Noah bergerak gelisah melihat layar handpone. Sudah ada banyak panggilan yang dia lakukan, namun Evelyn tidak kunjung mengangkatnya.Kemana sebenarnya Evelyn? Perasaan Noah menjadi buruk.Dilihatnya jalanan. Perjalanan pulangnya masih sangat jauh.Waktu berjalan begitu lambat..Menyiksa Noah dengan rasa bersalah yang tidak terukur lagi.Semakin Noah memikirkan rangkaian kesalahannya pada Evelyn, semakin sulit untuknya memikirkan cara memperbaikinya.Dinginnya tangan Noah terkepal menekan bibir, matanya terlihat berkaca-kaca membayangkan seberapa beratnya hidup Evelyn harus mengurus lelaki yang telah membuat suaminya meninggal.Tidak hanya disana, Evelyn juga harus mendapatkan banyak tuduhan menyakitkan, termasuk tuduhan bodoh Noah yang berprasangka jika Evelyn telah berselingkuh darinya.Noah teramat menyesal..Menyesali ketidak pekaannya, dia terlena dengan perasaannya sendiri sampai tidak menyadari ada berapa bayak beban yang selama ini telah Evelyn tanggung.Seharusnya Noah sadar d
Kelopak mata Evelyn mengerut, bulu matanya yang lentik gemetar kesulitan terbuka. Terdengar suara napasnya yang tidak beraturan keluar dari bibir yang pucat.Evelyn mengerang, diambang kesadarannya yang mulai kembali.Lama Evelyn terjebak dengan kegelisahan, tersesat dalam gemuruh suara asing. namun alam bawah sadarnya tetap ingat bahwa dia tengah mengkhawatirkan bayinya, dengan gemetar tangan Evelyn mengusap perutnya yang masih dijejaki sakit.Perlahan Evelyn membuka matanya, melihat ke sekelilingnya yang asing.Evelyn terpaku, mengingat-ngingat apa yang telah terjadi padanya hinngga bisa berakhir terbaring di ranjang rumah sakit.Seperti kaset kusut yang berputar, Evelyn kembali mengusap perutnya sambil mengingat apa yang telah terjadi.Evelyn ingat, perutnya mengalami keram dan sakit luar biasa setelah kedatangan Sarah yang marah-marah dan melontarkan ancaman. Emosi meledak begitu saja di kepala, luapan amarah yang telah lama dipendam akhirnya mengguncang psikologisnya.KlikPintu
Menyadari ketegangan permusuhan diantara Noah dan Jach, Paul segera membungkuk dan membisikkan sesuatu pada Noah. “Pak, sebaikanya Anda menahan diri agar tidak terjadi keributan. Sepertinya keadaan Nyonya juga sedang tidak cukup baik, saya harap Anda mengerti, ini demi kebaikan Anda dan nyonya,” nasihat Paul.Tangan Noah terkepal berusahan memadamkan amarah didalam hatinya. Paul benar, sebaiknya Noah menahan diri agar tidak terjadi keributan, yang terpenting saat ini dia telah menemukan keberadaan Evelyn.Noah hanya ingin melihat Evelyn dan memastikan keadaannya, bukan membuat keributan.“Beritahu Eve, suaminya ingin bertemu dengannya,” pinta Noah merendahkan suaranya.Jach melirik temannya, mengedikan dagunya memberi isyarat untuk menyampaikan pesan itu.***Suara tangisan Evelyn mulai tidak terdengar, tubuhnya yang lemah terkulai tidak bertenaga saat Mante membantunya kembali terbaring untuk beristirahat. Pucat wajahnya telah berubah memerah dan matanya membengkak karena terlalu ba
Alex melepas jassnya dan menyerahkannya pada seorang assistant rumah yang menyambut kepulangannya. “Nyonya sudah pulang?” “Sudah, beliau telah kembali sejak sore tadi.”Alex pergi ke meja bar dan menuangkan segelas anggur untuk dia nikmati.Seharian ini, anak buahnya telah mengikuti kemana perginya Milia. Alex akhirnya tahu bahwa Milia pernah memiliki hubungan khusus dengan Noah Sylvester.Milia tengah berusaha kembali menjalin hubungan dengannya Noah, suami dari temannya sendiri.Setelah menemui Noah, Milia juga kedapatan menghabiskan waktu bersama Sarah disebuah butik. Mereka berdua terlihat begitu akrab.Cukup menyebalkan, Milia berusaha keras menyenangkan hati ibu Noah, namun tidak memiliki sedikitpun itikad baik untuk mendapatkan hati ibu Alex yang menentang pernikahan mereka. Milia membatalkan janji makan siangnya dengan Alex dengan alasan bahwa dia tidak enak badan. Tahu-tahu dia juga pergi nongkrong dengan teman-temannya.Milia sangat pandai berbohong..Tidak hanya satu keb
Saat Milia membuka mata, dia masih terbaring diranjang dengan wajah yang telah terobat dan pakaian yang berganti.Milia berkedip pelan merasakan denyutan sakit yang begitu menyiksa menusuk-nusuk kepalanya. Milia meremas permukaan ranjang, bibirnya yang telah robek mengeluarkan rintihan dengan napas tersendat-sendat.Bayang-bayang Alex memukulinya dengan brutal begitu menakutkan sampai membuat Milia berpikir bahwa dia tidak dapat melihat hari esok lagi.Perkataan Moza minggu lalu ternyata jauh lebih mengerikan dari apa yang disampaikan. Alex bukan lagi pria yang temperamental, pria itu psikopat.Tidak begitu mengherankan, setelah belasan tahun menikah, Moza dengan suka rela bercerai dan justru berterima kasih kepada Milia karena telah membuat suaminya berpaling.Wanita bodoh mana yang mau bertahan dengan laki-laki seperti Alex?Milia tidak tahu, hal buruk apalagi yang akan terjadi pada dirinya sepuluh tahun mendatang.Sungguh menyedihkan nasibnya, setelah harus mengorbankan masa mudany
“Kemana Noah? Kenapa dia tidak ikut meeting hari ini?” tanya Sarah melihaylt ruangan Noah dan tidak menemukan keberadaannya. Jam makan siang sudah lewat, namun sejak tadi pagi Sarah sama sekali belum melihat putranya.Sally tersenyum tidak enak hati. “Pak Noah berpesan jika beliau tidak akan masuk bekerja dalam waktu beberapa hari kedepan,” jawab Sally.“Apa! Apa dia sakit lagi?” tanya Sarah panik.Sally menggeleng tidak memiliki jawaban yang pasti untuk disampaikan. “Saya juga tidak tahu Bu. Setelah menyampaikan pesan itu, beliau tidak dapat dihubungi,” jawabnya penuh kehati-hatian.“Kau akan assistant utamanya, kenapa sampai tidak tahu kemana atasanmu dan apa yang terjadi padanya? Kau sudah menyusul ke rumahnya?” tanya Sarah dengan nada tajam.Sally mengangguk berusaha untuk tetap tersenyum. “Saya sudah datang, tapi tidak ada siapapun di rumah.”Sarah mendengus kesal, dia mengambil handponenya mencoba menelpon Noah, dan benar saja Noah tidak dapat dihubungi, begitupun dengan Evelyn
Evelyn bergerak penuh kehati-hatian, berusaha untuk bangkit dan duduk dengan tegak. Dia benci menunjukan diri tentang seberapa lemah dan kacau kondisinya saat ini, dan Evelyn sangat benci dikasihani. Jantung Evelyn berdebar kencang, memandangi pintu didepannya. Menantikan detik-detik pertemuannya kembali dengan Noah setelah pertengkaran semalam masih sangat membekas dalam ingatan. Evelyn meremas kuat permukaan selimut yang tergulung dipangkuan. Pintu kamar terbuka, Noah akhirnya muncul dihadapannya dan pandangan mata mereka saling mengunci. Napas Evelyn tertahan di dada, terjebak dalam sekelebat ingatan tentang pertemuan pertama mereka setelah menikah. Satu bulan lalu, Evelyn yang datang mengunjungi Noah di rumah sakit, dan kini giliran Noah yang mengunjunginya. Kejadian satu bulan yang lalu dan sekarang masih memiliki arti yang sama. Evelyn dan Noah masih menjadi dua manusia yang memiliki perkara masalah besar tanpa tahu harus menyelesaikannya dengan cara seperti apa selain perp
Milia terperanjat begitu melihat pintu kamar terbuka untuk pertama kalinya setelah seapanjang malam terkunci dan tidak ada yang memberinya makan maupun minum barang setegukpun.Semua orang yang ada didalam rumah mengabaikannya, tidak peduli meski Milia akan mati sekalipun karena luka parah membuatnya kesulitan bernapas.Alex tidak hanya telah melukai wajahnya, dia juga menyiksa Milia dengan kelaparan hari akan petang.Dengan lemah Milia merangkak turun dari ranjang.Alex yang masuk ke dalam kamar terlampau tenang tidak menunjukan sedikitpun belas kasihan melihat keadaan Milia yang begitu menyedihkan, wajah cantiknya telah membengkak di segala penjuru dengan memar yang mulai keunguan.Alex menutup pintu dan menyandarkan bahunya pada daun pintu, pria paruh baya itu tersenyum melihat ketidak berdayaan Milia yang kini duduk bersimpuh di lantai. “Jadi, bagaimana Milia?” tanya Alex menggantung.Milia tertunduk menangis putus asa, menyesal telah meremehkan suaminya, menyesal dengan keputu
Evelyn dan Noah pergi menyebrangi jalanan, menghampiri Alfred dan Frederick yang telah lama menunggu mereka berdua.Evelyn tersenyum kaku, sungkan untuk membawa Noah pulang bersama Frederick yang kini babak belur karena ulah Noah, namun apa yang bisa dilakukan? Mengusir Noah untuk pergi akan sangat sulit dilakukan, bahkan kini genggaman tangan Noah sangat kuat tidak mau lepas seperti sudah terpasang lem.Sepertinya, permulaan hubungan Evelyn dan Noah tidaklah begitu buruk, namun akan sulit karena Noah sudah lebih dulu membuat kesan buruk pada keluarganya.Alfred melirik jam ditangannya yang sudah menunjukan pukul tujuh malam. “Kita harus segera pergi, jam terbang pulang setengah jam lagi,” peringat Alfred.“Kau akan pulang malam ini?” tanya Evelyn, seketika Noah menggeleng tidak membenarkan.“Dia datang ke sini dengan jet pribadi. Sudah waktunya harus pulang,” jelas Alfred.“Aku tdak akan pulang,” jawab Noah mempertegas penolakannya.Alfred terperangah, tidak percaya Noah akan kembali
Evelyn termangu mendengar sebuah tuntutan yang dulu pernah dia janjikan kepada Noah. Sebuah janji yang sempat Evelyn duga telah selesai ditunaikan.Sejujurnya Evelyn masih terkejut dan setengah tidak percaya bahwa disini, sekarang dia kembali bertemu dengan Noah untuk membahas masa depan pernikahan mereka berdua setelah terpisah sekian lama.Evelyn sadar, cintanya kepada Daniel tidak akan pernah tergantikan sejauh kemanapun dia melangkah, dengan banyak pria manapun dia memulai kehidupan barunya lagi.Namun kini, cinta itu harus Evelyn simpan dalam sejarah yang menjadi kisah indahnya, serangakaian perjalanan luar biasa yang akan selalu dia simpan ditempat tertentu, dan cukup Eveyn bersama Daniel yang tahu kisah itu.Tapi bagaimana dengan pernikahannya bersama Noah sekarang?Penantian Noah selama ini bukanlah sesuatu yang sederhana, apakah pantas penantian itu harus Evelyn kecewakan dengan penolakan?Masalahnya, Evelyn telah menyingkirkan sepenuhnya setiap harapan dan butiran perasaanny
Siapa sebenaranya orang yang telah menerima surat Evelyn? Sudah pasti orang itu membenci hubungan Evelyn dan Noah.Namun, siapa orang yang dapat memiliki akses menggunakan email pribadi Noah untuk mengirim pesan kepada Evelyn?Evelyn sama sekali tidak berbohong, dia tidak pernah melupakan janjinya, sama sekali tidak pernah. Bahkan ketika dia jauh dengan Noah, sesekali dia memikirkan pria itu dengan berbagai alasan.Satu bulan setelah menghabiskan waktu bersama keluarganya dan ditinggal meninggal oleh ayahnya, Evelyn kembali merasa sangat patah hati, terpuruk dalam kesedihan yang begitu dalam.Kebahagiaan yang dia dapat hanya datang sekilas, kembali terenggut oleh kematian.Evelyn memutuskan melanjutkan rencananya pergi ke negara berkonflik untuk menjadi relawan medis.Kehidupan ditengah medan perang sangat berat, namun setiap moment kecil dalam tugas itu, Evelyn selalu menemukan rasa syukur yang kembali menumbuhkan semangatnya untuk tidak terpuruk dan menghabiskan sisa hidupnya dengan
Evelyn tersentak, refleks dia mundur melihat Noah yang bertindak kasar secara spontan. Wajah Evelyn berubah pucat, diam mematung, kesulitan mencerna keadaan apa yang sebenarnya kini terjadi? Apa dia sedang berkhayal karena mabuk? Suara pukulan kembali terdengar, menyadarkan Evelyn untuk segera mendorong Noah menjauh sebelum kerumunan datang dan menyaksikan tindakan memalukan yang telah dia perbuat. Alfred berlari kencang, menarik Noah untuk menjauh dan menghentikan tindakannya yang diluar nalar. “Cukup Noah! hentikan!” bentak Evelyn marah, menunjuk wajah Noah.Suara napas menderu tidak beraturan, Noah mundur terhuyung, matanya melebar melihat Evelyn sorot mata Evelyn yang menghakimi tindakannya.Noah juga tidak mengerti mengapa dia harus memulai semuanya dengan tangan dibandingkan mulut.Dua hari ini dia berkeliaran ke penjuru kota dengan penuh perjuangan, mencari keberadaan Evelyn, menyingkirkan berbagai kerisauan yang mengganggu hatinya dari berbagai kemungkinan terburuk hubungan
Alfred memutar meja, mengambil beberapa makanan yang dihidangkan untuk mengisi perutnya yang kosong.Pagi-pagi sekali Alfred dan Noah telah pergi, sedikitpun tidak menyia-nyiakan waktu untuk melakukan pencarian. Menghabiskan waktu untuk menyusuri hampir sebagian kota Macau dengan penuh perjuangan yang cukup melelahkan, sayangnya hasilnya tetap sama, tidak ditemukan jejak Evelyn.Bukan hanya mereka berdua yang mencari, namun ada lebih dari sepuluh orang-orang terlatih yang ikut membantu, neberadaan wanita itu tidak ditemukan disudut tempat manapun, sedikitpun tidak ada jejaknya. Alfred merasa miris karena mencari keberadaan Evelyn di kota kecil dan penuh sesak ini ternyata jauh lebih sulit dari apa yang dipikirkan. Menyedihkannya, besarnya harapan Noah masih tidak sedikitpun berkurang untuk menemukan keberadaan isterinya.Alfred sedikit curiga, jika kemungkinan Evelyn tinggal di sebuah apartement atau rumah pribadi seseorang, dan kemungkinan berbagusnya dia tidak mempersiapkan pernika
Masih mengenakan gaun tidurnya, Milia berdiri di depan wastafel dengan segelas air seni dan tespek kehamilan di dalamnya. Wanita itu bergerak mundar-mandir terlihat sangat gelisah menantikan hasilnya.Milia telah telat datang bulan, dan akhir-akhir ini dia mulai sering mulai setiap kali bangun tidur, dia sensitif dengan aroma parfume. Milia khawatir jika dia hamil dan mengandung anak Alex, itu benar-benar sangat memalukan.Milia telah berusaha keras, sampai kapanpun dia tidak boleh mengandung, apalagi jika anak dalam kandungannya anak Alex. Jika Milia hamil, berat badan yang bertambah, dan perut yang membesar tidak bisa disembunyikan dari Alex, termasuk orang-orang disekitarnya yang selama ini tidak mengetahui bahwa Milia telah menikah dengan seorang lelaki yang sebentar lagi akan berulang tahun yang ke 60.Beberapa menit setelah terjebak menunggu, dengan jantung berdebar kencang Milia memberanikan diri untuk melihat hasil tespek yang dia gunakan. Napas Milia tertahan didada, meliha
Perjalanan ke Macau akhirnya dilakukan tanpa ada yang bisa menghentikan. Butuh waktu satu 12 jam untuk bisa segera mendapatkan perjalanan pribadi ke Macau. Kenekatan Noah membawanya pergi melintasi beberapa negara dan pulau.Noah tahu, apa yang dia lakukan saat ini mungkin dipandang sangat bodoh dan tergesa, dia tidak menggunakan akal sehatnya lagi dalam mengambil keputusan.Andai orang tahu apa yang dia lakukan, mungkin Noah akan diolok-olok dalam waktu yang berkepanjangan karena sudah tidak memiliki harga diri lagi setelah diperbudak oleh yang namanya cinta.Noah telah kehilangan akal sehatnya, cintanya pada pekerjaan mulai tersingkirkan semenjak satu setengah tahun yang lalu.Apa artinya uang setelah dia tahu kebahagiaan? Kebahagiaan yang sesungguhnya sederhana dan setiap insane berhak mendapatkannya. Kebahagiaan yang seharusnya tidak retak andai tidak ada scenario kebohongan apapun.Enam belas bulan menanti bukanlah waktu yang mudah bagi Noah, dia telah berhasil menepati janjinya
“Katakan saja, aku harus membayar berapa untuk tahu keberadaan Eve.” Mante meminta sekadar hanya untuk menguji keseriusan Noah, dia tidak mungkin menukarkan informasi keluarga orang-orangnya dengan uang yang tidak seberapa. Mante cukup banyak tahu hal-hal yang berhubungan dengan Evelyn karena kini mereka sudah cukup dekat, Evelyn sudah mulai menikmati kehidupannya yang sekarang setelah jatuh dalam keterpurukan. Lantas apa layak lelaki di hadapannya mengetahui keberadaan Evelyn? “Kenapa kau diam saja?” tanya Noah tidak sabaran. “Berikan kartu identitasmu,” pinta Mante. Tanpa ragu-ragu Noah mengeluarkan dompetnya dan membiarkan Mante memotret kartu identitasnya. Biasanya, orang-orang kelas atas selalu menyamarkan nama asli mereka dari public dan identitas penting mereka untuk menjaga keamanan, karena itu Mante membutuhkannya sebagai jaminan. “Eve ada di Macau, dia sedang sibuk mempersiapkan pernikahan.” “Apa!” Noah yang berteriak menyelak marah, matanya melotot dan dengan kasar di
“Kenapa kau membawaku ke tempat sialan seperti ini?” omel Alfred mengikuti langkah Noah.“Memangnya aku harus membawamu kemana? Apa harus ke tempat perang agar kau melihat banyak pesawat tempur yang lewat?” tanya balik Noah dengan sinis.Alfred bersedekap kesal, mengikuti langkah Noah melewati antrian menuju tempat pacuan kuda. Mereka pergi ke salah satu kursi vip dan duduk di sana.Alfred tidak begitu suka dengan kebisingan yang tidak menenangkan, namun dia tahu saat ini Noah sedang membutuhkan sedikit hiburan. Entah mau sampai kapan Noah murung seperti ini terus, bergulat dengan pikirannya sendiri dan pertanyaan-pertanyaan tidak ada gunanya karena Evelyn belum kembali tidak memberinya kabar.Noah tidak belajar pada pada apa yang terjadi pada Alfred, jika menghabiskan seluruh cinta hanya pada satu orang wanita, mereka akan runtuh ketika ditinggalkan.Saat acara pacuan kuda dimulai, kursi-kursi kosong mulai diisi oleh tamu undangan, menariknya disalah satu kursi didekat Noah, dia me