Home / Pernikahan / Suami yang Tak Diinginkan / 16. Tentangan Keluarga

Share

16. Tentangan Keluarga

Author: Butiran_Debu
last update Last Updated: 2022-04-03 22:24:08

Sementara di sebuah rumah mewah, Hendra duduk mematung tak mampu bergerak. Perasaannya bagaikan tengah duduk di bangku pesakitan, disidang oleh seorang hakim yang sangat kejam. Di sisi kanannya ada Juwita, wanita yang sudah membelinya dari Lilis. Di depan mereka duduk sepasang orang tua yang Juwita sebut sebagai papa dan mamanya. Hendra hanya diam mendengarkan perbincangan mereka yang mulai bersitegang, sebab Juwita sudah menyuruhnya menutup mulut sebelum masuk ke rumah keluarga itu.

 “Apa-apaan ini? Kamu menolak semua pria yang papa kenalkan, dan tiba-tiba bilang mau menikah? Laki-laki macam apa yang kamu bawa ini, Juwita?”

Selama ini Juwita tidak pernah mengatakan niatnya untuk menikah. Bahkan memperkenalkan seorang pria saja, dia sama sekali tidak pernah. Sejak Juwita dan mantan suaminya bercerai dulu, Juwita selalu menutup diri dan menolak semua pria yang dikenalkan keluarga.

Lalu tiba-tiba saja dia datang menyebutkan akan menikah malam ini,

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Suami yang Tak Diinginkan   17. Istrimu Tak Perlu Hadir!

    Pernikahan Hendra dan Juwita berlangsung sangat cepat. Hanya ada tamu tertentu dan pengurus pernikahan sipil. Kedua orang tua Juwita ikut hadir meski dengan perasaan terpaksa, dan wajahnya sangat tegang dan menunjukkan ketidaksukaan.“Selamat, Juwi, akhirnya kamu punya suami.” Temannya memberi selamat pada Juwita, menyalami kedua pengantin itu.“Terima kasih.”Venny juga hadir di sana. Banyak pertanyaan yang muncul di dalam kepala Vanny, mempertanyakan apa sebenarnya yang terjadi di sana. Dia mengenal Hendra adalah suami dari temannya, Lilis.“Kalian saling mengenal di mana? Terus... sudah berapa lama kalian berhubungan?” tanya Vanny, ingin memastikan apakah mungkin Lilis tidak tahu suaminya bermain gila? Padahal, saat Vanny menawarkan Lilis untuk mencari pria tua, temannya itu sangat mempertimbangkan dirinya sudah menikah. ‘Gila aja kalo Lilis memuja laki-laki brengsek kayak Hendra,’ pikir Vanny sinis.

    Last Updated : 2022-04-05
  • Suami yang Tak Diinginkan   18. Harusnya Mereka Berterima Kasih!

    Ratna terkagum-kagum melihat apartemen Lilis yang sangat mewah. Mulutnya sampai menganga, tidak menyangkan putri satu-satunya akan memiliki apartemen semewah itu."Lis... rumah kamu keren banget! Ibu benar-benar bangga sama kamu, Nak!" pujinya tak main-main."Iya dong, Bu... ini kan apartemen elite, udah pasti isinya keren lah. Semua isinya Juwita yang beliin, aku nggak harus capek-capek keluar duit lagi buat isi perabotan."Gaya Lilis sudah seperti seorang nyonya sungguhan. Yang biasanya dia hanya dasteran di rumah kontraknnya, sekarang gaun selutut itu tidak pernah lepas dari tubuhnya. Kaki jenjangnya juga selalu mengenakan high heels mahal yang siang tadi dia beli.'Coba dari dulu Lilis jual Hendra, kan kita nggak harus hidup miskin lama-lama,' pikir Ratna sambil tertawa di dalam hati. Tak dia pungkiri kesuksesan bahwa putrinya memang sangat pintar mencari seseorang yang mau membeli menantunya yang tidak berguna itu.Apa sih yang dih

    Last Updated : 2022-04-06
  • Suami yang Tak Diinginkan   19. Istri Kedua Sok Berkuasa!

    "Dasar orang kaya bodoh ya, Lis. Bukannya bikin acara besar, malah begitu. Kalo ibu yang jadi orang tuanya Juwita, ibu pasti bikin pernikahan kamu sangat mewah. Ibu undang semua orang-orang penting untuk merayakan pernikahan anak ibu. Memangnya buat apa kaya raya kalo nggak bisa ngadain acara besar di pernikahan anak sendiri?"Ratna masih kesal dengan penjelasan Lilis tadi, sedangkan Lilis sendiri sudah muak hanya membahas keluarga itu. Apalagi sekarang Lilis tengah sibuk berbalas pesan dengan sahabatnya Vanny.Vanny: Lis, kamu di mana?Lilis: Di rumah, ada apa?Vanny: Kamu nggak tau apa yang terjadi? Ya ampun, Lis... SUAMI KAMU NIKAH LAGI, WOI!Mata Lilis terbelalak melihat pesan terakhir yang Vanny kirimkan padanya.Lilis: Maksud kamu?Vanny: Serius kamu nggak tau? Hendra nikah lagi, dia nikah sama Juwita. Gila ya, aku nggak nyangka suami kamu seperti ini.Lilis: Van, kamu lagi di mana, sih? Bukannya pernikahan Juwita d

    Last Updated : 2022-04-06
  • Suami yang Tak Diinginkan   20. Aku Lebih Kaya!

    Mobil Lilis baru saja berhenti di depan rumah besar milik keluarga Juwita. Semua tampak sepi, bahkan pagarnya saja tidak terbuka sama sekali. Lampu di dalam sana juga terlihat gelap pertanda tak ada acara besar yang sedang digelar. "Kamu yakin ini rumah keluarganya Juwita?" tanya Lilis pada supir yang ikut bengong menatap dari luar pagar rumah besar itu. "Benar, Bu. Saya sudah bekerja beberapa bulan untuk Bu Juwita, nggak mungkin saya salah alamat." "Tapi nyatanya di sini sepi, Arman! Mana mobil para tamunya? Mata kamu bisa lihat halaman itu nggak ada satu mobil pun yang terparkir, kan?" tanya Lilis masih belum terima melihat suasana yang sangat sepi. "Saya juga nggak tau, Bu. Atau mungkin... resepsinya nggak diadakan di sini, ya?" Alih-alih memberi jawaban yang Lilis harapkan, supirnya justru bertanya balik. Lilis yang sejak tadi sudah dipenuhi emosinya menjadi semakin geram. Dia keluarkan kembali ponsel dari dalam tasnya lantas menel

    Last Updated : 2022-04-06
  • Suami yang Tak Diinginkan   21. Pamer.

    “Wah, gila... seumur-umur baru kali ini aku masuk ke diskotik!” seru Lilis begitu dia menemui Vanny. Matanya liar menyusuri arena bar yang dipenuhi lautan manusia.Mereka sangat banyak, tak terhitung oleh Lilis. Sebagian dari mereka menari gembira dan menjerit sangat kencang, seakan ingin mengalahkan suara musik. Sebagiannya lagi duduk di atas sofa yang disediakan, tak lupa mereka juga menggoyangkan tubuhnya.“Pen, omnya kamu nggak marah kamu ke tempat begini?” tanya Lilis mendekatkan mulutnya ke telinga Vanny.“Marah? Kenapa harus marah? Lis, hidup ini hanya satu kali, kita harus pintar-pintar menikmatinya. Aku nggak pernah larang dia ngapain aja, mau seminggu hanya nemani istrinya juga aku nggak peduli, yang penting uang lancar. Dan dia juga nggak larang aku ngapain pun selagi aku melayani dia dengan baik. So, apa yang mau dimarahkan?” terang Vanny panjang lebar.Jadi begini kah hidupnya orang kaya? Pasangan tak

    Last Updated : 2022-04-07
  • Suami yang Tak Diinginkan   22. Steve.

    Lilis masih terpaku menatap wajah pria di depannya. Tampan. Itu yang pertama kali tersirat dalam pikiran wanita dua puluhan itu. Alisnya yang tebal, bibir tipis dan seksi, juga mata tajam bak elang yang siap untuk menyergap, sungguh sempurna di mata Lilis. Ditambah dengan cahaya lampu berwarna-warni yang menerpa wajahnya membuat lelaki itu terlihat sangat menawan.“Maaf, saya tidak sengaja.”Suaranya yang lembut mendayu ke telinga Lilis, mengalahkan sejuknya sentuhan air hujan. Lilis semakin terpaku sampai melupakan pakaian yang basah atas perbuatan lelaki di depannya. Saat si lelaki menunduk di depan Lilis, dia bahkan tidak bergerak dan membiarkan lelaki itu menyentuh bagian pinggangnya. Bagaikan kembali ke masa-masa remaja, jantung Lilis berdebum hebat merasakan sentuhan lembut yang dilakukan si lelaki tampan.“Bajumu sangat basah. Aku takut kamu akan masuk angin karena ini,” ucap si lelaki sekali lagi, dan sejenak dia seperti sedang be

    Last Updated : 2022-04-09
  • Suami yang Tak Diinginkan   23. Kamu Milikku, Hendra!

    Hendra mengulurkan tangannya ingin meminta restu pada mertuanya yang baru, tapi lansung ditepis begitu saja. Papanya Juwita menatap masam, menunjukkan betapa dia tidak menyukai Hendra.“Putriku mungkin memilih kamu sebagai suaminya, tapi sampai kapan pun kami tidak akan pernah menerima kamu menjadi menantu di rumah kami!” Papa Juwita mengatakannya tanpa sedikit pun perasaan.Tangan Hendra kembali ke belakang tanpa mendapat restu dari mertuanya. Dia menunduk malu, sadar bahwa dirinya hanya orang miskin yang tidak mungkin bisa diterima oleh keluarga kaya. Tapi, Hendra tidak bisa berbuat apa pun sebab dirinya dan Juwita juga menikah hanya karena uang. Harga dirinya sudah benar-benar hilang, tergadai oleh uang tiga miliar.“Maafkan saya, Pak.”“Maaf, maaf. Kamu sengaja menggoda putri kami karena harta, kan? Tapi jangan pernah bermimpi, kami tidak akan pernah memberikan sedikit pun harta kami padamu!” Lantas dia menari

    Last Updated : 2022-04-10
  • Suami yang Tak Diinginkan   24. Kemana Juwita?

    Hendra masih tertegun di tempatnya berdiri. Dia cerna kata demi kata yang diucapkan Juwita sebelum menghilang dari pandangannnya. Hendra yakin Juwita tadi berkata dia tidak akan boleh bertemu Lilis sampai satu minggu ke depan nanti.Apakah mungkin Juwita marah karena Hendra berkata ingin kembali ke rumah? Apakah dia berpikir Hendra ingin meninggalkannya demi Lilis? Padahal, sebelum pernikahan mereka pun Hendra sudah tahu untuk satu minggu ini dia memang harus tinggal dengan Juwita.“Aku tak punya baju ganti, bagaimana akan tinggal satu minggu?” Hendra semakin bingung.Pagi tadi kedatangan Juwita terlalu buru-buru. Tak memberi waktu untuk Hendra mengambil barang apa pun, dia sudah memaksa agar mereka segera mengurus pernikahan. Dan sekarang hanya satu setelan pakaian pengantinnya lah yang Hendra miliki untuk melapisi tubuhnya. Ini akan sangat bau jika Hendra bertahan dengan satu pakaian selama satu minggu.Namun apa yang bisa dilakukan se

    Last Updated : 2022-04-12

Latest chapter

  • Suami yang Tak Diinginkan   305. Maukah Menikah Denganku? (END)

    Sejenak Hendra menunduk. Dia menatap lantai di bawah kakinya dan memikirkan pertanyaan itu. Cinta... Hendra tersenyum kecil.Tentu saja dia mencintai Juwita, dan cinta itu pula yang membuatnya selalu sabar dengan semua cobaan pernikahan mereka. Tapi Hendra tidak akan lupa bahwa cinta pula yang membuatnya menjadi suami yang terjual. Karena rasa cintanya pada Lilis dan tidak ingin istrinya bercerai, Hendra yang bodoh pun menerima pernikahan tertulis dengan Juwita.Bukankah cinta itu pula yang membuatnya menjadi menderita? Meski sangat mencintai Juwita, Hendra juga ingin mempertahankan harga dirinya.“Mencintai adalah hal yang sangat mematikan, sampai aku menjadi menantu Anda pun itu karena dulu aku mencintai mantan istriku. Jika sekali lagi aku mengalah demi cinta, bukan tak mungkin akan kehilangan harga diri lagi. Maka kuputuskan, bercerai adalah jalan yang sudah sepatutnya,” ucap Hendra dengan yakin.Juwita tidak kuasa mendengar perkataan Hendra, air matannya mengalir lebih deras oleh

  • Suami yang Tak Diinginkan   304. Tak Ada Cinta Tersisa?

    Hendra mengangguk, tidak ingin mengulur waktu sehingga membuat orang-orang berharap banyak padanya. Semuanya harus diakhiri agar Juwita tidak terus merendahkannya.“Nggak mungkin,” bisik Juwita patah hati, kedua tangan memegangi kepalanya yang belum mampu menerima kenyataan. “Kamu nggak mungkin menanda tanganinya, kamu pasti berbohong.” Dia tatap suaminya dengan mata memelas, sungguh tidak Juwita harapkan benar-benar bercerai dari Hendra.“Maaf mengecewakan kamu. Tapi... kedatanganku ke sini untuk mengantarkan surat cerai itu.” Hendra mengeluarkan amplop yang Juwita kirimkan itu, dan membuka bagian yang sudah dia tanda tangani. Dia letakkan berkas itu di atas meja agar semua orang bisa melihatnya. “Aku hanya mengabulkan permintaan kamu. Dan lagi, aku rasa kita tidak mungkin meneruskan pernikahan yang sejak awal tidak sehat. Aku tidak ingin terus dikenal sebagai suami yang dibeli, maka itu memang sebaiknya kita bercerai saja.”Sebagai lelaki, Hendra punya harga diri. Meski di awal sud

  • Suami yang Tak Diinginkan   303. Mengantar Surat Cerai

    Berkali-kali Juwita melirik ke pintu utama rumah orang tuanya. Duduknya tak bisa diam, bergeser setiap menit seakan tidak sabaran. Sofa yang didesain sangat empuk itu seakan tidak nyaman menjadi tempatnya. Dia melirik lagi, dan itu terus saja terulang setiap kali dia mendengar suara pergerakan seseorang di sekitarnya.Maria mengamati putrinya itu dari anak tangga, tampak penyesalan dan ragu-ragu di wajah cantik Juwi yang belakangan ini terlihat semakin kurus. Dia mendatangi putrinya dan duduk di sebelah Juwi.“Wi, tenangkan dirimu,” kata Maria, mungkin dengan ucapan itu putrinya bisa merasa lebih baik. “Pikirkan anak di kandungan kamu. Jika mamanya stres, anak kamu juga akan ikut stres di dalam sana.Mata sayu Juwi menatap mamanya ragu dan dia berkata, “Entah lah, Ma. Aku tidak bisa tenang sebelum melihat Hendra datang. Aku takut jika dia tidak benar-benar menemuiku,” katanya.Hendra memang tidak pernah berkata akan datang menemui Juwita, melainkan Armaja lah yang akan ditemui lelaki

  • Suami yang Tak Diinginkan   302. Tolong Maafkan Juwita.

    Setelah mendapatkan bukti itu, polisi langsung memeriksanya. Benar saja, video yang Steve berikan sebagai bukti jelas adalah editan. Banyak bukti yang Armaja bawa sehingga Steve tidak bisa berkutik sekarang. Bukan hanya itu, Armaja juga berhasil menangkap pelaku yang selama ini bersembunyi di belakang Steve, sebagai orang yang mengunggah di media sosial.“Bukan saya yang bersalah, Pak! Dia yang lebih dulu memukul saya!” Steve meronta di tangan polisi. Dia terus menuduh Hendra lah yang sudah memukulnya terlebih dahulu, tapi bukti-bukti yang dibawa oleh Armaja tidak bisa dibohongi.Hendra yang masih sangat shock dengan kejadian ini, hanya bisa diam menyaksikan Armaja dan polisi menyelesaikan masalah mereka. Lelaki itu memeluk putranya erat, menenangkan Alan yang masih sesunggukan.“Dia yang memukul saya! Dia yang seharusnya ditangkap!” Steve menunjuk-nunjuk pada Hendra, sangat memuakkan. Bahkan ketika semua bukti sudah terarah padanya, lelaki itu masih saja ingin menyalahkan Hendra.And

  • Suami yang Tak Diinginkan   301. Pa, Kenapa Kita di Sini?

    Jalan raya itu sangat ramai oleh mobil-mobil yang berlalu lalang. Tak ada cela jika pun Hendra ingin lari dari kejaran polisi yang tengah menunggunya di luar sana. Pasrah. Hanya itu yang bisa Hendra lakukan sekarang. Dia tidak mungkin berlarian di jalanan menggendong Alan, seperti yang tadi dilakukannya. Bisa-bisa membuat Alan menjadi celaka.“Pak, bagaimana selanjutnya? Kita tidak bisa lewat, apakah kita harus menabrak mobil lainnya agar memberikan jalan?” tanya Rahmat dari bangku kemudi, dia tidak rela bosnya tertangkap begitu saja.Akan tetapi, Hendra sudah lelah. Perkataan Rahmat terlalu berisiko dan dia tidak ingin membuat masalah yang lebih besar.Dia melepaskan sebelah tangan dari punggung Alan, kemudian membuka pintu mobil itu sangat pelan.“Pak, jangan keluar. Bagaimana nasib Alan jika bapak sampai ke kantor polisi?” Rahmat masih mengingatkan.“Kita tidak mungkin membuat masalah yang lebih besar lagi, Mat. Aku tidak ingin kamu ikut ke dalam masalah ini.” Dia pun keluar dari

  • Suami yang Tak Diinginkan   300. Tertangkap.

    Taksi yang Hendra tumpangi dengan Alan pun meluncur di jalanan. Sopir taksi itu merasa iba melihat Alan yang menangis berkata takut, dia membayangkan andaikan dirinya bersama anaknya yang ada di posisi Hendra sekarang. Meski sebenarnya pak sopir juga terlihat ketakutan, wajahnya berkeringat saat melihat dua petugas polisi dari kaca spion-nya.“Bapak ini mau ke mana, toh? Saya nggak berani kalo Suria Hotel, itu terlalu jauh, takutnya dikejar sama polisi. Saya juga punya anak istri, Pak, tidak berani berurusan dengan mereka,” kata pak sopir, nadanya gemetar saat bertanya.Hendra pun tidak mungkin melibatkan orang lain dalam kasusnya. Suria Hotel terbilang jauh dari posisi mereka sekarang, sangat benar yang dikatakan sang sopir kalau petugas kepolisian itu mungkin tengah mengejarnya. Lagian, Hendra juga tidak mungkin pergi ke sana lagi, akan sangat gampang jika polisi melacaknya.Beruntung saja ponselnya terselip di saku celana Hendra, sehingga dia bisa menghubungi Rahmat untuk meminta

  • Suami yang Tak Diinginkan   299. Mereka Kejar Kita, Pa....

    Ketika Hendra masih memaksa Lilis agar keluar dari mobilnya, dua mobil lainnya datang ke tempat itu. Berhenti tepat di sebelah Hendra, membuatnya bertanya-tanya siapa kira-kira orang yang datang di dalam sana. Hendra menghela napas panjang ketika melihat itu adalah Steve dan beberapa orang dengan kamera besar.Reporter lagi?Astaga... entah sampai kapan Hendra harus bertemu dengan orang-orang itu, dia sudah sangat lelah.Tidak cukup hanya Steve dan reporter saja yang datang ke sana. Tidak lebih dari dua menit, ada mobil polisi yang juga ikut parkir di halaman warga yang luas itu. Entah apa yang akan terjadi di ke depan nanti, Hendra sudah sangat lelah berpikir. Menghadapi Lilis saja sudah membuatnya kesulitan, kenapa Steve harus datang ke sini membawa reporter dan polisi?“Itu perempuan yang menghancurkan kaca mobil saya, tolong tangkap dia, Pak. Meski Lisa adalah istri saya, saya tidak terima mobil saya dirusak begitu saja,” kata Steve pada polisi, menunjuk Lilis di dalam mobil Hendr

  • Suami yang Tak Diinginkan   298. Aku Ikut

    “Jangan bawa Alan, Hendra! Kamu nggak boleh bawa dia sebelum kasih duit ke aku!”Hendra sudah berhasil merebut paksa Alan dari Lilis dan Ratna, tapi saat akan membawanya masuk ke mobil, Lilis segera menghentikan Hendra. Perempuan itu betul-betul tak merelakan Hendra pergi tanpa memberinya uang. Lilis bahkan bergantung di kaki Hendra, memegangi agar lelaki itu tidak bisa bergerak.“Kasih aku uang dulu! Kamu nggak boleh pergi dari sini sebelum ngasih aku uang!” kata Lilis terus berteriak, memeluk kaki Hendra sangat erat.Setiap kali Hendra akan melangkah, kakinya selalu ditahan oleh Lilis. Bahkan hampir saja Hendra terjatuh karena tidak bisa menjaga keseimbangan.“Lepasin, Lilis! Kamu ini jangan bikin malu!” Hendra berkata geram, orang-orang sudah berkerumun menyaksikan mereka di halaman itu. Sudah seperti suami kejam saja Hendra dengan posisi Lilis memeluk kakinya.“Nggak! Aku nggak bakal lepasin kaki kamu, sebelum kasih aku uang!” sahut Lilis semakin mempererat pelukannya di kaki Hend

  • Suami yang Tak Diinginkan   297. Berikan Alan Padaku!

    Dalam kecewanya yang mendalam terhadap Steve, Lilis mencengkeram baju lelaki itu, lalu merosot perlahan-lahan. Saat itu dia mendengar deru mesin mobil di sebelahnya, dalam keputusasaan dia melihat ke kanan, berharap seseorang mungkin mendengar pertengkarannya dengan Steve. Mungkin seseorang itu bisa bersaksi untuk Lilis, bahwa semua ini sudah direncanakan Steve, dan laki-laki itu adalah alasannya bercerai dari Hendra.“He-Hendra. I-itu Hendra!” seru Lilis penuh harap. Dia berpikir Hendra bisa membantunya untuk itu.Namun, benarkah Hendra mau membantunya? Meski laki-laki itu mendengar pertengkarannya dengan Steve, Hendra tidak mungkin mau membantu Lilis. Harapan yang tadi sempat singgah, perlahan menjadi rasa takut.“Tidak! Dia tidak boleh mengambil Alan!” seru Lilis lantas berdiri. “Jangan ambil Alan! Alan milikku!”Tidak Lilis hiraukan lagi Steve yang kebingungan melihatnya, Lilis sudah berlari kembali ke dalam mobil. Dia harus menghentikan Hendra sebelum lebih dulu mengambil Alan.

DMCA.com Protection Status