Share

26). Berbohong

Penulis: Cacavip
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

***

"Ya ampun, kayanya udah pagi."

Adara bergumam dengan suara yang parau ketika perlahan kedua matanya mulai terbuka. Tak tidur di kamar, semalaman penuh dia tidur meringkuk di sofa ruang tamu setelah semalam Danendra mengabari jika dia tak bisa pulang karena harus menjaga Felicya.

Ah, sepertinya semua tak akan mudah. Usaha Adara untuk belajar mencintai Danendra nyatanya akan mendapat halang rintang yang tak main-main karena Felicya sepertinya tak akan mundur.

Gadis itu terlihat akan tetap memperjuangkan Danendra atau mungkin merebutnya lagi dari Adara dan tentunya sebuah pesan yang diterima Adara dini hari tadi semakin membuat dia yakin jika Felicya tak tinggal diam.

Tak hanya pesan teks. Pesan yang dikirim Felicya berupa foto Danendra yang tertidur di kursi sambil memegangi tangan kanan Felicya yang dibalut infus. Mengambil foto selfie, gadis itu mengukir senyum seolah sebuah kode penegasan jika dirinya belum kalah.

Felicya masih cukup percaya diri untuk merebut Danendra lagi karen
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Suami Pengganti untuk Adara   27). Bersikap Tegas

    ***"Udah, Dan?"Danendra yang baru saja masuk kembali ke dalam mobil mengukir senyuman manisnya ketika pertanyaan itu dilontarkan Adara."Udah nih," ucap Danendra sambil menunjukkan kresek putih berisi beberapa bungkus roti untuk Felicya. Tak hanya untuk Felicya, Danendra pun membelikan dua bungkus roti sisir kesukaan Adara. "Dan inu buat kamu.""Ih ya ampun, makasih, Dan," ucap Adara antusias. Tanpa basa-basi dia langsung mengambil dua bungkus roti tersebut lalu membuka kemasannya dengan segera. "Aku makan ya.""Iya harus, kamu kan belum sarapan," kata Danendra. "Makin lengkap, sarapannya pake ini."Merogoh sesuatu dari saku jas yang dia pakai, Danendra menyimpan susu kotak coklat rendah lemak di atas dashboard dan tentunya semua itu membuat Adara semakin senang."Danendra ih, kamu udah buat aku speechles pagi-pagi," kata Adara."Suka enggak?""Suka bangetlah! Makasih ya.""Sama-sama," ucap Danendra. Memakai kembali safetybeltnya, dia kembali menyalakan mesin. "Kita ke rumah sakit s

  • Suami Pengganti untuk Adara   28). Berita Tentang Adara

    ***"Makan yang banyak ya, supaya kuat."Adara tersenyum. "Iya, Dan. Kamu juga ya," ucapnya."Siap, Ra. Kalau gitu aku tutup teleponnya ya.""Iya, Dan.""Ra.""Ya?""I love you."Adara menahan senyum sambil memandangi layar laptopnya lalu menjawab. "I love you too, Dan," ucapnya kemudian.Setelah itu sambungan telepon terputus. Menyimpan kembali ponselnya di atas meja kerja, Adara kembali fokus dengan laptop sambil menunggu jam makan siang tiba.Lima belas menit sebelum jam dua belas, Danendra menghubungi Adara untuk mengabari jika makan siang kali ini dia tak akan datang ke kantor sang istri karena harus menemui klien penting di jam makan siang.Tak protes karena mengerti, Adara memutuskan untuk menghabiskan makan siangnya nanti di kantin perusahaan."Danendra," gumam Adara pelan. "Dia manis banget ternyata."Menyelesaikan pekerjaan yang tinggal separuh, Adara men-shutdown laptopnya lalu beranjak dari kursi tepat setelah jam dinding di ruangannya menunjukkan pukul dua belas.Keluar d

  • Suami Pengganti untuk Adara   29). Fitnah

    ***"Pokoknya saya tidak mau ada satu pun berita itu muncul di halaman beranda, kalau masih ada nanti saya komplen lagi.""Baik, Pak Danendra."Memutuskan sambungan telepon, Danendra menghempaskan tubuhnya di kursi kerja lalu bersandar di sana. Selesai meeting dengan klien, dia bergegas kembali ke kantor untuk segera menelepon beberapa pihak yang bisa dia minta untuk menurunkan berita buruk tentang Adara.Dan kini, Danendra hanya tinggal menunggu hasil sebelum nanti dia mengabari Adara."Felicya ... dia keterlaluan," gumam Danendra.Menunggu selama hampir sepuluh menit, Danendra beringsut ketika ponselnya berbunyi singkat—tanda pesan masuk dan tentunya pesan yang didapat Danendra adalah pesan yang berisi kabar tentang bersihnya halaman instagram dari berita buruk tentang Adara."Ah, hilang juga," gumam Danendra sambil mengukir senyumnya.Membuka jas lalu menyampirkannya di kursi, dia kemudian beringsut lalu melangkahkan kakinya keluar untuk bergegas pergi menuju kantor Adara dan menga

  • Suami Pengganti untuk Adara   30). Kedatangan Teresa

    ***"Aw!"Adara meringis lalu refleks mengusap pergelangan tangannya ketika cipratan minyak panas dari wajan mengenainya. Mundur beberapa langkah, dia memandangi ayam goreng yang sedang dia buat.Danendra lembur dan pulang malam, Adara pulang sendiri ke apartemen memakai mobilnya yang sudah kembali pulih.Belajar menjadi istri yang baik sekaligus mengisi kekosongan waktu di apartemen sampai nanti Danendra pulang, Adara memutuskan untuk belajar memasak.Bukan makanan yang aneh memang karena yang dia buat sore ini hanyalah sop juga ayam goreng. Berbelanja ke supermarket yang kebetulan tak jauh dari apartemen, dia membeli ayam mentah, sayuran juga bahan makanan lainnya.Danendra memang memaklumi ketidakmampuan Adara memasak, tapi sepertinya semakin lama Adara juga malu jika setiap makan mereka harus membeli. Berbekal resep dari google, pada akhirnya Adara memberanikan diri bereksperimen dan tentunya apa yang dia lakukan sekarang berhasil membuat dapur yang semula bersih dan rapi berubah

  • Suami Pengganti untuk Adara   31). Ayam Goreng

    ***"Jangan egois, Dara.""Jangan mau menang sendiri.""Mama mohon kamu mengerti.""Kamu kan rebut Danendra dari Felicya."Ucapan Teresa beberapa jam lalu terus terngiang-ngiang di pikirannya, Adara yang sedang menuangkan air dari dispenser ke gelas tak sadar jika gelas yang dia pegang sudah penuh—bahkan lantai pun sudah cukup basah."Ra, itu basah!""Astaga!"Tersentak, Adara refleks melepaskan pegangannya pada gelas sampai gelas tersebut jatuh di lantai dan tentu saja pecah dan berserakan."Ya ampun," ucap Adara."Kamu kenapa, Ra?" tanya Danendra yang sigap menarik Adara untuk menjauh dari pecahan gelas yang berserakan di lantai agar tak mengenai kaki sang istri yang kini telanjang tanpa alas. "Kamu ngelamun?""Dan." Masih dengan raut wajah terkejut, Adara memandang Danendra dengan napas yang terengah. "Iya, maaf ya.""Enggak apa-apa, aku juga minta maaf karena udah ngagetin kamu," kata Danendra tak enak.Pulang tepat pukul tujuh, Danendra yang lelah memang meminta tolong pada Adara

  • Suami Pengganti untuk Adara   32). Aku Mau Kamu

    ***"Kamu boleh ceraikan aku, Dan. Aku siap.""Ra."Danendra menatap lekat Adara yang kini duduk di depannya—mencari kesungguhan bahkan alasan dibalik ucapan tiba-tiba sang istri yang tentu saja mustahil dia lakukan.Menikahi Adara—meskipun hanya menjadi pengganti, adalah sebuah anugerah yang tak pernah dibayangkan oleh Danendra sebelumnya. Jika diibaratkan, ketika Adara tiba-tiba mengajaknya menikah, Danendra seperti mendapatkan jackpot yang tak ternilai harganya.Seburuk apapun Adara, sebanyak apapun kekurangan yang dia miliki, Danendra akan menerima semuanya dengan senang hati.Dan tentu saja—sejak Rafly dipastikan meninggal dunia, tak pernah terbersit sedikit pun di hati putra kedua Adam Alexander itu untuk menceraikan Adara."Aku malu, Dan. Kamu nikah sama aku dan ninggalin Felicya itu kaya buang berlian terus ambil batu, tau enggak?"Danendra tersenyum. "Perumpamaan macam apa itu, Ra?" tanyanya."Semuanya bener, Dan."Danendra menghela napas lalu beranjak dari kursinya. Mengitar

  • Suami Pengganti untuk Adara   33). Danendra Marah?

    "Raf? Maksud kamu Rafly?"Adara merutuki dirinya sendiri. Dalam hati dia jelas mengumpat memarahi bibirnya yang sial justru menyebut Rafly. Padahal sudah jelas jika yang sedang bersamanya adalah Danendra."Dan ... aku." Adara kehabisan kata-kata, tidak tahu harus bagaimana menjelaskan semuanya karena kini Danendra pasti kecewa. Dia pasti marah.Tentu saja. Tidak ada pria yang tak akan marah ketika di tengah kegiatan 'intim' yang sedang dilakukannya bersama sang istri, ada nama pria lain yang digumamkan.Danendra tersenyum. "Masih ingat Rafly ya, Ra?" tanyanya. Tak terlihat emosi, Danendra bersikap begitu tenang di depan Adara—sementara tubuhnya kini masih berada di atas Adara, mengungkung istrinya dengan kedua tangan yang ada di sisi kanan dan kiri Adara."Dan, maaf. Aku enggak senga-""Its okay," jawab Danendra dengan segera—bahkan sengaja memotong ucapan Adara. Beringsut, Danendra menyingkir dari atas tubuh Adara lalu duduk di pinggir kasur, dan Adara yang kini hanya memakai kaos ta

  • Suami Pengganti untuk Adara   34). Postingan Media Sosial

    ***"Dan."Adara bergumam pelan tepat setelah dirinya membuka mata. Meraba-raba kasur, keningnya langsung berkerut ketika tangannya tak menemukan sosok Danendra di kasur.Beringsut, Adara duduk bersila dan mengerjapkan mata beberapa kali. Danendra benar-benar tak ada di kasur."Udah bangun apa ya?"Adara mengedarkan pandangan lalu sekali lagi dia memanggil nama Danendra. Namun, tetap tak ada sautan. Terdiam sejenak, ingatan Adara kembali terlempar ke kejadian semalam ketika dirinya dan Danendra hampir saja melakukan 'sesuatu'"Dia beneran marah kayanya," gumam Adara pelan.Semalam Danendra memang tak menunjukkan amarah atau bahkan kekecewaannya di depan Adara. Namun, dari gerak-gerik pun Adara merasa Danendra berbeda.Danendra yang biasanya mengajak ngobrol Adara sebelum tidur, semalam tak melakukannya—bahkan Danendra tidur tanpa memeluk Adara. Padahal biasanya laki-laki itu selalu melakukannya.Pagi ini pun Danendra berbeda. Tak membangunkan Adara, pria itu meninggalkan apartemen beg

Bab terbaru

  • Suami Pengganti untuk Adara   316). Extra Chapter 14

    *** "Onty, Reano mana. Kok enggak kelihatan dari tadi?" Adara yang sedang menyapa para tamu seketika menoleh saat sebuah pertanyaan diucapkan seorang laki-laki muda yang malam ini tampan dengan kemeja navy bluenya. Danial. Yang baru saja bertanya pada Adara adalah Danial. "Eh, Nial. Rean kayanya masih di jalan." "Lho, enggak bareng?" "Mana maulah bareng sama Onty," kata Adara. "Dia kan jemput pacarnya." "Masih sama Lula?" "Masih." Danial tersenyum. "Awet juga ya, enggak kaya kakaknya." "Haha iya." "Ya udah, Nial gabung dulu sama yang lain ya Onty." "Iya, Nial." Malam ini adalah malam yang cukup membahagiakan bagi keluarga besar Alexander—khususnya keluarga Adam karena sebuah pesta tengah digelar di ballroom hotel berbintang di kota Jakarta. Bukan pertunangan atau pernikahan, pesta yang dirancang oleh anak-anak juga para menantu Adam itu adalah sebuah perayaan aniversary pernikahan Adam dan Teresa yang ke lima puluh delapan tahun. Cukup lama Adam menjalin

  • Suami Pengganti untuk Adara   315). Extra Chapter 13

    ***"Duh siapa sih?"Masih dengan kedua mata terpejam, Alula mengulurkan tangannya—meraba-raba meja nakas di samping kasur untuk mencari ponsel yang saat ini berdering cukup nyaring.Entah siala yang menelepon, yang jelas Alula merasa sangat terganggu oleh bunyi dering ponselnya tersebut."Ketemu," gumam Alula ketika akhirnya dia menemukan apa yang dicarinya.Mengambil ponsel tersebut, perlahan Alula membuka matanya dan yang dia temukan di layar adalah nama Reano."Reano. Ngapain sih?"Beringsut, Alula mengubah posisinya menjadi duduk sebelum akhirnya menjawab panggilan dari Reano."Halo, Rean. Kenapa?" tanya Alula parau."Baru bangun?""Iya.""Dih, belum sholat dong?" tanya Reano."Emang ini jam berapa?" tanya Alula yang memang belum sempat melihat jam baik itu di ponsel mau pun di dinding kamar."Jam lima pagi," kata Reano. "Ke air gih sana, cuci muka, wudhu, terus sholat.""Iya.""Nanti jam enam aku ke kamar kamu," ungkap Reano—membuat Alula seketika mengerutkan keningnya."Mau nga

  • Suami Pengganti untuk Adara   314). Extra Chapter 12

    ***"Jaga diri baik-baik di sana, awas jangan macam-macam.""Iya, Ma. Siap."Pukul delapan pagi, Reano sudah siap dengan penampilannya yang bisa dibilang cukup rapi. Membawa koper berwarna hitam berisi pakaian ganti, remaja yang satu bulan lalu baru saja genap delapan pelas tahun itu sudah tiba di bandara, diantar Adara juga Danendra.Tujuannya? Tentu saja Jerman. Memanfaatkan libur panjang sebelum masuk kuliah, Reano memang meminta izin pada kedua orang tuanya untuk pergi ke Jerman menemui Nara.Tak sendiri, Reano pergi bersama Alula yang memang ingin menghabiskan waktu liburan di luar negeri.Berhubung kedua orang tuanya sibuk, Alula memutuskan untuk ikut bersama Reano yang sejauh ini bisa dipercaya menjaga putri bungsu seorang Arkananta itu."Jangan macam-macam kalian di sana. Ingat, pisah kamar," kata Aludra memperingatkan."Iya, Mama. Masa satu kamar?" tanya Alula. "Lagian uncle Danen kan udah pesenin dua kamar buat aku sama Reano.""Tenang aja, Ra. Aku udah pesenin kamar yang be

  • Suami Pengganti untuk Adara   313). Extra Chapter 11

    ***'Hati-hati di jalan.'Elara yang baru saja memasukkan beberapa baju ke dalam tas seketika mengukir senyumannya ketika sebuah pesan yang bisa dibilang cukup romantis masuk ke ponselnya—membuat dia terbang ke angkasa dengan perasaan yang berbunga-bunga.Bukan dari orang sembarangan, pesan tersebut berasal dari Regan yang memberikan peringatan pada Elara karena sore ini gadis itu akan berangkat menuju Bandung untuk menginap di rumah Aksa selama dua malam.Alasannya? Tentu saja Elara ingin menemui Regan yang satu minggu lalu resmi menjadi pacarnya.Dicomblangkan oleh Respati lalu saling mengenal via virtual selama sebulan lebih, Elara dan Regan sepertinya memiliki banyak kecocokan lalu pada akhirnya memutuskan untuk menjalin hubungan setelah Regan menyatakan cintanya lebih dulu seminggu yang lalu.Regan memang jarang bicara bahkan terkesan dingin, tapi di dekat orang yang membuatnya nyaman, Regan kadang berubah seratus delapan puluh derajat dan bagi Elara, Regan ternyata cukup menyena

  • Suami Pengganti untuk Adara   312). Extra Chapter 10

    ***"Oke, istirahat dulu aja ya.""Siap, Kak!"Menyimpan semua peralatan yang ada, para siswa juga siswi yang siang ini memakai pakaian olahraga lantas membubarkan diri lalu berjalan ke pinggir lapangan pun dengan siswi yang kini melangkah untuk menghampiri seseorang di bangku pinggir lapangan."Kamu kalau bosen, pulang aja."Istirahat dari latihannya, Alula langsung menghampiri Reano yang sejak tadi setia menunggu sambil bersandar pada tembok.Sejak masuk di SMA yang sama Alula dan Reano bisa dibilang cukup dekat—lebih tepatnya sengaja didekatkan oleh Adara yang memang menginginkan Reano lupa dengan perasaannya pada Nara.Setiap pagi juga siang setelah pulang sekolah, Reano diwajibkan menjemput dan mengantar Alula ke rumahnya bersama supir karena memang usia yang belum tujuh belas tahun membuat Reano belum diizinkan memakai kendaraan sendiri.Reano sebenarnya sudah beberapa kali menolak karena memang didekatkan paksa seperti ini membuatnya tak nyaman.Namun, sederet ancaman penyitaan

  • Suami Pengganti untuk Adara   311). Extra Chapter 9

    ***"Reres, kamu ngapain ke sini?"Keluar dari pintu gerbang sekolah, Elara mengerutkan kening ketika mendapati seorang siswa laki-laki dengan seragam yang berbeda dengannya tengah berdiri sambil mengukir senyuman.Respati.Bukan pacar atau gebetan, siswa laki-laki yang kini tengah bersandar di pintu mobil sedan hitam adalah sepupu Elara—anak dari saudara Danendra."Hai, Kak El," sapa Respati sambil mengangkat telapak tangannya. "Apa kabar?""Baik," kata Elara apa adanya. "Kamu apa kabar?""Baik juga," ucap Respati."Kamu ngapain ke sekolahan aku? Ada urusan apa gimana?" tanya Elara."Iya ada urusan sama Kak El," ucap Respati—membuat Elara seketika mengerutkan keningnya."Urusan apa?""Hm." Respati bergumam pelan, sementara wajahnya terlihat menunjukkan sebuah keraguan. "Mau minta bantuan sih, Kak?""Bantuan apa?"Respati menggaruk tengkuknya yang bahkan tak gatal sama sekali."Res?""Ah iya, Kak. Bantuan apa sih?" tanya Elara. "Ngomong aja. Enggak usah ragu.""Hm, nanti malam Kakak s

  • Suami Pengganti untuk Adara   310). Extra Chapter 8

    ***"Baik-baik di sekolah. Jangan banyak tingkah."Sambil mengoleskan selai ke roti, ucapan tersebut dilontarkan Adara pada Reano yang saat ini baru saja duduk di meja makan.Setelah dua minggu liburan berlangsung, tahun ajaran baru akhirnya tiba dan hari ini Reano akan memulai kegiatan sekolahnya di SMA.Sesuai perintah, mau tak mau Reano menurut untuk bersekolah di SMAN 8. Padahal, sudah sejak jauh-jauh hari remaja itu menginginkan sekolah di SMAN 34 karena memang hampir semua teman dekatnya bersekolah di sana."Mau joged di tengah lapangan," celetuk Reano."Apaan sih? Kalau dikasih tahu itu jawab yang benar. Bukan kaya gitu."Elara yang baru saja siap, lantas menoyor kepala adiknya itu dengan tangan kanan sementara tangan kirinya menarik kursi untuk duduk."Kamu juga apaan? Kepala itu sensitif. Enggak usah pake noyor," ketus Reano tak suka.Berbeda dengan kebanyakan siswa yang biasanya bahagia ketika masuk di sekolah baru, Reano justru sebaliknya.Selain karena sekolah yang dia tem

  • Suami Pengganti untuk Adara   309). Extra Chapter 7

    ***"Kamu kenapa?"Menghampiri Adara di pinggir kolam, Danendra langsung mengucapkan pertanyaan tersebut setelah beberapa menit lalu terus memperhatikan sang istri yang sepertinya sedang memikirkan sesuatu."Dan. Kamu di sini.""Orang-orang di dalam, kamu kok di luar?" tanya Danendra. "Lagi mikirin apa sih, hm?""Reano," kata Adara.Danendra mengerutkan keningnya. Dia yang datang membawa segelas air putih lantas menarik kursi lalu duduk di depan Adara."Apa yang kamu pikirkan tentang Reano?" tanya Danendra."Kamu lupa sama apa yang dia omongin tadi di mobil?" tanya Adara. "Reano bilang dia cinta sama Nara, Dan.""Terus masalahnya di mana?""Kok kamu nanya gitu, Danen?" tanya Adara tak suka. "Ya enggak bolehlah! Reano sama Nara itu saudara. Mereka enggak boleh saling mencintai lebih dari sekadar saudara.""Tapi kan bukan kandung," ucap Danendra. "Dalam segi agama ataupun negara, mereka sah-sah aja kalau mau punya hubungan.""Enggak!" pungkas Adara. "Sampai kapan pun aku enggak akan res

  • Suami Pengganti untuk Adara   308). Extra Chapter 6

    ***"Males ikut, Ma."Mendengar ucapan tersebut, Adara menoleh seketika lalu memandang putranya sambil menaikkan sebelah alis."Males ikut apa?""Rean malas ikut ke Bandung."Pagi ini—seminggu setelah kepergian Nara ke Jerman, keluarga Adara akan bertolak menuju Bandung, menghadiri undangan yang diberikan keluarga Aksa.Bukan pesta besar, di Bandung sana Aksa hanya merayakan syukuran atas kelulusan putri angkatnya Aileen di salah satu universitas terbaik di kota Bandung dengan nilai yang juga tentunya sangat baik.Tak hanya Danendra dan keluarga, nantinya Adam juga Teresa pun akan datang bersama supir lalu Danish juga terbang dari Surabaya bersama keluarganya."Kenapa?" tanya Adara.Tak tahu tentang yang terjadi pada Nara, Adara memang mulai bersikap biasa kembali. Perempuan itu mencoba menghibur diri dari rasa sedih kehilangan Nara karena tentunya dia berpikir sang putri tak akan lama pergi.Berbeda dengan Adara yang berusaha menghibur diri, Reano justru seperti orang tak bersemangat

DMCA.com Protection Status