Share

BAB 37

Penulis: Nuraselina
last update Terakhir Diperbarui: 2023-02-28 12:07:14
"Itu Pak mobilnya, cepat hentikan Pak," pinta Azlan dengan tidak sabaran.

Taksi yang Azlan tumpangi melaju dengan kecepatan penuh mengejar taksi yang ada di depannya. Begitu kedua mobil sudah mendekat, taksi yang Azlan tumpangi memotong laju mobil taksi yang ditumpangi Nauma.

Azlan keluar dengan sangat tergesah-gesa lalu membuka pintu taksi yang ada di hadapannya. Begitu pintu terbuka, dia tidak mendapati Nauma, melainkan penumpang lainnya.

"Mana wanita yang tadi kamu bawa?" tanya Azlan kepada pengemudi taksi.

"Nona tadi sudah turun di persimpangan sana," balas supir taksi menunjuk tempat Nauma turun.

Tanpa mengucapkan terima kasih Azlan langsung memasuki taksinya lagi, dan bergegas ke persimpangan yang ditunjukkan supir taksi tadi. Begitu sampai di persimpangan, dia langsung turun dari taksi dan membayarnya. Lalu dia mencari keberadaan istrinya yang entah ada di mana. Ternyata tidak jauh dari persimpangan itu ada sebuah taman yang sepi pengunjung.

Azlan melangkah ke sembarang ar
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Suami Tampan Tetapi Pengangguran   BAB 38

    "Benar Nona, aku adalah pembantunya. Maaf, aku duluan, ponselku tertinggal," balas Nauma menahan sesak di dada saat mengatakan itu semua. Azlan mengejar Nauma, tapi tangannya ditahan oleh Jenifer. "Untuk apa kamu mengejar pembantu seperti itu? Lebih baik kamu bersiap, kita ke kantor bersama. Oh, Tuhan, aku baru sadar kalau wajah kamu penuh luka, Ayo kita obati dulu," ucap Jenifer, tangannya menarik tangan Azlan. "Cukup! Menjauh dariku!" bentak Azlan sambil menghempaskan tangan Jenifer. "Jangan keras kepala, lukamu harus segera diobati," bantah Jenifer. Jenifer menarik tangan Azlan, baru beberapa langkah, mereka bertemu lagi dengan Nauma yang sedang memegang ponselnya. "Neng," panggil Azlan sambil melepaskan tangannya dari tangan Jenifer. "Permisi, Tuan, aku izin keluar sebentar," balas Nauma, hatinya sakit melihat suaminya yang selalu berdekatan dengan wanita lain. Saat Azlan ingin mengejar Nauma, tangannya ditahan dan ditarik oleh jenifer. "Untuk apa kamu mengejarnya, biarkan di

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-28
  • Suami Tampan Tetapi Pengangguran   BAB 39

    "Sudah kalian pergi sana! Lakukan pekerjaan kalian dengan baik," usir Agnes. "Dan kamu Azlan! Kamu harus fokus dengan karirmu, jika Jenifer mendekatimu biarkan saja. Dengan menggunakan namanya kamu bisa mendongkrak ketenaran kamu. Mumpung dia juga tertarik denganmu, jarang-jarang dia tertarik lebih dulu kepada pria," sambungnya lagi. 'Dasar perawan tua, gini nih kalau kelamaan menyendiri, jadi nggak peka sama perasaan orang,' ucap Azlan dalam hati. Azlan dan Fero keluar dari ruangan Agnes tanpa membalas perkataannya. Melihat sikap mereka berdua membuat Agnes menggerutu terus menerus. "Heran, banyak banget yang betah kerja sama perawan tua itu," gerutu Azlan. "Karena memang dia pintar mencarikan kami pekerjaan dengan bayaran mahal," balas Fero. Azlan menatap wajah Fero, dia tidak menyangka rivalnya akan membalas gerutuannya. "Lama-lama juga nanti terbiasa, nikmati saja, selamat bekerja," ucap Fero lagi, lalu pergi dari hadapan Azlan. "Nasib... nasib... bisa terjebak di dalam hidu

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-28
  • Suami Tampan Tetapi Pengangguran   BAB 40

    "Ada apa, Kak?" tanya Tomi. Dia penasaran dengan apa yang dipikirkan Azlan sampai dia terpaku pada satu tempat. "Kamu tahu mobil sport metalik itu punya siapa?" tanya Azlan. "Punya orang, Kak," balas Tomi polos. Azlan menepuk keningnya karena kepolosan Tomi. "Maksudku, pemilik mobilnya siapa? Kamu tahu nggak?" tanyanya lagi. "Nggak tahu, Kak. Aku juga baru pertama kali melihatnya," balas Tomi sambil menggaruk tengkuknya, tidak lupa cengiran yang menjadi ciri khasnya. Saat Azlan sedang tenggelam dalam pikirannya. Pundaknya ditepuk oleh seseorang, dan orang itu adalah Fero. "Kenapa menatap seperti itu, lo mau mobil seperti itu juga?" tanya Fero sambil menekan tombol pada kunci yang ada di tangannya, hingga mobil sport metalik itu mengeluarkan suara. "Jadi mobil itu punya lo? Jadi lo juga yang sudah membawa Nauma pergi tadi pagi? Lo bawa kemana dia?" balas Azlan dengan rentetan pertanyaan. "Tanya aja sama sitri lo, itu pun kalau dia masih menganggap lo sebagai suaminya," balas Fero

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-01
  • Suami Tampan Tetapi Pengangguran   BAB 41

    "Iya... nanti aku langsung ke lokasi... takut banget sih," ucap Azlan. 'Gue juga nggak mungkin ngorbanin Tomi hanya karena keegoisan saja, kalau maunya sih nggak usah kerja saja sekalian biar Agnes kena komplain,' ucapnya dalam hati. Tomi menghela napas lega. "Aku pikir kakak mau kabur, maaf ya kak kalau aku berpikiran seperti itu. Aku hanya takut dipecat," balas Tomi sambil memegangi dadanya. "Kamu langsung ke lokasi saja kalau jalannya sudah dibuka." "Siap, Kak," balas Tomi sambil memberi hormat layaknya tentara. Azlan keluar dari mobil tanpa menggunakan topi dan masker. Sontak saja para pengguna jalan dan pengemudi memandanginnya dengat tatapan aneh. "Loh! ini artis yang lagi diberitakan itu ya?" tanya salah satu pengguna jalan. "Bukan, Mba," jawab Azlan asal. Dia langsung menaiki motor yang ada di pangkalan ojek, dan menyuruhnya untuk menjalankan motornya. "Ke alamat ini ya," pinta Azlan sambil menunjukkan kertas pemberian Tomi. "Siap," jawab tukang ojek mantap. Tanpa meng

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-01
  • Suami Tampan Tetapi Pengangguran   BAB 42

    "Apa mungkin dia sudah pulang tapi belum menghidupkan lampu?" gumamnya. Azlan menghidupkan semua lampu yang ada di apartemen, kakinya melangkah ke kamar mencari keberadaan istrinya. Begitu dia memasuki kamar dan menghidupkan lampu, dia tidak menemukan keberadaan istinya. "Kenapa dia belum pulang?!" Azlan mengambil ponselnya di saku lalu menghubungi Nauma. Berkali-kali panggilannya tidak dijawab, bahkan saat panggilan terakhir sambungan telpponnya dimatikan begitu saja oleh Nauma. Azlan tidak putus asa, dia menghubungi lagi istrinya meski dalam keadaan kesal. Tidak ada suara Nauma maupun suara operator yang menjawab panggilannya, tapi ponsel Nauma yang tidak aktif. "Sialan! Rupanya dia mau bermain-main, apa dia sedang bersama Fero?!" gumamnya sambil meremas ponsel yang ada di tangan. Dengan langkah kasar Azlan berjalan ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Dia tidak berniat mencari keberadaan Nauma, hatinya sedang terbakar cemburu membayangkan kedekatan Nauma dengan Fero. Dengan

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-01
  • Suami Tampan Tetapi Pengangguran   BAB 43

    "Lo itu memang suami bodoh, istri sendiri kerja aja nggak tau, Mending lo serahin Nauma ke gue, biar gue yang membahagiakan dia. Kasian banget gue sama istri lo," ucap Fero meremehkan. "Tutup mulut lo, gue lagi nggak mau berantem. Kasih tau gue ke mana lagi biasanya Nauma pergi?" tanya Azlan. "Lo pikir aja sendiri!" balas Fero lalu pergi meninggalkan Azlan, masuk ke dalam gedung Jhon Company. Azlan merasa kesal pada Fero, dia mengikuti Fero ke dalam menacari keberadaan Nauma. Tapi mereka tidak mendapatkan Nauma, ternyata kemarin Nauma tidak bekerja, bahkan hari ini pun sama. "Lo nggak usah pura-pura lagi, pasti lo 'kan yang nyembunyiin Nauma?" tuduh Azlan. "Kalau iya kenapa? Kalau nggak kenapa?" balas Fero dengan nada songong. "Suruh dia pulang! Kalau dia nggak pulang, tanggung sendiri resikonya." "Resiko apa? Lo mau menceraikan dia? Gue siap menjadi suaminya!" "Berengsek lo!" begitu Azlan ingin melayangkan pukulannya, tangannya sudah dirangkul terlebih dulu oleh Jenifer. Terny

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-01
  • Suami Tampan Tetapi Pengangguran   BAB 44

    "Pakaian apa yang kamu kenakan itu?! Masih tahu jalan pulang, hah?!" bentak Azlan sambil berjalan mendekat ke arah Nauma. Pakaian yang dikenakan Nauma hanyalah tanktop bertali tanpa ditutupi sweater atau pakaian lainnya, celana yang dikenakannya juga hanyalah celana pendek yang biasa ia kenakan saat tidur. Penampilannya sungguh berantakkan, rambut kusut seperti tidak disisir. Nauma tidak membalas pertanyaan Azlan sama sekali, seolah bisu. "Dari mana saja kamu?! Habis berselingkuh dengan siapa kamu?! Dengan Fero?!" bentak Azlan lagi, tangannya masih setia menengkeram lengan Nauma. Nauma menghempaskan cengkraman Azlan dengan kasar, dia berjalan gontai ke arah dapur. Azlan melihatnya seperti mayat hidup yang tidak memiliki kehidupan lagi. Tidak ada ekspresi apapun yang dikeluarkan dari wajah Nauma. Azlan memperhatikan langkah Nauma, melihat apa yang ingin dilakukan istrinya. Azlan menatap Nauma dengan tatapan membunuh, napasnya Naik turun, sudah tidak sabar untuk meluapkan emosi dan k

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-01
  • Suami Tampan Tetapi Pengangguran   BAB 45

    "Sadar, Neng... sadar...." Azlan panik melihat Nauma menyayat lengannya sendiri. Darah keluar dari lengan Nauma dan itu membuat Azlan berteriak histeris. Dia tidak menyangka kalau Nauma nekat untuk mengakhiri hidupnya sendiri. Azlan menekan pergelangan tangan Nauma dengan menyobek bajunya agar darah terhenti. Tangan satunya mencari ponsel di saku, lalu menghubungi Tomi. Dia berharap Tomi masih belum jauh dari apartemennya. Keberuntungan berpihak kepadanya, Tomi ternyata masih berada di sekitaran apartemennya. Tanpa menunggu lama, Azlan langsung mengikat pergelangan tangan Nauma dengan kain tersebut, lalu menggendongnya. Air mata tidak henti-hentinya keluar, rasa sesak di dada dan ketakutan menyelimuti hati. Tubuhnya bergetar, tapi Azlan terus saja berusaha berlari demi menyelamatkan nyawa istrinya. Wanita yang dicintainya kini sedang meregang nyawa, wajahnya sudah terlihat pucat, kain pengikat lengannya pun sudah berubah warna menjadi merah pekat. "Kuat ya sayang... aku mohon... jan

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-02

Bab terbaru

  • Suami Tampan Tetapi Pengangguran   BAB 163. Tamat

    "Kenapa saat hatiku sudah memilihmu jusrtu kau yang menghilang?" gumam Nauma sambil berjalan mencari taksi.Rumah Azlan yang ia datangi ternyata sudah dijual, tapi ia tak putus asa. Nauma mengunjungi Strar Entertaint, agensi tempat Azlan bekerja. Nauma pikir Azlan masih menjadi artis dan bekerja dengan Agnes."K-kamu Nauma?" tanya Fero yang tak sengaja melihat Nauma memasuki lobi kantornya."Ya, ini aku. Sudah lama kita tak bertemu," balas Nauma."Kau sudah berubah sekali, semakin cantik dan mempesona. Oh ya, untuk apa kau ke sini?" tanya Fero."Apakah Azlan ada di sini? Aku mencari ke rumahnya tapi ia tak tinggal di sana lagi, nomor ponselnya pun sudah tak aktif lagi," tanya Nauma.Fero mengembuskan napas saat mendengar pertanyaan Nauma. "Dia sudah tak bekerja di sini lagi, sekarang dia tak memiliki pekerjaan, semua harta yang diberikan Mr. Jhon pun sudah diambil dan dia sudah tak memiliki apapun. Tapi untuk apa kau mencarinya, bukankah kau sudah menikah dengan Mr. Jhon?" tanya Fero

  • Suami Tampan Tetapi Pengangguran   BAB 162

    "Kenapa Azlan, Nak?" tanya Ibu Tomi sambil berlari karena mendengar teriakan anaknya."Kak Azlan tak sadarkan diri, Bu. Lebih baik kita bawa ke rumah sakit sekarang," balas Tomi cemas.Tomi dan ibunya membawa Azlan ke rumah sakit terdekat, sepanjang perjalanan ia merasa cemas karena keadaan Azlan. Wajahnya sudah terlalu pucat, mata menghitam dan terlihat lebih kurus dari biasanya.Ia melajukan mobil dengan kecepatan penuh tanpa memperdulikan makian pengguna jalan lainnya. Ibu Tomi pun merasa cemas karena tak biasa berada di jalan raya dengan kecepatan seperti ini."Hati-hati, Nak," ucap Ibu Tomi memperingati anaknya.Begitu sampai di rumah sakit mereka langsung melarikan Azlan ke ruang UGD. Dalam perjalanan menuju UGD mereka bertemu dengan Fero yang kebetulan sedang syuting di rumah sakit untuk film terbarunya. Fero pun membantu Tomi mendorong brangkar pasien."Apa yang terjadi? Mengapa ia jadi seperti ini?" tanya Fero."Nanti aku ceritakan, yang penting kondisi Kak Azlan membaik dulu

  • Suami Tampan Tetapi Pengangguran   BAB 161

    "Maaf Nyonya. Semua biaya atas nama Axcel sudah dilunasi," ucap petugas administrasi saat Nauma ingin membayar tagihan rumah sakit."Siapa yang telah membayarnya?" tanya Nauma penasaran."Pria yang mendonorkan mata untuk anak anda."Nauma terkejut dengan apa yang ia dengar. Azlan menjalankan peran sebagai Orangtua yang sesungguhnya dengan menjaga Axcel tanpa sepengetahuannya. Bahkan biaya operasi yang terbilang mahal pun Azlan lakukan. "Baiklah kalau begitu, terima kasih."Nauma pergi dengan tatapan kosong, ia masih memikirkan Azlan di hatinya. Nauma pun merogoh tas kecil yang ia bawa dan mengambil ponselnya. Ia mencari nomor Azlan hendak menelpon dan mengucapkan rasa terima kasihnya."Kenapa nomornya tidak aktif?" gumam Nauma.Nauma kembali menelpon Azlan dengan nomor yang dulu Azlan gunakan sebagai Mr. A, tapi tetap saja nomor itu tak aktif sama sepeti nomor sebleumnya. "Kenapa nomor ini juga tak aktif? Apakah ia mengganti nomornya?" gumam Nauma."Ada apa?" tanya Mr. Jhon menghamp

  • Suami Tampan Tetapi Pengangguran   BAB 160

    "Mengapa kau ada di sini?" tanya Nauma begitu seorang pria keluar dari kamar mandi.Azlan terkejut saat melihat kehadiran Nauma di ruang rawatnya, ia tak bisa menjawab pertanyaan Nauma. Nauma pun terlihat menahan kesedihannya sambil memandang wajah Azlan yang terdapat perban di bagian mata. "Apakah kau yang mendonorkan mata untuk Axcel?" tanya Nauma lagi.Azlan masih terdiam, ia tak tahu harus menjawab apa, rasanya percuma ia menyembunyikan identitasnya saat Nauma mengetahui apa yang ia lakukan.Azlan mengambil ponsel Nauma di lantai dan memberikannya. Ia pun tersenyum dan berkata. "Tenang saja, aku akan pulang begitu pengobatan ini selesai, aku pun janji akan menghilang dari hidup kalian," ucap Azlan menahan sesak di hati.Nauma tak menerima ponsel yang Azlan berikan, ia masih terpaku pada wajah Azlan yang berbalut perban. Tanpa ia sadari air mata sudah jatuh begitu saja membasahi pipi. Azlan pun panik dengan kesedihan yang Nauma tampakkan. Ingin sekali rasanya memeluk wanita yang

  • Suami Tampan Tetapi Pengangguran   BAB 159

    "Tentu saja bisa, tapi kau harus melewati serangkaian tes terlebih dulu untuk melihat kecocokan mata kalian," ucap sang dokter."Baiklah, aku akan melakukan tes itu sekarang juga," balas Azlan.Azlan menjalani pemerikasaan dan ia bersyukur karena matanya cook untuk didonorkan. Tomi merasa cemas dengan keputusan yang diambil Azlan. Sedangkan Azlan memantapkan hati untuk kesempurnaan anaknya. Ia tak akan tega melihat Axcel hidup dengan kekurangan."Apakah kau serius dengan keputusanmu, Kak?" tanya Tomi."Tentu saja, kau tenanglah, bukan hal buruk hidup dengan satu mata," balas Azlan.Dokter memberikan jadwal operasi pada Azlan, serangkaian tindakan pun telah Azlan lakukan. Hari demi hari ia tinggal di rumah sakit, dan mendapati kabar bahwa operasinya telah berhasil. Rasa syukur selalu ia ucapkan.Azlan pun melihat keadaan Axcel saat malam tiba, tentunya hanya dari luar jendela. Ia tak ingin Nauma mengetahui apa yang ia lakukan untuk anaknya."Syukurlah kalau kau sudah bisa melihat denga

  • Suami Tampan Tetapi Pengangguran   BAB 158

    "Tapi mobil itu adalah mobil kesayangamu, Kak," balas Tomi."Tak ada yang lebih penting dari keselamatan anakku, aku harus segera menemuinya. Hati ini tak akan tenang jika belum melihat keadaannya dengan mata kepalaku sendiri. Sekarang juga kau temani aku ke dealer mobil," ucap Azlan.Azlan berlari menuju kamarnya mengambil kunci mobil serta berkas yang dibutuhkan, kemudian ia dan Tomi langsung menuju dealer mobil tempatnya membeli dulu. Pekatnya malam membuat jalanan semakin lengang, hingga Tomi berpikir dealer yang mereka tuju pasti sudah tidak beroperasi."Sepertinya Dealer mobil sudah tutup di jam segini, Kak. Lebih baik besok saja kita ke sana," ucap Tomi."Semoga saja belum." Azlan mengemudikan mobil dengan kecepatan penuh, hingga Tomi berpegangan pada tali pengaman yang ada di tubuhnya.Harapan Azlan tak menjadi kenyataan, dealer mobil yang mereka tuju sudah tutup, tapi Azlan tak patah semangat. Ia mencari dealer mobil lainnya yang masih buka. Keberuntungan tak berpihak padanya

  • Suami Tampan Tetapi Pengangguran   BAB 157

    Nauma : Entahlah, aku pun tak tahu apa yang aku rasakan. Benar apa yang kau katakan, masih ada cinta untuknya. Tapi saat mengingat pengkhianatannya aku merasakan sesak yang sangat menyakitkan. Terlebih kemarin ada seorang pria yang melamarku, pria itu yang selama ini menjagaku dan anakku.Azlan tak langsung membalas pesan itu, ia sadar jika kesalahannya tak mungkin bisa dimaafkan begitu saja. Azlan pun yakin, pria yang dimaksud Nauma adalah Mr. Jhon. Senyum pahit terukir di wajahnya, merasa tak memiliki harapan sama sekali.Azlan : Ikutilah apa yang hatimu katakan, aku doakan kebahagiaan untukmu. Semoga kau mendapatkan cinta yang tulus dan tak tersakiti lagi.Nauma : Terima kasih kau sudah mau mendengarkanku, padahal kita tak pernah saling mengenal, tapi entah mengapa rasanya nyaman sekali berbicara denganmu.Azlan : Jangan berterima kasih karena aku tak melakukan apapun. Jika kau membutuhkan teman bercerita kau bisa menghubungiku. "Ya, lebih baik kau bersama dengan Mr. Jhon, pria it

  • Suami Tampan Tetapi Pengangguran   BAB 156

    "Kau yang siapa? Mengapa pintu rumahku tak bisa dibuka seperti ini?" tanya Azlan ksal."Ini adalah rumahku, sudah dua tahun aku membeli rumah ini dari Jenifer," balas pria paruh baya yang ada di hadapan Azlan."Kakak dan adik itu membuat hidupku menderita saja, seenaknya menjual rumahku," gumam Azlan."Aku tak pernah menjual rumah ini, dan aku tak pernah menandatangani surat jual beli rumah ini," ucap Azlan pada pemilik rumahnya."Tapi aku membelinya dengan resmi, apakah kau Tuan Azlan?""Ya, benar aku Azlan.""Masuklah Tuan, aku akan tunjukkan berkas pembelianku dulu, tanda tanganmu pun ada di berkas itu."Azlan memasuki rumah dan menunggu di ruang tamu, sudah banyak perubahan di rumah ini. Bahkan barang-barang yang dulu sudah di ganti oleh pemilik barunya. Azlan menaruh kesal di hati saat mengetahui rumahnya telah dijual oleh Jenifer."Sebelumnya perkenalkan, aku Ryan," ucap pemilik rumah memperkanalkan diri."Mana berkasnya?" tanya Azlan tak sabar.Ryan mengeluarkan surat perjanjia

  • Suami Tampan Tetapi Pengangguran   BAB 155

    Azlan : Aku berasal dari Indonesia.Nauma : Kebetulan, aku juga berasal dari Indonesia, senang berkenalan denganmu.Pesan demi pesan mereka balas hingga menjelang malam. Ketenangan hadir di hati saat bisa bertukar pesan dengan wanita yang dicintainya. Azlan tidur dengan nyenyak sambil memeluk ponselnya. Berbulan-bulan sudah ia tinggal di negara orang.Berkali-kali pula ia mencoba mendekati Nauma dan Axcel, tapi hanya penolakan yang ia terima. Tabungannya pun sudah hampir habis, pekerjaan di Jakarta pun sedang menunggunya. Azlan memutuskan untuk menemui Nauma dan Axcel, ia ingin sekali lagi memperjuangkan perasaannya."Ya, ini adalah yang terkahir, jika mereka masih menolakku, maka aku akan pulang ke Indonesia," gumamnya sambil mengenakan jaket.Azlan menuju apartemen Nauma menggunakan bus, sepanjang perjalanan ia berdoa agar Nauma mau menerimanya lagi. Hanya sekedar harapan dengan kemungkinan kecil, ia tak begitu yakin jika Nauma mau menerimanya lagi. Terlebih penolakan-penolakan yang

DMCA.com Protection Status