Yusuf akhirnya menyelesaikan semua kalimat yang memang akan dikatakannya. Dia tidak berharap lagi ada sesuatu yang baik yang didengarnya dari Bella. Sedangkan Bella sungguh terkejut dan terharu mendengar kata kata Yusuf terutama bagian terakhir tentang Bryan. 'Laki laki ini sungguh tulus dan mungkin benar yang dikatakan oleh papa kalau laki laki ini memang laki laki yang baik untukku dan juga Bryan.' Sebuah kalimat yang pasti akan membuat Yusuf senang seandainya saja diucapkan oleh Bella dan didengar oleh Yusuf tapi sayang itu hanyalah ada didalam hati Bella. "Semua yang ingin ku katakan sudah ku dengar dan sekarang saatnya kau memutuskan ingin melanjutkan pernikahan ini atau tidak. Aku tidak akan memaksa dan akan baik baik saja kalaupun kau membatalkan pernikahan kita hari ini." Kalimat kalimat yang diucapkan Yusuf lembut tapi mampu menembus jantung Bella dan membuatnya berdegup lebih kencang. 'Apa laki laki ini sedang mengancamku? Ap
Resepsi pernikahan Yusuf dan Bella akhirnya digelar seharian dengan sangat meriah. Resepsi itu dihadiri oleh orang orang penting dari berbagai kalangan. Rekan rekan bisnis Bella, Hartawan dan dari Yusuf sendiri datang untuk memberi ucapan selamat.Salah satunya yang sangat membuat Yusuf bahagia adalah kehadiran sahabat sahabatnya yaitu Ustad Haikal dan Surya. Yusuf memeluk kedua sahabatnya itu dengan hangat. Dia bahkan meluangkan waktu khusus untuk berbicara dengan kedua sahabatnya itu tapi tentu saja setelah meminta izin pada Bella.Bella sebenarnya tidak mengatakan apapun tapi sikap diamnya diartikan setuju oleh Yusuf.Yusuf sengaja membawa kedua sahabatnya itu ke halaman belakang agar bisa berbicara dengan leluasa dan santai."Seharusnya tidak perlu sampai seperti ini. Hari ini hari berbahagia mu seharusnya kau duduk bersanding di pelaminan dan menerima para tamu.""Acaranya kan sudah selesai tamu yang tersisa itu adalah sahabat mertuaku jadi ak
Yusuf tidak bisa mengelak lagi kecuali menurut permintaan mertuanya itu. Yusuf melangkah dengan gontai menuju ke kamar pengantinnya.'Kau pikir bisa membohongi papa? Kalian pikir lebih hebat dari papa?'Hartawan tersenyum penuh arti setelah mengatakan itu dalam hatinya sambil terus melihat Yusuf yang kini berdiri tepat didepan kamarnya.'Apa yang harus ku lakukan? Bagaimana kalau Bella mengusirku keluar dari kamar ini?'Berbagai ketakutan itulah yang menghantui Yusuf sejak resepsi sehingga membuatnya selalu tampak banyak pikiran. Walau sudah berusaha untuk ditutupinya tapi beberapa orang masih bisa menebak kalau dia sedang memikirkan sesuatu. Salah satu yang curiga adalah Hartawan sendiri yang berusaha mencari tahu apa yang sedang terjadi.Yusuf memutar knop pintu dan ternyata tidak dikunci padahal dia sudah mengira kalau Bella akan mengunci pintu kamar untuknya.Yusuf melangkah perlahan masuk kedalam kamar itu. Hatinya semakin berdebar memb
Beberapa saat yang lalu saat Yusuf mendekati Bella. Bella sama sekali tidak bermaksud untuk menggoda Yusuf tapi pakaiannya yang tersingkap itu murni karena dirinya yang gelisah dan selalu membolak balikkan badan sehingga tidak sadar pakaiannya tersingkap dan menunjukkan pahanya. Bella terkejut saat melihat Yusuf berjalan mendekatinya. Sebuah prasangka buruk terlintas dihatinya. 'Mau apa laki laki ini mendekatiku! Apa dia mau melakukan sesuatu yang buruk?' Bella sudah dipenuhi pikiran negatif dan hampir saja dia membuka mata dan memaki Yusuf tapi semuanya urung karena Yusuf hanya membetulkan pakaiannya yang tersingkap. Bella masih menyangka Yusuf akan melakukan hal lain tapi ternyata laki laki itu tidak melakukan apa apalagi kecuali menatapnya sejenak lalu bergegas untuk mengambil air wudhu. Kejadian itu jelas membuat pikiran Bella tidak karu karuan. Semua yang diduganya tidak satupun yang terjadi. 'Apakah laki laki itu memang p
7 hari berlalu. Yusuf dan Bella masih terus memainkan sandiwara yang sama saat harus berhadapan dengan Hartawan. Seperti saat sarapan pagi itu. "Bagaimana Bella? Apa Yusuf sudah berhasil membuatmu hamil?" Yusuf dan Bella yang sedang makan tentu saja tersedak mendengar pertanyaan Hartawan yang blak blakan. Ini bukan pertama kalinya Hartawan menanyakan hal yang sama. Bahkan saat hari pertama setelah pernikahan pun dia sudah menanyakan hal yang personal itu. Baik Yusuf dan Bella tentu saja kelabakan ketika ditodong pertanyaan seperti itu. "Papa apaan sih! Disini juga ada Bryan." Bella melayangkan protesnya karena pertanyaan yang diberikan papanya ini sungguh tidak ingin didengarnya. "Justru karena ada Bryan makanya papa bertanya seperti ini. Asal kalian tahu Bryan itu sudah sangat menginginkan adik." "Iya ma, pa. Bryan ingin seperti teman teman yang memiliki adik." Jawaban Bryan tentu saja membuat Y
Bella membuka mata saat yakin Bryan dan Yusuf sudah tidur. Dia menyentuh keningnya yang telah dicium oleh Yusuf. 'Mengapa hatiku berdebar tidak karuan seperti ini? Mengapa aku merasa bahagia dia mengecup ku.' Semua yang dikatakan Bella dalam hatinya itu semakin membuat perasaannya tidak karuan. Bella memilih bangun dan bersandar sambil memperhatikan Bryan yang kini tertidur dalam pelukan Yusuf. 'Mengapa putraku bisa sedekat ini dengan laki laki ini? Padaku saja dia jarang minta untuk dikecup apalagi dipeluk seperti ini! Apakah pelukan laki laki ini begitu hangat dan menyenangkan hingga putraku tampak sangat bahagia seperti ini?" Bukan tanpa sebab Bella mengatakan itu. Bryan memang tampak sangat bahagia dan nyaman tidur didalam pelukan Yusuf dan itu yang membuat Bella sedikit iri. 'Bagaimana kalau putraku sampai tidak bisa berpisah dengan laki laki ini? Apa yang akan terjadi kalau suatu hari nanti laki laki ini pergi dari sini.' Kekhawatiran ini sebenarnya membuat hati Bella ter
Yusuf hanya menggeleng karena tidak mungkin baginya mengatakan pada Bella kalau dia memikirkan kemungkinan mereka untuk berjodoh. Mereka berdua terdiam lagi sambil sesekali meneguk cokelat yang panasnya semakin berkurang itu. "Kalau aku melakukan sesuatu yang tidak kau sukai dan aku minta maaf apa kau akan memaafkanku." "Apa yang kau lakukan?" Bella tentu saja belumlah mengerti arah pembicaraan Yusuf. Berbeda dengan Yusuf yang sedang memikirkan kecupan yang telah dilakukannya. "Sebaiknya aku jujur saja dari pada aku terus kepikiran." Bella sedang menduga duga kira kira yang dimaksud oleh Yusuf. "Saat kau tidur tadi, aku mengecup kening mu." Baru saja Bella mau menanggapi tapi Yusuf sudah melanjutkan kata katanya. "Tapi semua karena permintaan Bryan yang baru mau tidur kalau aku mengecup mu dulu." "Jadi karena Bryan?" Bella justru mempertanyakan itu dan membuat Yusuf sedikit gugup tapi dia mengangguk. "Jadi hanya karena Bryan? Kalau bukan karena Bryan kau tidak akan melaku
Yusuf membuka mata dan terkejut karena Bella tertidur dengan menyandarkan diri di pundaknya. Rupanya mereka berdua tertidur di sofa dalam posisi duduk. Memang semalam mereka sudah bicara dari hati ke hati dan itu membuat hubungan mereka lebih terbuka dan hati lebih hangat. 'Bagaimana ini? Aku harus segera salat subuh sementara Bella masih bersandar di bahuku.' Memang saat itu sudah terdengar adzan subuh dari kejauhan dan itu membuat Yusuf buru buru ingin melaksanakan salat. 'Kalau ku bangunkan kasian juga, Bella sepertinya sedang terlelap.' Yusuf terus berpikir dan akhirnya memutuskan untuk memindahkan Bella ke ranjang. Perlahan Yusuf merubah posisinya tubuhnya hingga tubuh Bella kini berada dalam pangkuannya lalu membawanya ke ranjang dan menidurkannya. Yusuf menatap sejenak wajah cantik Bella lalu tersenyum sekilas. Bella membuka mata saat Yusuf sudah berlalu untuk berwudhu. 'Mengapa perlakuan laki laki ini semakin manis dan membuatku s
Haikal baru saja menyelesaikan shalat berjamaah dan bermaksud untuk beristirahat sejenak sebelum memantau kembali proses pembangunan mesjid seperti yang diminta oleh Jelita. Ibu Jelita memang memintanya memantau dan mengirimkan laporan setiap perkembangan pembangunan mesjid itu. Haikal baru saja memejamkan mata saat pintu rumahnya diketuk oleh seseorang. Hati Haikal sebenarnya sedikit dongkol karena dia hampir saja tertidur tapi karena ketukan pintu itu membuat rasa kantuknya seolah terbang entah kemana. Haikal kembali memakai pakaian muslimnya dan merapikan dirinya sebelum beranjak untuk membuka pintu. Pintu terbuka dan Haikal langsung terkejut melihat seseorang yang berdiri didepan pintu. "Lila!" Seseorang itu memang Lila tapi seperti sedang menyamar karena tidak berpakaian tidak seperti sebelumnya saat datang bersama suaminya. Haikal tahu kalau itu agar tidak membuat orang orang curiga. "Apa kabar mas?" Sebuah sapaan yang te
Pintu ruangan Cleo dibuka oleh seseorang dan orang itu adalah Bram."Maaf mbak Cleo! Laki laki ini memaksa masuk dan mengancam akan merusak barang barang butik!Nina segera menjelaskan situasi yang sedang terjadi diluar."Tidak apa apa Nina! Biar ini menjadi urusanku! Suruh saja security berjaga didepan siapa tahu aku membutuhkannya untuk menyeret laki laki tidak tahu malu ini. " Ucap Cleo ketus bercampur geram menatap Bram."Baik mbak!"Nina bergegas melakukan yang diperintahkan Cleo."Apa maksudmu seperti itu? Kau ingin mengusirku paksa!""Iya karena kau sangat mengganggu ketenangan tempat ini.""Karena kau sedang berduaan dengan laki laki miskin ini sehingga kau berkata kasar padaku!"Surya langsung terusik mendengar kata kata hinaan untuknya itu tapi masih mencoba ditahannya karena ingin tahu siapa laki laki kurang ajar ini."Untuk apa lagi kau datang ketempat ini! Kita tidak punya hubungan apapun sejak bebera
Beberapa jam sebelumnya.Surya segera membuka pintu mobil untuk Bryan saat mereka sudah sampai dihalaman sekolah."Mas bos setelah ini om akan ke butik nona Cleo dulu karena permintaan Bu bos!""Wah om Surya makin dekat saja sama Tante Cleo.""Mas bos ada ada saja! Ini juga karena di suruh oleh Bu bos, kalau tidak mana mungkin om berani bertemu nona Cleo.""Tapi Tante Cleo sering melihat om Surya diam diam. Waktu di restoran, waktu memperbaiki mobilnya dan saat mengantarnya.""Mas bos mungkin salah lihat! Sudahlah mas bos, sekarang masuk sekolah dan belajar yang rajin dan semangat supaya nanti bisa jadi orang yang sukses dan membuat bangga pak bos dan Bu bos dan tentunya juga om Surya yang sudah jadi supir mas bos selama ini.""Baiklah om, tapi kalau butuh bantuan ku untuk mendekati Tante Cleo, bilang saja padaku!"'Ihh anak ini, bisa bisanya punya pikiran seperti ini, mana mungkin seorang seperti nona Cleo mau sama laki laki t
Haikal melihat sebuah mobil mewah masuk dan parkir dihalaman mesjid. Dia lebih terkejut lagi saat melihat yang datang adalah ibu Jelita.Bergegas Haikal mendekat dan menyapa."Assalamualaikum, Selamat datang ibu Jelita!"Jelita hanya tersenyum mendengar sapaan Haikal yang masih menyebutnya ibu Jelita."Selamat siang." Jelita akhirnya menjawab juga. "Bagaimana pembangunan mesjid ini? Apa ada kendala?" Tanya Jelita selanjutnya."Semuanya lancar Bu, sekali lagi saya mewakili seluruh panitia mesjid ini mengucapkan terima kasih untuk ibu Jelita atas semua dukungannya selama ini.""Sama sama! Saya hanya melaksanakan amanat papa yang ingin agar mesjid ini dibangun dan baru kali ini bisa menyempatkan diri untuk melihat secara langsung.""Kalau begitu ibu Jelita ikut saya dan akan saya tunjukkan proses pembangunan mesjid ini.""Boleh, sekalian saya juga ingin membuktikan laporan yang disampaikan Bondan selama ini.""Tapi ibu haru
Yusuf dan Bella sudah bersiap untuk ke kantor. "Pokoknya di kantor kamu tidak boleh banyak bergerak yang tidak penting. Kalau mau apapun bilang sama mas." "Iya mas." Yusuf sudah beberapa kali mengatakan itu pada Bella padahal mereka belum juga berangkat dan itu sedikit membuat Bella sewot. "Mas sadar sudah berapa kali mengatakan hal yang sama?" "Berapa kali pun itu mas tidak peduli karena mas sangat menyayangimu dan tidak ingin terjadi apapun padamu dan calon anak kita." Yusuf masih akan terus berbicara kalau saja Bella tidak segera mengecup pipinya. "Iya aku akan mendengarkan semua kata kata mas." Yusuf akhirnya tidak berbicara lagi setelah kecupan di pipinya itu. Bella tersenyum melihat suaminya yang akhirnya diam. Mereka bergegas keluar dari kamar dan bertemu dengan Bryan yang juga sudah bersiap ke sekolah. "Bagaimana kabar adik Bryan didalam sini." Ucapnya sambil menyentuh perut Bella. Tingka
Jelita terkejut saat Dina menelpon dan memaksa untuk bertemu.'Pasti laki laki itu sudah bercerita yang tidak tidak pada Dina. Dasar laki laki kurang ajar.'Jelita menjadi sedikit geram karena Dina sudah mengganggu waktu kerjanya.'Baiklah kalau memang kau ingin seperti ini tapi jangan salahkan aku bila Dina akan membuat masalah untukmu.'Jelita akhirnya memutuskan itu sebelum melangkah menemui Dina."Kenapa bertemu disini sih? Kenapa tidak datang ke kantor saja." Protes ku pada Dina."Tidak enak bicara hal ini dikantor!""Jadi mbak Dina mengira disini adalah tempat yang tepat."Mereka memang sedang berada di cafe yang cukup ramai."Mbak hanya ingin menghabiskan waktu berdua denganmu! Sudah lama loh kita sebagai sepupu tidak keluar berdua seperti ini."Cihhh...Hanya itu yang diucapkan Jelita dalam hatinya karena dia sangat yakin kalau sebentar lagi Dina akan membahas masalah suaminya yang tidak tahu diri i
Proses penyidikan polisi terus berlanjut. Selia menjadi salah satu pelaku yang dicurigai karena beberapa bukti mengarah padanya.Selia terkejut saat polisi datang ke rumahnya dan membawa surat penangkapan untuk dirinya. Selia menolak dengan tegas bahkan memaki polisi itu dengan kata kata kasar. Dia tidak mau dan menuduh polisi itu dibayar oleh keluarganya Bella yang sengaja ingin menjatuhkan nama baiknya."Sebaiknya ibu Selia jelaskan saja di kantor dan jangan membuat kami menjadi sulit!"Selia tetap menolak untuk dibawa. Dia melawan saat polisi itu akan memaksa membawanya."Lepaskan!"Sebuah suara terdengar keras muncul dan masuk berdiri tepat dihadapan polisi itu.'Ferdy!'Selia menyebut nama laki laki itu dalam hati.'Dia ada gunanya juga, datang disaat yang tepat seperti ini.'Selia sebenarnya tidak menyukai Ferdy tapi pada situasi ini kehadirannya sangat membantu."Pak Ferdy! Kami ada surat tugas untuk membaw
Jelita sengaja memanggil Bondan ke ruangannya. Dia ingin meluruskan masalah dana bantuan mesjid yang jumlahnya tidak sesuai dengan yang diberikannya.Bondan terkejut saat Jelita menunjukkan catatan jumlah uang yang difoto kan Haikal dari catatan keuangan mesjid.Bondan langsung pucat melihat yang ditunjukkan Jelita.'Dari mana perempuan ini mendapatkan informasi ini? Apa dia menguntit ku? Kurang ajar!'Bondan masih sempat mengumpat dalam hati saat melihat catatan itu."Kenapa bisa seperti ini? Saya tidak percaya pak Bondan bisa melakukan ini dengan melakukan kecurangan.""Ini tidak seperti yang ibu Jelita bayangkan!""Lalu seharusnya seperti apa? Jelaskan!"Jelita ini mang termasuk salah satu perempuan yang tegas kalau menyangkut pekerjaan apalagi kalau sudah melibatkan kepercayaan."Saya akui jumlah uang yang saya berikan itu kurang karena saya pakai dulu untuk memenuhi tuntutan Dina.""Dina?"Jelita mengg
Beberapa hari berlalu, kondisi Yusuf semakin membaik. Lukanya yang dijahit juga sudah kering dan dia pun sudah bisa bergerak dengan leluasa. Sebenarnya dia sudah mau pulang sejak beberapa hari yang lalu hanya saja Bella tidak mengizinkannya karena khawatir padanya hingga kepulangannya diundur beberapa hari.Yusuf pun tidak masalah karena kedua sahabatnya pun selalu datang untuk menemaninya. Haikal dan Surya betul betul menunjukkan kualitasnya sebagai sahabat terbaik untuk Yusuf. Yusuf sampai terharu melihat perhatian kedua sahabatnya itu.Yusuf baru saja membuka pintu dan bermaksud masuk ke dalam rumah bersama kedua sahabatnya, tapi dia terkejut melihat suasana rumah yang sedikit berbeda lebih semarak."Selamat datang papa...!"Bryan sudah menyambutnya dengan pelukan dan tentu saja diikuti yang lain yang tiba tiba muncul memberi ucapan selamat datang.Yusuf tidak menyangka karena yang dia tahu Bella dan papa sedang ada pekerjaan penting hingga tida