Share

Bab 91

Penulis: Rosalie_Ch
last update Terakhir Diperbarui: 2023-11-03 20:58:24

"kamu kenal dia, sayang?" Bisik mama pada kak Vela, yang di respon dengan anggukan.

"Kamu ngapain, disini Vel?" tanya Vanesa, yang langsung menatap ke arah mama dan aku.

"Ada perlu. Kamu sendiri?"

"Aku ngikut teman. Ini siapa nya kamu?"

"Ini mama ku, ini papa ku, dan ini adik ipar aku." Jawab kak Vela, seraya menunjukan kami satu persatu.

"Jadi, itu keluarga kamu Vel?" tanya dokter Vanesa, yang mungkin tak percaya.

"Iya, ini keluargaku. Tunggu, bukanya, itu rumah sakit tempat kamu kerja?"

"Iya, aku kerja di rumah sakit itu,"

"Berarti, kamu mengantar teman mu yang maksut itu Dokter Adit?"

"Iya,"

"Siapa yang membuat, berita sembarang ini?" tanya kak Vela, sembari menunjukan berita yang tengah terputar di ponsel nya.

Dokter Vanesa, menoleh sekilas ke arah dokter Firman, yang tengah kebingungan. Terlihat, dirinya sudah ketakutan. Sepertinya, dia tahu kalau keluarga kak Vela berpengaruh besar di kota ini.

"Ma..maaf, Ka..Kam-" ujarnya, dengan terbata - bata, yang di potong cepat
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Suamiku Tidak Tahu Aku Banyak Harta   Bab 92

    Setelah sampai di rumah sakit, aku melihat wanita cantik yang tengah duduk di ruang tunggu, sembari sibuk dengan ponselnya. Ia memangku paper bag warana putih. Siapa lagi, kalau bukan sahabat tercantik ku itu. Aina. Lalu, aku menghampiri dirinya. "Udah lama, tunggu nya?" Tanyaku, pada Aina yang sedang duduk di ruang tunggu rumah sakit."Iya lama. Tapi, nggak apa - apa. Hehehe," Jawabnya sambil terkekeh. "Macet, banget." "Iya.. iya, tahu." Kami berdua pun, jalan beriringan menuju kamar rawat Robi. "Sorry ya, aku baru sempat besuk. Kemarin - kemari, aku sibuk di toko." Ujarnya. "Iya nggak apa - apa, ibu pengusaha!" Candaku, yang diikuti tawanya. "Gimana keadaan Robi?" "Sekarang, udah siuman. Doakan aja, semoga lekas membaik." "Syukurlah," Aku menceritakan perihal masalah yang di deritas Robi, yaitu lumpuh sementara. Lalu, perihal pelecehan itu, sambil membuka kan rekaman audio itu pada Aina. "Apa?! Kok bisa? Sekarang gimana?" "Yah, begitulah. Aku juga, nggak habis pikir. Sek

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-04
  • Suamiku Tidak Tahu Aku Banyak Harta   Bab 93

    Insiden dengan dokter Adit tempo hari telah usai. Ia di tahan dan di penjarakan atas kasus pelecehan dan pencemaran nama baik. Setelah mengklarifikasi masalah tersebut, ia meminta maaf kepada aku dan mama serta keluarga kami. Untuk dokter Firman dan Dokter Vanesa sendiri, sudah di tangani oleh pimpinan rumah sakit, tempat mereka bekerja. Pimpinan rumah sakit itu salah satu kerabat papa Bondan. Aku tak tahu lagi, bagaimana nasib mereka selanjutnya. Yang jelas, masalah ini sudah selesai. Satu minggu setelahnya, Robi mengetahui kejadian ini. Ia bertanya kepada aku dan mama Lina, mengenai masalah ini yang kebetulan mama Lina sedang berada di rumah kami. Awalnya, aku hendak menyangkal tapi, wajah mama dan aku sangat jelas terpampang di video itu. Yah, walaupun agak sedikit kabur, tapi itu sangat jelas jika orang yang mengenal mama dan diriku melihat video itu. Mau sembunyi bagaimana pun, ia akan tetap tahu. Apalagi, jejak digital yang belum sepenuhnya terhapus pada dunia maya itu. Apalagi

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-05
  • Suamiku Tidak Tahu Aku Banyak Harta   Bab 94

    Mumpung suami di luar negri, jadi hari ini aku akan ke toko untuk mengecek kemajuan toko belakangan ini, selama diriku di rumah. Setelah selesai dari toko, aku tak langsung pulang melainkan singah sebentar di toko bangunan Aina, untuk menjemput dirinya lalu makan siang bersama. "Hay Nel, ayok sini." Panggilnya, saat aku sudah berada di dalam ruangan kerja miliknya di toko bangunan tersebut. Aku mengamati sekitar, ternyata siang begini pelanggan nya banyak sekali. "Banyak banget ya, pelanggan mu?" "Iya, sore lebih ramai. Bahkan sampai aku turun tangan." jawabnya, yang masi fokus di komputer. "Kamu masi sibuk?" "Nggak kok, ini udah selesai." Jawabnya. Setelah berkemas di meja kerja, Aina langusung menarik tanganku untuk segera berangkat. "Mbak Nela!" Teriak sesorang memangilku, dengan suara yang sangat familiar. Siapa lagi kalau bukan Anton. "Eh, Anton." Sapa ku, yang melihat pria itu berjalan mendekat ke arah kami. "Mau ikut, Ton?" Tanya Aina, yang segera pria di depan kami ini

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-06
  • Suamiku Tidak Tahu Aku Banyak Harta   Bab 95

    Selepas kepergian Renata, aku dan Aina melanjutkan menikmati makan siang kami, sembari berbagai cerita seperti biasa."Nggak habis pikir loh, aku. Sebegitu viral nya masalah ini," "Sosial media mah, jalanya cepat." "Tapi, kok mereka bisa mengenali wajah ku? bukanya dalam video itu, wajah ku sedikit kabur ya?" "Namanya aka netizen, Nel. Pasti akan teliti." "Kayak nggak ada pekerjaan aja. Sebegitu teliti nya," Aku masi saja heran, dengan insiden ini. Pantesan saja, tadi di toko para pelanggan bertingkah aneh. Dan karyawanku mungkin ingin menanyakan, tapi segan dengan ku. Ah, biarlah! "Btw, gimana keadaan suami kamu?” tanya Aina, sambil menikmati udang saos manis yang merupakan makanan favoritnya itu. “Belakangan ini, udah ada kemajuan. Yang aku lihat, semakin membaik sih, Semoga aja dengan terapinya ke Singapura bisa membantu proses penyembuhan dia,” Jawabku.“Oh, Robi terapi Singapura?" "Iya," "Bagus tuh, Nel. Kualitasnya bagus," "Maka dari itu, kami melakukan terapi untuk di

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-07
  • Suamiku Tidak Tahu Aku Banyak Harta   Bab 96

    "Sepertinya memang benar, kalau kecelakaan bapak ini sudah di rencanakan," tutur pria yang berusia tak jauh dari Robi saat kami tiba di kantor. Ia adalah orang suruhan Robi. "Apakah, sudah menemukan orangnya?" Tanya Robi, pada pria itu. "Saya, belum menemukan pelakunya pak. Pelakunya itu, sepertinya bukan sembarang orang. Makanya, sulit sekali mengetahui," jawab Hendra. Yah, namanya Hendra saat kulihat nametag yang menempel pada kemejanya. Aku, Robi dan papa Bondan masi terdiam, mendengar perkataan nya. "Satu jam setelah bapak terpilih, ada orang mencurigakan yang mendekati mobil bapak. Saya melihat itu, dari cctv ini." Katanya sambil menyodorkan video rekaman cctv di ponselnya. Aku pun, ikut memandang video di ponsel tersebut. Terlihat, ada seorang yang berpakaian serba hitam dan mengunakan topo hitam beserta kacamata mendekat pada mobil Robi, yang kini sudah hancur lebur karena kecelakaan itu. Tapi, durasi pada video ini tak panjang. "Kenapa videonya singkat saja?" tanya papa

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-08
  • Suamiku Tidak Tahu Aku Banyak Harta   Bab 97

    Hari demi hari, bulan demi bulan berlalu. Setiap bulan tak lupa Robi bersama mama menjalankan rutinitas terapi di Singapore. Kini, kondisinya sudah lebih baik. Tapi, jalannya masi pelan - pelan dan belum bisa menyetir. Aku selalu wanti - wanti terhadapnya. Takut tiba - tiba jatuh, karena keadaan tulang kaki yabg belum begitu kuat. Sudah lama ini, aku tak mendengar kabar tentang pelaku yang mencelakan dirinya. Orang suruhan papa maupun Robi, tak dapat menemukan jejak sedikitpun. Semenjak insiden rekaman video cctv itu, Hendra tidak dapat dipercayakan lagi. Mungkin, suamiku ini mencari tahu, tapi tak memberitahu aku. Entahlah. "Kalau udah selesai kerja, jangan lupa kabarin ya, kita makan siang bareng." Tukasku pada Robi, saat aku mengantarnya ke kantor. "Iya sayang. Kamu hati - hati ya, nyetirnya. Jangan melamun," sahutnya, sembari mencium keningku. Setelah memastikan dirinya sudah masuk ke dalam perusahan nya, aku segera pergi ke toko. Ting! Satu pesan masuk, saat aku sedang bert

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-09
  • Suamiku Tidak Tahu Aku Banyak Harta   Bab 98

    Ting! Satu pesan masuk, di aplikasi hijauku. Aku segera membuka, dan betapa kagetnya diri ini saat membaca isi pesan tersebut......Hah? Seakan tak percaya dengan isi pesan, yang beberapa menit masuk. Aku membaca pesan itu sekali lagi dengan melihat lebih jelas foto yang ikut terkirim. Pesan yang di kirim Imat, membuat kedua kaki ku lemas dan dada kian berdegup kencang. [Dialah, yang menang proyek besar pengganti perusahan Pak Robi,] itulah isi pesan tersebut. Bian Saputra Adhitama - pemilik perusahan bangunan Karya Adhitama. Iya! Dia adalah suami dari sahabatku Aina. Apa ini, alasan Aina kekeuh mengatakan kalau kecelakaan itu murni, terjadi? Atau, apakah Aina tak tahu perihal suaminya adalah pelaku? ****"Kenapa, Nel? Kok mukanya kesel gitu?" Tanya Aina, membuyarkan lamunan ku, yang masi menatap kosong, layar ponsel dengan berbagai pertanyaan. Apa yang harus aku lakukan? Apakah Robi, sudah tahu pelaku utamanya? Bagaimana jika, dia sudah tahu? Berbagai pertanyaan yang muncul me

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-10
  • Suamiku Tidak Tahu Aku Banyak Harta   Bab 99

    Pelayan yang menjatuhkan sendok tersebut, kembali untuk memberikan sendok yang baru. Saat melewati mejaku, ia tersenyum menatapku dengan kedipan mata. Aku membalas dengan hal serupa. Senyum jahat, tepatnya. Yah, aku membayar pelayan itu, untuk menaruh alat rekaman penangkap suara di bawa meja mereka, agar aku mendapatkan bukti yang akurat. Mendengar saja, tidak cukup untuk ku, maka harus disertai dengan bukti yang akurat. "Bagaimana pekerjaan, mas sekarang?" Tanya Aina, yang bisa terdengar dari meja ku. "Lancar sayang. Ini semua berkat dukungan kamu," jawab pria, yang adalah suaminya. "Baguslah. Aku selalu mendukung kamu, mas." "Tapi, apakah kamu yakin jika mereka tak tahu kebenaran yang sesungguhnya? apalagi, kamu dan Nela bersahabat dekat. " Tanya Bian. "Akan aku pastikan, Nela tak tahu. Tapi mas, tadi Nela ke toko," "Apa ada yang salah, jika dia ke toko?" "Tidak. Cuma tadi, waktu dia datang aku sedang menelpon dengan orang suruhan kita. Tapi, itu dia tak tahu. Lalu saat kit

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-11

Bab terbaru

  • Suamiku Tidak Tahu Aku Banyak Harta   Bab 114 SELESAI

    Setelah permasalahan sudah selesai, persahabatan ku dengan Aina kembali seperti semula. Namun, kami jarang sekali bertemu apalagi bertukar cerita, entah itu di dunia nyata ataupun di dunia maya. Sekalinya bertukar pesan, ia hanya memesan kue untuk hajatan di rumah mertua nya. Setelah itu, tak lagi ada perbincangan akrab. Sepertinya ia masi canggung jika diajak berbicara. Seperti pagi hari ini, tiba - tiba saja ia memesan 20 bentuk kue tart dengan model yang berbeda dan varian rasa yang best seller di toko kue ku. Aku segera mengerak kan, karyawan - karyawan ku untuk segera membuat tart, pesanan Aina. Karena sore nanti, sudah harus selesai. Setelah semuanya selesai, aku kembali menghubungi dirinya untuk segera menuju rumah mertuanya, utuk mengantarkan pesanan.Sore ini cukup cerah. Karena melihat, karyawanku yang sudah kelelahan, aku memutuskan untuk mengantar pesanan semuanya sendiri saja. Toh, mereka juga sudah sangat bekerja keras, untuk membuat pesanan kue dadakan dari Aina ini. S

  • Suamiku Tidak Tahu Aku Banyak Harta   Bab 113

    P O V Aina. Sesuai kesepakatan, hari ini aku akan ke kantor polisi dan memberi pengakuan semuanya. Aku di arahkan, ke ruang interogasi. Di hadapanku, sudah duduk pria berumur yang akan menyelidiki diriku. Setelah itu, aku pun memberi pengakuan seperti apa yang aku tahu. Sebenarnya, aku juga harus di tangkap, karena terlibat dan mendukung rencana suamiku. Tak hanya itu, aku juga sudah memutar balikan fakta dan berbohong kepada Nela. Aku meminta polisi itu juga turut adil, dalam menangkap diriku. Tapi, nyatanya tidak. Ia hanya mengatakan kalau semuanya tergantung pada keputusan Robi. Aku masi saja, bersihkeras untuk menyerahkan diri, tapi itu hanya angin lalu baginya dan, ia mengabaikan diriku lalu melangka keluar. Aku pun ikut keluar, dan menghampiri dua insan yang tengah menatapku. Aku meminta mereka, untuk menuntutku, agar turut mendapatkan hukuman juga. "Tidak, kami tak akan menuntut kamu," ujar Robi, ketika aku mengatakan itu. "Aku mohon, biarkan aku menebus kesalahanku ini. Nel

  • Suamiku Tidak Tahu Aku Banyak Harta   Bab 112

    P O V Aina. Rencanaku hari ini, adalah ke toko kue milik Nela. Aku mencoba untuk, memelas meminta dirinya membebaskan mas Bian. Semoga saja, dirinya mau dan luluh dengan diriku, yang memohon untuk membebaskan suamiku , atau setidaknya bertemu sedetik dengan mas Bian. Sesampainya di toko cake Nela, aku bergegas masuk. Sepertinya Nela, ada di toko karena mobilnya sudah terparkir rapi di garasi toko kue nya. "Nela ada?" Tanyaku, pada salah satu karyawan yang berada di meja kasir. Entah lah, siapa. Aku Lupa dengan nama nya. "Bu Nela, ada bu." Jawab wanita itu. "Okey," langsung saja, aku masuk dalam ruangan nya. Benar saja, Nela sedang fokus berkutat dengan komputer yang ada di depan nya. Tanpa basa basi lagi, aku langsung mengatakan tujuanku kesini. "Nela.. aku mohon, tolong bebaskan mas Bian... tolong Nel, tolong cabut tuntutan itu," cercaku, yang datang langsung memohon. Nela hanya sedikit terkejut, dengan kedatanganku. Tapi, segera ia memalingkan wajah dan mengabaikan diriku.

  • Suamiku Tidak Tahu Aku Banyak Harta   Bab 111 Pov Aina

    P O V AinaSegera aku menghubungi mas Bian, tapi ponsel nya aktif. Tak seperti biasa ia begini, jika memang sibuk bekerja, tapi kalau aku yang telpon dia segera angkat. Firasat ku mendadak jadi tak enak, kepada dirinya. Apa yang sudah terjadi dengan suamiku? ****Aku semakin di buat pusing, karena mas Bian tak juga mengangkat telpon ku. Drittt...Drittt...Tiba - tiba, telpon ku berdering. Gegas aku meraih benda pipi yang layarnya sedang menyala kerlap kerlip itu, yang ku pikir adalah mas Bian, ternyata bukan...."Hallo bu, gawat!" Ujarnya, seorang pria dari sebrang sana. "Hallo.. kenapa Di?" "Bapak bu... Bapak...." Gugupnya, seraya menggantungkan kalimatnya. "Bapak kenapa Di?" Aku semakin panik dengan, perkataan Budi, yang tak menyelesaikan ucapanya. "Bapa ditahan-" "Maksud kamu? Ditahan sama siapa?" Potongku, yang sudah keringat dingin, padahal suhu Ac di ruangan ini sangat dingin. "Bapak ditahan polisi. Tadi, polisinya datang bu," "APA?!!" Sekujur tubuhku lemas, tanganku

  • Suamiku Tidak Tahu Aku Banyak Harta   Bab 110

    Aina pun, sudah benar - benar pulih dan sekarang sudah di izinkan pulang oleh dokter. Akhirnya, yang di tunggu - tunggu tiba juga. Dimana, hari berlangsungnya sidang telah tiba. Didepan hakim, Aina, mas Bian, Budi, supir truk dan ada beberapa yang terlibat di seret semua ke hadapan hakim. Dulu, Aku sempat berpikir, kalau mereka akan menyewa pengacara untuk membantu dalam kasus ini. Ternyata tidak! mereka ingin bertanggung jawab atas perbuatan mereka. Baguslah! Padahal, aku dan Robi juga sudah merencanakan akan menyewa pengacara juga dalam kasus ini. Sebelum berjalan ke depan, Aina sempat melemparkan tersenyum padaku. Senyum, yang terlihat tulus. Dengan spontan, aku membalas senyum darinya. Ia terlihat, masi sangat pucat. Persidangan pun dimulai. Hakim menanyakan semuanya dan para tersangaka mejawab dengan jujur tanpa ada yang ditutupi. Aina pun, ditanya oleh hakim dan ia menjawab dengan jujur, seperti apa yang ia katakan kepadaku. "Saudara Bian Aditama, apa benar anda yang sudah me

  • Suamiku Tidak Tahu Aku Banyak Harta   Bab 109

    Selepas pulang kerja, aku selalu mengunjungi Aina di rumah sakit. Seperti biasa, ia belum juga menyadarkan diri. Akhirnya, sidang itu diundur dilain waktu lagi, sampai Aina benar - benar pulih kembali. Kata Robi, mas Bian masi saja bungkam. Ia tak berniat mengakui semua kesalahanya. Saat, sudah berada di rumah sekitar jam empat, aku dikabarkan dari tante Risa, katanya Aina sudah siuman. Setelah mengurus Dania, aku bersiap diri untuk ke rumah sakit. "Kamu ikut, sayang?" Tanyaku, pada Robi yang sedang fokus pada laptop, di ruang kerjanya. "Nggak, aku masi banyak kerjaan," jawabnya, tanpa melihat ke arahku. "Baiklah, aku sediri saja," "Hati - hati, sayang. Oh iya, sampaikan salam pada Aina," tukasnya."Iya! Perhatikan Dania ya, kalau dia rewel, tolong kamu gendong dulu. Kasian bi Ijah," peringatku, karena bi Mey masi izin ke kampungnya. Jadi, Dana dijaga Bi Ijah. Aku segera masuk mobil dan menyalakan mobil lalu perlahan meninggalkan rumah. Saat sampai di rumah sakit, langsung saja

  • Suamiku Tidak Tahu Aku Banyak Harta   Bab 108

    Aina dikabarkan sakit, satu hari sebelum sidang dilaksanakan. Kata asisten rumah tangga mereka, bahwa Aina ditemukan tak menyadarkan diri di kamar, dengan beberapa obat yang sudah kadarluasa. Tanpa berpikir panjang, aku langsung ke rumah sakit, tempat ia dirawat. Saat sampai di rumah sakit, aku langsung mendatangi kamarnya dan menerobos masuk. Terlihat Naira, yang sedang menangis di samping ibunya itu. "Tante Nela...." Seru Naira, langsung menghambur dalam pelukanku. Naira, juga sangat dekat dengan ku, makanya dia tak lagi sungkan untuk memeluku. "Sayang, jangan nangis ya.... Mama Aina pasti baik - baik, saja." Ujarku, menenangkan gadis cantik, yang sebentar lagi akan beranjak dewasa. "Iya tante," jawabnya, masin memelukku. "Sekarang, yang perlu Naira lakukan adalah, mendoakan mama Aina, agar segera pulih seperti sedia kala, okey?" kataku, dengan lembut seraya tersenyum kepada gadis cantik itu. "Iya tante," Aku berjalan mendekati Aina, yang sedang terbaring lemah."Aina kenapa b

  • Suamiku Tidak Tahu Aku Banyak Harta   Bab 107

    Tiga hari setelah kedatangan Aina di toko, aku tak lagi mendengar kabarnya. Hingga hari ini, ia datang langsung ke rumah kami. Aku sedikit terkejut saat, bi Ijah mengatakan kalau ada Aina di depan. Awalny, aku malas bertemu dengan dirinya, karena pasti ia akan memohon - mohon lagi, untuk membebaskan suaminya itu. Tapi, Robi membujuk diriku untuk tetap menemukan dirinya. "Ayolah, sayang. Siap temui Aina," "Malas ah, palingan dia mohon - mohon untuk mencabut tuntutan itu," "jangan berpikir negatif dulu sayang, kita kan nggak tahu, maksud dan tujuan nya apa," Robi masi saja, keukeh dengan pendiriannya. Mau tak mau, akhirnya aku pun setuju dan melangka dengan malas le ruang tamu untuk menemukan dirinya. "Ada perlu apa kamu datang kesini?" Tanyaku, dengan nada ketus. "Nel, aku kesini ingin-" "Mau minta kita cabut tuntutan, agar suamimu bebas? dan akan melanjutkan proyek itu?" Potongku cepat, saat ia melanjutkan ucapannya. Segera Robi, memegang tanganku lembut dan memberi isyarat agar

  • Suamiku Tidak Tahu Aku Banyak Harta   Bab 106

    "Bagaimana proses selanjutnya?" Tanyaku pada Robi, yang kini duduk berhadapan denganku. "Aman. Semua bukti, sedang diproses oleh polisi." "Apa, tadi kamu mengunjungi dirinya?" "Iya. Aku menangkap langsung di perusahannya," "Lalu, bagimana reaksinya? Aku tahu, tak semudah itu dia mengakui kesalahnya," "Iya dia tak mengaku. Saat di ruang interogasi di kantor polisi pun, iya tak membuka mulut," Jawab Robi. Ia lalu menceritakan kepadaku, semuanya yang telah terjadi siang tadi. "Bagimana jika dia tidak mengaku? Aku tahu, kita punya bukti yang kuat. Tapi, bisa jadi dia melakukan sesuatu, yang akan membuat dirinya bebas," aku khawatir jika, itu akan terjadi.. "Jika begitu, maka Aina yang harus mengantikan dirinya," "Maksud kamu?" aku mengernyitkan kening, saat mendengar perkataanya barusan. "Aina yang akan menanggung, semua perbuatan suaminya," Aku sedikit terkejut. "Apa, harus Aina?" "Apa kamu tak mau menyeret dia, dalam masalah ini?" Aku menagngguk. Jujur saja, walaupun aku m

DMCA.com Protection Status