Yusuf melangkah mendekat untuk memastikan dia tidak salah melihat orang yang sudah menjadi dalang penculikan dirinya. "Ferdi!" Yusuf menyebut nama itu sambil menggelengkan kepala.Dia tidak percaya kalau yang melakukan penculikan adalah Ferdi. "Apa maksud Ferdi melakukan semua ini? bukankah tidak ada alasan lagi untuknya mengganggu kehidupanku!"Pertanyaan tanpa jawaban itu yang sedang dipikirkan oleh Yusuf. "Pokoknya kalian harus menjaga laki laki itu jangan sampai kabur sampai pernikahanku dengan Selia berlangsung!"Kata kata yang diucapkan Ferdi itu membuat Yusuf bingung sekaligus sedih karena ingatannya langsung bergulir pada Selia. Dia dan Selia memang sudah bercerai tapi Yusuf tidak menyangka Selia akan secepat itu menggantikannya dengan orang lain.Yusuf segera menyeka matanya yang terasa berkabut dan menguatkan dirinya kalau dia dan Selia memang tidak ada hubungan lagi. Yusuf segera bersembunyi saat mendengar Ferdi menyuruh anak buahnya itu untuk memeriksa keadaannya di tem
Obat perangsang yang diminum Yusuf mulai bereaksi. Dia mulai merasakan panas pada tubuhnya seperti ada api yang membakar dari dalam. Yusuf berusaha untuk terus melawan dengan terus mengucapkan istighfar dan dan membuang pikirannya yang memulai memikirkan hal hal yang mesum.Ferdi dan wanita bayaran itu masuk ke kamar tempat Yusuf di sekap."Apa kau sudah siap untuk bercinta?" Wanita itu mendekati Yusuf dan mencoba menyentuh wajahnya tapi Yusuf dengan sigap menghindar. "Jangan menyentuhku!" Teriak Yusuf lantang."Semakin kau melawan maka akan semakin kuat pengaruh obat perangsang itu jadi sebaiknya menurut saja dan nikmati malam pengantin mu bersama Serly."Wanita bernama Serly itu tertawa mendengar kata kata Ferdi. Sejujurnya dia sudah tertarik dengan Yusuf sejak pertama kali melihatnya. "Bagaimana? Apa kau sudah siap untuk memulai semuanya?" "Tentu saja aku sudah siap menghabiskan waktu bersama laki laki yang sangat menggairahkan ini.""Wow... sepertinya kau sangat menyukai laki l
Beberapa jam sebelum Yusuf berhasil kabur.Bella masuk lagi ke kamar rawat Bryan tapi sikap Bryan masih sama seperti memusuhinya. Bella jadi geram melihat putranya. "Kenapa kau menjadi liar seperti ini dan tidak mau mendengarkan mama?""Apa mama mau mendengarkan permintaan Bryan? Bryan hanya ingin om Yusuf selalu bersamaku dan menjadi papaku! apa itu sangat berat untuk mama wujudkan?" Bukannya merasa bersalah, Bryan malah semakin menunjukkan marah pada Bella.Bella hanya menggeleng mendengar kata kata Bryan yang belum juga mengerti situasi yang dihadapinya.Bella masih ingin berdebat dengan Bryan tapi papanya segera menengahi."Pulanglah dan pikirkan apa yang diminta oleh putramu dan juga yang papa katakan padamu.""Kenapa papa ikut ikutan memojokkan Bella? Apa papa lupa kalau semua penderitaan Bella sampai dengan hari ini adalah kesalahan papa melakukan perjodohan waktu itu.""Jangan pernah ungkit lagi masa lalu itu, papa sudah membayar mahal dengan kematian mamamu.""Lalu kenapa pa
Yusuf kemudian mandi dan berganti pakaian yang diberikan oleh anak buah Bella. Yusuf merapikan penampilannya didepan cermin sambil berpikir apa kira kira maksud dan tujuan Bella menyelamatkannya."Walau dia galak dan selalu kasar padaku tapi tetap saja aku harus berterima kasih karena dia telah menyelamatkan aku dari dosa besar." Yusuf menarik nafas berat. "Tak bisa ku bayangkan kalau aku tertangkap lagi oleh anak buah Ferdi pasti sekarang aku sudah berzinah dengan wanita itu." Hal itulah yang dipikirkan oleh Yusuf hingga membuatnya meyakinkan hati untuk mengucapkan terima kasih pada Bella.Yusuf kemudian keluar dari kamar itu dan salah seorang anak buah Bella yang bertugas sekaligus sebagai security di rumah itu sudah menunggunya."Dimana aku harus menemui ibu Bella?" Yusuf langsung bertanya pada intinya."Bu Bella menunggu di ruang kerjanya!"Yusuf kemudian mengikuti langkah laki laki yang selama ini baik dan selalu ramah padanya. Yusuf pun sudah tahu ruang kerja Bella karena waktu
Kabar pernikahan Bella segera merebak dan menjadi viral di berbagai media televisi dan juga dikalangan pengusaha sukses yang selama ini bekerja sama dengan perusahaan Bella. Mereka sangat penasaran siapa sosok laki laki yang bisa merebut hati wanita berhati dingin itu. karena memang, di media tidak disebutkan dengan jelas nama laki laki yang akan menikahinya. Media itu hanya menyebut inisial Y.Salah satu yang penasaran sekaligus tidak senang adalah Selia, berkali kali dia melihat berita itu dan entah mengapa hatinya yakin kalau laki laki berinisial Y itu adalah Yusuf, mantan suaminya yang masih dicintainya. Selia bertekad untuk mencari tahu kebenaran dari berita viral itu.Selia tiba tiba saja mual dan merasa ingin muntah. Dia bergegas ke kamar mandi dan muntah beberapa saat didalam sana. Dia memegang perutnya dengan wajah yang sedikit pucat."Aku tidak mau anak ini! Aku tidak mau mengandung benih Ferdi karena aku tidak mencintainya." Ucap Selia sambil menatap wajahnya yang pucat past
Yusuf tertunduk diam tidak berani menatap Hartawan, papanya Bella yang sebentar lagi akan menjadi mertuanya walau hanya kontrak seperti permintaan Bella.Yusuf merasa sangat kecil ibarat debu dihadapan laki laki yang mempunyai bisnis besar dimana mana itu."Apa yang bisa kau janjikan untukku bila merestui menjadi papanya Bryan?" Sebuah pertanyaan yang membuat Yusuf semakin menundukkan diri. Jujur dia tidak punya apapun yang bisa dibanggakan dihadapan laki laki kaya dan berkuasa itu."Jawab! jangan hanya diam saja!" Kata kata Hartawan cukup tegas dan itu membuat nyali Yusuf menciut.Cukup lama Yusuf menata hati dan mengumpulkan keberaniannya untuk menatap Hartawan yang menatap seperti ingin mengulitinya."Saya tidak punya apa apa kecuali rasa sayang untuk Bryan.""Hanya Bryan?" Pertanyaan itu tentu saja di lontarkan oleh Hartawan karena ingin mengetahui lebih jauh apa yang terjadi antara Yusuf dan Bella."Maaf pak mungkin memang terdengar aneh tapi untuk saat ini alasan kami menikah h
Undangan pernikahan Yusuf dan Bella sudah dicetak dan tersebar. Beritanya makin viral ditambah lagi dengan video video editan kebersamaan mereka yang romantis beredar di dunia maya membuat baper. Berbagai komentar tertulis diakun gosip itu, ada yang sangat mendukung dan ikutan baper dan menganggap mereka adalah pasangan yang sangat serasi tapi ada pula beberapa yang menganggap Yusuf hanyalah memanfaatkan situasi untuk mendapatkan kekayaaan Bella.Bella bukannya tidak tau tentang hal itu tapi dia sengaja tidak mau ambil pusing berbeda dengan Yusuf yang memang tidak tahu karena tidak memiliki handphone apalagi sosial media.Hari ini Yusuf dan Bella sedang menjalani photo shoot untuk foto prewedding mereka. Sudah beberapa kali fotografer memberikan arahan agar mereka bisa lebih santai dan lebih romantis tapi tetap saja hasilnya jauh dari kata perfect. Sang fotografer sampai tepuk jidat dan tidak henti mengomel didalam hati.'Pasangan aneh! mereka ini saling cinta gak sih! mereka ini ben
Yusuf dan Bella sudah berdiri dihadapan Selia sambil terus berpegangan tangan. Yusuf bukannya tidak melihat kesedihan Selia tapi dia tidak ingin goyah dan menunjukkan rasa kasihan sekaligus perhatian pada Selia.'Jujur aku tidak bisa membohongi hatiku kalau masih sangat mencintaimu. Rasanya aku ingin memeluk dan menghapus air mata yang jatuh dari kedua pelupuk matamu.'Yang demikian itulah yang dirasakan Yusuf dalam hatinya tapi tentu saja hanya disimpannya dalam hati karena yang terlontar dari mulutnya justru kebalikan dari yang dirasakannya."Sekarang bicaralah, karena aku dan calon istriku tidak punya banyak waktu.""Aku minta maaf untuk semua kesalahan yang sudah kulakukan. Aku tidak memberimu kesempatan untuk membela diri dan aku terlalu terpengaruh bujuk rayu Ferdi."Ada rasa lega yang tercipta dihati Yusuf mendengar semua penuturan Selia."Aku sudah memaafkanmu jauh sebelum kau meminta maaf, jadi tidak perlu merasa bersalah lagi padaku.""Beri aku kesempatan untuk memperbaiki se
Haikal baru saja menyelesaikan shalat berjamaah dan bermaksud untuk beristirahat sejenak sebelum memantau kembali proses pembangunan mesjid seperti yang diminta oleh Jelita. Ibu Jelita memang memintanya memantau dan mengirimkan laporan setiap perkembangan pembangunan mesjid itu. Haikal baru saja memejamkan mata saat pintu rumahnya diketuk oleh seseorang. Hati Haikal sebenarnya sedikit dongkol karena dia hampir saja tertidur tapi karena ketukan pintu itu membuat rasa kantuknya seolah terbang entah kemana. Haikal kembali memakai pakaian muslimnya dan merapikan dirinya sebelum beranjak untuk membuka pintu. Pintu terbuka dan Haikal langsung terkejut melihat seseorang yang berdiri didepan pintu. "Lila!" Seseorang itu memang Lila tapi seperti sedang menyamar karena tidak berpakaian tidak seperti sebelumnya saat datang bersama suaminya. Haikal tahu kalau itu agar tidak membuat orang orang curiga. "Apa kabar mas?" Sebuah sapaan yang te
Pintu ruangan Cleo dibuka oleh seseorang dan orang itu adalah Bram."Maaf mbak Cleo! Laki laki ini memaksa masuk dan mengancam akan merusak barang barang butik!Nina segera menjelaskan situasi yang sedang terjadi diluar."Tidak apa apa Nina! Biar ini menjadi urusanku! Suruh saja security berjaga didepan siapa tahu aku membutuhkannya untuk menyeret laki laki tidak tahu malu ini. " Ucap Cleo ketus bercampur geram menatap Bram."Baik mbak!"Nina bergegas melakukan yang diperintahkan Cleo."Apa maksudmu seperti itu? Kau ingin mengusirku paksa!""Iya karena kau sangat mengganggu ketenangan tempat ini.""Karena kau sedang berduaan dengan laki laki miskin ini sehingga kau berkata kasar padaku!"Surya langsung terusik mendengar kata kata hinaan untuknya itu tapi masih mencoba ditahannya karena ingin tahu siapa laki laki kurang ajar ini."Untuk apa lagi kau datang ketempat ini! Kita tidak punya hubungan apapun sejak bebera
Beberapa jam sebelumnya.Surya segera membuka pintu mobil untuk Bryan saat mereka sudah sampai dihalaman sekolah."Mas bos setelah ini om akan ke butik nona Cleo dulu karena permintaan Bu bos!""Wah om Surya makin dekat saja sama Tante Cleo.""Mas bos ada ada saja! Ini juga karena di suruh oleh Bu bos, kalau tidak mana mungkin om berani bertemu nona Cleo.""Tapi Tante Cleo sering melihat om Surya diam diam. Waktu di restoran, waktu memperbaiki mobilnya dan saat mengantarnya.""Mas bos mungkin salah lihat! Sudahlah mas bos, sekarang masuk sekolah dan belajar yang rajin dan semangat supaya nanti bisa jadi orang yang sukses dan membuat bangga pak bos dan Bu bos dan tentunya juga om Surya yang sudah jadi supir mas bos selama ini.""Baiklah om, tapi kalau butuh bantuan ku untuk mendekati Tante Cleo, bilang saja padaku!"'Ihh anak ini, bisa bisanya punya pikiran seperti ini, mana mungkin seorang seperti nona Cleo mau sama laki laki t
Haikal melihat sebuah mobil mewah masuk dan parkir dihalaman mesjid. Dia lebih terkejut lagi saat melihat yang datang adalah ibu Jelita.Bergegas Haikal mendekat dan menyapa."Assalamualaikum, Selamat datang ibu Jelita!"Jelita hanya tersenyum mendengar sapaan Haikal yang masih menyebutnya ibu Jelita."Selamat siang." Jelita akhirnya menjawab juga. "Bagaimana pembangunan mesjid ini? Apa ada kendala?" Tanya Jelita selanjutnya."Semuanya lancar Bu, sekali lagi saya mewakili seluruh panitia mesjid ini mengucapkan terima kasih untuk ibu Jelita atas semua dukungannya selama ini.""Sama sama! Saya hanya melaksanakan amanat papa yang ingin agar mesjid ini dibangun dan baru kali ini bisa menyempatkan diri untuk melihat secara langsung.""Kalau begitu ibu Jelita ikut saya dan akan saya tunjukkan proses pembangunan mesjid ini.""Boleh, sekalian saya juga ingin membuktikan laporan yang disampaikan Bondan selama ini.""Tapi ibu haru
Yusuf dan Bella sudah bersiap untuk ke kantor. "Pokoknya di kantor kamu tidak boleh banyak bergerak yang tidak penting. Kalau mau apapun bilang sama mas." "Iya mas." Yusuf sudah beberapa kali mengatakan itu pada Bella padahal mereka belum juga berangkat dan itu sedikit membuat Bella sewot. "Mas sadar sudah berapa kali mengatakan hal yang sama?" "Berapa kali pun itu mas tidak peduli karena mas sangat menyayangimu dan tidak ingin terjadi apapun padamu dan calon anak kita." Yusuf masih akan terus berbicara kalau saja Bella tidak segera mengecup pipinya. "Iya aku akan mendengarkan semua kata kata mas." Yusuf akhirnya tidak berbicara lagi setelah kecupan di pipinya itu. Bella tersenyum melihat suaminya yang akhirnya diam. Mereka bergegas keluar dari kamar dan bertemu dengan Bryan yang juga sudah bersiap ke sekolah. "Bagaimana kabar adik Bryan didalam sini." Ucapnya sambil menyentuh perut Bella. Tingka
Jelita terkejut saat Dina menelpon dan memaksa untuk bertemu.'Pasti laki laki itu sudah bercerita yang tidak tidak pada Dina. Dasar laki laki kurang ajar.'Jelita menjadi sedikit geram karena Dina sudah mengganggu waktu kerjanya.'Baiklah kalau memang kau ingin seperti ini tapi jangan salahkan aku bila Dina akan membuat masalah untukmu.'Jelita akhirnya memutuskan itu sebelum melangkah menemui Dina."Kenapa bertemu disini sih? Kenapa tidak datang ke kantor saja." Protes ku pada Dina."Tidak enak bicara hal ini dikantor!""Jadi mbak Dina mengira disini adalah tempat yang tepat."Mereka memang sedang berada di cafe yang cukup ramai."Mbak hanya ingin menghabiskan waktu berdua denganmu! Sudah lama loh kita sebagai sepupu tidak keluar berdua seperti ini."Cihhh...Hanya itu yang diucapkan Jelita dalam hatinya karena dia sangat yakin kalau sebentar lagi Dina akan membahas masalah suaminya yang tidak tahu diri i
Proses penyidikan polisi terus berlanjut. Selia menjadi salah satu pelaku yang dicurigai karena beberapa bukti mengarah padanya.Selia terkejut saat polisi datang ke rumahnya dan membawa surat penangkapan untuk dirinya. Selia menolak dengan tegas bahkan memaki polisi itu dengan kata kata kasar. Dia tidak mau dan menuduh polisi itu dibayar oleh keluarganya Bella yang sengaja ingin menjatuhkan nama baiknya."Sebaiknya ibu Selia jelaskan saja di kantor dan jangan membuat kami menjadi sulit!"Selia tetap menolak untuk dibawa. Dia melawan saat polisi itu akan memaksa membawanya."Lepaskan!"Sebuah suara terdengar keras muncul dan masuk berdiri tepat dihadapan polisi itu.'Ferdy!'Selia menyebut nama laki laki itu dalam hati.'Dia ada gunanya juga, datang disaat yang tepat seperti ini.'Selia sebenarnya tidak menyukai Ferdy tapi pada situasi ini kehadirannya sangat membantu."Pak Ferdy! Kami ada surat tugas untuk membaw
Jelita sengaja memanggil Bondan ke ruangannya. Dia ingin meluruskan masalah dana bantuan mesjid yang jumlahnya tidak sesuai dengan yang diberikannya.Bondan terkejut saat Jelita menunjukkan catatan jumlah uang yang difoto kan Haikal dari catatan keuangan mesjid.Bondan langsung pucat melihat yang ditunjukkan Jelita.'Dari mana perempuan ini mendapatkan informasi ini? Apa dia menguntit ku? Kurang ajar!'Bondan masih sempat mengumpat dalam hati saat melihat catatan itu."Kenapa bisa seperti ini? Saya tidak percaya pak Bondan bisa melakukan ini dengan melakukan kecurangan.""Ini tidak seperti yang ibu Jelita bayangkan!""Lalu seharusnya seperti apa? Jelaskan!"Jelita ini mang termasuk salah satu perempuan yang tegas kalau menyangkut pekerjaan apalagi kalau sudah melibatkan kepercayaan."Saya akui jumlah uang yang saya berikan itu kurang karena saya pakai dulu untuk memenuhi tuntutan Dina.""Dina?"Jelita mengg
Beberapa hari berlalu, kondisi Yusuf semakin membaik. Lukanya yang dijahit juga sudah kering dan dia pun sudah bisa bergerak dengan leluasa. Sebenarnya dia sudah mau pulang sejak beberapa hari yang lalu hanya saja Bella tidak mengizinkannya karena khawatir padanya hingga kepulangannya diundur beberapa hari.Yusuf pun tidak masalah karena kedua sahabatnya pun selalu datang untuk menemaninya. Haikal dan Surya betul betul menunjukkan kualitasnya sebagai sahabat terbaik untuk Yusuf. Yusuf sampai terharu melihat perhatian kedua sahabatnya itu.Yusuf baru saja membuka pintu dan bermaksud masuk ke dalam rumah bersama kedua sahabatnya, tapi dia terkejut melihat suasana rumah yang sedikit berbeda lebih semarak."Selamat datang papa...!"Bryan sudah menyambutnya dengan pelukan dan tentu saja diikuti yang lain yang tiba tiba muncul memberi ucapan selamat datang.Yusuf tidak menyangka karena yang dia tahu Bella dan papa sedang ada pekerjaan penting hingga tida