Home / Romansa / Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini / Bab 26. Aku Bisa Tanpamu, Evan!

Share

Bab 26. Aku Bisa Tanpamu, Evan!

Author: Te Anastasia
last update Last Updated: 2024-07-26 16:11:06

Elizabeth merasa amat takut dan canggung setengah mati. Setelah dia menjauhi Evan dan memutuskan untuk tak bertemu lagi, kenapa sore ini laki-laki itu malah datang ke tempatnya?

‘Dari mana dia tahu keberadaanku?!’ batin Elizabeth tidak tenang.

Teringat saat Moris mengatakan penolongnya adalah seseorang yang paling berpengaruh di kota, yang berbaik hati membantunya.

Bagaimana Elizabeth bisa lupa bahwa suaminya adalah orang yang berkuasa…

‘Aku benar-benar bodoh!’ Elizabeth menggigit bibirnya gelisah.

Tatapan Elizabeth teralih pada Evan yang tengah duduk menyilangkan satu kakinya, sedangkan Moris pergi ke luar untuk membeli sebuah hidangan makanan.

"Jadi selama ini kau berada di sini?"

Suara Evan yang berat dan dingin membuyarkan lamunan Elizabeth.

Gadis itu sedikit menoleh. "Y-ya, tempat ini milik temanku."

Bukannya ucapan atau perkataan yang Evan balaskan, melainkan kini laki-laki tampan itu tertawa pelan dan renyah dengan remeh, sebelum tawa itu lenyap dalam hitungan detik be
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App
Comments (9)
goodnovel comment avatar
Surya Ningsih
klo menurut ku pulang aja kerumah nenek carilah bahagiamu sendiri msh byk lelaki yg mungkin mencintaimu...
goodnovel comment avatar
Fenty Izzi
jangan mimpi kamu Evan...
goodnovel comment avatar
Alma Yani
egois sekali ya pak ...
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 27. Pertemuan dan Cemburu

    Elizabeth merasakan kondisinya menurun dua hari ini, lebih tepatnya saat ia baru saja bertemu dengan Evan. Gadis itu memutuskan untuk datang ke rumah sakit dan melakukan pengobatan rutinnya dengan tanganan dokter. Daniel, laki-laki berbalut jas putih itu terlihat cemas usai melakukan perawatan pada Elizabeth, ditemani dua suster yang kini melangkah keluar. "Kenapa kondisimu turun begini? Beberapa hari yang lalu padahal sudah lebih baik, Elizabeth. Apa yang terjadi?" tanya Daniel menatap Elizabeth yang masih berbaring. Elizabeth terdiam sejenak, rasanya tidak enak jika dia terus menerus menceritakan semuanya pada Daniel. "Aku baik-baik saja," jawab gadis itu. "Jangan bohong, Elizabeth. Aku merasakan ada sesuatu yang tidak beres padamu." Daniel kembali menatapnya dalam-dalam. Tatapannya membuat Elizabeth menggigit bibir menahan cemas. Sadar kalau dia tidak bisa menyimpan semuanya sendiri, Elizabeth akan merasa tertekan dan sakit. "Daniel, ternyata orang yang memberikan bantuan

    Last Updated : 2024-07-27
  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 28. Elizabeth, Aku Tetap Tidak Ingin Bercerai Denganmu!

    Pagi ini di kediaman Evan sudah kedatangan Mamanya dan Clarisa yang datang bersama, nampaknya kedua wanita itu berjanjian. Melody merasa marah setelah mendengar cerita Clarisa bahwa semalam Clarisa dan Evan bertemu dengan Elizabeth bersama selingkuhannya. Wanita tua cantik itu tidak segan memerintah putranya untuk segera berpisah dengan Elizabeth. "Apa lagi yang kau harapkan dari wanita seperti dia, Evan! Sudah jelas dia mengkhianatimu, berselingkuh di depan kedua matamu!" pekik Melody dengan nada tinggi. "Bisa tidak bisa, cepat cerai darinya!" Evan berdehem pelan. "Itu urusanku Ma, aku bisa memutuskannya sendiri." "Ck! Mama harap kau tidak perlu menunggu-nunggu lagi untuk menghempaskan gadis itu!" Melody kembali berucap. Clarisa mencekal lembut tangan Melody dan berkata, “Tenanglah Tante, aku yakin Evan akan mengambil keputusan yang terbaik untuknya. Bukankah begitu, Van?”Tapi Evan hanya bergeming, tidak memberikan jawaban apa-apa. Melody masih memperhatikan putranya yang setia

    Last Updated : 2024-07-27
  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 29. Elizabeth Memilih Pergi Jauh

    Hari sudah larut saat Elizabeth menutup toko bunga. Ia langsung bergegas ke dalam kamar dan mengeluarkan tas besar miliknya, lalu mengemas semua pakaiannya. Elizabeth tidak punya pilihan lain kali ini, gadis itu memutuskan untuk pergi dan tidak lagi tinggal bersama Moris. Ia ingin berusaha untuk tetap menjauh dari Evan."Eli lihat ini, besok kita ada pesanan bunga sangat banyak—"Ucapan Moris terhenti saat gadis berkulit cokelat itu membuka pintu kamar Elizabeth. Moris terdiam sesaat dan masuk ke dalam memperhatikan Elizabeth yang mengemasi semua barang-barang dan pakaiannya. "Oh My God, Elizabeth... Kau mau ke mana?" tanya Moris menatapnya kaget. Elizabeth tersenyum manis pada sahabatnya itu. "Ris, mulai sekarang aku akan memulai hidup sendiri. Aku juga ingin punya tempat tinggal sendiri," jelasnya. "Ck! Oh Eli, bagaimana kalau terjadi sesuatu denganmu di luaran sana?! Lagipula kau mau pindah ke mana?" Moris mendekati Elizabeth dan merebut tasnya. Tatapan mata tajam dan bibir c

    Last Updated : 2024-07-28
  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 30. Kedatangan Keluarga Elizabeth dari Austria

    Beberapa hari berlalu dengan cepat, Elizabeth semakin sibuk dengan pekerjaannya.Setelah menyadari kebutuhan hidupnya semakin banyak, dari berobat, makannya, dan tagihan rumah. Elizabeth memutar otak untuk mendapatkan banyak uang.Gadis itu membuat suatu hiasan dan aksesoris bunga imitasi yang cantik, ia menjualnya di toko milik Moris. "Astaga Elizabeth, kau lihat! Pesanan hiasan dan bunga imitasi yang kau buat sangat banyak!" pekik Moris bertepuk tangan kesenangan. Elizabeth tersenyum lebar dan memeluk Moris dengan wajah berseri-seri. "Aku tidak menyangka Ris... Ternyata banyak juga yang menyukai hiasan bunga buatanku!" seru Elizabeth sangat bahagia. "Heem, memang! Aku tahu kau sangat berbakat, kawan!" seru Moris mengacungkan jempolnya. Di sana, Moris sibuk menghitung uang dari penjualan bunga imitasi buatan Elizabeth yang tidak disangka-sangka terjual semua dalam waktu yang sangat cepat. Elizabeth yang kini tengah membuat beberapa pesanan bunga, tiba-tiba Moris mendekatinya ke

    Last Updated : 2024-07-29
  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 31. Mereka Datang Menjemput Elizabeth

    "Bagaimana bisa kau melakukan itu, nak? Apa yang terjadi dengan kalian?!" Berta dan Meria begitu terkejut mendengar kabar yang Elizabeth ungkapkan pada mereka berdua tentang apa yang terjadi selama ini pada gadis itu. Dan Elizabeth menceritakan semuanya dari awal ia menikah hingga kini dengan jujur, pada kedua orang tersayangnya. Elizabeth tidak menutupi apapun, kecuali penyakitnya. "Mungkin karena Elizabeth dan Evan tidak memiliki kecocokan satu sama lain, dan bukan jodohnya. Jadi kami berdua memutuskan untuk berpisah, Nek, Bi," ujar Elizabeth menatap Neneknya dengan tatapan yang sedih. Berta langsung memeluk Elizabeth dengan sangat erat. Wanita tua berambut putih itu mendekap satu-satunya cucu yang sangat dia cintai. Dalam pelukan sang Nenek, Elizabeth tidak bisa menahan air matanya. Pelukan inilah yang bisa Elizabeth anggap seperti pulang ke rumah yang dia rindukan. "Maafkan Elizabeth ya, Nek... Perjodohan yang Kakek amanatkan, tidak bisa Elizabeth lakukan dengan baik." Gadi

    Last Updated : 2024-07-29
  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 32. Tak Berhenti Mencarimu

    Keesokan paginya, Evan mendatangi toko bunga milik Moris. Setelah semalaman suntuk ia tidak tenang karena memikirkan Elizabeth. Kali ini Evan akan memastikan sendiri apakah Elizabeth masih ada di tempat itu, atau memang benar-benar sudah pergi. Kedatangan Evan membuat gadis pemilik toko bunga itu nampak terkejut. Moris membukakan pintu dan menatap Evan dengan gugup. "Se-selamat pagi, Tuan,” sapa Moris berdiri di samping pintu menatap Evan. “Pagi Nona Moris,” balas laki-laki itu singkat. Moris berjalan mendekatinya dengan perasaan penuh tanda tanya dan rasa kaget yang masih melekat di dirinya. “Apa Tuan ada keperluan dengan saya, atau Tuan ingin memesan rangkaian bunga?" tawar Moris mendongak menatap Evan yang masih berdiri di depan meja kasir. "Keduanya," jawab Evan. "B-baiklah, silakan duduk Tuan..." Moris meraih sebuah kursi dan meletakkan di samping Evan. Laki-laki tampan berbalut setelan formal dan berkaca mata bening itu memperhatikan sekitar dengan sorot mata mencari-car

    Last Updated : 2024-07-30
  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 33. Berusaha Pergi Sejauh Mungkin

    Setelah lima hari Nenek dan Bibi Elizabeth berada di Prancis. Hari ini mereka berpamitan untuk pulang kembali ke tempat asal mereka, di Austria. Elizabeth mengantarkan dua orang kesayangannya tersebut ke stasiun. Gadis itu merasa sedih saat mereka pulang, namun ia tidak punya pilihan lain untuk tetap tinggal. Ia masih harus menyelesaikan urusannya di sini."Eli, berjanjilah pada Bibi kalau kau akan pulang ke Salzburg lagi," ujar Bibi Meria menangkup kedua pipi Elizabeth. Gadis cantik itu mengangguk patuh. "Iya Bi, aku janji akan menyusul nanti." "Jaga dirimu baik-baik ya, Nak, Nenek berharap kau akan secepatnya menyusul kami." Nenek Berta menangis memeluk Elizabeth dengan sangat erat. Hari Elizabeth terasa nyeri saat ini, dia sendiri sejujurnya juga ingin pulang bersama mereka. Namun, Elizabeth tidak punya cukup banyak uang saat ini, apalagi kondisi tubuhnya belum sehat. Elizabeth menatap mereka berdua dengan wajah menahan kesedihan. Sekuat mungkin gadis itu tersenyum pada mereka

    Last Updated : 2024-07-30
  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 34. Ungkapan Isi Hati Elizabeth

    Elizabeth sudah berhenti bekerja di tempat Moris sejak kemarin. Gadis itu kini fokus mencari pekerjaan yang baru. Pagi ini, Elizabeth sudah bersiap pergi membawa surat lamaran pekerjaan, mendatangi satu tempat ke tempat lainnya."Semoga saja tidak sampai siang aku sudah mendapatkan pekerjaan, Ya Tuhan," ucap Elizabeth mempercepat langkahnya. Sampai tiba-tiba ia berhenti di depan sebuah toko alat musik, Elizabeth diam di sana menatap dari luar sebuah piano yang menarik perhatiannya.Kedua sudut bibirnya terangkat samar. Elizabeth mengingat masa kecilnya, dulu ia sering bermain piano dan cukup mahir memainkannya. Bahkan, menjadi pianis adalah cita-citanya. Hingga detik ini, cita-cita itu masih tersimpan di sudut hatinya yang terdalam. Dulu ia ingin meneruskan sekolah musiknya, namun karena keterbatasan biaya, ia tidak mampu melanjutkannya. Dan lagi, saat itu, Elizabeth terpaksa menikah dengan Evan hingga mau tak mau ia melepas mimpinya. "Apa suatu hari nanti aku punya kesempatan ber

    Last Updated : 2024-07-31

Latest chapter

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 464. (EXEL STORY) Peran Seorang Mama

    Tak ada yang bisa membujuk Pauline sama sekali. Baik Exel maupun kedua orang tuanya, hingga mereka semua menyerah dan membiarkan Pauline melakukan apapun yang dia sukai. Exel juga berpesan pada Mama dan Papanya untuk tidak memarahi adiknya bila terjadi sesuatu. Karena malam ini, Exel kembali pulang ke rumahnya. "Kasihan sekali Pauline ... aku memintanya besok untuk datang ke rumah kita. Siapa tahu dia mau," ujar Hauri. Exel mengangguk. "Aku rasa juga begitu. Semoga saja dia mau," jawabnya. Sepanjang perjalanan, Hauri bercerita ini dan itu. Gadis itu juga tidak henti-hentinya mengatakan kalau ia sangat mencemaskan adik iparnya. Exel pun memahami perasaan itu. Namun ia menganggap kalau Pauline sudah besar, pasti dia bisa menyelesaikan permasalahannya sendiri. Jadi, Exel lebih fokus pada Istrinya dan juga pada rumah tangga mereka berdua. "Sayang, kau ingin membeli sesuatu?" tawar Exel menoleh pada istrinya. "Tidak, aku tidak ingin membeli apapun," jawab gadis itu. "Mama tadi memb

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 463. (EXEL STORY) Luka Hati Adikku

    Hauri masuk ke dalam kamar Pauline. Di sana, ia melihat Pauline yang tengah sibuk dengan kanvas dan cat airnya. Entah sejak kapan gadis itu senang mengurung diri dan menyendiri. Pauline duduk di balkon kamarnya, hingga ia tidak tahu bila Hauri masuk ke dalam kamarnya. "Wahh ... cantik sekali gambaranmu, Pauline," puji Hauri tiba-tiba. Suaranya membuat Pauline sontak menoleh ke belakang di mana Hauri berdiri. Pauline tersenyum manis. "Kakak, sejak kapan Kakak di sana?" tanyanya. Hauri tersenyum tipis. "Sejak tadi. Pauline saja yang tidak tahu," jawabnya. "Sini, Kak." Perlahan Hauri melangkah mendekatinya. Ia duduk di samping Pauline yang masih meneruskan lukisannya. "Sejak kapan suka melukis? Kakak tidak pernah melihatmu suka melukis biasanya," ujar Hauri bertanya. Pauline tersenyum. "Sudah lama, Kak. Tapi memang tidak Pauline kasih tunjuk pada siapapun. Semua kanvasnya juga Pauline sembunyikan di dalam ruangan ganti," jawab gadis itu. Hauri terkekeh. "Pauline ... Pauline, k

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 462. (EXEL STORY) Apa yang Terjadi Dengan Pauline?

    Kabar kehamilan Hauri sudah terdengar oleh semua keluarga, bahkan beberapa teman Exel juga mengucapkan selamat pada mereka. Termasuk sahabat dekatnya, Heiner yang malam ini datang berkunjung ke rumah mereka membawakan beberapa makanan dan buah-buahan. Sejak dulu hingga kini, memang Heiner yang jauh lebih dekat dan perhatian. "Sekarang tinggal kau saja yang belum menikah, Heiner. Mau sampai kapan kau terus menyendiri?" tanya Exel pada sahabatnya itu. Heiner terkekeh. "Entahlah, tapi aku benar-benar menikmati hidupku saat ini," jawabnya."Saat waktunya tiba, jodohmu pasti juga akan datang, Heiner," sahut Hauri mendekati dua laki-laki itu membawakan cemilan dan juga buah-buahan. "Benar, Hau. Aku malah berpikir kalau aku ingin mendekati Pauline ... supaya aku merasakan, sepertinya enak juga menjadi menantu Keluarga Collin," ujarnya dengan percaya diri, sebelum sebuah bantalan sofa mendarat di wajahnya. Exel menatap tajam dan kesal. "Kalau kau ingin mendekati adikku, kau harus melawa

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 461. (EXEL STORY) Kita Akan Menjadi Orang Tua

    Pagi ini Hauri pergi ke rumah sakit ditemani oleh Exel. Tetapi, ia tidak pergi menemui Dokter William lagi, melainkan Hauri akan pergi ke dokter kandungan saat ini.Bersama dengan suaminya, Hauri baru saja menyelesaikan pemeriksaan. Mereka duduk menunggu hasil periksa dengan perasaan mendebarkan. "Nyonya pasti sering pusing dan mual akhir-akhir ini?" tanya dokter perempuan itu. Hauri mengangguk. "Iya dok, kemarin saat menghubungi Mama mertua saya, Mama meminta saya untuk langsung periksa," ujarnya. Dokter itu tersenyum. "Ya, memang seharusnya begitu, Nyonya," jawabnya. "Dan ... dari hasil pemeriksaan yang telah saya lakukan, Nyonya saat ini sudah mengandung berusia hampir lima minggu. Mungkin Nyonya tidak sadar saat Nyonya mengalami terlambat datang bulan." Hauri terdiam menggenggam erat tangan Exel. Laki-laki itu juga tercengang, tak percaya diselimuti kebahagiaan yang luar biasa. "Ja-jadi, istri saya hamil, dok?" tanya Exel dengan kedua mata berbinar-binar. "Benar, Tuan. Selam

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 460. (EXEL STORY) Sikap Istriku yang Manja

    Beberapa Minggu Kemudian....Suara hujan deras malam ini membuat suasana menjadi sangat dingin. Hauri, gadis cantik itu duduk di sofa di dalam ruang tamu seorang diri. Sementara Exel, suaminya berada di dalam ruangan kerjanya dan tampak sedang bertelfonan dengan rekan kerjanya membahas meeting siang tadi. "Dia selalu memprioritaskan pekerjaanmu daripada aku, sekarang. Apa dia sudah bosan padaku?" Hauri mengomel kesal. Ia memeluk bantalan sofa erat-erat. "Laki-laki sepertinya memang sangat tega." Lebih dari satu jam Hauri menggerutu dengan sikap Exel yang menyebalkan. Gadis itu marah dan kesal lantaran Exel tiba-tiba menerima meeting sore tadi, padahal Exel sudah berjanji mengajak Hauri jalan-jalan. Hauri yang sudah sangat senang pun ia menolak untuk dibohongi. Karena tak sekali dua kali Exel selalu mengajaknya pergi, tapi ujung-ujungnya selalu gagal. Tak lama kemudian, Exel keluar dari dalam ruangan kerjanya. Ia menoleh ke arah Hauri yang duduk di sofa dengan wajah kesal. "Say

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 459. (EXEL STORY) Keputusan yang Tepat

    Elizabeth sungguh mengunjungi Hauri pagi ini. Ia membawakan banyak cemilan dan juga makanan lainnya. Ditemani oleh Pauline yang juga ikut datang berkunjung bersama sang Mama. Kedatangan mereka disambut dengan senang oleh Hauri dan Exel. "Maaf ya, Ma, Hauri belum menyiapkan makanan apapun. Hauri bangun kesiangan," ujar gadis itu. "Iya, Sayang, tidak papa." Elizabeth tersenyum hangat. Pauline menatap sang Kakak ipar. "Kak Hauri seperti Pauline saja," ujarnya. "Semalam aku juga lembur karena tugas, Kak. Jadi tadi bangun kesiangan, mandi, bersiap sebentar terus langsung ke sini. Kalau Kak Hauri sibuk apa sampai bangun kesiangan?" Pertanyaan itu membuat Hauri merasa malu tiba-tiba. Sambil menyiapkan minuman di dapur, tanpa terasa pipinya merah mengingat semalam ia hanya menghabiskan sepanjang malam dengan suaminya. "Pauline, setiap orang itu punya kesibukan sendiri-sendiri. Begadang bukan hanya mengerjakan tugas, insomnia juga bisa," sahut Elizabeth menanggapi putrinya. "Emmm ... be

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 458. (EXEL STORY) Bagaimana Kalau Kita Punya Anak?

    "Aku rasa, aku tidak bisa berkumpul dengan para wanita seperti istri rekan kerjamu tadi, Sayang."Hauri menatap Exel yang kini melepaskan kemeja putihnya dan menoleh pada Hauri yang tengah duduk di tepi ranjang kamar mereka. "Bukan tidak bisa, hanya belum terbiasa," jawabnya. "Mereka semua awalnya bertanya tentang kesibukanku, lalu bisnisku, lalu sedikit bertanya-tanya tentang latar belakangku," ujar Hauri bercerita. Dengan iris mata hitamnya, Hauri menatap sang suami lekat-lekat. "Apa memang seperti itu, perbincangan para masyarakat kelas atas?" tanyanya. Exel terdiam sesaat. Laki-laki itu membalikkan badan dan berjalan mendekati sang istri. "Tidak semua. Buktinya Mama ... juga tidak seperti mereka, kan?" "Heem. Aku pikir orang yang aku temui semuanya akan seperti Mama, ternyata tidak." Exel menyahut kimono putih di atas ranjang dan tersenyum pada Hauri sebelum melangkah masuk ke dalam ruang ganti. Hauri mengembuskan napasnya panjang dan berbaring di atas ranjang. Sampai Exe

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 457. (EXEL STORY) Masyarakat Kelas Atas

    Setelah pertengkaran kemarin-kemarin, hubungan Exel dan Hauri kembali terjalin hangat. Exel benar-benar merasa bersalah dengan apa yang ia lakukan pada istrinya. Malam ini, mereka berdua tampak bersiap-siap pergi. Exel mendapatkan ajakan makan malam bersama para rekan dan sahabatnya di sebuah restoran. Exel pun datang dalam acara itu bersama Hauri. "Sayang...." "Hm?" Exel menoleh menatap Hauri yang memeluk lengannya. "Kenapa?" "Apa temanmu ada yang sudah punya istri?" tanya Hauri."Ada. Ada beberapa dari mereka yang sudah menikah, sepertinya istrinya juga diajak. Nanti kau harus menyapa mereka, oke?" Exel tersenyum mengecup pucuk kepala Hauri. Gadis itu mengangguk. "Iya." Dengan balutan dress panjang berwarna merah, dibalut blazer hitam berbahan hangat, Hauri tampak cantik malam ini. Rambutnya yang sudah panjang sebahu pun tertata rapi dengan hiasan jepit mutiara. Bersama dengan Exel, mereka berdua masuk ke dalam sebuah restoran. Di sana, tampak seorang laki-laki melambaikan t

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 456. ( EXEL STORY) Aku yang Salah, Maafkan Aku

    Seperti biasa, saat Evan sedang ada jadwal di luar kota, Exel lah yang menggantikan posisinya untuk meeting. Seperti hari ini Exel yang memimpin meeting penting selama dua jam yang lalu hingga rapat penting itu usai dan satu-persatu anggota meeting telah kembali. Di dalam ruangan itu hanya tersisa Exel, Jericho, dan juga Heiner bersama beberapa rekan yang lainnya. "Exel, kau sedang tidak marahan dengan istrimu, kan?" tanya Heiner tiba-tiba. Exel mengerutkan keningnya mendengar pertanyaan temannya tersebut. Pasalnya, Exel dan Hauri baru saja ribut dan bagaimana Heiner bisa tahu?"Kenapa memangnya?" jawab Exel sambil membaca beberapa berkas di hadapannya. "Tidak papa, hari Selasa kemarin aku melihat Hauri datang ke sini. Tapi dia langsung pulang. Sepertinya dia tampak sedih," ujar Heiner.Exel tidak menjawab dan hanya diam. Bahkan dalam hatinya ia terkejut kalau istrinya datang ke kantor. "Hauri memang datang, mengantarkan makan siang untuk Tuan Exel. Tapi Tuan Exel justru makan s

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status