Beranda / Romansa / Suamiku Gay?! / Bab 73 - Tamu di Tengah Malam

Share

Bab 73 - Tamu di Tengah Malam

Penulis: Caty Perii
last update Terakhir Diperbarui: 2022-09-26 22:46:04

Teresia menahan menggigit bibir nya, wajahnya tak bisa lebih merah lagi kali ini saat di dekat ranjang ada seorang perawat yang tengah mengganti sprei setelah Teresia dan Arga selesai bermain di atas sana.

"Te-terimakasih Mbak" ujar Teresia dengan wajah tertunduk dalam pada perawat wanita itu yang datang setelah Arga panggil untuk mengganti sprei nya.

Astaga, Teresia baru saja keluar dari kamar mandi untuk membersihkan diri dan saat dia keluar sudah ada seorang perawat yang menggantikan sprei tempat tidur Arga.

Dan laki-laki itu?

Pria itu dengan enaknya tertidur di atas sofa panjang di dekat jendela tanpa melihat bagaimana wajah Teresia yang memerah malu.

"Sama-sama Buk, itu suaminya suruh pindah di ranjang lagi ya Bu, sudah selesai saya pasang spreinya" goda si perawat yang tau aktivitas apa yang baru saja Teresia dan Arga lakukan.

"I-iya Mbak"

Sepeninggal Perawat tersebut dengan membawa sprei kotornya, Teresia melangkah mendekat pada sosok Arga yang dengan enak terlelap tanp
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Suamiku Gay?!   Bab 74 - Kenekatan Revo

    "Apa Tuan Romi akan melewatkan makan malamnya lagi?" tanya Tenzo yang diberi gelengan oleh para Chef di rumah Ayah Romi itu. "Pak Tenzo sudah coba panggil?" tanya Chef Radit. Tenzo menggeleng pelan "jika Tuan sudah berada dalam ruangan kerjanya, andai pintunya terkunci itu berarti dia sedang ingin sendiri dan tidak ingin diganggu. Dan sejak siang tadi pintu ruang kerjanya terus terkunci dan Tuan tak kunjung keluar" Perasaan khawatir perlahan menyelusup masuk ke dalam hatinya. "Ahh pagi tadi ada Tuan Revo yang berbicara dengan Tuan Romi di ruang kerja Tuan Romi. Tapi saya tidak lihat Tuan Revo dan Tuan Romi keluar setelahnya" ujar Artur mengingat-ingat. Tenzo mengangguk-anggukan kepalanya pelan. Mungkin menurutnya, Revo dan Ayah Romi berbicara sebentar dan diiringi pertengkaran kecil yang sering terjadi, lalu Ayah Romi memilih mengurung dirinya sendiri setelah berbicara dengan Revo. "Tapi sudah hampir malam, dan Tuan tak kunjung keluar. Apa sebaiknya ku panggil?" kedua Chef ters

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-26
  • Suamiku Gay?!   Bab 75 - Eksekusi

    "Revo!!" bentak Arga dengan suara bergetarnya saat Revo dengan santainya mengusap wajah Teresia dengan moncong pistol yang digenggamnya. Arga ingin mendekat, namun karena tanganya masih terikat oleh infus, tak pikir panjang Arga mencabutnya meski terasa sangat sakit Arga tak mempedulikannya, karena yang paling utama adalah sosok Teresia yang sudah terlihat ketakutan. Darah di tangannya menetes ke atas lantai saat Arga mendekat ingin menenangkan Revo yang ia yakin emosinya tengah tidak stabil. "Aku mohon jangan lakukan itu, jangan bunuh Teresia. Pikirkanlah lagi masa depanmu Revo, masih banyak hal yang belum kamu lakukan" bujuk Arga yang langkahnya perlahan kian dekat pada Revo. "Masa depanku sudah tidak ada, aku sudah kehilangan semua impian dan harapanku akan masa depan. Yang aku inginkan hanya memutuskan semuanya dan membuat kalian menyesal!" Arga tidak tau seberapa dalam luka hati Revo sampai pria itu terlihat benar-benar serius dengan perkataannya. "Kalau begitu jangan korba

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-27
  • Suamiku Gay?!   Bab 76 - Perpisahan

    Ayah Romi masuk ke dalam ruang rawat Arga ditemani dengan dua orang petugas polisi yang mendobrak pintu ruang rawat Arga saat mereka gagal mencoba membuka secara perlahan tadi nampak terkunci dari dalam. Kedua mata Ayah Romi nampak nanar melihat Revo yang duduk di atas sofa seolah tak terkejut dengan kedatangannya. "Revo!" panggil Ayah Romi pada putranya yang tak kunjung mengangkat wajah, namun saat langkah Ayah Romi mendekatinya Revo mendadak bangun dan menatap Ayahnya dengan wajahnya yang nampak dipenuhi oleh sesal dan kesedihan yang begitu mendalam. "Maaf karena aku sudah mengancam anak dan menantu kesayanganmu, Ayah- Ehh tunggu apa selama ini kamu memendam benci ketika aku memanggilmu Ayah? Atau haruskah aku panggil kamu Om?" dengus Revo namun satu tetes air matanya itu mengalir jatuh yang dengan cepat pria itu usap kasar. "Revo, buang pistol itu, dan datanglah kemari! Kita sudahi semuanya ... Jangan seperti ini Revo!" bisik Ayah Romi dengan suaranya yang menyimpan kesedihan

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-27
  • Suamiku Gay?!   Bab 77 - Berduka

    Tubuh Revo baru saja dikebumikan, dan di antara banyaknya orang yang mengantar Revo pulang ke rumah terakhirnya, hanya sosok Arga yang nampak paling terluka karena pria itu tidak bisa membantu untuk menguburkan jasad Revo. Traumanya masih melekat jiwanya, dia kesulitan berada di sekumpulan orang-oraang ramai, dan itu membuat Revo bergetar ketakutan belum lagi pikirannya yang terus tertuju pada malam penembakan Revo. Arga begitu pucat hanya bisa menatap melalui jendela mobil di dampingi Teresia yang nampak iba melihat pada suaminya. Napas Arga berhembus kuat, air mata terus terjatuh di pipi Arga tanpa pria itu sadari. Teresia sungguh tau bagaimana rasa sedih yang menggerogoti jiwa Arga saat ini. Dan sebagai istri, Teresia hanya bisa menggenggam kuat tangan Arga serta menguatkannya melalui kata-kata. "Kenapa saat itu aku tidak bisa menariknya! Aku sangat menyesalinya!!" Arga meninju sandaran kursi di depannya, dan itu membuat Teresia terkejut, Teresia dengan segera memeluk tangan A

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-28
  • Suamiku Gay?!   Bab 78 - Penyebab dan Awal Terjadinya

    Sudah hampir tiga bulan setelah kepergian Revo yang masih meninggalkan duka dan kesedihan di rumah Ayah Romi.Ayah Romi yang kini nampak lebih sering berada di ruang kerjanya. Keceriaan pria baya itu juga nampak menurun.Kehilangan Revo sungguh meredupkan cahaya pada Ayah Romi, Arga dan Teresia selalu menghibur Ayah, namun hal itu tak berlansung lama. Pria itu akan kembali pergi ke ruang kerjanga untuk merenung kembali."Apa Ayah masih belum mau keluar?" tanya Arga yang baru saja pulang dari kantornya pada Teresia yang membuka pintu.Teresia menggeleng pelan "Ayah keluar, tapi hanya untuk makan siang, lalu kembali masuk ke ruang kerjanya. Ayah masih sulit untuk terima kepergian Revo"Arga mengangguk, dia mencium kening Teresia dan menyerahkan tas kerjanya pada Teresia untuk dibawa wanita itu ke dalam kamar."Aku akan temui Ayah" Teresia mengangguk, lalu mengambil jalan yang berbeda dengan Arga. Pria itu pergi ke ruang kerja sang Ayah yang berada di lantai satu, sementara Teresia naik

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-28
  • Suamiku Gay?!   Bab 79 - Berakhir Sama

    Malam itu, Ayah Romi mengatakan bahwa ia akan lembur, dia mungkin tidak pulang ke rumah. Dan jawaban sang istri hanya berpesan bahwa Ayah Romi harus makan dan jangan terlalu keras bekerja. Hati Ayah Romi terasa begitu sesak untuk melihat apa yang sebenarnya terjadi di rumahnya. Pulang dalam pikiran yang berantakan, Ayah Romi lansung masuk ke dalam rumahnya dan melihat bahwa semua lampu di rumah sudah gelap. Naik ke lantai atas, di mana kamarnya dan kamar Silvi berada, langkah Ayah Romi perlahan memelan dan jantungnya berdebar dengan begitu kuat saat ia bisa mendengar obrolan keduanya yang terjadi di atas ranjang. "Hidungnya seperti kamu" itu suara Adiknya, perasaan Ayah Romi begitu hancur mendengar jawaban Silvi yang menanggapi ucapan Adiknya tersebut. "Mana? Semua orang yang lihat anak ini juga pasti tau kalau wajahnya jiplak wajah kamu!" Suara kekehan Revo membuat hati Ayah Romi benar-benar tersayat. Hatinya hancur begitu saja dikhianati kedua orang yang paling ia sayang. "

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-28
  • Suamiku Gay?!   Bab 80 - Sakit Perut

    "Mas!!!" Silvi berlari masuk ke dalam ruangan kerja Ayah Romi dengan kedua mata yang membanjiri pipinya. Dia sangat terkejut mendengar letusan pistol, dan saat menghampiri asal suara jantungnya seakan lepas dari tempatnya melihat Revo terbaring tak bernyawa dengan luka tembak di kepala pria itu. "Kamu membunuh adikmu?!" Ayah Romi tak bisa berbicara saat rasa terkejut dan syoknya masih menguasai dirinya. Dia masih terpaku tak bisa berpikir saat sentuhan di bahunya ia rasakan dan menoleh melihat Arga yang menatapnya dengan khawatir. "Ayah baik-baik saja?" Ayah Romi tersenyum dan mengangguk perlahan. Dia sudah kembali dari ingatan buruk masalalunya. "Lalu apa yang terjadi pada Ibu setelah melihat Adik Ayah itu merengut nyawa?" Ayah Romi diam sejenak, membayangkan kembali saat-saat itu hampir membuatnya gila. "Ibumu menolak untuk hidup bersama Ayah dan membesarkan kalian, dia justru memilih mati bersama Adikku yang bodoh itu. Katanya cinta sehidup semati" bisiknya miris sekaligus

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-28
  • Suamiku Gay?!   Bab 81 - Rencana Pesta

    Arga mencium dalam kening Teresia saat akhirnya wanita itu bisa tertidur. Mereka baru saja pulang dari rumah sait dan memeriksa kandungan Teresia. Ya! Istrinya kini tengah hamil, usia janinnya baru memasuki waktu dua belas minggu. Hati Arga membuncah sangat bahagia terlebih saat Dokter wanita itu menunjukan mereka foto USG janin di perut Teresia. Sejak ditunjukan foto tersebut, air mata Arga tak berhenti mengalir karena perasaan senang dan bahagia. Ohh, hari-hari menunggu kelahiran bayinya sangat Arga nantikan. "Teresia sudah tidur?" Arga menoleh melihat Ayahnya yang mengintip dari pintu kamar Arga. Arga mengangguk, ia menyalakan AC sebelum meninggalkan Teresia di kamar. Menghampiri Ayahnya yang mengajak ia untuk makan siang yang terlambat lebih dulu sembari membicarakan kebahagiaan yang kini menggulung hati mereka. "Ayah harus bisa kembali ceria lagi! Teresia jadi banyak berpikir karena selalu melihat Ayah murung dan menyendiri! Itu salah satu penyebab Ibu hamil stress kata Do

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-29

Bab terbaru

  • Suamiku Gay?!   Epilog

    "Kakak kue nya udah datang, ini mau diletakkan di mana?" Arshan mengangkat kue stroberi di tangannya pada Zanna yang tengah menempelkan balon-balon huruf di atas jendela dengan Arhan yang memegangi tangganya."Di atas meja aja Dek, setelah itu kamu lihat ke luar ya. Pastikan Mamah dan Papah belum pulang"Arshan mengangguk dan meletakkan kue tersebut ke atas meja.Ia sempat melihat hasil dekorasi sang Kakak yang menyulap ruang keluarga rumah mereka dengan hiasan yang menurutnya cukup cantik.Hari ini adalah hari ulangtahun pernikahan Teresia dan Arga yang ke dua puluh tahun.Saat ini keduanya tengah pergi ke rumah Kakek mereka dan kesempatan itu Zanna gunakan untuk mengajak kedua adiknya untuk menyulap ruang keluarga mereka untuk memberikan kejutan untuk orangtua mereka."Selesai!!" pekik Zanna merasa senang saat ia selesai menempelkan balon-balon huruf di atas gorden ruang keluarga."Bagus gak Dek?"Arhan ikut melihat dekorasi sang Kakak dan memberikan anggukan kuatnya."Bagus! Kakak

  • Suamiku Gay?!   Bab 89 - Kebahagiaan Tiada Akhir!

    Arga mengerjapkan kedua matanya, dan melihat sekelilingnya.Ia di rumah sakit dan hanya seorang diri.Bangkit dengan kasar, Arga turun dari atas ranjang, dengan linglung ia bergerak menuju ruang operasi.Tak tau berapa lama ia pingsan, namun yang Arga ingat ketika sadar adalah kenyataan pahit yang Dokter katakan tentang keselamatan istrinya. Bahkan Arga belum melihat kedua bayi kembarnya yang amat ia dan Teresia tunggu dengan tak sabar."Suster!! Di mana- di mana pasien wanita yang ada di ruang ini?!" Arga tercekat dengan air mata yang bersiap untuk keluar.Perawat wanita itu nampak terkejut sejenak dan melirik ke belakangnya."Ehm, para petugas baru saja mengirim pasien di kamar ini ke ruang jenazah"Lutut Arga lemas seketika. Dadanya terasa sesak, bahkan keluarganya sudah tak di sini lagi."Bapak baik-baik aja?" perawat tersebut nampak khawatir, ia merasa bersalah karena sudah memberitahu Arga.Arga mengangguk singkat, ia memilih bangkit dan pergi menuju ruang jenazah yang dimaksud

  • Suamiku Gay?!   Bab 88 - Ketakutan Terbesarnya

    Memasuki usia pernikahan yang ke tiga tahun, membuat hubungan Arga dan Teresia makin erat.Bahkan di saat Zanna yang sudah berusia dua tahun, Teresia kembali hamil dan berhasil hamil anak kembar. Mendengar bahwa ia akan memiliki dua anak sekaligus membuat Teresia dan Arga tak percaya dan bahagia tentunya.Di kehamilan keduanya ini cukup baik Teresia menjalaninya, meski ia sedikit kepayahan karena saat ini ia mengandung dua janin sekaligus.Arga juga menjadi lebih protektif padanya. Bahkan pria itu selalu izin bekerja dari rumah demi bisa menjadi suami yang siap dibutuhkan lapan saja.Dan tentu jadwal bermainnya dengan Zanna menjadi banyak, karena dengan perut besar, Teresia jadi mudah lelah untuk menemani Zanna yang senang sekali berlarian dan memintanya untuk dikejar.Terkadang hal yang menjadi favoritnya adalah saat melihat Zanna dan Arga bermain kejar-kejaran di halaman belakang rumah mereka.Mendengar tawa Zanna dan bagaimana gadis kecil itu berbicara dengan tidak jelasnya kian me

  • Suamiku Gay?!   Bab 87 - Merasa Terabaikan

    "Kyaa! Baju Mamah basah" Suara tawa balita berusia 7 bulan itu nampak memenuhi ruangan di dalam kamar mandi kamar Teresia dan Arga. Bayi itu kembali menepukan air yang dipakai berendamnya sehingga mencipratkan air mengenai Teresia yang tengah menemaninya mandi. "Yahh basah" balita itu kembali tertawa geli seolah apa yang dilakukannya nampak sangat menghibur dirinya. Arga mengamati dengan senyum geli di depan pintu kamar mandinya. Bayi mungil yang sudah tumbuh itu makin menempel pada Teresia, dan bahkan Teresia juga mulai melupakan Arga sepertinya karena sibuk untuk mengurus Zanna. Arga sempat menawarkan baby sitter agar Teresia tidak lelah untuk menjaga Zanna, namun Teresia menolak, wanita itu tak mau ia kalah populer dibandingkan baby sitter. Teresia mau terus ada di samping bayinya. "Yuk pakai baju, nanti Zanna kedinginan" Teresia mengangkat Zanna dan membawanya ke dalam kamar. Wanita itu sedikit terkejut melihat Arga sudah berada di depan pintu kamar mandi. "Kamu sudah pula

  • Suamiku Gay?!   Bab 86 - Zanna Kirania Anata

    "Kita duduk dulu ya?" Arga nampak khawatir melihat Teresia yang sudah banyak berkeringat namun masih terus menginginkan berjalan. Teresia menolak, dia meminta botol air yang selalu Arga bawa. "Perut aku sakit lagi, ahh bayi kamu aktif banget" bisik Teresia mendesis sakit saat kontraksinya kembali menyerangnya. Arga ikut berkeringat, dirinya sendiri sangat khawatir. "Kamu benar gak mau sesar aja? Aku khawatir banget" ujar Arga mengusap-usap perut Teresia dan ia bisa merasakan bagaimana bayinya yang senantiasa menendangnya. "Apa sakit?" tanya Arga saat mendengar desisan Teresia saat bayi di perutnya menendang ke bawah telapak tangannya. "Lumayan" "Sesar-""Arga stop! Aku udah pembukaan enam! Aku gak mau sesar!!" Teresia mendengus kesal jika setiap kekhawatiran Arga selalu mengusulkan dia untuk operasi sesar. "Aku mau kembali ke kamar! Kamu pegangin aku, ini sakit banget" ujarnya lirih dan mengusap-usap perutnya pelan. ***"Ahh ini sakit banget!!" Teresia benar-benar ingin sekal

  • Suamiku Gay?!   Bab 85 - Bertengkar Kembali

    "Aku gak mau yang ini! aku mau yang beruang pink itu di tengah" Teresia menunjuk dengan penuh kekesalan pada Arga yang sedari tadi tak mendapatkan apa yang dia inginkan. "Susah Teresia! Kamu aja coba yang ambil!" Arga menyerah dan memberikan mesin capit boneka itu untuk Teresia. Mungkin sudah ada dua jam mereka hanya bermain alat capit demi mendapatkan apa yang Teresia inginkan. Boneka yang Teresia inginkan itu berada di bawah tumpukan boneka lainnya, dan jelas itu mustahil untuk bisa ia dapatkan. "Kamu 'kan bilang mau melakukan apa aja buat aku! Masa ambil boneka yang aku mau aja gak bisa!" Teresia melipat kedua tangannya kesal dan menghentakkan kakinya ke atas tanah. "Aku beli aja ya, aku gak bisa jika harus mengambilnya dari mesin capit ini" Teresia menggeleng menolak "kamu gak mau berjuang buat aku?! Aku jadi ragu sama pernyataan cinta kamu itu! Kamu pasti gak bener cinta sama aku, kalo soal permainan capit ini aja kamu gak mau sedikit berjuang untuk aku!" Kepala Arga bena

  • Suamiku Gay?!   Bab 84 - Selamat Ulang Tahun

    Kehamilan Teresia sudah memasuki minggu ke-24. Banyak yang terjadi belakangan hari ini dari seringnya wanita itu terbangun di tengah malam untuk meminta Arga mencarikan makanan-makanan aneh yang Teresia inginkan hanya dari mimpinya. Pernah saat Arga besok paginya harus pergi meeting ke luar kota, namun Teresia membangunkannya memintanya mencarikan ia batangan coklat namun yang terbuat dari stroberi dan bukan coklat. Tengah malam dan Arga harus mencarinya kemana?Lalu saat kembali dan membawakan coklat dengan perisai stroberi, pria itu disalahkan dan hasil akhirnya adalah Teresia akan mengurung dirinya di kamar mandi untuk menangis. Meski saat keluar dari kamar mandi Teresia akan memakan coklat yang Arga berikan. Arga mau marah, dia sangat mengantuk namun dia bisa apa?Teresia sedang hamil anaknya dan tidak mungkin dia bisa marah pada Teresia. Meski setelah makan, Teresia akan kembali dalam mood yang baik dan meminta Arga untuk memeluknya sepanjang malam. Juga saat keesokan hari

  • Suamiku Gay?!   Bab 83 - Teman Lama

    "Aku tidak pernah melihatnya bisa tertawa lepas seperti itu" ujar Arga menatap dengan binar bahagia ke arah Teresia yang tertawa lepas dengan teman-teman wanitanya. "Kamu bisa mencari kontak teman-teman Teresia, dari mana kamu mendapatkannya?" tanya Ayahnya yang nampak penasaran bagaimana bisa Arga merencanakan pesta ini dengan sangat mendetail. "Di ponselnya aku melihat hanya ada dua orang temannya dan itu pun mereka jarang sekali mengirim pesan, namun karena aku rasa dia akan senang jika teman sekolahnya hadir di sini jadi aku meminta dua temannya itu menginfokan pada seluruh teman kelasnya untuk datang dan memeriahkan pernikahanku ini" Ayah Romi tertawa dan mengacak rambut Arga dengan perasaan senangnya. "Kamu benar-benar berbakat membuat Teresia bahagia" Arga tersenyum hangat dan pandangannya tak lepas pada Teresia yang masih asik berkumpul dengan teman-teman wanitanya. Pandangan Arga perlahan menyipit tajam saat ada seseorang pria yang mendekati istrinya dan berjabat tangan

  • Suamiku Gay?!   Bab 82 - Pesta yang Dinanti!!

    Teresia mengerjapkan kedua matanya, dia mendengar banyak orang berisik di dalam kamar, hingga membuatnya membuka kedua matanya. "Akhirnya pengantin wanitanya bangun" Kedua mata Teresia terbuka lebar dan menatap kaget pada beberapa wanita yang ada di dalam kamarnya. "Ka-kalian siapa?" Teresia melirik ke sampingnya di mana tempatnya Arga tidur, namun pria itu sudah tidak ada di sampingnya. "Yuk kita bersihkan tubuhnya, lalu berikan riasan yang sangat memukau seperti yang suaminya pesan" ujar salah satu wanita di antar keempat wanita yang berada di kamarnya namun ucapannya itu diiyakan oleh semuanya membuat Teresia mengerjap makin tak mengerti. "Yuk Mbak!" Teresia menolak saat tangannya ingin ditarik pelan menuju kamar mandi. "Kalian itu siapa?! Kenapa ada di sini?" Teresia waspada, dan merasa takut akan kehadiran para wanita asing di matanya ini. "Kami pegawai salon Mbak, dan mereka penata rias yang akan merias wajah anda" Teresia menggeleng pelan masih belum mampu mencerna ata

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status