Yusuf segera menyeka air matanya saat Surya masuk ke kamarnya.
"Ada apa bro? apa yang membuatmu menjadi sangat sedih seperti ini?"
"Aku sudah sangat hancur bro, di dunia ini semua orang akan menganggap ku adalah orang jahat dan tidak ada lagi tempat untukku mencari kerja."
"Bukankah sekarang kau sudah bekerja sebagai office boy."
"Tapi aku tidak yakin berapa lama aku bisa bertahan karena berita perceraian ku dan Selia sudah masuk tv dan berbagai media lainnnya dan aku pasti akan dipecat karena ini bisa merusak nama baik perusahaan."
Surya melihat berita yang sedang ditayangkan di tv, hatinya ikut sedih melihat sahabat baiknya dirundung masalah yang tidak kunjung usai.
"Maafkan aku, bro. Aku tidak bisa bantu tapi aku yakin kau bukanlah seperti yang diberitakan di tv. Aku tau kau adalah lelaki yang baik."
"Tapi sekarang semua tidak ada gunanya, Selia benar benar telah menghancurkan hidupku."
Surya merangkul sahabatnya, di
Yusuf masih mencoba untuk membujuk Bryan agar bisa segera pergi tapi Bryan sama sekali tidak memberinya kesempatan untuk pergi. Bryan terus memaksa agar menemaninya bermain. Yusuf menatap Bella mencoba meminta pertolongan tapi Bella yang merupakan mantan bosnya itu cuek dan tidak peduli padanya.Yusuf mencoba menahan rasa jengkel yang timbul dari dalam hatinya dengan memperhatikan Bryan yang sudah mulai menyusun robot-robotan. Wajah anak itu sangat tampan dan itu membuatnya tersenyum. Sudah lama dia ingin memiliki seorang putra tapi sayang Selia selama ini belum memberikan lampu hijau untuk mewujudkan hal itu, dia selalu berdalih bila belum siap untuk menjadi seorang ibu padahal dia sudah sangat menginginkan untuk memiliki seorang putra.Bryan memalingkan wajah dan beli mendapati Yusuf sedang tersenyum sambil melihatnya."Kenapa Om tersenyum?" Pertanyaan Bryan membuyarkan lamunan Yusuf."Om hanya sedang membayangkan betapa bahagianya seandainya punya putra sepert
Yusuf menemui Surya dan mengutarakan niatnya untuk pulang kampung. Surya ikut sedih melihat nasib sahabatnya yang tidak kunjung membaik."Aku tidak bisa melarangmu untuk pulang kampung tapi satu yang harus kau tau, aku pasti akan merasa sedih kehilangan sahabat sekaligus sudah ku anggap saudara sendiri.""Aku hanya pulang sebentar kok, hanya ingin menenangkan diri sekaligus menjenguk ibu.""Kapan kau pulang?""Besok, karena aku juga mau ke tempat ustad Haikal dulu dan mungkin menginap di sana.""Maafkan aku, sebagai sahabat tidak bisa membantu saat kau lagi kesusahan.""Tidak usah dipikirkan, setiap manusia punya jalan hidup masing masing dan yang terjadi padaku saat ini memang haruslah terjadi, mungkin aku banyak dosa dan saatnya untuk menebus dosa itu, jadi aku harus tetap bersabar.""Aku salut padamu, disaat terpuruk seperti ini kau masih saja optimis dan berpikir positif.""Hanya itu yang bisa ku lakukan."Yusuf dan Surya masih akan berbi
Bella mondar mandir didepan kamar ICU, dia sangat khawatir karena sudah beberapa jam dokter yang memeriksa Bryan putra semata wayangnya belum juga keluar dan memberikan informasi apapun padanya. Sebagai single parent, Bella sangat menyayangi putranya, berbagai mainan mewah dan mahal dibelikannya dan juga menyediakan dua orang pengasuh yang selalu setia menemani hari hatinya.Bryan adalah anak yang dilahirkannya tanpa seorang suami, dulu suaminya meninggalkan dia pada saat usia kehamilannya 2 bulan dan lebih memilih menikah dengan wanita yang dicintainya. Pernikahan Bella dan Alex memang awalnya hanyalah perjodohan orang tua sejak untuk urusan bisnis dan mengembangkan perusahaan.. Awalnya Alex sudah menolak untukku menikah dengannya tapi entah mengapa pada akhirnya menerima pernikahan itu.Pesta pernikahan pun berlangsung sangat meriah karena keluarga Bella dan juga keluarga Alex adalah pengusaha besar yang memiliki banyak mitra usaha di mana-mana sehingga pernikahan itu lebih kepada
Bella kemudian menemui Bryan yang sudah dipindahkan ke ruang rawat. Bella segera mencium kening putra kesayangannya dan berusaha untuk tidak menunjukkan kesedihannya. dia tidak ingin membuat Bryan curiga kalau memiliki penyakit yang cukup parah. selama ini Bella memang tidak pernah memberitahu Brian perihal penyakit jantung yang dideritanya."Mama aku sakit apa?""Kau baik-baik saja sayang tadi itu kau hanya terkejut karena hampir tertabrak oleh mobil dan itu membuat nafasmu sedikit sesak."Bryan mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangan dia seperti sedang mencari seseorang."Mana Om Yusuf Bryan tidak melihatnya di ruangan ini.""Om Yusuf tidak ada sayang bukankah mama sudah bilang kalau Om Yusuf tidak bekerja di perusahaan mama jadi tidak mungkin bisa menemanimu sepanjang hari.""Kenapa Mama tidak mencarinya aku ingin sekali bertemu dan bermain dengan Om Yusuf.""Kau bisa bermain dengan banyak orang Kenapa harus memaksakan dengan Om Yusuf.""Kalau mama tidak bisa mencari Om Yusuf d
Ustad Haikal baru saja menutup pintu dan baru melangkah beberapa langkah saat pintu terdengar ada yang mengetuk. Ustad Haikal buru-buru untuk membuka pintu karena mengira yang datang adalah Yusuf."Ada apa Yusuf apa kau melupakan sesuatu?" Ustad Haikal sudah melontarkan pertanyaan namun rupanya bukanlah Yusuf yang mengetuk pintu tetapi beberapa orang-orang laki-laki bertubuh kekar. Sejenak Ustad Haikal melihat mereka secara bergantian. Dia mencoba mengingat siapa tahu mereka adalah teman atau setidaknya mengenal mereka tapi setelah berpikir beberapa saat dia bisa memastikan mereka adalah orang orang asing."Kalian siapa? ada urusan apa di sini? kalian mencari siapa?" Itulah beberapa pertanyaan yang langsung ditanyakan oleh ustad Haikal pada rombongan laki laki kekar itu."Kami ingin bertemu dengan Yusuf dan menurut informasi yang kami terima Yusuf ada di rumah ini, jadi tolong panggilkan dia dan bilang kalau bos kami ingin bertemu dengannya.""Siapa bos kalian? dan ada urusan apa men
Yusuf terus berjalan tak tentu arah perasaan sedih di hatinya membuatnya tidak bisa berpikir dengan jernih sampai dengan detik ini dia belum percaya kalau ibu yang sangat disayanginya ternyata saya tega mengusirnya tanpa mau mendengar penjelasan darinya.Yusuf duduk di pinggir jalan dan menatap kosong ke depan. Penampilannya sekarang sudah seperti gembel, pakaian yang dipakainya pun sudah tidak karu-karuan karena keringat yang terus membasahi seluruh tubuhnya."Selia, kau sungguh tega menghancurkan hidupku. Selama ini aku sudah tulus mencintaimu melakukan apapun untuk membahagiakanmu tapi begini balasan untukku kau bahkan membuatku dibenci oleh ibuku sendiri."Yusuf terus menyesali dirinya dia benar-benar kalut karena tidak punya solusi dari masalah yang sedang dihadapi. Ingatannya bergulir pada ustad Haikal yang pasti bisa membuatnya lebih tenang dengan memberikannya pencerahan pencerahan terkait masalah yang sedang dihadapinya.Sayup-sayup terdengar suara adzan yang membuat Yusuf ter
Yusuf berusaha berlari sekuat tenaga karena tidak ingin ditangkap oleh orang-orang yang sama sekali tidak dikenalnya. Sambil berlari Yusuf berpikir siapa kira-kira yang ingin menangkapnya dan ada urusan apa sehingga harus secara paksa seperti ini.Yusuf segera masuk kedalam terminal yang cukup ramai sehingga orang orang yang mengejarnya cukup kesulitan untuk menangkapnya.Yusuf sengaja berbaur dengan penumpang yang sedang menunggu bus yang akan membawa ke tujuan mereka agar leluasa melihat orang orang yang sedang mengejarnya.Yusuf segera bersembunyi diantara penumpang saat melihat salah seorang dari laki laki yang mengejarnya berjalan menuju ke arahnya.Yusuf menarik nafas lega saat orang itu berlalu dan tidak melihatnya. Baru saja merasa sedikit lega dari arah yang lain datang lagi salah seorang dari orang yang ingin menangkapnya dan arahnya tepat ke tempatnya bersembunyi. Yusuf segera menggeser tubuhnya dan menempatkan dirinya diantara barang barang bawaan penumpang sehingga tidak
Yusuf membuka mata dan menemukan dirinya di dalam sebuah kamar yang bagus. dia melihat seluruh isi kamar itu dan memastikan kalau kamar itu bukan gudang seperti yang biasa dipakai oleh penculik.Hal itu membuat Yusuf semakin heran apalagi dia tidak menemukan tangannya terikat."Ini aneh seharusnya penculik itu mengikat dan menempatkanku di gudang yang kotor tapi ini mereka membiarkanku bebas dan istirahat dengan layak seperti ini, ada apa sebenarnya ini?" Pertanyaan-pertanyaan itulah yang memenuhi pikiran Yusuf dan tentu saja tidak menemukan jawaban karena memang semua yang terjadi padanya masihlah misterius dan membingungkan pikirannya.Yusuf terkejut ketika melihat dompetnya yang hilang juga ada di dekatnya buru-buru dia memeriksa isinya dan semuanya masih lengkap buangnya yang tidak seberapa pun masih ada dan semua kartu identitas dan kartu-kartu pentingnya masih ada tidak hilang satupun.Keadaan ini semakin membuat Yusuf bingung dan dalam kebingungannya pintu kamar yang ditempatin
Haikal baru saja menyelesaikan shalat berjamaah dan bermaksud untuk beristirahat sejenak sebelum memantau kembali proses pembangunan mesjid seperti yang diminta oleh Jelita. Ibu Jelita memang memintanya memantau dan mengirimkan laporan setiap perkembangan pembangunan mesjid itu. Haikal baru saja memejamkan mata saat pintu rumahnya diketuk oleh seseorang. Hati Haikal sebenarnya sedikit dongkol karena dia hampir saja tertidur tapi karena ketukan pintu itu membuat rasa kantuknya seolah terbang entah kemana. Haikal kembali memakai pakaian muslimnya dan merapikan dirinya sebelum beranjak untuk membuka pintu. Pintu terbuka dan Haikal langsung terkejut melihat seseorang yang berdiri didepan pintu. "Lila!" Seseorang itu memang Lila tapi seperti sedang menyamar karena tidak berpakaian tidak seperti sebelumnya saat datang bersama suaminya. Haikal tahu kalau itu agar tidak membuat orang orang curiga. "Apa kabar mas?" Sebuah sapaan yang te
Pintu ruangan Cleo dibuka oleh seseorang dan orang itu adalah Bram."Maaf mbak Cleo! Laki laki ini memaksa masuk dan mengancam akan merusak barang barang butik!Nina segera menjelaskan situasi yang sedang terjadi diluar."Tidak apa apa Nina! Biar ini menjadi urusanku! Suruh saja security berjaga didepan siapa tahu aku membutuhkannya untuk menyeret laki laki tidak tahu malu ini. " Ucap Cleo ketus bercampur geram menatap Bram."Baik mbak!"Nina bergegas melakukan yang diperintahkan Cleo."Apa maksudmu seperti itu? Kau ingin mengusirku paksa!""Iya karena kau sangat mengganggu ketenangan tempat ini.""Karena kau sedang berduaan dengan laki laki miskin ini sehingga kau berkata kasar padaku!"Surya langsung terusik mendengar kata kata hinaan untuknya itu tapi masih mencoba ditahannya karena ingin tahu siapa laki laki kurang ajar ini."Untuk apa lagi kau datang ketempat ini! Kita tidak punya hubungan apapun sejak bebera
Beberapa jam sebelumnya.Surya segera membuka pintu mobil untuk Bryan saat mereka sudah sampai dihalaman sekolah."Mas bos setelah ini om akan ke butik nona Cleo dulu karena permintaan Bu bos!""Wah om Surya makin dekat saja sama Tante Cleo.""Mas bos ada ada saja! Ini juga karena di suruh oleh Bu bos, kalau tidak mana mungkin om berani bertemu nona Cleo.""Tapi Tante Cleo sering melihat om Surya diam diam. Waktu di restoran, waktu memperbaiki mobilnya dan saat mengantarnya.""Mas bos mungkin salah lihat! Sudahlah mas bos, sekarang masuk sekolah dan belajar yang rajin dan semangat supaya nanti bisa jadi orang yang sukses dan membuat bangga pak bos dan Bu bos dan tentunya juga om Surya yang sudah jadi supir mas bos selama ini.""Baiklah om, tapi kalau butuh bantuan ku untuk mendekati Tante Cleo, bilang saja padaku!"'Ihh anak ini, bisa bisanya punya pikiran seperti ini, mana mungkin seorang seperti nona Cleo mau sama laki laki t
Haikal melihat sebuah mobil mewah masuk dan parkir dihalaman mesjid. Dia lebih terkejut lagi saat melihat yang datang adalah ibu Jelita.Bergegas Haikal mendekat dan menyapa."Assalamualaikum, Selamat datang ibu Jelita!"Jelita hanya tersenyum mendengar sapaan Haikal yang masih menyebutnya ibu Jelita."Selamat siang." Jelita akhirnya menjawab juga. "Bagaimana pembangunan mesjid ini? Apa ada kendala?" Tanya Jelita selanjutnya."Semuanya lancar Bu, sekali lagi saya mewakili seluruh panitia mesjid ini mengucapkan terima kasih untuk ibu Jelita atas semua dukungannya selama ini.""Sama sama! Saya hanya melaksanakan amanat papa yang ingin agar mesjid ini dibangun dan baru kali ini bisa menyempatkan diri untuk melihat secara langsung.""Kalau begitu ibu Jelita ikut saya dan akan saya tunjukkan proses pembangunan mesjid ini.""Boleh, sekalian saya juga ingin membuktikan laporan yang disampaikan Bondan selama ini.""Tapi ibu haru
Yusuf dan Bella sudah bersiap untuk ke kantor. "Pokoknya di kantor kamu tidak boleh banyak bergerak yang tidak penting. Kalau mau apapun bilang sama mas." "Iya mas." Yusuf sudah beberapa kali mengatakan itu pada Bella padahal mereka belum juga berangkat dan itu sedikit membuat Bella sewot. "Mas sadar sudah berapa kali mengatakan hal yang sama?" "Berapa kali pun itu mas tidak peduli karena mas sangat menyayangimu dan tidak ingin terjadi apapun padamu dan calon anak kita." Yusuf masih akan terus berbicara kalau saja Bella tidak segera mengecup pipinya. "Iya aku akan mendengarkan semua kata kata mas." Yusuf akhirnya tidak berbicara lagi setelah kecupan di pipinya itu. Bella tersenyum melihat suaminya yang akhirnya diam. Mereka bergegas keluar dari kamar dan bertemu dengan Bryan yang juga sudah bersiap ke sekolah. "Bagaimana kabar adik Bryan didalam sini." Ucapnya sambil menyentuh perut Bella. Tingka
Jelita terkejut saat Dina menelpon dan memaksa untuk bertemu.'Pasti laki laki itu sudah bercerita yang tidak tidak pada Dina. Dasar laki laki kurang ajar.'Jelita menjadi sedikit geram karena Dina sudah mengganggu waktu kerjanya.'Baiklah kalau memang kau ingin seperti ini tapi jangan salahkan aku bila Dina akan membuat masalah untukmu.'Jelita akhirnya memutuskan itu sebelum melangkah menemui Dina."Kenapa bertemu disini sih? Kenapa tidak datang ke kantor saja." Protes ku pada Dina."Tidak enak bicara hal ini dikantor!""Jadi mbak Dina mengira disini adalah tempat yang tepat."Mereka memang sedang berada di cafe yang cukup ramai."Mbak hanya ingin menghabiskan waktu berdua denganmu! Sudah lama loh kita sebagai sepupu tidak keluar berdua seperti ini."Cihhh...Hanya itu yang diucapkan Jelita dalam hatinya karena dia sangat yakin kalau sebentar lagi Dina akan membahas masalah suaminya yang tidak tahu diri i
Proses penyidikan polisi terus berlanjut. Selia menjadi salah satu pelaku yang dicurigai karena beberapa bukti mengarah padanya.Selia terkejut saat polisi datang ke rumahnya dan membawa surat penangkapan untuk dirinya. Selia menolak dengan tegas bahkan memaki polisi itu dengan kata kata kasar. Dia tidak mau dan menuduh polisi itu dibayar oleh keluarganya Bella yang sengaja ingin menjatuhkan nama baiknya."Sebaiknya ibu Selia jelaskan saja di kantor dan jangan membuat kami menjadi sulit!"Selia tetap menolak untuk dibawa. Dia melawan saat polisi itu akan memaksa membawanya."Lepaskan!"Sebuah suara terdengar keras muncul dan masuk berdiri tepat dihadapan polisi itu.'Ferdy!'Selia menyebut nama laki laki itu dalam hati.'Dia ada gunanya juga, datang disaat yang tepat seperti ini.'Selia sebenarnya tidak menyukai Ferdy tapi pada situasi ini kehadirannya sangat membantu."Pak Ferdy! Kami ada surat tugas untuk membaw
Jelita sengaja memanggil Bondan ke ruangannya. Dia ingin meluruskan masalah dana bantuan mesjid yang jumlahnya tidak sesuai dengan yang diberikannya.Bondan terkejut saat Jelita menunjukkan catatan jumlah uang yang difoto kan Haikal dari catatan keuangan mesjid.Bondan langsung pucat melihat yang ditunjukkan Jelita.'Dari mana perempuan ini mendapatkan informasi ini? Apa dia menguntit ku? Kurang ajar!'Bondan masih sempat mengumpat dalam hati saat melihat catatan itu."Kenapa bisa seperti ini? Saya tidak percaya pak Bondan bisa melakukan ini dengan melakukan kecurangan.""Ini tidak seperti yang ibu Jelita bayangkan!""Lalu seharusnya seperti apa? Jelaskan!"Jelita ini mang termasuk salah satu perempuan yang tegas kalau menyangkut pekerjaan apalagi kalau sudah melibatkan kepercayaan."Saya akui jumlah uang yang saya berikan itu kurang karena saya pakai dulu untuk memenuhi tuntutan Dina.""Dina?"Jelita mengg
Beberapa hari berlalu, kondisi Yusuf semakin membaik. Lukanya yang dijahit juga sudah kering dan dia pun sudah bisa bergerak dengan leluasa. Sebenarnya dia sudah mau pulang sejak beberapa hari yang lalu hanya saja Bella tidak mengizinkannya karena khawatir padanya hingga kepulangannya diundur beberapa hari.Yusuf pun tidak masalah karena kedua sahabatnya pun selalu datang untuk menemaninya. Haikal dan Surya betul betul menunjukkan kualitasnya sebagai sahabat terbaik untuk Yusuf. Yusuf sampai terharu melihat perhatian kedua sahabatnya itu.Yusuf baru saja membuka pintu dan bermaksud masuk ke dalam rumah bersama kedua sahabatnya, tapi dia terkejut melihat suasana rumah yang sedikit berbeda lebih semarak."Selamat datang papa...!"Bryan sudah menyambutnya dengan pelukan dan tentu saja diikuti yang lain yang tiba tiba muncul memberi ucapan selamat datang.Yusuf tidak menyangka karena yang dia tahu Bella dan papa sedang ada pekerjaan penting hingga tida