Home / Romansa / Suamiku Gay?! / Bab 67 - Ditakdirkan Bersamaa

Share

Bab 67 - Ditakdirkan Bersamaa

Author: Caty Perii
last update Last Updated: 2022-09-24 20:48:05

Revo berdiri di balkon lantai dua saat mobil Ayahnya memasuki pekarangan rumah.

Tangannya yang mencengkram tiang pembatas itu mengerat dan kedua matanya memerah.

Ucapan Ayahnya yang saat itu tak ia pedulikan kini nampak begitu berpengaruh pada dirinya.

Dia bukan anak kandung Ayahnya sendiri!

Namun Revo akan membuktikan tentang kebenaran surat tersebut.

Dan jika memang surat itu benar, Revo akan meminta Ayahnya untuk mengatakan semua yang terjadi.

"Revo"

Revo menoleh dan melihat Ayahnya yang sudah datang dan berjalan mendekat ke arahnya.

"Teresia sudah bertemu Arga, mereka juga sudah selesai memperbaiki kesalahpahaman yang terjadi"

Revo tau itu, dan itu membuat hatinya kecewa serta merasa sangat sedih, namun yang paling utama yang tengah berkecamuk di kepalanya adalah hasil tes yang ia temukan di kotak kayu milik Ayahnya itu.

"Aku tau itu"

"Dan apa kamu masih mau merusak hubungan mereka berdua? Arga hanya akan bahagia dengan Teresia, dia sudah mengalami hal buruk selama ini. Apa kamu t
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Suamiku Gay?!   Bab 68 - Kekecewaan yang Begitu Besar

    Revo sudah kembali dari rumah sakit. Ia tak bisa mendapatkan jawaban yang ia inginkan dari kertas hasil DNA yang ia temukan. Dan lebih baik Revo memang menanyakannya pada Ayahnya tentang ini. Namun bagaimana jika Ayahnya masih akan tetap menutupi?Untunglah Revo sudah tau caranya. "Ayah" Revo mengetuk pintu kamar Ayahnya dan menemukan pria baya itu yang tengah membuka lembaran-lembaran kertas pekerjaannya. Ayah Romi melihat Revo yang mendatanginya dan memberikan pria itu senyum tipis. Merasa bersalah karena perbincangan mereka sore kemarin. "Masuklah" Revo masuk ke dalam kamar Ayahnya dan duduk di sofa yang berhadapan lansung dengan Ayahnya. "Ada apa?" tanya Ayah Romi, pria baya tu berdehem sejenak, ragu untuk meminta maaf pada sang putra karena ucapan itu. "Aku mau bicara sama Ayah, tapi bagaimana jika kita sambil minum-minum? Kita tidak pernah melakukannya kan?" tanya Revo dengan senyumnya. Awalnya Ayah Romi nampak bingung atas ajakan Revo yang tiba-tiba. Namun pria itu men

    Last Updated : 2022-09-24
  • Suamiku Gay?!   Bab 69 - Bagian Paling Menyesakkan

    "Jadi aku memang bukan Anakmu?" tanya Revo tak kuasa menahan sesak di dadanya. "Bukan! Kau bukan anak kandungku, tapi aku terus berusaha untuk menerimamu meski rasanya sangat sulit. Aku menyayangimu karena kamu terlahir dari wanita yang paling aku cinta" Revo mengusap wajahnya kasar. Rasanya benar-benar menyakitkan. "Kenapa Ayah sembunyikan? Kenapa tidak sejak awal beritahu aku jika aku bukan anakmu! Dan alasan mengapa kasih sayang yang kamu berikan sangat berbeda dibanding Arga?! Jika dari awal Ayah memberitahunya, aku tidak akan merasakan rasa sakit yang sesakit ini!" bentak Revo kesal dan merasa sangat menyesalinya saat melihat tangisan sang Ayah berderai hebat. "Ayah tidak bisa dengan mudah mengatakan hal itu! Perselingkuhan yang mereka lakukan menghancurkan hati Ayah" Ayah Romi terisak pelan dan menggenggam dadanya yang terasa sesak "kamu tau? Ayah bekerja giat demi memenuhi kehidupan keluarga kita, namun di belakang, dua orang yang sangat berarti dan Ayah sayangi mengkhiana

    Last Updated : 2022-09-25
  • Suamiku Gay?!   Bab 70 - Menyudahi Kisah Masalalu 1

    "Terimakasih Mbak" Teresia berujar ramah pada seorang suster yang baru saja mengantarkan makan siang untu Arga. Meskipun Teresia harus mengatakanya dengan wajah memerah malu, karena sosok Arga yang tak mau melepas pelukannya, wajah pria itu disembunyikan dalam perutnya dan membuat Teresia tak leluasa bergerak. "Sama-sama, semoga suaminya cepat sembuh ya" balas suster tersebut dengan ramah, dan dengan sengaja perawat wanita itu menyentuh lengan Arga membuat Arga makin mengeratkan pelukannya pada perut Teresia. Ohh, pemandangan saat Arga digoda oleh para perawat di rumah sakit ini menjadi hiburan tersendiri untuk Teresia.Terlebih perawat itu hanya terkekeh geli melihat tingkah manja Arga pada Teresia. Meski perawat tersebut sudah izin dan meminta maaf pada Teresia, Arga yang mendapat godaan tak lansung itu masih kesal dengan Teresia yang mengizinkan para perawat untuk menyentuhnya. Teresia berkata bahwa itu adalah balasan karena Arga tidak membangunkannya lebih dulu saaat Dokter Ri

    Last Updated : 2022-09-25
  • Suamiku Gay?!   Bab 71 - Menyudahi Kisah Masalalu 2

    "Sudah, jangan diteruskan" lirih Teresia melihat air mata Arga nampak terus mengalir hebat dan napas Arga berhembus kuat. "Tidak, aku harus menyelesaikannya, aku tidak mau ada yang mengganjal lagi dan aku mau kamu tau seluruh cerita ini" bisik Arga kemudian menempelkan wajahnya pada ceruk leher Teresia. Menghirup sejenak aroma tubuh wanitanya untuk membuat pikirannya tenang. Meyakinkan bahwa masa-masa itu sudah ia lewati. Teresia mengusap kepala dan rambut Arga, menenangkan pria itu dari gejala panik yang melanda. "Aku tidak bisa menghitung berapa hari aku disekap mereka, karena mereka tetap melakukan kegiatan hariannya, namun mengurungku di rumah kecil yang aku sendiri tidak tau dimana itu. Mereka akan datang saat sore menjelang malam sampai pagi lalu meninggalkanku dan datang lagi di hari berikutnya. Puncaknya aku yang berpikir akan mati karena memang aku tak pernah makan makanan yang mereka beri, mereka menghukumku dengan menuliskan nama mereka di sini" Arga membuka kancing piy

    Last Updated : 2022-09-25
  • Suamiku Gay?!   Bab 72 - Melekat dan Erat

    Arga merasa sangat segar saat akhirnya ia bisa mengguyur tubuhnya. "Anusmu? Apa masih sangat sakit?" tanya Teresia merasa sangat bersalah jika mengingat kejadian yang menimpa Arga tepat di depan matanya namun dia tak menolong Arga. Arga mengurung Teresia dengan memeluk pinggul Teresia yang berdiri di samping ranjang. Tangan Arga terulur untuk mengusap lembut wajah Teresia. "Aku sudah jauh lebih sehat! Jangan lagi pasang raut wajah begitu!" pinta Arga dengan lembut. Teresia mendesah pelan dan menempelkan keningnya pada kening Arga, wanita itu memejamkan kedua matanya dan kemudian membukanya pelan, menatap mata Arga dengan jarak sedekat itu. Teresia menggigit bibirnya dan kemudian menjauhkan wajahnya. "Ehm, kalau kita melakukan 'itu? Apa kamu akan merasa sakit?" tanya Teresia dengan wajah memerahnya, dia salah tingkah setelah mengatakannya, Teresia bahkan harus menundukan wajahnya karena itu. Wajah Arga menegang dan terpaku tak bisa berbicara menatap pada Teresia yang takut jika

    Last Updated : 2022-09-26
  • Suamiku Gay?!   Bab 73 - Tamu di Tengah Malam

    Teresia menahan menggigit bibir nya, wajahnya tak bisa lebih merah lagi kali ini saat di dekat ranjang ada seorang perawat yang tengah mengganti sprei setelah Teresia dan Arga selesai bermain di atas sana. "Te-terimakasih Mbak" ujar Teresia dengan wajah tertunduk dalam pada perawat wanita itu yang datang setelah Arga panggil untuk mengganti sprei nya. Astaga, Teresia baru saja keluar dari kamar mandi untuk membersihkan diri dan saat dia keluar sudah ada seorang perawat yang menggantikan sprei tempat tidur Arga. Dan laki-laki itu? Pria itu dengan enaknya tertidur di atas sofa panjang di dekat jendela tanpa melihat bagaimana wajah Teresia yang memerah malu. "Sama-sama Buk, itu suaminya suruh pindah di ranjang lagi ya Bu, sudah selesai saya pasang spreinya" goda si perawat yang tau aktivitas apa yang baru saja Teresia dan Arga lakukan. "I-iya Mbak" Sepeninggal Perawat tersebut dengan membawa sprei kotornya, Teresia melangkah mendekat pada sosok Arga yang dengan enak terlelap tanp

    Last Updated : 2022-09-26
  • Suamiku Gay?!   Bab 74 - Kenekatan Revo

    "Apa Tuan Romi akan melewatkan makan malamnya lagi?" tanya Tenzo yang diberi gelengan oleh para Chef di rumah Ayah Romi itu. "Pak Tenzo sudah coba panggil?" tanya Chef Radit. Tenzo menggeleng pelan "jika Tuan sudah berada dalam ruangan kerjanya, andai pintunya terkunci itu berarti dia sedang ingin sendiri dan tidak ingin diganggu. Dan sejak siang tadi pintu ruang kerjanya terus terkunci dan Tuan tak kunjung keluar" Perasaan khawatir perlahan menyelusup masuk ke dalam hatinya. "Ahh pagi tadi ada Tuan Revo yang berbicara dengan Tuan Romi di ruang kerja Tuan Romi. Tapi saya tidak lihat Tuan Revo dan Tuan Romi keluar setelahnya" ujar Artur mengingat-ingat. Tenzo mengangguk-anggukan kepalanya pelan. Mungkin menurutnya, Revo dan Ayah Romi berbicara sebentar dan diiringi pertengkaran kecil yang sering terjadi, lalu Ayah Romi memilih mengurung dirinya sendiri setelah berbicara dengan Revo. "Tapi sudah hampir malam, dan Tuan tak kunjung keluar. Apa sebaiknya ku panggil?" kedua Chef ters

    Last Updated : 2022-09-26
  • Suamiku Gay?!   Bab 75 - Eksekusi

    "Revo!!" bentak Arga dengan suara bergetarnya saat Revo dengan santainya mengusap wajah Teresia dengan moncong pistol yang digenggamnya. Arga ingin mendekat, namun karena tanganya masih terikat oleh infus, tak pikir panjang Arga mencabutnya meski terasa sangat sakit Arga tak mempedulikannya, karena yang paling utama adalah sosok Teresia yang sudah terlihat ketakutan. Darah di tangannya menetes ke atas lantai saat Arga mendekat ingin menenangkan Revo yang ia yakin emosinya tengah tidak stabil. "Aku mohon jangan lakukan itu, jangan bunuh Teresia. Pikirkanlah lagi masa depanmu Revo, masih banyak hal yang belum kamu lakukan" bujuk Arga yang langkahnya perlahan kian dekat pada Revo. "Masa depanku sudah tidak ada, aku sudah kehilangan semua impian dan harapanku akan masa depan. Yang aku inginkan hanya memutuskan semuanya dan membuat kalian menyesal!" Arga tidak tau seberapa dalam luka hati Revo sampai pria itu terlihat benar-benar serius dengan perkataannya. "Kalau begitu jangan korba

    Last Updated : 2022-09-27

Latest chapter

  • Suamiku Gay?!   Epilog

    "Kakak kue nya udah datang, ini mau diletakkan di mana?" Arshan mengangkat kue stroberi di tangannya pada Zanna yang tengah menempelkan balon-balon huruf di atas jendela dengan Arhan yang memegangi tangganya."Di atas meja aja Dek, setelah itu kamu lihat ke luar ya. Pastikan Mamah dan Papah belum pulang"Arshan mengangguk dan meletakkan kue tersebut ke atas meja.Ia sempat melihat hasil dekorasi sang Kakak yang menyulap ruang keluarga rumah mereka dengan hiasan yang menurutnya cukup cantik.Hari ini adalah hari ulangtahun pernikahan Teresia dan Arga yang ke dua puluh tahun.Saat ini keduanya tengah pergi ke rumah Kakek mereka dan kesempatan itu Zanna gunakan untuk mengajak kedua adiknya untuk menyulap ruang keluarga mereka untuk memberikan kejutan untuk orangtua mereka."Selesai!!" pekik Zanna merasa senang saat ia selesai menempelkan balon-balon huruf di atas gorden ruang keluarga."Bagus gak Dek?"Arhan ikut melihat dekorasi sang Kakak dan memberikan anggukan kuatnya."Bagus! Kakak

  • Suamiku Gay?!   Bab 89 - Kebahagiaan Tiada Akhir!

    Arga mengerjapkan kedua matanya, dan melihat sekelilingnya.Ia di rumah sakit dan hanya seorang diri.Bangkit dengan kasar, Arga turun dari atas ranjang, dengan linglung ia bergerak menuju ruang operasi.Tak tau berapa lama ia pingsan, namun yang Arga ingat ketika sadar adalah kenyataan pahit yang Dokter katakan tentang keselamatan istrinya. Bahkan Arga belum melihat kedua bayi kembarnya yang amat ia dan Teresia tunggu dengan tak sabar."Suster!! Di mana- di mana pasien wanita yang ada di ruang ini?!" Arga tercekat dengan air mata yang bersiap untuk keluar.Perawat wanita itu nampak terkejut sejenak dan melirik ke belakangnya."Ehm, para petugas baru saja mengirim pasien di kamar ini ke ruang jenazah"Lutut Arga lemas seketika. Dadanya terasa sesak, bahkan keluarganya sudah tak di sini lagi."Bapak baik-baik aja?" perawat tersebut nampak khawatir, ia merasa bersalah karena sudah memberitahu Arga.Arga mengangguk singkat, ia memilih bangkit dan pergi menuju ruang jenazah yang dimaksud

  • Suamiku Gay?!   Bab 88 - Ketakutan Terbesarnya

    Memasuki usia pernikahan yang ke tiga tahun, membuat hubungan Arga dan Teresia makin erat.Bahkan di saat Zanna yang sudah berusia dua tahun, Teresia kembali hamil dan berhasil hamil anak kembar. Mendengar bahwa ia akan memiliki dua anak sekaligus membuat Teresia dan Arga tak percaya dan bahagia tentunya.Di kehamilan keduanya ini cukup baik Teresia menjalaninya, meski ia sedikit kepayahan karena saat ini ia mengandung dua janin sekaligus.Arga juga menjadi lebih protektif padanya. Bahkan pria itu selalu izin bekerja dari rumah demi bisa menjadi suami yang siap dibutuhkan lapan saja.Dan tentu jadwal bermainnya dengan Zanna menjadi banyak, karena dengan perut besar, Teresia jadi mudah lelah untuk menemani Zanna yang senang sekali berlarian dan memintanya untuk dikejar.Terkadang hal yang menjadi favoritnya adalah saat melihat Zanna dan Arga bermain kejar-kejaran di halaman belakang rumah mereka.Mendengar tawa Zanna dan bagaimana gadis kecil itu berbicara dengan tidak jelasnya kian me

  • Suamiku Gay?!   Bab 87 - Merasa Terabaikan

    "Kyaa! Baju Mamah basah" Suara tawa balita berusia 7 bulan itu nampak memenuhi ruangan di dalam kamar mandi kamar Teresia dan Arga. Bayi itu kembali menepukan air yang dipakai berendamnya sehingga mencipratkan air mengenai Teresia yang tengah menemaninya mandi. "Yahh basah" balita itu kembali tertawa geli seolah apa yang dilakukannya nampak sangat menghibur dirinya. Arga mengamati dengan senyum geli di depan pintu kamar mandinya. Bayi mungil yang sudah tumbuh itu makin menempel pada Teresia, dan bahkan Teresia juga mulai melupakan Arga sepertinya karena sibuk untuk mengurus Zanna. Arga sempat menawarkan baby sitter agar Teresia tidak lelah untuk menjaga Zanna, namun Teresia menolak, wanita itu tak mau ia kalah populer dibandingkan baby sitter. Teresia mau terus ada di samping bayinya. "Yuk pakai baju, nanti Zanna kedinginan" Teresia mengangkat Zanna dan membawanya ke dalam kamar. Wanita itu sedikit terkejut melihat Arga sudah berada di depan pintu kamar mandi. "Kamu sudah pula

  • Suamiku Gay?!   Bab 86 - Zanna Kirania Anata

    "Kita duduk dulu ya?" Arga nampak khawatir melihat Teresia yang sudah banyak berkeringat namun masih terus menginginkan berjalan. Teresia menolak, dia meminta botol air yang selalu Arga bawa. "Perut aku sakit lagi, ahh bayi kamu aktif banget" bisik Teresia mendesis sakit saat kontraksinya kembali menyerangnya. Arga ikut berkeringat, dirinya sendiri sangat khawatir. "Kamu benar gak mau sesar aja? Aku khawatir banget" ujar Arga mengusap-usap perut Teresia dan ia bisa merasakan bagaimana bayinya yang senantiasa menendangnya. "Apa sakit?" tanya Arga saat mendengar desisan Teresia saat bayi di perutnya menendang ke bawah telapak tangannya. "Lumayan" "Sesar-""Arga stop! Aku udah pembukaan enam! Aku gak mau sesar!!" Teresia mendengus kesal jika setiap kekhawatiran Arga selalu mengusulkan dia untuk operasi sesar. "Aku mau kembali ke kamar! Kamu pegangin aku, ini sakit banget" ujarnya lirih dan mengusap-usap perutnya pelan. ***"Ahh ini sakit banget!!" Teresia benar-benar ingin sekal

  • Suamiku Gay?!   Bab 85 - Bertengkar Kembali

    "Aku gak mau yang ini! aku mau yang beruang pink itu di tengah" Teresia menunjuk dengan penuh kekesalan pada Arga yang sedari tadi tak mendapatkan apa yang dia inginkan. "Susah Teresia! Kamu aja coba yang ambil!" Arga menyerah dan memberikan mesin capit boneka itu untuk Teresia. Mungkin sudah ada dua jam mereka hanya bermain alat capit demi mendapatkan apa yang Teresia inginkan. Boneka yang Teresia inginkan itu berada di bawah tumpukan boneka lainnya, dan jelas itu mustahil untuk bisa ia dapatkan. "Kamu 'kan bilang mau melakukan apa aja buat aku! Masa ambil boneka yang aku mau aja gak bisa!" Teresia melipat kedua tangannya kesal dan menghentakkan kakinya ke atas tanah. "Aku beli aja ya, aku gak bisa jika harus mengambilnya dari mesin capit ini" Teresia menggeleng menolak "kamu gak mau berjuang buat aku?! Aku jadi ragu sama pernyataan cinta kamu itu! Kamu pasti gak bener cinta sama aku, kalo soal permainan capit ini aja kamu gak mau sedikit berjuang untuk aku!" Kepala Arga bena

  • Suamiku Gay?!   Bab 84 - Selamat Ulang Tahun

    Kehamilan Teresia sudah memasuki minggu ke-24. Banyak yang terjadi belakangan hari ini dari seringnya wanita itu terbangun di tengah malam untuk meminta Arga mencarikan makanan-makanan aneh yang Teresia inginkan hanya dari mimpinya. Pernah saat Arga besok paginya harus pergi meeting ke luar kota, namun Teresia membangunkannya memintanya mencarikan ia batangan coklat namun yang terbuat dari stroberi dan bukan coklat. Tengah malam dan Arga harus mencarinya kemana?Lalu saat kembali dan membawakan coklat dengan perisai stroberi, pria itu disalahkan dan hasil akhirnya adalah Teresia akan mengurung dirinya di kamar mandi untuk menangis. Meski saat keluar dari kamar mandi Teresia akan memakan coklat yang Arga berikan. Arga mau marah, dia sangat mengantuk namun dia bisa apa?Teresia sedang hamil anaknya dan tidak mungkin dia bisa marah pada Teresia. Meski setelah makan, Teresia akan kembali dalam mood yang baik dan meminta Arga untuk memeluknya sepanjang malam. Juga saat keesokan hari

  • Suamiku Gay?!   Bab 83 - Teman Lama

    "Aku tidak pernah melihatnya bisa tertawa lepas seperti itu" ujar Arga menatap dengan binar bahagia ke arah Teresia yang tertawa lepas dengan teman-teman wanitanya. "Kamu bisa mencari kontak teman-teman Teresia, dari mana kamu mendapatkannya?" tanya Ayahnya yang nampak penasaran bagaimana bisa Arga merencanakan pesta ini dengan sangat mendetail. "Di ponselnya aku melihat hanya ada dua orang temannya dan itu pun mereka jarang sekali mengirim pesan, namun karena aku rasa dia akan senang jika teman sekolahnya hadir di sini jadi aku meminta dua temannya itu menginfokan pada seluruh teman kelasnya untuk datang dan memeriahkan pernikahanku ini" Ayah Romi tertawa dan mengacak rambut Arga dengan perasaan senangnya. "Kamu benar-benar berbakat membuat Teresia bahagia" Arga tersenyum hangat dan pandangannya tak lepas pada Teresia yang masih asik berkumpul dengan teman-teman wanitanya. Pandangan Arga perlahan menyipit tajam saat ada seseorang pria yang mendekati istrinya dan berjabat tangan

  • Suamiku Gay?!   Bab 82 - Pesta yang Dinanti!!

    Teresia mengerjapkan kedua matanya, dia mendengar banyak orang berisik di dalam kamar, hingga membuatnya membuka kedua matanya. "Akhirnya pengantin wanitanya bangun" Kedua mata Teresia terbuka lebar dan menatap kaget pada beberapa wanita yang ada di dalam kamarnya. "Ka-kalian siapa?" Teresia melirik ke sampingnya di mana tempatnya Arga tidur, namun pria itu sudah tidak ada di sampingnya. "Yuk kita bersihkan tubuhnya, lalu berikan riasan yang sangat memukau seperti yang suaminya pesan" ujar salah satu wanita di antar keempat wanita yang berada di kamarnya namun ucapannya itu diiyakan oleh semuanya membuat Teresia mengerjap makin tak mengerti. "Yuk Mbak!" Teresia menolak saat tangannya ingin ditarik pelan menuju kamar mandi. "Kalian itu siapa?! Kenapa ada di sini?" Teresia waspada, dan merasa takut akan kehadiran para wanita asing di matanya ini. "Kami pegawai salon Mbak, dan mereka penata rias yang akan merias wajah anda" Teresia menggeleng pelan masih belum mampu mencerna ata

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status