Share

Ancaman Shabir

Penulis: ZB
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

šŸ Perasaan bukan seperti sebuah ketikan, bisa dihapus jika ada kesalahan sebelum mengirimkan kepada penerima pesan. Tolong, jangan menulis di lembaran hatiku lagi setelah menorehkan luka yang membekas sampai sekarang.šŸ

Melupakan kenangan atau kejadian sangatlah tidak mudah, apalagi mencoba mengikhlaskan sesuatu yang terjadi meninggalkan kesan buruk. Namun, namanya roda kehidupan terus berputar. 

Mentari tidak akan terlambat sedetik pun untuk menyapa pagi hanya karena embun jatuh di matamu.

Senja tidak akan lupa melukiskan jingganya pada sudut langit meski langitmu dirundung mendung.

Pun begitu, malam tidak akan sunyi oleh tebaran bintang-bintang yang menerangi gelap meskipun tidurmu tidak nyenyak.

Untukmu, tak perlu kamu memilih muram di pagi hari, melewatkan indahnya menebar senyum saling menyapa dengan orang-orang terkasih. Jangan menyembunyikan diri pada sebuah ruang, tanpa obrolan sama sekali. Kobarkan semangatmu di b

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Suamiku Pengacaraku (Bahasa Indonesia)Ā Ā Ā Shabir Mengajak Ketemuan

    Rona-rona jingga memperindah sudut-sudut langit. Beberapa anak masih begitu semangat bermain kejar-kejaran di depan halaman rumah Haziya. Tidak perlu ada undangan bagi para anak kecil tersebut, karena setiap kali ada acara di mana pun sudah menjadi hal lumrah yang ditemui di kampung bila rumah ramai oleh sorak dan tawa anak-anak. Mereka hanya akan pulang ketika magrib tiba, datang lagi hingga pukul sepuluh malam untuk tidur. Berhubung acara pertunangan Lidya diadakan setelah salat insya maka mereka sudah meminta izin kepada orang tua untuk salat di rumah Haziya. Adil dan Nirsyal yang meminta izin kepada Bu Lisa. Asal mereka patuh tidak mengacaukan acara nantinya tidak masalah.Namun, ada yang berbeda kali ini. Kehadiran Zaweel di tengah para bocah itu semakin membuat riuh. Lelaki dewasa yang sangat mencolok di antara yang lainnya. Dia ikut bermain bersama mereka."Ziya, kamu kelihatan banyak pikiran. Shabir gangguin kamu lagi?" Miska bertanya serius

  • Suamiku Pengacaraku (Bahasa Indonesia)Ā Ā Ā Jebakan Vina?

    Haziya mengucapkan syukur karena acara semalam berjalan lancar. Dia sangat senang melihat Lidya adiknya bahagia dengan kedatangan keluarga Hanif untuk melamarnya. Sekarang dia hendak bertemu Shabir untuk menepati janjinya kepada lelaki itu, sesuai kesepakatan semalam. Shabir tidak merusak suasana khidmat berlangsungnya acara Lidya. Haziya tidak tahu siapa yang memberitahu Shabir mengenai lamaran tersebut. Bisa jadi tetangganya yang memiliki ikatan persaudaraan jauh dengan Shabir, entahlah. Haziya tidak mau berburuk sangka, seandainya benar pun dia tidak bisa melabrak mereka ataupun menegurnya karena Haziya tidak memiliki bukti yang kuat. Haziya berusaha tidak tersulut emosinya setiap kali tetangganya ikut campur dengan urusan pribadi. Padahal dia tipikal tidak mau mencampuri urusan orang lain, tetapi mengapa banyak yang mengusik kehidupan pribadinya sejak isu rumah tangga retak. Sekarang statusnya yang digantung pun jadi bahan ghibah di an

  • Suamiku Pengacaraku (Bahasa Indonesia)Ā Ā Ā Dukungan Keluarga

    Rasa lelah menanggung beban pikiran tak menyurutkan Haziya untuk tetap tersenyum ketika menyapa keluarganya di rumah. Dia tidak ingin membebani mereka dengan masalahnya."Assalamualaikum, Bu, lagi masak apa?" Menghidu aroma masakan ibunya yang mengundang nafsu sejak tadi memasuki rumah. Haziya berganti pakaian dulu di kamar sebelum menuju dapur. Perutnya yang belum diisi tadi di restoran, segera pulang setelah bertemu Vina membuatnya merasa lapar.Haziya bersyukur masih memiliki orang tua lengkap. Pelita hati di saat gundah dan terasa berat menjalani hidup ini. Dukungan moral dari keduanya sangat membantu psikis Haziya.Tidak peduli sebanyak apa pun penduduk bumi ini membenci dirinya, asalkan ayah dan ibu masih selalu ada untuknya dia tidak akan takut. Haziya percaya setiap masalah yang dipikulnya merupakan kadar yang sesuai dengan kemampuan yang dapat dilaluinya.'Allah tidak akan membebani hambanya mel

  • Suamiku Pengacaraku (Bahasa Indonesia)Ā Ā Ā Dukungan Sahabat

    Memiliki sahabat meski hanya sedikit, tetapi saling membantu di kala susah dan selalu memberi dukungan supaya semangat lagi di saat membutuhkan adalah anugerah yang patut disyukuri. Bermanfaat bagi dunia dan akhirat lebih baik daripada banyak teman hanya di kala senang saja, bermain sampai lupa waktu dan kewajiban.Haziya menyambut mereka dengan gembira, mempersilakan Miska, Anis dan Zaweel memasuki rumah. Meski baru tadi pagi ketiganya pulang dari rumah, dan sorenya kembali lagi, tetapi tetap saja ibu Haziya memperlakukan mereka seperti tamu."Dimakan dulu ya nasi gorengnya, masih enak daging rendangnya kok. Ini kacang rendang kesukaan Lidya, empuk. Yuk dimakan!" Ibu mempersilakan mereka yang tidak tega menolak meski sudah makan siang tadi. Demi menghormati tuan rumah, mereka duduk melingkar di kursi meja makan untuk menyantap hidangan."Ziya nggak makan?" tanya Anis menegur Haziya yang sibuk mengambil lauk untuk mereka."Sudah

  • Suamiku Pengacaraku (Bahasa Indonesia)Ā Ā Ā Persidangan Kedua

    Sidang yang direncanakan akan dimulai pada pukul sepuluh pagi dimundrukan jadi setengah sebelas. Meski hanya tiga puluh menit lebih lama karena kabarnya hakim sedikit terlambat, gegara macet, tetapi keluarga Haziya dan sahabatnya sudah sejam lalu hadir ke kantor mahkamah Syariah.Mereka begitu semangat untuk mendukung Haziya, supaya cepat dibebaskan dari statusnya sebagai istri dari Shabir. Lelaki itu bahkan sampai detik ini tidak tampak batang hidung. Haziya sudah bisa menduganya karena di persidangan pertama pun mantan suaminya itu tidak datang.Dia berharap segala proses bisa berjalan lancar, mudah dan cepat kelar supaya Haziya bisa beraktivitas dengan normal. Menjadi guru tanpa harus disibukkan dengan segala proses perceraian yang begitu rumit dan melelahkan.Batin Haziya sudah terguncang sejak perpisahannya dengan Shabir, ditambah kehadiran Vina sang istri baru Shabir yang begitu terang-terangan menganca

  • Suamiku Pengacaraku (Bahasa Indonesia)Ā Ā Ā Traktiran Zaweel

    Zaweel mengajak semuanya singgah di Freshrock Caffe untuk mengisi perut dulu karena sudah memasuki waktu makan siang. "Pesan yang banyak, Ziya biar kuat!" seru Anis."Iya, Kak, kenapa cuma pesan dua menu saja. Pesan lain juga biar Kakak punya tenaga, buktikan pada mereka kalau Kakak bisa baik-baik saja setelah terlepas dari lelaki itu," imbuh Lidya, dia tidak suka melihat kakaknya bersedih berkelanjutan apalagi jika menangisi lelaki macam Shabir. Buang-buang waktu saja."Sudah cukup, Dek," kata Haziya, tetapi Miska malah langsung menulis menu tambahan untuk Haziya.""Miska, hapus saja daripada mubazir," usul Haziya, tetapi Lidya malah melarangnya."Mbak, ini ya jangan lama," ujar Miska seraya menyerahkan buku menu kepada pelayan cafe."Baik, ditunggu dulu ya, Dik," tandasnya sebelum berlalu menuju pantry."Mereka benar, Nak, kamu harus makan yang banyak," tutur ayahnya yang disetujui oleh sang ibu."Anak ibu

  • Suamiku Pengacaraku (Bahasa Indonesia)Ā Ā Ā Zaweel Diam-diam Balik Ke Kota

    "Bang, katakan tadi nelpon siapa?" tanya Miska tiba-tiba ketika Zaweel mulai menginjak pedal gas menjauh dari depan rumah Haziya."Papa," jawab Zaweel singkat, Miska semakin curiga sesuatu hal besar sedang terjadi karena ekspresi wajah Zaweel ketika berbicara dengan Om Zacky di restoran tadi mengundang penasaran."Ada apa? Abang disuruh balik ke Jakarta?" tebak Miska sangat tepat sasaran. Biasanya dua saudara ini tidak pernah seserius ini mengobrol, apalagi Miska yang terkesan ikut campur.Namun, Miska mencemaskan sesuatu jika dugaannya benar. Keluarga Zaweel tidak terlalu setuju jika dia ke Aceh, meskipun mereka tidak sepenuhnya mengetahui tujuan Zaweel ke mari. Karena Zaweel hanya beralasan untuk menjenguk saudaranya di kampung dan berliburan. Meskipun sekarang papa dan mamanya sudah mengetahui alasan utama putra mereka rela terbang ke Aceh, meninggalkan pekerjaannya di sana sebagai pengacara dengan bayaran termahal.***"Mama enggak

  • Suamiku Pengacaraku (Bahasa Indonesia)Ā Ā Ā Liburan Ke Lhokseumawe

    Haziya dan Lidya singgah dulu di waroeng makan yang terkenal dengan menu sate Apaleh. Kuah kacang khas aroma menghidu aroma penciuman keduanya ketika melewati jalan protokol Banda-Medan itu. Beberapa kilometer sebelum sampai kota Lhokseumawe.Puluhan warung kupi berjejeran dengan dua muka setiap toko diisi oleh satu rak sate. Para pekerja memakai batik khas Aceh yang berbeda setiap warungnya. Selain sate, juga ada Abang penjual mie goreng Aceh yang tak kalah sedap memanjakan lidah para wisatawan. Mereka bahkan ada yang sengaja pergi dari Banda Aceh ke Lhokseumawe hanya untuk mencicipi sate Apaleh ini.Perjalanan enam jam lebih terbayarkan ketika kelezatan daging sapi yang diolah menjadi sate membuat mereka ingin berkunjung kembali nantinya."Pakai nasi dua ya, Bang sama es teh manis," pesan Lidya ketika Abang penjual sate menanyakan pesanan mereka."Baik, silakan ditunggu dulu ya, Dik."Keduanya duduk di salah satu kursi yang dise

Bab terbaru

  • Suamiku Pengacaraku (Bahasa Indonesia)Ā Ā Ā Perpisahan Zaweel dan Haziya

    Miska menyiapkan segala keperluan untuk acara syukuran nanti malam di rumahnya. Sebagai seorang sahabat, dia senang akhirnya Haziya secara resmi berpisah dengan Shabir. Bahkan dia berencana untuk memperkenalkan Haziya dengan temannya yang masih single, nanti jika Haziya sudah terlihat lebih baik dan mulai membuka hati kembali.Namun, sebenarnya dia lebih suka jika Zaweel yang menjadi lelaki hebat untuk Haziya. Meskipun sikap Zaweel terkesan suka humoris, tetapi dia yakin jika Zaweel bisa melindungi sahabatnya dari gangguan mantan suami Haziya, apalagi dari tekanan Bu Karni, dan lain-lain.Miska sedikit tahu tentang perjodohan Zaweel dengan Safia, walaupun belum ada keputusan lebih lanjut. Monika pasti akan merencanakan perjodohan itu berjalan sesuai harapan mereka. Sekar dan Monika sudah bersahabat dan saling mengenal, serta keluarga mereka juga menjalin bisnis. Tentu saja bersatunya Zaweel dan Safia akan semakin meningkatkan hubungan persahabatan mereka.&n

  • Suamiku Pengacaraku (Bahasa Indonesia)Ā Ā Ā Keputusan Pengadilan

    Miska akan menginap di rumah Haziya malam ini, karena dia ingin menemani sahabatnya, serta akan ikut ke pengadilan besok. Sedangkan Zaweel sudah berpamitan sejak memasuki waktu ashar, dia shalat berjamaah di masjid terdekat bersama ayah Haziya. "Makasih ya Nak, kamu mau membantu putriku." "Sama-sama, Pak. Insya Allah besok kita pasti bisa menyudahi semua perkara ini." "Aamiin." "Kamu bakal balik ke Jakarta lagi setelah ini?" tanya Ayah Haziya ketika mereka menuju parkiran Masjid. "Iya, Pak, masih ada kerjaan di Jakarta," jawab Zaweel, dia juga enggan cepat balik ke kota karena merasa nyaman di sini. Namun, statusnya masih sebagai pengacara, dia harus profesional dan kembali melanjutkan profesinya. Ditambah perusahaan papanya yang juga membutuhkan dirinya. Meskipun dia tidak lagi bekerja di bidang pembela klien, Monika tidak akan membiarkannya menetap di Aceh. Zaweel harus menjadi penerus sang papa. "Semoga saja

  • Suamiku Pengacaraku (Bahasa Indonesia)Ā Ā Ā Zaweel Menepati Janjinya

    Haziya bersiap untuk ke rumah bimbingan belajar, dia akan mulai mengajar lagi hari ini. Miska menghubunginya ketika dia hendak ke Sigli."Assalamualaikum, kamu baik-baik saja, kan?" Miska terdengar khawatir di seberang. "Kenapa baru aktif nomornya?""Waalaikumsalam, Alhamdulillah baik-baik saja Miska. Maaf semalam lupa aktifkan ponsel," jawab Haziya jujur."Ada apa? Dia mencoba menghubungi kamu lagi makanya kamu harus matiin HP?"Tebakan Miska tepat sasaran, Haziya membenarkan karena dia tidak akan bisa membohongi sahabatnya yang sudah terlalu pandai membaca dirinya."Lelaki pecundang. Dia pasti mencoba menggelabui kamu lagi, pura-pura menyesal dan minta balikan padahal sudah punya istri baru. Ckck!" gerutu Miska kesal dengan sikap tak berpendirian Shabir."Masih banyak lelaki lain, jangan sampai kamu masuk ke lubang yang sama. Biarkan dia bersama Tante itu, nanti yang ada kamu malah dituduh sama Tante itu merebut sua

  • Suamiku Pengacaraku (Bahasa Indonesia)Ā Ā Ā Larangan Ayah Haziya

    Bu Laela berdiri di depan kompor, suasana hatinya berubah tidak karuan disebabkan kedatangan tamu tadi. Bahkan tadi dia sangat bersemangat untuk memasak rebung kala merah."Bu, biar aku saja yang masak. Ibu istirahat saja ke kamar!" saran Haziya meminta Bu Laela untuk tidak memaksakan diri memasak dalam keadaan tidak konsentrasi."Enggak apa-apa, Ibu bisa lanjutin. Kamu datang?" tanya Bu Laela seraya membuka penutup panci, memasukkan bumbu yang sudah dihaluskan untuk merebus ayam."Sekarang aku kembali harus dapat izin dari ayah dan ibu kalau mau ke mana saja, Bu. Jadi, aku bakal patuhi semua kata Ibu. Ibu jangan resah, aku enggak bakal datang tanpa izin dari kalian." Haziya tersenyum hangat memberikan ketenangan pada perempuan yang begitu disayanginya itu."Assalamualaikum, Bu!" Ayah Haziya masuk tergesa-gesa setelah mengucapkan salam. Dia langsung menuju dapur karena mencium aroma harum dari masakan yang sedang dimasak."Waalaikumsala

  • Suamiku Pengacaraku (Bahasa Indonesia)Ā Ā Ā Bu Karni Mengundang Haziya

    Bu Karni memandang mereka dengan senyum menyeringai, begitu juga dengan Vina di sebelahnya.Mengapa mereka datang ke sini?Suami Bu Laela sedang di luar, sedangkan Adil masih kecil tidak mungkin bisa kuat mengusir keduanya dari rumah. Bu Laela sendiri tidak mau membuat keributan yang menarik perhatian dari tetangga jika dia mengusir mereka."Ada apa?" ketus Bu Laela di tempatnya."Bu, kita duduk dulu yuk!" ajak Haziya. Dia bisa memahami ketidaksukaan Ibunya pada kehadiran Bu Karni, mantan besannya setelah perlakuan mereka terhadap Haziya selama ini. Namun, bagaimanapun mereka harus menghormati dan menghargai tamu."Ibu, sebentar ya aku ambilkan minum," tawar Haziya seraya membuat air untuk Bu Karni juga Vina. Sebagai tuan rumah dia harus menyajikan setidaknya minuman pada mereka, meskipun tamu tak diundang.&nbs

  • Suamiku Pengacaraku (Bahasa Indonesia)Ā Ā Ā Tamu Tak Diundang

    Lidya terpaksa harus kembali ke Lhokseumawe lagi sehari setelahnya. Haziya tidak ingin adiknya ketinggalan mata kuliah. Dia juga tidak mempermasalahkan jika Lidya tidak bisa hadir di persidangan keputusan nanti."Doakan saja Kakak, Dik. Kamu belajar yang rajin di sana, ya," pesan Haziya sebelum Lidya berangkat ke Lhokseumawe."Iya, Kak. Kabarin aku ya perkembangannya. Semoga dimudahkan dan Kakak bisa memulai hidup bahagia dengan baik.""Aamiin."Haziya memasukkan baju-baju ke dalam lemari setelah menyetrikanya. Dia berniat untuk istirahat sebentar sebelum masuk waktu shalat ashar.Namun, baru saja dia memejamkan mata, ponsel di atas nakas berdering yang menunjukkan nomor tak dikenal. Dia ragu mengangkatnya, karena khawatir jika panggilan tersebut dari Shabir, atau Vina.Haziya tidak mengangkatnya, tetapi penelepon tidak putus asa meskipun telah diabaikan hingga ke dua kali. Pada panggilan ke tiga

  • Suamiku Pengacaraku (Bahasa Indonesia)Ā Ā Ā Haziya Pulang Tanpa Gangguan Shabir

    Lidya membelok sepeda motor mereka ke salah satu warung di pinggir jalan ketika langit mendung pekat terlihat, bahkan rintik-rintik hujan mulai bertandang. Jika dipaksakan melanjutkan perjalanan maka mereka akan kebasahan, meskipun membawa mantel, tetap saja perjalanan masih jauh akan berbahaya karena jalanan licin. "Kak mau pesan cane durian?" tanya Lidya setelah duduk di salah satu kursi, mereka duduk bersebelahan sedangkan Hanif duduk di meja seberang. Salah satu kuliner di Kota Bireuen terkenal dengan makanan manis bernama cane durian. Warung kopi berjejeran di simpang. "Teh hangat saja," ujar Haziya menyebutkan nama minuman. "Baik. Abang Hanif mau pesan apa?" "Abang samaan saja dengan kalian, biar Abang yang pesanin, kamu duduk saja," kata Hanif memberi isyarat untuk Lidya tidak bangun dari kursi. "Baik, Bang." Haziya bersyukur selama perjalanan tadi tidak ada gangguan dari Shabir. Dia berdoa dalam hati semo

  • Suamiku Pengacaraku (Bahasa Indonesia)Ā Ā Ā Zaweel Dilarang Pulang Ke Aceh

    Zaweel membawa pulang kue kesukaan mamanya. Dia tahu kalau Monika masih kecewa karena penolakan pertunangan semalam. Bahkan mamanya tidak menyapanya tadi pagi di meja makan."Assalamualaikum, Mama!" salam Zaweel memasuki rumah lalu berjalan mendekati sang mama yang sedang menyiapkan makan malam."Waalaikumsalam," jawab mama tanpa menoleh pada putranya."Ma, ini aku beli kue kesukaan mama." Zaweel menyodorkan sekotak kue terang bulan isi keju dan cokelat manis."Letak di sana saja, meja sudah penuh," titah Monika seraya menunjuk pantry. Biasanya Monika akan tersenyum senang menerima pemberian Zaweel, tetapi karena masih marah dia menyembunyikan kegembiraannya."Mama masih marah ya? Kalau aku beli sekalian gerobaknya mama mau enggak maafin Zaweel?"Dengan wajah polos dan dipasang sendu, Zaweel menatap mamanya lekat.

  • Suamiku Pengacaraku (Bahasa Indonesia)Ā Ā Ā Haziya Pulang Bersama Lidya

    Haziya sudah berulang kali menyakinkan adiknya kalau dia bisa pulang sendirian saja, tetapi masih tidak diperbolehkan. Lidya bahkan menghubungi kedua orang tua mereka untuk menceritakan masalah Shabir kemarin.Bu Laela tidak pikir panjang mengatakan akan menjemput Haziya ke Lhokseumawe sekarang juga bersama suaminya."Mak, enggak usah. Adik gimana?""Dia biar sama Wawak yang jagain. Sekalian mamak dan ayah mau jalan-jalan juga, kan?"Haziya khawatir jika ibu dan ayahnya harus melakukan perjalanan yang jauh. Namun, jika dia memilih Lidya yang mengantarkannya pulang nanti sang adik harus balik sendiri ke kota ini untuk menuntut ilmu. Serba salah.Haziya merasa selalu menyusahkan orang lain, padahal usianya sudah dewasa. Karena alasan inilah dia tidak mau memberitahukan dulu kepada ibu dan ayah soal Shabir supaya mereka tidak terlalu cemas, apalagi sampai berencana menje

DMCA.com Protection Status