Share

04. Kecewa; Halusinasi?

Penulis: Lusia
last update Terakhir Diperbarui: 2020-11-25 01:24:12

Satu minggu setelah hari pernikahanku.

Aku kuliah kembali, karena aku masih kuliah. Drey, dia seorang dosen di kampusku. Seharusnya Drey mengambil cuti setelah kita menikah, tetapi dia tetap mengajar mahasiswa di kampus.

Aku kecewa. Drey benar-benar berubah. Dia jarang meluangkan waktu untukku. Aku seperti diabaikan begitu saja. Cuti mengajar satu minggu, apakah Drey tidak bisa? Semua orang, ketika baru menikah, mereka pasti libur bekerja. Walaupun hari Ini Drey libur mengajar, aku rasa bukan waktu yang tepat.

Aku mengecutkan bibir kesal. Baru pulang dari kampus, tiba-tiba Mamaku berkata; katanya semua barang-barang milikmu sudah dipindahkan ke rumah baru milik Drey. Apa rumah baru? Jujur, aku benar-benar terkejut.

Sejak kapan Drey memiliki rumah? Dan Drey telah menyiapkan rumah untuk kita? Rumah yang katanya sudah milik Drey.

“Sekarang Drey sudah pergi ke rumah baru," kata Mamaku. "Hm ... kira-kira dua jam yang lalu."

“Serius, Ma? Drey sudah pergi ke rumah baru itu dua jam lalu?” tanyaku menyelidiki, aku belum sepenuhnya mempercayai kata-kata Mamaku.

Aneh. Kenapa Drey tidak mengajaknya pindah ke rumah baru bersama-sama? Atau memberi tahu lebih dahulu?

Mamaku bernama, Katerina. Dia mengangguk. “Kamu sih, ditungguin tidak pulang-pulang. Mama telfon, kenapa tidak diangkat?" tanya Katerina.

Aku mendengus. Aku memang telat pulang ke rumah karena harus mengerjakan tugas banyak bersama kedua sahabatku, Viola dan Jessica. “Auryn harus mengerjakan tugas, Ma. Lupa membuka ponsel. Jadi, aku biarkan ponsel di dalam tasku.”

Mama Katerina beroh ria lalu melanjutkan kalimat, “Drey tadi pindahin barang-barang kamu dibantu sama Kak Anna.”

Jantungku langsung berdetak keras mendengar nama Kak Anna. “Lho, Ma?” Aku berusaha biasa saja dan tidak terkejut.

"Kenapa?"

"Kak Anna tadi mau daftar menjadi dosen baru di kampusku, Ma. Kenapa dia pulang cepet ke rumah?"

Mama Katerina menghampiriku. “Hanya mendaftar menjadi dosen, sayang. Proses tidak lama. Jadi, pulang lebih awal dan membantu Drey memindahkan barang kamu. Barang-barang milik Drey di tante Elma  juga udah diboyong seminggu lalu ke rumah baru.”

“Tapi kenapa harus Kak Anna yang membantu Drey pindah ke rumah baru, sih, Ma?” gerutuku dalam hati setengah dongkol dan cemburu.

Ya. Aku harus jujur, aku cemburu.

Perasaanku menjadi terbang kemana-mana. Pikiran negatif terkoyak di otakku, terbanting-banting oleh perasaan gundah dan gelisah. Setelah mendengar pengakuan Drey, Drey mencintai kakakku. Aku menjadi orang cemburuan dan was-was.

“Lalu sekarang dimana Kak Anna, Ma?” tanyaku. Aku sudah menjamin bagaimana ekspresi wajahku, gelisah dan berkeringat dingin di pelipis. Aku mengigit kukuku sebelum Mama Katerina menjawab pertanyaan, aku sudah mengharapkan jawaban mama Katerina tidak sesuai dengan dugaanku.

“Anna belum pulang pulang ke rumah.” Mama Katerina melihat jam dinding. “Sudah jam setengah delapan. Mama ingat, barang-barang kamu yang dipindahkan ke rumah baru tidak banyak. Seharusnya Anna pulang cepat."

"Apa, Ma? Belum pulang ke rumah?"

Mama Katerina mengangguk. "Iya, sayang. Mungkin Anna sedang ada urusan."

Ya Tuhan! Siapapun tolong ... tolong bantu aku untuk berpikir positif! Aku harap, perkataan mama Katerina benar. Kak Anna mungkin sedang pergi ke rumah sahabat lamanya karena sudah lama berpisah.

Mama Katerina menyipitkan mata, sadar dengan perubahan diriku karena tiba-tiba aku terdiam cukup lama. "Ada apa, sayang? Kenapa muka kamu menjadi gelisah."

Aku langsung menggeleng kepala."Umm ...." Apakah aku harus mengatakan kepada Mama tentang kegelisahaan hatiku? "Ma—"

"Sayang, kamu sekarang ke rumah baru Drey, ya? Suami kamu sudah menunggu kamu," ujar Katerina, dia memotong perkataanku.

Aku menatap Mama Katerina dengan sorot mata teduh. “Mama tidak sayang sama aku?” tanyaku dengan manja seperti anak kecil.

"Lho, kenapa kamu berbicara seperti itu?"

Aku memajukan bibir beberapa senti, bermata puppy eyes. “Masa, anak sendiri diusir dari rumah, sih!" Aku memeluk erat pinggang Mamaku. Aku tidak ingin berpisah dengan mama, aku masih ingin tinggal di rumah mama Katerina.

“Bukan mengusir kamu, sayang.” Mama Katerina menyentuh rambutku dan dibelai dengan kasih sayang. “Kamu, 'kan sudah menjadi suami Drey. Dulu, kamu pernah bilang kepada mama."

"Bilang apa, Ma?" Aku lupa. Sungguh, aku seperti orang sudah tua dan pikun.

"Dulu kamu ingin mempunyai suami, bukan? Jadi menikah muda. Pasti Drey menunggu kamu, sekarang sudah malam. Seorang istri harus membuat makan malam untuk suami tercinta,” jelas Mama Katerina menggodaku.

Pipiku bersemu merah karena malu, kemudian menatap mama Katerina. “Mama, sudah tau aku tidak bisa memasak. Jadi, nanti Drey  membeli makanan di restaurant saja. Lebih gampang dan simpel.”

Mama Katerina mendorong lembut tubuhku, memandang wajah paras cantikku. “Hustt! Kamu jangan menjadi istri pemalas. Kalau tidak bisa memasak, kamu belajar masak dong, sayang. Tidak mungkin kamu makan setiap hari membeli di restaurant. Dengarkan! Itu namanya pemborosan." Mama Katerina menasehatiku.

Aku sedikit tidak setuju dengan ucapan mama Katerina.

"Mengerti?"

Akhirnya aku hanya mengangguk saja. Takut menjadi anak durhaka jika membantah perkataan orang tua. "Okay, Ma. Aku akan berusaha memasak membuat makanan spesial untuk Drey.”

Mama Katerina mengacungkan dua jempolnya.

"Auryn pamit dulu, ya."

“Iya, sayang. Jaga diri baik-baik dan hati-hati di jalan.”

"Siap!" Aku melangkah keluar, namun kakiku berhenti sadar akan sesuatu. Aku menolehkan kepala ke mama, “Tapi, Ma. Aku tidak tau alamat rumah baru Drey. Hehe.” Aku nyengir tanpa dosa dan memasang wajah idiot.

Mama Katerina menggeleng-geleng kepala.

“Kenapa Drey, tidak memberi tahuku lebih dahulu? Kenapa, Drey?" batinku.

****

Aku membayar taksi setelah berhenti di alamat rumah baru milik Drey. Aku melihat jelas bangun dua lantai itu seperti baru dirancang khusus dengan arsitektur bangunan kokoh, megah dan mewah. Serta mobil BMW berwana putih terparkir di sana, hanya diterangi oleh cahaya lampu.

Itu mobil milik Drey.

Kenapa Drey menyembunyikan ini semua? Kenapa Drey tanpa sepatah kata memberi tahuku atau bercerita tentang perihal rumah?

Aku sudah membayangkan, hubunganku dengan Drey tidak akan baik-baik saja setelah aku mengetahui bahwa Drey mencintai kakak kandungku, Anna.

Kenapa menjadi rumit!!!! Ya Tuhan!!!!

Aku melangkah tidak sabar sampai di dalam rumah Drey, dress coklat selutut dengan setia bergerak mengikuti langkahku.

Aku mengetuk pintu dan memanggil nama Drey.

“Drey?”

Aku memutar kenop pintu dan ternyata tak terkunci. Aku langsung masuk ke dalam dan mencari suamiku. “Apakah Drey tidak ada di dalam?"

Aku menjadi takut salah masuk ke rumah orang lain. Itu tidak mungkin, karena tadi aku melihat mobil milik Drey di halaman.

Sedang memikirkan opsi panjang logis di mana Drey berada, mendengar suara membuat aku tersenyum. Itu suara Drey dari arah kamar paling dekat dengan ruang tamu.

Aku tidak berpikir negatif. “Drey?” panggilku. Tanganku memutar gagang pintu dan membuka. Klik, pintu terdorong.

“Drey apa kamu di dalam kamar—”

Suara aku semakin lirih, tidak melanjutkan kalimat. Aku membekap mulut dan ingin memekik keras. Tubuhku berdiri kaku di tempat. Mataku tidak berkedip dan dipenuhi euforia yang tercipta imajinasi. Detik-detik itu semakin terlalu, aku menyadari posisiku sedang berada dalam hal yang menggelikan sedunia.

Apakah ini yang dinamakan halusinasi? Kenapa kedua bola mataku melihat ada bayangan suaminya sedang memeluk mesra dan mencium tubuh seorang wanita? Wanita itu, kak Anna. Oh, tidak. Mungkin minusku bertambah sejak membaca novel online di ponsel. Aku mengucek mata dan memperjelas penglihatanku. Tapi, bayangan itu tidak berubah melainkan semakin jelas.

“Auryn?” panggil Drey. Drey langsung mendorong tubuh Anna. "Kenapa kamu datang ke sini?” tanya Drey dengan ekspresi terkejut bukan main, benar-benar terkejut.

“Kamu bertanya kepadaku, kenapa kamu datang ke sini? Drey. Aku istrimu, bukan orang lain. Dan kamu bertanya mengapa aku di sini? Ya, aku datang ke sini karena kamu suamiku. Apakah aku salah?!" Aku semakin berteriak, meninggikan nada suaraku.

Aku emosi! Tetapi aku juga kecewa dan sedih.

"Kenapa kamu tidak memberi tahuku lebih dahulu? Aku bisa menjemputmu, Ryn." Drey mencari pembelaan diri sendiri.  "Bukankah kamu tidak tahu alamat rumah baruku?"

Aku hanya menyeringai mendengar perkataan Drey. Aku berusaha menahan emosi, menarik napas dalam-dalam. "Apa yang tadi kalian lakukan?!" tanyaku sakartis.

"Ryn ...." Kak Anna memanggilku. "Apa yang kamu lihat salah. Aku bisa menjelaskan semuanya tentang kejadian tadi."

Aku semakin muak.

Suara Kak Anna menelusup cepat telingaku. Jelas sudah. Seperdetik aku sadar akan bayangan itu nyata bukan semata halusinasi. Itu semua nyata!

“Berengsek kalian!”

Komen (3)
goodnovel comment avatar
Bundane Rara
baru baca Segini dah bikin erosi
goodnovel comment avatar
Mamah Tyo
drey lelki egois istri dtng mlh d bentak
goodnovel comment avatar
Nyx Swan
yah anna kok ngeselin sih 👊
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Suamiku Mencintai Kakakku (INDONESIA)   05. Seperti; Habibie dan Ainun

    "Brengsek kalian!"Akukeluar dari kamar dan dengan sengaja membanting pintu dengan keras. Drey dan Anna tersentak kaget. Mereka berpikir, mungkin aku akan semarah ini kepada mereka. Sejujurnya pikiranku kacau dan hatiku remuk berkeping-keping.Aku tidak tahu bagaimana cara meluapkan emosi. Apakah aku harus menampar pipi Drey dan menjambak rambut Anna? Aku tidak segila itu. Aku masih bisa mengontrol emosiku, tetapi rasanya sakit.Ya Tuhan, sesakit inikah aku melihat Drey dan Anna berciuman mesra di depan mataku sendiri?! Sesakit inikah ketika suamiku mencintai wanita lain, lebih sakit wanita yang dicintai Drey adalah kakak kandungku.Kenapa? Kenapa ini semua terjadi begitu saja. Kenapa setelah pernikahanku dengan Drey tidak berjalan mulus, semulus pantat bayi?Semua sudah jelas, aku tidak mungkin salah meliat. Semua nyata terjadi. Tapi aku tidak menyangka jika Kak Anna berciuman dengan Dre

    Terakhir Diperbarui : 2020-11-25
  • Suamiku Mencintai Kakakku (INDONESIA)   06. Hal; Menggelikan Sedunia

    Jam 6 pagi aku terbangun, tanganku meraba ke badan di sampingku. Aku merasa Drey sudah bangun dari tidurnya, dugaanku benar. Aku mengeryit dahi ketika tidak ada Drey, hanya ada satu lembar kertas putih bertulis pesan entah apa.Aku mulai membaca kertas itu, mataku menyipit khas orang bangun tidur. "Maaf, Ryn. Aku berangkat ke kampus sangat pagi. Ada sesuatu yang membuatku harus berangkat pagi. Anna memintaku untuk bertemu di kampus. Aku hanya membantu Anna karena dia sekarang menjadi dosen baru."Sepagi ini Drey berangkat ke kampus hanya untuk membantu Anna?Aku merobek-robek kertas itu menjadi kepingan kertas yang tidak terbentuk. "Huh." Aku menghela napas kasar dengan bibir cemberut.Anna lagi dan L A G I.Kenapa, sih! Drey sekarang berubah, lebih mementingkan Anna daripada aku. Haruskah aku mencoba untuk lebih sabar lagi?Aku beranjak dari tempat tidur dan berjalan ke kamar mandi, aku masih memikirkan Drey dengan Anna. Drey semakin menjauh dari

    Terakhir Diperbarui : 2020-11-27
  • Suamiku Mencintai Kakakku (INDONESIA)   07. Answer; Love Myself

    Aku melamun, menompangkan daguku. Aku sadar sejak tadi sahabatku, Viola dan Jessica memandang punggungku dari jauh dengan ekspresi penuh curiga.Bagaimana tidak curiga? Yang biasanya di kampus selalu bersikap calm down tiba-tiba aku berubah menjadi Auryn suka melamun dan sering diam di kelas. Satu kelas saja menyadari perubahanku, mereka selalu bertanya kepadaku."Ada apa?""Apa kamu baik-baik saja?""Kamu punya masalah?""Ayo katakanlah, jangan dipendam sendiri, Ryn."Aku menjawab hanya gelengan kepala dan senyuman palsu dari bibir pucatku. Aku dulu ramah senyum, sekarang menjadi cuek dengan orang sekitar. Aku kemarin sengaja bolos mata kuliah, moodku buruk!Viola mendengar kabar dari mahasiswa lain, bahwa aku datang ke ruangan dosen Drey tapi setelah itu wajahku tampak sendu berjalan keluar kampus. Viola Dan Jessica tahu, hubunganku dengan Drey sangat dekat hingga menikah, tapi siapa sangka semua berubah semenjak menikah.

    Terakhir Diperbarui : 2020-11-28
  • Suamiku Mencintai Kakakku (INDONESIA)   08. Layaknya; Busur Panah

    [ Author POV ]Selesai memberi materi kepada mahasiswa. Drey kembali ke ruangannya dan duduk di kursi, merebahkan badannya untuk mengambil waktu istirahat. Perut kosong karena sejak tadi pagi belum mengisi perutnya. Rasanya tidak napsu untuk sarapan. Sekarang cacing di perut mulai berdemo. Jadi, Drey tidak perlu menunggu perut sakit baru makan. Rasa lelah dan lapar, dia hempasan jauh dari perasaan bayang-bayang Anna mulai mengusik pikirannya. Drey akui, dia masih memikirkan wanita itu. Wanita yang menjadi cinta pertamanya dan dulu berjanji akan menikah.Anna memilih menempuh pendidikannya di Inggris dan terpaksa meninggalkan Drey, sementara Drey kuliah di Jakarta.Beribu pertanyaan membentuk gundukan piramid yang tidak berujung. Hingga sebuah pertanyaan, kenapa memilih menikah dengan Auryn bukan Anna? Setiap kali Drey melihat Auryn, dia teringat dengan seseorang, namun Drey sudah berusaha melupakan Anna. Tetapi cintanya bersemi kembali kala ke

    Terakhir Diperbarui : 2020-11-29
  • Suamiku Mencintai Kakakku (INDONESIA)   09. Dihatinya; Bukan Namaku

    Aku merasa Drey tidak akan mengakhiri pernikahan kita, pernikahan baru berjalan satu minggu. Tidak mungkin Drey meminta cerai secepatnya. Sementara Drey dan Aku tidak ingin menyakiti ibuku dan ibunya. Bila kita berpisah, bukan hanya aku yang tersakiti, namun Ibu Drey.Ngomong-ngomong, umurku masih 20 tahun, sedangkan Drey 25 tahun. Drey lebih tua dariku. Sekarang, aku kuliah jurusan psikologi dan Drey menjadi dosen departemen ekonomi.“Drey ..." panggilku. "Kamu sudah pulang?” Mataku sudah berkaca-kaca melihat Drey pulang ke rumah.Aku menyambut kedatangan Drey yang baru saja masuk ke kamar dan meletakan tas punggung. Wajahnya terasa lelah dan letih itu menoleh ke arahku.Dheg. Aku tercengang melihat sorot mata Drey. Tatapannya sangat berbeda dan lebih dingin. Aku terpaksa menarik sudut bibir membentuk senyuman.

    Terakhir Diperbarui : 2020-11-30
  • Suamiku Mencintai Kakakku (INDONESIA)   10. Perhatian; Dari Drey

    “Kalau ada apa-apa langsung hubungi aku, ya, Ryn!” pesan Drey kepadaku saat kita sudah berdiri di halaman kampus. “Hari ini aku nggak ada jadwal mengajar di kampus kok, Ryn. Jadi, sedikit banyak waktu luang.”Aku mengangguk paham. Rumah tangga kita adem ayem. Aku pikir, Drey sebisa mungkin memperhatikan dan peduli denganku. Mungkin satu alasan, aku istrinya. Sudah sepantasnya menjadi tanggung jawab suami."Oke, deh. Aku ke kelas dulu, ya."Drey mengecup keningku lalu. “Jangan kebanyakan melamun, kuliah dengan serius supaya cepet wisuda,” nasihat Drey Dan menyentil dahiku dengan jarinya."Aw ..., Sakit," ringisku sembari mengelus keningku."Sudah sana, kamu ke kelas," usir Drey.Aku mengangguk dan meninggalkan Drey di sana. Baru saja berjalan lima langkah, ada seseorang yang memanggil namaku. Aku hapal siapa gerangan pemilik suara yang memanggilku.“Kenapa Drey?” tanyaku bingung. Drey menghampiriku. Berdiri dihadapanku.Drey menyo

    Terakhir Diperbarui : 2020-12-06
  • Suamiku Mencintai Kakakku (INDONESIA)   11. Kagum; Kecantikan Anna

    Lima belas menit berlalu .... Belum ada tanda-tanda Profesor psikolog Pak Raffa tak kunjung datang. Hingga menit ke dua puluh, ada seseorang masuk ke kelas. Sontak seluruh mahasiswa yang berada di kelas seketika menghentikan kegiatan mereka.“Selamat pagi semua!”Selamat pagi? Tumben sekali Profesor Raffa mengucapkan selamat pagi, biasanya datang selalu menyapa dengan, apakah kalian sudah siap dengan materi hari ini? Eh bentar, suara Profesor Raffa berubah menjadi lembut? Jangan-jangan yang datang seorang bidadari? Eh ralat, maksudnya seorang wanita.Tapi siapa?Jessica menyenggol lenganku. “Angkat kepala, Ryn. Liat di depan siapa yang masuk ke kelas kita,” bisik Jessica.Aku menurut, sesaat badanku kaku melihat wanita di depan sana. Kak Anna, kenapa dia masuk ke kelas ini? Kenapa harus bertemu di saat aku berusaha menyembuhkan luka hatiku dan belajar menjadi istri yang baik. Rasanya seperti ada busur panah menusuk hatiku, wanita yang aku sengaja menjau

    Terakhir Diperbarui : 2020-12-06
  • Suamiku Mencintai Kakakku (INDONESIA)   12. Di apartemen; Ada Apa?

    Kelas sudah selesai lima menit lalu. Aku mengingat perkataan Drey, dia bilang kepadaku jika kelas selesai menghubunginya. Baiklah, aku akan meminta Drey pulang bersama.“Sayang, kamu dimana? Jadi pulang bersama?” tanyaku ketika sambungan telepon tersambung. Dia berdiri di tepi halaman fakultas psikolog. “Kelasku sudah selesai nih," tambahku.Drey menjawab sangat lama, aku tetap menunggu jawaban darinya. Detik ke sepuluh, Drey menjawab, “Maaf, Ryn. Tiba-tiba aku ada urusan di luar jam kuliah, nggak bisa pulang bersama. Nanti aku pesenin go car aja, ya?”Kakiku mendadak berdiri lemas seakan tidak kuat menompang tubuhku. Urusan mendadak? Umm... Aku menjadi penasaran.“Urusan apa, Drey?” tanyaku kepo. Sejujurnya, aku ingin pulang bersama dengan Drey. Tapi ... Ah sudahlah, tidak apa.“Pokoknya ada urusan. Aku pesankan go car sekarang, ya,” jawab Drey cepat.Aku mendengar jelas suaranya seperti sedang teramat buru-buru dan ingin memutuskan panggil

    Terakhir Diperbarui : 2020-12-08

Bab terbaru

  • Suamiku Mencintai Kakakku (INDONESIA)   90. INI AKU, AURYN

    Air mata Drey terus mengalir dan tiada henti. Penyesalan yang ada didalamnya semakin Dreyrasakan. Sejak tadi Drey tidak mampu membaca guratan tinta Auryn, tapi dia membaca hingga selesai. Dengan tangan gemetaran, Dreymemeluk buku diary tersebut dengan isak tangis.Di sini yangtersisa hanyalah barang-barangAuryn, termasuk novel yang seringAurynbaca. Semua masih tertinggal di sini. Sang pemiliklah yang menghilang.Bukan Aurynyang jahat di sini telah meninggalkan Drey, namun Drey yang jahat. Dreymengakui dirinya. Kepergian Aurynbukan membuatnya bahagia, namun hanya menyakitinya. Bukan menenangkannya, namun malah menaruh dirinya dalam jurang kesepian.Dengan mata berair, Dreymeletakkan kembali buku Diary milik Auryn.***[Auryn POV]Di antara keputusan. Inilah keputusan paling terberat yang aku buat. Ini memang keputusan yang paling gila. Bagaimana tidak gila? Ak

  • Suamiku Mencintai Kakakku (INDONESIA)   89. PAMIT

    Untuk Drey,Drey … maafkan keputusanku yang mengerikan ini. Sepertinya aku membutuhkan waktu. Aku pergi, aku meninggalkanmu. Maaf … ini yang aku inginkan walaupun sangat berat. Maaf juga, waktu itu. Aku melakukan percobaan mengakhiri hidup di bak mandi. Saat itu aku sangat putus asa. Aku benar-benar kecewa. Aku seakan merasa tidak ingin di dunia ini. Keberadaanku yang tak aku inginkan. Aku tidak ingin benar-benar tertekan dengan pernikahan kita.Terima kasih … terima kasih telah menyelamatkanku waktu. Aku pergi, Drey. Aku tidak berpamitan padamu karena saat melihatmu, kekecewaan yang aku rasakan memuncak. Aku ingin pergi tanpa ada rasa bersalah padaku.Perpisahan ini memang harus. Aku harap kamu menjadi lebih baik ketika aku pergi. Biarkan aku pergi, jangan mencariku. Oh, ya. Tentang perceraian. Aku sudah menyiapkan surat cerai kita. Kamu jangan khawatir. Kamu bisa menikah dengan Anna. Kalian bisa hidup bahagia. Kalian bisa bersatu.J

  • Suamiku Mencintai Kakakku (INDONESIA)   88. KARMA

    “Sekarang biarkan dia pergi, Nak,“ kata Mama Davina.Wanita itu melepaskan pelukannya dan menepuk pundak Drey berkali-kali.Drey menatap sendu cincin yang berada di tangannya, digenggam erat dengan air mata sudah bercucuran. Cincin itu belum genap satu tahun melingkar di jari Auryn, namun kini cincin itu sudah kembali pada DreyDalam tangisan disertai derasnya air mata.Drey sempat berpikir. Apakah perpisahan ini akan membuat Aurynbahagia? Lalu bagaimana dengan dirinya? Drey bisa mati tanpa Auryn. Dreyberada dipihak tersakitisetelah ditinggalkan oleh Auryn.Mama Davina ikut meneteskan air mata melihat anaknyamenangis—batin seorang Ibu ikut merasa sakit.Dreymenangis dalam penyesalan atas perbuatan bodoh selama ini. Sungguh ini begitu menyakitkan. Penyesalan yang sulit sekali di maafkan. “Pasti Auryn nggak akan maafin aku, Ma. Dia sangat membenciku! Tapi Aku mencintainya,” isak Dre

  • Suamiku Mencintai Kakakku (INDONESIA)   87. NESTAPA

    [Author POV]Jantung Drey berdebar. Dia berteriak frustasi di depan Mama Davina. Dia hancur saat Mamanya memberi tahu bahwa Auryn pergi, Drey marah kepada Mama Davina. Lelaki itu menatap Mama dengan sorot mata redup.“Kenapa Mama membiarkan dia, Ma?!” Drey berteriak kepada Mama, seharusnya Mama Davina tidak membiarkan Auryn pergi, itu yang ada dipikiran Drey. “Kenapa, Ma?” Drey menuntut.Mama Davina hanya bisa menunduk setelah melihat kemarahan dari Drey.“Jawab, Ma!” Getar hati Drey sangat luar biasa. Dia kecewa dan malu pada dirinya sendiri.Kepala Mama Davina mendongak. “Maaf,” kata Mama Davina.Drey mengacak-acak rambut hingga berantakan. SIAL. Kenapa menjadi seperti ini. Auryn benar-benar meninggalkan Drey tanpa berpamitan lebih dahulu. “Aku mencintai dia, Ma. Aku telah menyesali semuanya … tapi aku terlambat menyadari.”“Mencintai Ryn?” Mama tersenyum

  • Suamiku Mencintai Kakakku (INDONESIA)   86. Semua Berakhir

    [Author POV]Esok harinya aku kembali ke rumah Drey. Mama Davina yang menyuruhku, awalnya aku di rumah Mama Katerina untuk beberapa hari.Sekarang akumenatap kosong ke arah jendela kamaryang menyajikan keindahan halaman rumah Dreyyangdijadikan sebagai tamanbunga. Bunga-bunga yang aku tanam dan dia rawat sudah mekar dan tumbuh cantik.Apa yang telah terjadi beberapa hariterus berputar dalam benakku.Kalimat yangakubenci telah terucap dari bibirku sendiri. Akuingin menceraikanDrey, tapi Dreymenolak dengan tegas. Akusudah pernah memohon agar Dreymenceraikan diriku, Drey menolak dan menahanku.Bukankah aku pernahmeminta satu permintaan?SeharusnyaDreytidak menahan kembali permintaanku, seharusnya dia mengabulkan?Akutau, perceraian adalah perkara hal yang tidak gampang. Kedua pihak harus sama-sama menyetujui. Pilihan yang terbaikkah j

  • Suamiku Mencintai Kakakku (INDONESIA)   85. Sudah Terlambat

    [Author POV]Raut sedih di wajah Dreynampak saatZanymembuka pintu rumahnya. Zanymenggunakan baju rumah, diaterlihatbaru saja mandi karena rambut terlihat basah. Dia terkejut dengan kedatangan Dreysecara tiba-tiba. Mata Dreyterlihat begitu sembab, bibirnya pucat dan sorotan mata ingin menangis. Tergambar jelas kesedihan cukup mendalam dari sorot matanya.“Astaga. Kamu kenapa, Drey. Masuk dulu,” perintah Zanytidak tega melihat Drey datang-datang seperti orang yang baru mengalami kejadian menyedihkandan seperti mayat hidup.Drey berjalan dengan tertatih mendekat Zany yang menatapnya sendu penuh rasa khawatir melihatnya. Keadaan benar-benar menyedihkan, satu kalimat yang Zany sematkan di mulutnya karena melihatnya seperti ini, “Are you ok, Drey?”“Zany ...” panggil Drey lirih. “Ucapkan kalimat untukku,” pinta Drey dengan pasrah.“

  • Suamiku Mencintai Kakakku (INDONESIA)   84. Luka Hati

    Aku melepaskan dengan kasar genggaman dari Drey. Melihat Dreydihadapanku dengan raut berbedamembuat hatikusemakin teriris, sakit tentunya. Dreytelah bermain di belakangkudankenyataan Anna hamil harus aku telan bulat-bulat, dijajal dengan paksa.“Kenapa kamu tidak mengatakan jujur kepadaku?” Aku bertanya dengan menuntut penjelasan Drey, perihal Anna hamil. “Aku dibuat bingung dengan masalah ini.” Aku terkekeh dibuat-buat. “Semua membingungkan. Aku tidak mengerti mengapa. Apa Aku bukan istri yang kamu harapkan?” Pandanganku melihat ke arah Drey dan Mama Katerina.Mama Katerinamembelai pipiku, dia seperti memberikan kekuatan agar aku sabar menghadapi semua ini.“Maafkan, Aku. Aku telah menyakitimu lagi. Ini semua salahku.” KepalaDreymenunduk dalam-dalam di pangkuanku. Air matanya menetes mengenai tangankudan membasahiselimut“Akumohon,

  • Suamiku Mencintai Kakakku (INDONESIA)   83. Berpisah?

    Akuterbangun dari tidur, badanku terasa agak panas. Ah, mungkin aku masuk angin. Tubuhku masih gemetaran. Kepalaku berdengung. Dadaku lebih sesak daripada saat di dalam air tadi. Di saat merasa badan tidak enak, tangan seseorang membelai dahiku dengan sangat lembut. Mama, aku melihat Mama di sampingku. Memperhatikan dengan sorot mata yang redup. Mata Mama terlihat memerah dan sepertinya baru saja menangis.“Mama … kenapa menangis?”Mama mengusap pipi dan di sudut matanya untuk menghapus bekas air mata. Mama menyembunyikan dariku, tapi aku tidak bisa dibohongi. Ya, aku yakin Mama baru saja menangis.Mama tersenyum. “Tidak, sayang. Mama nggak habis nangis kok.”Bohong. Aku tahu mama berbohong. Kuputar kepala untuk melihat jam dinding yang menunjukan pukul 9 pagi dan aku sama sekali melihat keberadaan Drey.Di mana dia?“Drey udah pergi ke kampus, baru aja,” kata Mama seperti membaca pikiranku. &

  • Suamiku Mencintai Kakakku (INDONESIA)   82. Rencana Gagal

    Aku mati?Apakah ini akan berakhir? Apakah ini terakhirku untuk hidup.Cara ini akan berhasil. Aku menang. Aku akan membawa mati anak Drey. Aku sudah ikhlas dan aku yakin ini yang terbaik untuk semuanya. Mataku sudah tidak bisa melihat apa-apa selain kegelapan.Arrgh, kepalaku terasa sakit sekali hingga ujung kakiku. Dadaku sesak sekali, hidungku sudah teramat perih kemasukan air. Tubuhku membutuhkan udara, tapi aku semakin lemah di dalam bak mandi. Aku tak ingin keluar dari sana. Aku mencoba untuk mengakhiri hidup. Aku tak ingin cara ini sia-sia.Biarkan aku mengakhiri penderitaan.“Maafkan aku. Aku membunuh anak kita, Drey, “ batinku berkata.Rasa sakit sudah tidak bisa aku tahan. Rasa sakit yang membuat aku kehilangan segalanya dan semuanya lenyap.***Sesuatu menabrak keras di kepalaku. Aku merasa ada sesuatu yang menyentuh bibirku. Aku bernapas. Terbatuk-batuk dan memuntahkan apa saja yang mengganjal di tenggor

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status