dengan membawa senapan laras panjang dan senyum di wajahnya."Bagaimana? Siap?" pria itu bertanya. "Helikopter sudah dalam perjalanan. Kali ini, Hartono tidak akan kabur.""Bukankah jumlah ini terlalu berlebihan?" Rose tampak melongo dengan sejumlah pasukan yang mengitari mereka. "Memangnya kita menangkap gerombolan orang jahat ya?""Ya, Hartono setara dengan ratusan penjahat, sih. Jadi ini sepadan, hehe."

  • Suamiku seorang Mata-Mata   Bab 203: Suara letusan

    Anya melangkah dengan cepat di koridor vila, menuju kamar Olivia. Setiap langkah yang ia ambil, membuat ingatannya memainkan gambaran masa lalu yang penuh cahaya, berbeda dengan suasana saat ini yang dipenuhi dengan ketegangan dan kekhawatiran. Dia berusaha menenangkan dirinya sendiri sambil mencari-cari ibunya, Olivia, yang mungkin masih terlelap dan tidak tahu atas apa yang akan terjadi.Sebagai anak dari Olivia dan Hartono, Anya tumbuh di lingkungan yang sering kali menawarkan lebih banyak teka-teki daripada jawaban. Ayahnya, Hartono, adalah seorang pria yang selalu tampak gelap dan misterius yang dibalut dengan senyum hangatnya, sementara ibunya, Olivia, adalah sosok yang mencoba sekuat tenaga untuk menjaga ketenangan dan keseimbangan dalam kehidupan keluarga mereka, tentu saja dengan cara-cara licik yang belakangan Anya ketahui. Namun, situasi yang sering kali tegang dan penuh tekanan telah membuat Anya belajar untuk memilih langkah-langkahnya denga

  • Suamiku seorang Mata-Mata   Bab 202: Mari tangkap Hartono!

    Suasana malam yang dingin dan tenang menyelimuti kota saat Sky, Nala, Blue, dan Rose menerima telepon darurat dari Anya. Mereka duduk bersama di ruang tengah pondok kayu, tempat mereka kini berkumpul, atmosfer yang sebelumnya santai berubah menjadi tegang seketika. Anya, dengan suara gemetar, memberitahukan bahwa Hartono memergoki istrinya, Olivia, sedang bermesraan dengan Pak Was. Entah bermesraan yang seperti apa, yang pasti Anya tampak takut akan terjadi sesuatu yang buruk.Sky, yang duduk di sofa dengan laptopnya, segera menutup layar dan menatap serius ke arah Blue dan Nala. "Kita harus segera ke sana. Anya bilang dia sudah mengirimkan alamatnya padamu, kan?"Blue, yang biasanya santai, kini tampak tegang. Dia mengangguk cepat. "Aku ambil kunci mobil."Nala, yang sedang mengaduk secangkir teh, menaruh sendoknya perlahan. "Aku ambil kit medis dari lemari."Rose, yang duduk di pojok ruangan dengan buku di tangannya, mengangguk setuju. "Aku ambi

DMCA.com Protection Status