3 hari kemudian...
Gabela telah selesai mengurus seluruh perihal pemindahan tugasnya dan sudah terverifikasi. Saat ini Kenan dan Fara tengah berada di bandara internasional Soetta mengantar kepulangan Gabela ke Kanada.
"Terima kasih udah ngantarin aku, Ken, Far." ucap Gabela yang baru saja kembali dari konter check in dan akan segera menaiki pesawat. Ia berucap sembari tersenyum tulus yang baru pertama kali ia tunjukan pada Fara.
"Sama - sama Gaby." balas Kenan dan Fara tersenyum tulus pula.
Hening...
Selama beberapa saat ketiganya kembali terdiam.
"Umm, Fara, bolehkah aku memeluk suami mu untuk yang terakhir kali?" pinta Gabela sungkan pada Fara kemudian. Ia tidak memintanya pada Kenan langsung karena ia tahu Kenan pasti akan meminta persetujuan dari Fara terlebih dahulu.
Sejenak Fara tercenung. Ia benar - benar tidak berharap Gabela men
Seperti yang sudah - sudah, saat akhir pekan tiba, Kenan dan Fara akan menjauhkan diri dari apapun yang terkait dengan pekerjaan. Akhir pekan mereka gunakan semaksimal mungkin untuk bersantai atau yang sering orang - orang sebut refreshing.Seperti pagi ini, Kenan dan Fara hanya berdiam diri bermalas - malasan sambil menonton televisi yang tentunya ditemani cemilan di ruang santai apartemen. Namun lama kelamaan, baik Kenan maupun Fara merasa bosan. Dan disaat rasa bosan mereka sudah mencapai ubun - ubun, tiba - tiba bel pintu apartemen berbunyi.Ding dong ding dong...Bukan hanya sekali, tapi berkali - kali. Seolah - olah sang penekan bel tak sabar menunggu dibukakan pintu.Kenan dan Fara saling pandang dengan ringisan serupa di wajah masing - masing. Mereka sangat mengetahui siapa gerangan sanga penekan bel. Siapa lagi kalau bukan Ju Woon si adik serta adik ipar tak berahang."C
"Asyhadu an laa ilaaha illallah waasyhadu anna muhammadar rasulullah.""Allahummaghfirli, warhamni, wahdini, wa'afini, warzuqni.""Alhamdulillahirabbil alamin, dengan ini saudara kita Choi Ju Woon telah masuk islam."Kenan, Fara, Nabila maupun Ju Woon sendiri serta para saksi lainnya yang datang menyaksikan proses Ju Woon menjadi mualaf, mengusap wajah masing - masing dengan kedua tangan mereka sembari berucap "Alhamdulillahirabbil alamin."Proses pemindahan agama Ju Woon dilakukan di salah satu masjid besar yang tidak jauh dari apartemen Kenan dengan pimpin oleh sang imam masjid itu sendiri. Sebelum ke masjid tadi, Kenan, Fara dan Ju Woon menjemput Nabila terlebih dahulu. Itulah mengapa Nabila bisa hadir pada prosesi pemindahan agama Ju Woon. Tentu saja Nabila harus hadir dan menyaksikannya secara langsung sebagai orang yang mengajukan pada Ju Woon untuk menjadi mualaf sebagai syarat untuk menikahi
"Maaf atas ketidak hadiran ku di resepsi pernikahan kalian, maaf juga atas kekacauan yang dilakukan Sherina, itu juga sebagian dari kesalahanku." ucap Bagus pada Kenan dan Fara.Mereka berlima, Kenan, Fara, Bagus, Ju Woon dan Nabila baru saja selesai menghabiskan makanan masing - masing."Tidak apa - apa, santai saja. Aku tahu kesibukanmu sangat banyak untuk membangun kembali PT. Sanjaya. Dan untuk masalah Sherina, itu juga bukan salahmu, wanita itu saja yang sepertinya sakit jiwa." Kenan yang menyahut. Mereka tidak lagi menggunakan bahwa formal."Terima kasih sudah mengerti aku." Bagus tersenyum tulus. Ya, meskipun tidak lagi menggunakan bahasa formal, masih ada jarak yang membuat mereka tidak dapat menggunakan bahasa non formal dengan lebih santai terhadap satu sama lain. "Oh ya, dan juga terima kasih atas bantuan yang kalian berikan untuk membuktikan bahwa aku tidak bersalah dalam skandal antara diriku dan Sherina." i
"Ada apa sayang? Kakak perhatiin kamu banyak diam sejak siang tadi, hmm?" tanya Kenan pada Fara yang tengah berbaring menggunakan sebelah pahanya sebagai bantal.Saat ini Kenan dan Fara tengah bersantai ala mereka di ruang santai apartemen selepas makan malam beberapa waktu yang lalu. Tepatnya sejak kepulangan mereka dari makan siang di restauran siang tadi, Fara sangat banyak diam seperti yang Kenan katakan.Kenan sebenarnya dapat menebak mengapa demikian. Apa lagi kalau Bukan Fara yang kembali dihampiri rasa bersalah terhadap Bagus akibat pertemuan tak terduga siang tadi.Awalnya Kenan mencoba mengerti dan memilih diam membiarkan Fara meratapi kedilemaannya. Namun setelah sejauh ini, ia akhirnya jengah juga merasa agak tidak nyaman melihat Fara yang seperti itu. Walaupun ia tahu Fara mencintai dirinya, ia tetap tak dapat menampik ketakutan yang terkadang datang menghampirinya. Ketakutan memikirkan jikalau Fara akan men
'Apapun yang terjadi, Kakak gak bakal biarin kamu ninggalin Kakak, sayang. Kakak bakal lakuin apapun supaya kamu tetap berada di sisi Kakak. Hingga hanya takdir dan ajal yang bisa misahin kita.' Kenan membatin sembari membelai - belai lembut wajah lelap Fara yang berbaring di sampingnya di bawah selimut yang sama tanpa sehelai benangpun melekat di tubuh mereka.Ya, Kenan baru saja menggempur Fara habis - habisan dan baru berhenti kala istrinya itu kelelahan, hingga terlelap tidur. Namun tenang saja, dalam praktek reproduksi mereka kali ini, Kenan tidak memperlakukan Fara dengan kasar bahkan lebih lembut dari biasanya sembari sangat berharap di rahim Fara segera hadir sosok calon buah hati mereka, Kenan Junior. Entah Kenan yang terlewat mesum, atau telah mencapai jalan buntu, hingga satu - satunya cara yang dapat ia pikirkan untuk dapat mempertahankan Fara tetap berada di sisinya hanyalah dengan cara menghamili istri tercintanya itu. Entahlah.
"Ti- tiga minggu?" gumam Fara sedikit tergagap pada dirinya sendiri. Ekspresi wajahnya seperti orang linglung. Ralat, bukan seperti, tapi memang linglung.Berbeda dengan Kenan di sampingnya yang ekspresinya penuh sumringah dengan mata mengembun serta berbinar - binar takjub mengamati figura abstrak di monitor USG. Lantas Kenan memeluk Fara tanpa permisi dan menghujani puncak kepala istrinya itu dengan ciuman bertubi - tubi sembari berucap girang "Sayang kamu lihat itu? Tak lama lagi kita bakal jadi seorang Ayah dan Ibu." lalu diusap - usapnya lembut perut Fara "Di sini ada calon buah hati kita, Kenan junior."Kenan terus saja kegirangan, sedang Fara yang masih linglung mencoba mencerna semua informasi yang baru saja ia temui, membiarkan saja suaminya itu berlaku sesuka hati.Ya, Fara baru saja selesai menjalankan pemeriksaan USG. Dan sesuai penjelasan dokter Susi selaku pihak yang melakukan pemerikasaan, ia menyatakan ba
Flashback on!20 menit yang lalu..."Eh, Pak Bambang, selamat pagi Pak!" sapa Ju Woon yang baru tiba di basemen NF Hospital dan menemukan Bambang tengah duduk melamun di kursi kemudi mobil ceper panjang mewah milik Kenan.Sontak Bambang tersadar dari lamunannya dan menoleh pada Ju Woon yang berada di luar sisi pintu seberang kemudi "Selamat pagi Bos." balasnya sembari tersenyum tipis khasnya."Udah lama samapi Pak?" tanya Ju Woon berbasa - basi."Udah sekitar 25 menitan Bos."Ju Woon manggut - manggut "Ngomong - ngomong, kayangknya mood Bapak lagi baik - baiknya? Dari tadi aku Bapak senyam senyum terus.""Sepertinya tidak lama lagi kita akan memiliki Bos kecil, Bos." ujar Bambang yang sukses membuat kedua alis Ju Woon saling bertaut tidak mengerti."Maksudnya Pak?""Iya, kita akan segera memiliki
"Menurut Hyung, Ju Woon harus gimana?" Ju Woon meminta pendapat Kenan.Saat ini tengah dalam waktu istirahat siang. Kenan dan Ju Woon memutuskan makan siang berdua saja di Dirut's Room. Sedangkan dokter Fara, Nabila dan dokter Adnan makan siang di kantin rumah sakit.Rencananya, Kenan dan Ju Woon akan mendiskusikan solusi agar Nabila diterima sebagai menantu dalam keluarga Choi, dimana kedua keluarga akan mengadakan pertemuan pekan depan. Oleh karena itu, untuk mengelabui Fara dan Nabila yang tadinya ingin ikut serta makan siang bersama pria mereka di Dirut's Room, Kenan dan Ju Woon berdalih ingin membahas perihal bisnis yang akan menjadi topik membosankan untuk didengar oleh kedua wanita itu sepanjang sesi makan berlangsung. Adapun dokter Adnan, hanya dengan isyarat kedipan mata langsung dibuat sadar diri bahwa Kenan dan Ju Woon akan membahas sesuatu yang bersifat privasi, sehingga memutuskan ikut serta bersama Fara dan Nabila. 
Ceklek..."Ah..." Fara terperangah menyaksikan pemandangan di depan matanya, tepatnya di depan pintu bilik konsultasi pasien penyakit dalam, ketika ia baru saja memasuki Dirut's Room. Bagaimana tidak? Tepat di depannya kini tampak Kenan tengah merangkul pinggang Mita dengan sebelah tangannya."Ugh..." dan Kenan segera melepaskan rangkulannya dari pinggang Mita begitu menyadari keberadaan Fara. "Sa- sayang, kamu tenang dulu! Ini gak seperti yang kamu pikirkan." ujarnya kemudian, mencoba menjelaskan dengan sedikit gelagapan."Be- benar Dokter Fara, ini tidak seperti yang anda pikirkan." timpal Mita dengan sedikit gelagapan pula ikut membantu Kenan mencoba menjelaskan."Hmm?" Fara memicingkan matanya tajam pada Kenan dan Mita "Lalu apa?""Ini___" Kenan dan Mita hendak menjelaskan secara bersamaan yang membuat keduanya menghentikan ucapan mereka bersamaan pula dan saling pandang kemu
Hoek hoek..."Kamu baik - baik aja sayang?" tanya Kenan khawatir nan sedikit panik sambil mengurut pangkal leher belakang Fara yang baru saja muntah di wastafel yang berada di sudut ruang makan. Beberapa saat yang lalu keduanya hendak memulai sarapan, Fara tiba - tiba merasa mual dan segera berlari ke wastafel tersebut disusul Kenan yang dengan sigap mengikuti dari belakang.Cuih...Fara meludahkan sisa muntah yang masih tertinggal di mulutnya. "Fara baik - baik aja Kak." jawabnya sedikit lemas sembari mencoba menegakkan tubuhnya."Sepertinya kamu udah mulai ngalamin morning sickness sayang." tebak Kenan menyimpulkan dari gejala mual yang baru saja Fara alami."Iya, sepertinya gitu Kak. Lagian ini juga udah masuk 2 bulan usia kehamilan Fara." Fara sependapat dengan Kenan "Dan juga gejalanya emang seperti morning sicknees. Dari bangun tidur tadi Fara ngerasa badan Fara gak enakan,
Keesokan harinya...Pagi ini publik digemparkan oleh berita tertangkapnya seorang dokter spesialis kesehatan kulit yang cukup ternama di Indonesia, atas dasar konspirasi percobaan pencemaran nama baik Kenan, Fara, serta NF Hospital. Siapa lagi sang tersangka kalau bukan Andre yang secara suka rela mengakui konspirasi yang dilakukannya bersama seorang jurnalis bayaran yang mengakibatkan sang jurnalis ikut tertangkap dan membekuk bersama Andre di balik jeruji.Sekali lagi Kenan membuktikan kekuasaannya yang dengan sangat mudah dapat menghancurkan para pakar - pakar ternama. Sebenarnya Kenan bisa saja membuat hukuman yang dijatuhkan pada Andre lebih berat dari yang diterimanya pada kasus ini, yakni hanya hukuman penjara selama 3 tahun. Kenan mempunyai sangat banyak kasus - kasus tindak pidana Andre dari hasil penyelidikannya.Ternyata, selama ini Andre secara diam - diam telah melakukan praktik ilegal tanpa sepengetahuan pi
Byurr..."Uhuk uhuk..." Andre terbatuk - batuk oleh guyuran air yang memasuki hidung dan mulutnya, sekaligus menyadarkannya entah dari pingsan atau tidur. Matanya menyipit kala cahaya lampu yang cukup menyilaukan memasuki retinanya sesaat matanya baru saja terbuka. "Aku di mana?" gumamnya dengan suara serak khas baru bangun tidur sembari mulai mengedarkan pandangannya memindai sekeliling ruangan seluas 5 × 6 meter dengan nuansa serba putih yang tampak sangat renggang karena keminiman perabot yang mengisi ruangan tersebut."Kau!?" pupil mata Andre yang tadinya masih tampak sayup seakan enggan untuk terbuka, seketika melebar sempurna kala tatapannya jatuh pada sesosok pria jangkung berbadan kekar yang berdiri tidak jauh di hadapannya sambil menenteng sebuah ember di sebelah tangannya. Ia yakin pia itu pasti adalah orang yang baru saja mengguyurnya dengan air. Mengedarkan pandangannya lebih jauh lagi, ia mendapati 3 pria lainnya den
Keesokan harinya... Saat ini masih pukul 9 pagi, namun pekarangan NF Hospital yang luasnya dua kali lapangan sepak bola standar internasional itu telah dipenuhi oleh lautan Manusia. Mereka bukan para pasien ataupun keluarga pasien, melainkan para pemburu berita yang ingin menyaksikan dan merekam secara langsung sesi jumpa pers yang tengah diadakan dalam rangka membahas perihal kesuksesan oeprasi ke 273 Kenan di Swiss tempo lalu. Sesi jumpa pers tersebut telah berlangsung sejak 30 menit yang lalu. Dan kini tengah marak - maraknya Kenan dihujani oleh berbagai pertanyaan dari para jurnalis maupun wartawan. Di atas panggung utama, bukan Kenan saja yang hadir, Fara juga turut serta hadir sebagai asisten Kenan dalam bidang spesialis bedah. Dan baru saja, terjadi sedikit kegemparan kala seorang jurnalis malah mengajukan pertanyaan bukan pada Kenan, melainkan pada Fara. Yang mana sang jurnalis tersebut menanyakan, mengapa
"Jadi, seperti itu."Kenan baru saja menyelesaikan ceritanya, menjawab pertanyaan Mita yang menanyakan tentang hubungan diantara mereka dimasa lalu. Seperti yang diharapkan dari Kenan yang suka berterus tanpa menyembunyikan apapun, ia menceritakan semua kebenaran tentang dirinya dan Mita yang pernah tinggal bersama selama lebih 13 tahun di panti asuhan Al - Rahman hingga berpisahnya mereka karena Mita telah bertemu dengan keluarga kandungnya. Bahkan Kenan juga menyatakan fakta bahwa dirinya yang menjadi seorang dokter tidak lain dan tidak bukan karena ingin menyembuhkan Mita."Entah kamu percaya atau tidak, itulah fakta yang sebenarnya. Wajar jika kamu tak ingat, pasalnya pasca operasi pencangkokan tumor yang kamu jalani 3 tahun yang lalu membuatmu kehilangan cukup banyak ingatan dimasa lalu. Kamu tidak perlu berupaya untuk mengingatnya, karena mungkin mustahil kamu bisa melakukannya. Mungkin hanya keajaiban yang bisa membuatmu dapat menging
Ceklek..."Sampai jumpa nanti malam Dokter Fara." ucap Mita sembari tersenyum simpul pada Fara yang menunggu di depan bilik konsultasi pasien penyakit dalam. Lantas tanpa mempedulikan Fara yang termangu kebingungan, wanita itu langsung berlalu begitu saja."Sampai jumpa nanti malam?" gumam Fara mencoba memahami maksud ucapan Mita barusan sembari terus menatap punggung wanita itu dari belakang.Ceklek...Belum sempat Fara menemukan jawaban dari kebingungannya, pintu bilik kembali terbuka disusul keluarnya sosok Kenan dan dokter Adnan."Eh, sayang, kamu nungguin Kakak?" Kenan langsung bertanya dengan sedikit terkejut mendapati Fara berada di depan bilik. Berhubung sekarang sudah masuk waktu istirahat siang, ia pikir Fara sudah berada di kantin rumah sakit bersama Nabila dan Ju Woon seperti yang sudah - sudah.Fara pun berbalik demi mendapati dokter Adnan yang s
Bruk..."S*it!""F*ck!""B*ngsat! Berani - beraninya dia mempermalukan ku." sambil melajukan mobil sport mewahnya dengan sedikit ugal - ugalan di jalanan yang tampak renggang pagi ini, seorang pria kisaran usia 28 tahunan memukul setir mobilnya cukup keras seraya melontarkan berbagai sumpah serapah. Ialah Andre yang baru saja meninggalkan kediaman Farzan dan tengah menuju NF Hospital. Siapa lagi yang dimaksud 'dia' dalam sumpah serapahnya kalau bukan Kenan.Ya, Andre benar - benar merasa malu telah dipermalukan oleh Kenan beberapa waktu yang lalu, tanpa dapat berkutik. Dalam pikirannya yang dipenuhi emosi hingga tak bisa berpikir jernih, ia yakin saat ini Kenan serta Fara dan Farzan tengah menertawakan dirinya."Apanya yang lupa mengganjal perut, saking ingin menjemputnya? Pers*tan!" gerutu Andre dengan rahang mengeras sembari terus memandang ke depan lintasan jalan dengan kilata
"Hm, terima kasih atas niat baik anda yang sudah bersedia menyempatkan waktu untuk menjemput kepulangan saya, Dokter Andre. Tapi sayang, seperti yang anda lihat, sekarang saya sudah sampai di sini. Jadi, sebaiknya setelah ini anda pulang saja, atau mungkin langsung berangkat kerja ke NF Hospital." tutur Kenan datar nan formal tanpa melupakan kesopanan kepada Andre.Ya, mobil yang beberapa waktu yang lalu yang hampir bertabrakan dengan mobil yang ditumpangi Kenan, Fara dan Farzan serta Bambang di depan gerbang kediaman Farzan, tidak lain dan tidak bukan adalah mobil milik Andre. Dan sekarang, kecuali Bambang, keempatnya sedang berada di ruang keluarga kediaman Farzan sembari menikmati hidangan ringan yang telah disuguhkan oleh ART untuk menemani sesi mengobrol Mereka, sesuai perintah Farzan.Andre baru saja menyampaikan tujuan kedatangannya sepagi ini ke kediaman Farzan yang katanya, berniat ikut serta bersama Fara dan Farzan untuk menjemput