Beranda / Urban / Suami Super Kaya / Bab 35. Membawa Echa Ke Toko Sandal

Share

Bab 35. Membawa Echa Ke Toko Sandal

Penulis: imam Bustomi
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Yang bersuara di seberang sana tak lain adalah Berry, “Aku kasih waktu tambahan 30 menit untukmu. Temui aku dan redamlah kemarahanku sebelum semuanya terlambat!”

Tangan Echa gemetar ketakutan, tetapi setelah mengingat kedatangan Danang, barulah dia berani berbicara, “Aku nggak takut!”

“Oh kamu pikir aku bercanda?!”

“Aku nggak takut!” Echa mengulangi kalimatnya dengan suara begitu tegas. “Pak Danang, direktur WARA Corp akan melindungiku!”

“Pak Danang? Apa hubungannya dengan kamu?”

“Aku karyawannya,” jawab Echa dan langsung mematikan telepon sepihak.

Echa sebenarnya merasa ketar-ketir, ‘Oh Tuhan, lindungi keluargaku.’

Hesti yang samar-samar mendengar percakapan itu, keluar dan menghampiri Echa, “Ada apa? Siapa yang menelponmu?”

“Bukan siapa-siapa, Ma. Cuma orang gila yang iseng menelponku,” kilah Echa.

“Oh.” Hesti percaya. Tapi matanya mendadak melotot saat melihat kedatangan Niko. “Ngapain kamu ke sini?!”

Sambil berjalan mendekat, dengan santainya Niko menjawab, “Aku mau menjenguk Papa
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Suami Super Kaya   Bab 36. Hadiah Pernikahan

    “Kami akan mengambilnya,” ucap Niko. “Tolong ambilkan untuk istriku.”Echa dan pelayan itu tercengang. Sandal heels yang seharga 900 ribu saja tidak mampu dibelinya, apalagi yang seharga 25 juta. Mungkin pendengaran Niko bermasalah!“Harganya 25 juta!” Pelayan itu mempertebal kalimatnya agar terdengar lebih jelas di telinga Niko.“Niko, harganya 25 juta. Itu terlalu mahal, kita nggak punya uang sebanyak 25 juta.” Echa mempertegas. Niko mengangguk dan tersenyum lebar.“Ini hadiah pernikahan kita,” ucap Niko begitu enteng. Nada bicaranya terdengar datar, seakan-akan jumlah sebanyak itu tidak ada apa-apanya.“Niko, tolong jangan bikin aku malu!” Echa terpaksa menatap tajam pada Niko, berharap sang suami sadar diri akan kemampuannya. “Ayo keluar!”Untuk meyakinkan istrinya, Niko merogoh ponsel dan berjalan mendekat ke arah meja kasir yang di atasnya terdapat akrilik holder yang berisi kertas barcode, “Aku bayar pakai Qris.”Pelayan itu terdiam, antara percaya dan tidak percaya.Echa ce

  • Suami Super Kaya   Bab 37. ODGJ Masuk Ke Bank Elite

    “Mulai hari ini dan seterusnya jangan datang ke sini lagi! Kalian dipecat!” seru Niko. Suaranya lantang menggema di ruangan tersebut.Semua orang, baik nasabah dan teller terkejut. Sesaat suasana menjadi hening, sebelum akhirnya tawa keras menggema.Mereka menertawakan Niko yang berlagak seperti Bos yang hendak memecat karyawannya. Sepertinya lelaki itu adalah orang dengan gangguan jiwa.“Aduh orang mana dia sih? Kok sampai lepas dari pengawasan keluarganya?” kata salah satu teller sambil menahan tawanya.“Kasian. Mentalnya udah kenak. Mana masih mudah lagi.” seorang nasabah ikut nimbrung mengejek Niko. “mungkin cita-citanya jadi Bos gak kesampaian, makanya gila kayak gini.”“Lihat tuh ekspresinya, mendalami peran jadi manajer bank!”Tawa semua orang semakin keras. Mata mereka memandang Niko dengan tatapan mengejek.Satu sudut bibir Niko terangkat, “Perbaiki sikap kalian, atau aku akan buat kalian dipecat dari sini!” tantangnya. Bukan hanya mengultimatum para teller, Niko juga menata

  • Suami Super Kaya   Bab 38. Aku Kesini Untuk Menarik Uang!

    “Sudah, cukup!” Seru Niko sambil menatap Sindy dengan dingin. “Aku ke sini untuk menarik uang! bukan memancing keributan seperti ini! Insiden berdarah yang menimpa teller bank itu karena ulahnya sendiri yang menghina dan tak mau melayani nasabahnya!”Sindy balik memarahi Niko, “Oh, ya jelas … kami hanya menerima dan melayani nasabah. Bukan melayani seorang pengemis maupun orang gila!”“Aku tidak menyangka orang hebat seperti anda ternyata memiliki hati yang sangat busuk,” sindir Niko.“Aku cuma menjalankan tugasku sebagai manajer untuk mengawasi setiap aktivitas di bank ini. Kenapa? Tidak boleh? Tidak suka?” Echa menatap Niko dengan tatapan menantang. “Perlu aku jelaskan lagi, orang yang masuk ke sini adalah orang yang memiliki saldo rekening miliaran! Aku ulangi, Miliaran! Bukan belasan ribu!”Niko mencoba mengendalikan emosinya. Dia lebih memilih mengambil ponsel dan mengirim pesan kepada Danang tentang kejadian yang dia alami.Sindy tampak geram melihat Niko yang dihina-hina malah

  • Suami Super Kaya   Bab 39. Saldonya 99.999.965.000.000!

    Setelah melihat jelas kartu berwarna hitam milik lelaki itu, Sindy tercengang bukan main, begitu pula dengan teman-temanya. Bagaimana mana tidak, Kartu hitam berlogo khusus itu bukan sembarangan orang yang bisa memiliknya, dan hanya beberapa buah saja di dunia. Bukan hanya 100 juta, saldo rekening di dalamnya bisa tak terbatas nilainya.Mereka terbengong-bengong. Bagaimana mungkin orang yang mereka anggap ODGJ bisa memegang Supreme black card itu? Siapa sebenarnya Niko?“Bagaimana bisa?” Selain terbengong-bengong, pastinya mereka semua merasa ketakutan karena telah bersikap keterlaluan kepada Niko. Tentu sebagian besar orang segera meminta maaf.Bahkan seorang teller wanita datang mendekat dan memperlakukan Niko dengan sangat hormat, “Tuan, biar saya yang mengurusnya,” ucapnya sambil memungut kartu hitam itu di lantai.Jika semua orang mulai ketakutan, tapi tidak dengan Sindy, “Di mana kamu membuat kartu tiruan ini? Sangat persis sih, tapi tidak akan bisa menipu mataku! Supreme black

  • Suami Super Kaya   Bab 40. Mengevaluasi Kinerja Danang

    Danang mengangguk setuju. Dia kemudian menatap semua petugas bank dengan dingin, “Hukuman kalian aku tambah jadi lima bulan!”Selagi Danang berbicara, Niko beranjak ke arah meja teller, sedangkan semua petugas bank menangis sejadi-jadinya setelah mendengar putusan yang lebih kejam dari sang atasan.Tangisan mereka semakin histeris kala anak buah Danang mulai masuk dan melakukan tugasnya.“Pak, berikan kesempatan sekali lagi! Tolong ampuni aku!”Tapi Danang dan Niko sama sekali tidak peduli.Begitu ruangan itu sunyi, Danang terus-terusan meminta maaf kepada Niko, “Niko, aku menyesal atas kejadian yang tidak menyenangkan ini. Aku siap dibebastugaskan.”Niko yang duduk di meja teller satu, menatap Danang yang berdiri di sampingnya. Dia ingin mengevaluasi kinerja lelaki itu.“Ceritakan kepadaku, kenapa kamu bisa diberikan tanggung jawab memegang dua perusahaan besar sekaligus? Atau mungkin lebih?” tanya Niko santai.“Tuan Abraham memintaku menjadi penanggung jawab dua perusahaan. Awalnya

  • Suami Super Kaya   Bab 41. Nasabah Baru Kami

    Aldi dan pacarnya terkesiap begitu lama menatap ke arah uang-uang yang dipungut Niko.“Oh my God …. Uang siapa yang kamu curi?” tuding Aldi.Pacarnya pun juga berpendapat demikian, “Jadi kamu datang ke sini bukan ngelamar pekerjaan? Tapi kamu nyolong uangnya nasabah Permata Bank?”“Nggak bisa dibiarin nih. Hei, kalian semua ….” Saat Aldi membuka pintu masuk, kalimatnya terhenti kala melihat dalam gedung itu tidak ada tanda-tanda keberadaan manusia satu pun.“Kenapa, sayang?” tanya pacarnya.“Loh kok nggak ada orang sama sekali, ya? Apa mungkin petugasnya masih istirahat dan pelayanan ditutup?” ucap Aldi sambil melangkah maju lebih dalam. “Hallo?”“Masa jam segini udah tutup?” Pacarnya juga ikut mengintip ke dalam.Aldi dan pacarnya saling menoleh satu sama lain. Mereka lalu menatap ke arah Niko kala sejenak.“Dasar maling! Kamu ngambil kesempatan pas lagi sepi-sepinya buat nyuri uang bank, ‘kan?!” tuding Aldi penuh sarkas.“Nggak salah lagi!” Pacarnya kemudian berteriak kencang. “Bapa

  • Suami Super Kaya   Bab 42. Tidak Ada Pekerjaan Yang Cocok Untukmu!

    “Jadi siapa yang harus dihakimi?!” tanya Danang sekali lagi. Kalimatnya penuh penekanan. “nasabah kami atau kedua orang ini yang main-main tuduh tanpa bukti?!” jari telunjuknya menunjuk ke arah Aldi dan pacarnya.Semua orang yang tak ingin terkena imbasnya, mereka bergegas meminta maaf kepada Niko dengan penuh penyesalan.Setelahnya, mereka pun mulai mengomeli balik Aldi dan pacarnya.“Kalian sengaja ya mau bikin teman sendiri celaka?”“Tuduhan itu lebih kejam dari pembunuhan. Bahaya banget loh ini.”Begitu seterusnya yang menyoraki Aldi dan pacarnya, bahkan ada beberapa yang melempari kedua pasangan itu dengan gulungan kertas, kerikil, dan benda apapun yang bisa diambil.“Hampir kami salah sasaran!” Ada satu orang lelaki yang maju memukuli Aldi dan pacarnya, hingga mengundang yang lainnya ikut memberikan hadiah yang sama.“Sakit! Hentikan!”Aldi dan pacarnya tak hentinya menjerit kesakitan. Bahkan lelaki itu mencari perlindungan di belakang tubuh Danang, tanpa memedulikan pacarnya ya

  • Suami Super Kaya   Bab 43. Mamanya Sangat Keterlaluan

    Tabrakan tak terhindarkan. Beruntung sebelum mobil itu menyerempet, Niko segera melompat dari motornya ke samping. Jelas ini faktor kesengajaan!“Woi!” teriak Niko.Sesaat itu juga dia memperhatikan plat nomor mobil itu dan mengingatnya. Dia sekilas menyeringai kala melihat sebuah cctv yang menggantung di tiang pinggir jalan.‘Kalian tidak akan bisa lolos dariku!’ Niko membatin.Orang-orang langsung mengerumuni Niko dan menanyakan keadaannya.“Gimana, Mas? Ada yang terluka, nggak? Mau dianterin ke rumah sakit, nggak?”“Laporkan ke polisi saja, Mas. Banyak kok saksi matanya. Mobil itu kayaknya memang sengaja mau mencelakaimu.”“Aku baik-baik saja, dan aku tidak terluka.” jawab Niko dengan senyuman ramah.Niko kemudian menghampiri sepedanya yang rusak parah, dan meminta bantuan salah satu orang untuk membawa motornya ke bengkel dengan memberikan imbalan 500 ribu. Setelahnya, Niko pergi menghindari kerumunan untuk mengirim pesan kepada Danang.[Tolong periksa semua cctv yang berada di s

Bab terbaru

  • Suami Super Kaya   Bab 100. Momen Bahagia (ending)

    Echa merasakan ketegangan di dalam rumah. Setelah menerima pesan-pesan dari Tessa, pikirannya berkecamuk. Dia berusaha bertindak normal di depan Niko, meskipun hatinya bergetar.Niko, yang baru saja keluar dari kamar, menyadari ada yang tidak beres. “Echa, kamu baik-baik saja?” tanyanya, memperhatikan ekspresi wajah istrinya.Echa mengangguk, tapi suaranya bergetar, “Iya, Mas. Cuma sedikit lelah.”Niko mendekat, meraih tangan Echa. “Kamu tidak terlihat baik. Ada yang ingin kamu bicarakan?”Echa menarik napas dalam-dalam. Dia harus memberanikan diri, “Mas, ada yang ingin aku tanya. Apa kamu... ada yang ingin kamu katakan padaku?”Niko terkejut. Dia merasakan ada sesuatu yang tidak beres, “Apa maksudmu?” Echa menatapnya tajam, berusaha mencari keberanian, “Tessa menghubungiku. Dia bilang... dia tahu semuanya tentang kita.”Niko terdiam sejenak, “Echa, biarkan aku menjelaskan—”“Jelaskan apa, Niko? Tentang semua foto dan video itu? Tentang perselingkuhanmu?” suara Echa meninggi, air mata

  • Suami Super Kaya   Bab 99. Ancaman Tessa Tidak Berarti

    Tak berselang lama ada pesan susulan, [Kalau kamu ingin aku menjaga rahasiamu, temui aku nanti malam. Tessa.]Melihat suaminya tampak begitu serius menatap layar ponsel, Echa pun bertanya, “Ada apa, Mas?”“Hanya urusan kecil,” jawab Niko sambil bangkit dari tempat duduknya. “aku mau ke kamar dulu.”Niko tidak terlihat panik dengan ancaman Tessa, tahu cepat atau lambat dia harus memberitahukan identitasnya kepada sang istri.“Iya, Mas.” Echa sama sekali tidak curiga.Sambil berjalan menuju kamarnya, Niko mengirim pesan itu Ke Nita, dan setelahnya dia langsung menghubungi adik angkatnya itu.“Hallo.”“Ya, Kak?”“Kamu sudah membaca pesanku?”“Iya, Kak. Sudah. Menurutku sih Kak, mendingan kasih tahu aja kebenarannya sama Kak Echa biar nggak salah paham. Kecuali Kakak masih ragu.”Niko mengerti ucapan Nita, “Tidak. Aku tidak ragu sama sekali. Aku sudah mengenal bertahun-tahun istriku.”Niko sudah memutuskan bahwa hari ini waktu yang sangat tepat untuk memberitahukan identitasnya kepada Ech

  • Suami Super Kaya   Bab 98. Cekcok antara Fikram dan Hesti

    “Aku akan menceraikanmu!” seru Fikram.Bagai disambar petir. Hesti terhenyak mendengar perkataan Fikram. Tidak ada angin tidak ada hujan, tiba-tiba saja suaminya ingin menceraikan dirinya.“Mas … Mas sadar dengan apa yang mas katakan?” tanya Hesti tak percaya. “jangan dibuat main-main loh, Mas.”“Aku sadar dan tidak main-main! Aku mau menceraikanmu, Hesti!” Fikram berkata dengan tegas tanpa keraguan. “Mas, apa salahku?! Jangan ngaco kamu, Mas!” Suara Hesti lebih tinggi dari suaminya. “Sembuh-sembuhnya kamu malah kayak gini!”Fikram menatap istrinya dengan dingin, “Kamu masih bertanya di mana salahmu? Di rumah ini banyak kaca, ‘kan? Pergi dan introspeksi dirimu.”“Aku nggak salah apa-apa! Mas yang nggak waras!” pekik Hesti, lalu menoleh pada Niko dengan wajah merah padam. “pasti kamu ‘kan yang meracuni suamiku? Pasti kamu sering mengunjungi suamiku cuma untuk menjelek-jelekkanku. Bajingan! Dendam banget kamu sama aku sampai mau merusak rumah tanggaku!”“Ini tidak ada hubungannya denga

  • Suami Super Kaya   Bab 97. Hari Kepulangan Fikram

    Tessa memasuki sebuah mall. Ketika dia menaiki lantai 3 mall, tatapannya tertuju pada seseorang lelaki dan wanita yang tampak bersenda gurau.“Niko? Dan wanita itu?” keningnya berkerut melihat kebersamaan mereka. “bukankah dia adalah seorang pelayan toko baju di mall sebelah?”Perlahan sudut bibir Tessa terangkat, “Sekarang kamu ketahuan, Niko. Rupanya wanita itu memang selingkuhanmu.”Tak ingin melewati kesempatan ini, Tessa merogoh ponsel di dalam tas kecilnya dan segera mengabadikan momen kebersamaan Niko dengan wanita itu. Kali ini dia sangat yakin bisa mengobrak-abrik rumah tangga Niko dan Echa.Yang sedang diperhatikan tengah membahas ulang tahun sang Kakek.“Kak, kurang dua minggu lagi ulang tahun Kakek. Kita harus ngasih surprise,” ucap Nita sambil memakan es krim.Niko hanya tersenyum. Ini kesekian kalinya Nita mengingatkannya.“Menurut Kakak kita harus ngasih surprise apa?” tanya Nita.Niko mengedikkan bahu, “Aku tidak pandai dalam hal ini. Aku serahkan semuanya sama kamu. M

  • Suami Super Kaya   Bab 96. Belum Siap Mengungkapkan Identitasnya

    “Nita?” gumam Echa. “Nita siapa, Mas?” tanyanya kemudian.Niko sama sekali tidak terlihat panik.“Ehmm Nita adalah seorang ahli IT … seorang hacker yang membantuku mengurus permasalahan yang sedang dihadapi WARA Corp,” jawab Niko sambil mengambil ponsel miliknya.Echa mengangguk-angguk percaya.Dalam hal ini Niko berkata jujur, tapi masih belum bisa memberitahu keseluruhannya.Niko segera mengangkat telepon itu dan sengaja mengecilkan suara volume telepon agar Echa tidak mendengar suara lawan bicaranya.“Ada temuan baru lagi?”“Nggak, Kak. Aku–”“Baiklah. Besok pagi kita rapatkan bersama dengan petinggi WARA Corp,” potong Niko dan memutus sambungan setelahnya.Di seberang sana, Nita kesal suaranya dipotong dan teleponnya diputus sepihak. Padahal dia ingin menyampaikan kalau satu bulan lagi adalah hari ulang tahun sang Kakek yang ke 71 tahun. Tapi Nita mengerti, mungkin malam ini Niko sedang bersama istrinya. Lantas dia pun mengirim sebuah pesan.[Sebulan lagi adalah hari ulang tahun

  • Suami Super Kaya   Bab 95. Tidak Jauh Dari Tiga Pokok

    “Terima kasih pengertiannya. Kalau gitu kalian pulang sekarang,” sahut Niko tiba-tiba, membuat Hesti dan Sarah kesal.Harapan Hesti adalah mencari keuntungan sebanyak-banyaknya. Jika dia tidak bisa mendepak Niko dari kehidupan Echa, setidaknya lelaki itu bisa dia manfaatkan.Saat ini Sarah dilema. Tindakan anaknya yang berusaha mengambil hati Niko bisa merugikan keluarganya sendiri. Di sisi lain dia harus segera membujuk Niko untuk menyelamatkan bisnis keluarganya.“A–” Baru Hesti membuka mulutnya, suara Niko terdengar terlebih dahulu.“Mama juga pulang.” Mata Hesti seketika melotot, “Kamu juga mengusirku?! Aku ini Mama kandungnya Echa.”Niko cukup menjawabnya dengan merogoh ponsel di saku celananya. Dia menghubungi petugas keamanan perumahan.“Pak, tolong ke sini.”Hesti dan Sarah menatap Niko. Sikap tegas lelaki itu membuat mereka sedikit takut.“Aku nggak mau pulang. Aku masih ada perlunya sama anakku,” tolak Hesti geram.“Echa sudah mengirim uang 5 juta ke rekening Mama. Jadi ngg

  • Suami Super Kaya   Bab 94. Negosiasi Antara Hesti dan Sarah

    Lagi, sudut bibir Hesti terangkat. Ini adalah kesempatan emas untuk memeras Sarah.“Cuma satu miliar?” Ekspresi Hesti mengisyaratkan kalau nilai yang ditawarkan masih terlalu kecil.Sekilas Sarah mengepalkan kedua tangannya.“Baiklah aku tambahin 100 juta,” ucap Sarah.Hesti memalingkan muka sambil mendengus, menandakan dia masih belum puas.“Berapa yang kamu mau, Hesti?” tanya Sarah.Hesti menatap Sarah dengan senyuman miring dan berkata, “Tiga miliar. Aku mau tiga miliar. Dan perjanjian ini harus ditandangani di atas materai.”Hesti tidak bodoh. Dia tahu bagaimana caranya menghadapi Sarah yang sama-sama liciknya dengannya.Sementara, Echa yang berdiam diri berulangkali melihat Tessa sedang menatap Niko dengan tatapan seperti orang yang sedang jatuh cinta. “Hesti, kamu mau memerasku? Jangan gila kamu, Hesti.” Sarah tampak begitu geram.“Tante jangan keterlaluan. Jumlah yang diminta Tante nggak masuk akal,” sahut Tessa. Nada bicaranya terdengar santun.Hesti menanggapinya dengan begi

  • Suami Super Kaya   Bab 93. Wanita Licik vs Wanita Licik

    “Aku kasihan sama Niko. Dia menjadi korbanmu.” Tessa semakin bersemangat menyerang psikis Echa. “laki-laki baik seperti Niko seharusnya mendapatkan istri yang baik, bukan istri macam kamu.”Begitu juga dengan Sarah. Dia mulai ikut menekan Echa.“Kamu tuh lebih jahat dari seorang pelakor. Kamu–” kalimat Sarah terpotong oleh suara bariton milik Niko.“Bisakah kalian diam?”Karena tidak sesuai rencana, Niko keluar dan berjalan melindungi istrinya. Melihat kedatangan lelaki itu, seketika Tessa bersikap manis, “Hai, Niko. Aku cuma ingin menyampaikan fakta bahwa–”“Kalau Echa tidak mencintaiku, Echa tidak akan hamil anakku,” potong Niko sambil mendekati Echa dan memegang perutnya.Sontak Tessa dan Sarah tercengang.“Echa hamil?” Tessa tidak percaya.Kehamilan Echa adalah bencana bagi Tessa yang berusaha memisahkan pasangan suami-istri itu. Kehamilan sepupunya itu akan menjadi batu sandungannya untuk merebut Niko.Dengan bangga Echa mengakui, “Iya, aku sedang hamil anaknya Mas Niko.”Dia jug

  • Suami Super Kaya   Bab 92. Mulai Mempermainkan Keluarga Herman

    Kekehan kecil terdengar dari mulut Echa. Dia tahu suaminya hanya bercanda. Dia meyakini ada masalah yang memberatkan Herman sehingga WARA Corp tak kunjung mengirimkan produk-produknya kembali.“Dipikir-pikir kasihan juga ya, Mas. Kira-kira sampai kapan, ya?” tanya Echa.“Sampai mereka mohon-mohon sama kamu. Ini juga momen yang pas untuk balas dendam, ‘kan?” jawab Niko sambil terkekeh.“Hishh.” Echa masih menganggap Niko sedang bercanda. “nggak boleh ngomong gitu.”Sementara di depan kantor ….Sarah tampak begitu kesal. Hingga siang hari tidak ada kejelasan dari Niko. Ini membuatnya semakin yakin kalau lelaki itu sedang mempermainkan dirinya.“Sialan! Mana si Niko ini?” Sarah mondar-mandir di tempat. Sarah berjanji akan membuat perhitungan kepada Niko kelak. Ini pertama kali dalam hidupnya ada dalam situasi seperti ini. Harga dirinya merasa diinjak-injak oleh bekas seorang pembantu.“Apa kita pulang dulu ya, Ma?” Tessa pun tidak sabar menunggu.“Mama yakin dia nggak bakalan menemui ki

DMCA.com Protection Status