Share

Tak Ada Penyamaran Yang Sempurna

'Pak Taya,' batin Sassi. Ingin sekali ia memeluk laki-laki tua itu.

Marlina melihat ke arah Sassi yang membeku. Lalu ke arah Taya.

'Mereka saling mengenal,' ucap Marlina dalam hati.

Marlina menghampiri Pak Taya kemudian memandang Pak Taya dengan wajah mengintimidasi.

"Oh, maaf, Non. Sepertinya saya salah mengenali orang. Duh, mata ini suka ngaco. Maklum usia saya sudah lebih dari setengah abad," ucap Taya sambil mengalihkan pandangannya dari Sassi dan juga Marlina.

Sassi ikut mendekat dan menatap Taya. Laki-laki tua itu kini sibuk membersihkan gelas-gelas yang ada di meja mini bar. Sassi menarik kursi kemudian duduk sambil tetap menatap Taya.

"Saya nggak tau kalau ada tamu. Non, baru datang pagi ini atau dari semalam?" tanya Taya.

Sassi memilih diam, matanya semakin tajam menatap Taya. Ia ingin menyelidiki apakah Taya benar-benar mengenalinya.

"Saya buatkan minuman ya," usul Taya.

"Pagi-pagi begini, enaknya minum minuman yang mengandung kafein. Suka manis atau pahit, Non?" tanya Taya
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status