Share

Serangan Panik

Pukul sepuluh pagi, Sassi dan Marlina sudah berada di dalam mobil mereka. Sassi masih menolak untuk berada satu mobil bersama Ganendra.

"Non!" panggil Marlina dengan nada kesal membuat Satria dan Malik melirik ke arah mereka melalui kaca spion.

Sedangkan Sassi sama sekali tidak berani menoleh ke arah Marlina.

"Serius, Non. Sejauh ini perjuangan yang sudah kita lakukan, masa' harus kalah sama kue strawberi?" omel Marlina.

"Ngomong apa sih, Mar?" tanya Malik.

Marlina pun menceritakan kejadian pagi tadi kepada Malik dan Satria dengan emosi yang meletup-letup.

'Astaga. Marlina galak sekali, sih?!" batin Sassi.

Malik dan Satria mencoba memahami situasi dalam diam. Berbeda dengan Marlina yang mengeluarkan semua emosinya kepada Sassi.

"Kalau begitu, mulai sekarang kami berdua akan mengawasi Taya," ucap Malik.

Satria mengangguk setuju.

"Aku telah selesai meretas CCTV rumah. Jadi semoga semuanya masih berada dalam kondisi yang bisa kita kendalikan," ucap Malik sambil melihat ke layar tablet ya
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status