Pagi menyapa. Seperti yang diharapkan, semalam Kenan benar - benar kesulitan tidur. Belum terjawab rasa penasarannya, ia malah dirundung hasrat tak tersalurkan. Tidur satu ranjang dan di bawah selimut yang sama dengan Fara meski mengenakan pakaian lengkap sekalipun, benar - benar sangat menyiksa Kenan. Jadilah ia uring - uringan traveling semalaman dan baru bisa terlelap menjelang shalat subuh.
Awalnya Fara juga begitu. Namun setelah berada di dalam pelukan hangat Kenan, ia dinyamankan dan bisa tidur dengan nyenyak nan damai. Ia tak tahu saja, di balik kenyamanannya ada Kenan yang menderita.
"Apa masakan Fara gak enak, Kak Ken?" tanya Fara yang sejak tadi memperhatikan Kenan makan dengan lesu. Ini adalah kali pertama dirinya yang memasak makanan untuk sarapan mereka, sekaligus pertama kalinya memasak untuk Kenan, suaminya. Oleh karena itu sejak tadi perhatiannya tak pernah lepas dari Kenan, menunggu suaminya itu memberikan tanggapan terhadap
Bruk...Kenan menutup pintu kamarnya dengan sedikit membanting hingga menghasilkan suara tumbukan yang cukup keras. Fara yang sejak tadi mengekor di belakangnya, berniat ikut masuk kedalam kamar sang suami dibuat terperanjat kaget karenanya. Sejenak Fara mengusap - usap dadanya guna menetralisir kekagetannya, lalu mengulurkan tangannya meraih gagang pintu.Ceklek ceklek ceklek...Namun setelah sekian putaran ia memutar gagang pintu, Fara mendapati pintu tersebut tak mau terbuka yang mengindikasikan dalam keadaan terkunci."Hah?" kedua alis Fara saling bertaut erat "Apa Kak Ken lupa kalo kami sudah sekamar?" gumamnya bertanya - tanya kebingungan. Tindakan Kenan membanting pintu barusan, pikirnya hanya tindakan refleks yang suaminya itu lakukan akibat terlalu lelah hingga malas menutup pintu dengan cara yang lebih baik. Tak ada sedikitpun pikiran janggal yang terbesit di benaknya tentang itu.&n
Biip biip biip...Seperti biasa, alarm ponsel Kenan berbunyi tepat di pukul 04.00 dini hari, waktu setempat. Kenan yang baru akan terjaga, sembari berupaya membuka mata diulurkan nya tangannya mengikuti insting untuk meraih ponselnya di atas nakas dan mematikan alarm yang terus berbunyi.Hoaaam...Menarik kembali tangannya, Kenan lanjut menggunakan tangan itu untuk mengucek kucek matanya sembari menguap panjang meluapkan sisa - sisa kantuk serta mengumpulkan kesadaran. Ketika hendak bangkit dari berbaring nya, ia merasa ada sesuatu yang melingkar di perutnya serta menindih tangan sebelahnya."Ups... Aku hampir lupa." gumam Kenan lirih sembari tersenyum sayup ketika berbalik dan mendapati Fara tengah terlelap di sampingnya menggunakan tangannya sebagai bantal sambil melingkarkan sebelah tangan di perutnya. Lantas pelan - pelan ia menyingkirkan anak - anak rambut yang menutupi wajah Fara agar dapat mel
Di sebuah Cafe yang cukup besar tidak jauh dari NK Hospital, Kenan dan Fara baru saja tiba di parkiran dengan mobil panjang ceper mewah milik Kenan yang tentu saja disupiri oleh si supir omes. Dengan sigap si supir omes membukakan kedua sisi pintu untuk tuan dan nyonya nya."Beneran gak apa - apa Fara nemuin Mas Bagus?" untuk kesekian kalinya Fara menanyakan pertanyaan ini pada Kenan ketika keduanya telah keluar dari mobil.Kemarin, setelah menerima pesan dari Bagus, Fara memang berniat menemui Bagus tapi tidak bersama Kenan melainkan bersama Nabila. Meskipun ia tidak lagi memikirkan hubungannya yang kandas dengan Bagus, ia tetap ingin mendengar langsung dari Bagus alasannya membatalkan pernikahan mereka. Terlepas dari perasaannya yang sama sekali tidak pernah mencintai Bagus, ia tidak bisa menampik bahwa Bagus adalah sosok yang bisa ia anggap sahabat sekaligus seorang kakak. Jadi, ia berniat menemui Bagus bersama Nabila yang juga menganggap
Setelah melalui drama sok - sokan di parkiran dengan disaksikan oleh sekumpulan massa, Kenan dan Fara akhirnya masuk ke dalam cafe. Mereka langsung menuju ke sebuah ruangan private yang selalu menjadi tempat pertemuan Fara dan Bagus serta Nabila dulu, saat hubungan ketiganya masih baik - baik saja.Cafe ini sebenarnya cafe milik Bagus yang sengaja ia beli untuk memudahkan pertemuannya dengan Fara yang bekerja di NK Hospital yang tidak jauh dari sini. Dan sampai saat ini, meskipun keluarga Sanjaya telah bangkrut, cafe ini masih milik Bagus yang dibelinya menggunakan uang pribadinya dulu. Bagus tak pernah menyangka cafe yang awalnya ia beli hanya untuk mempermudah pertemuannya dengan Fara akan menjadi satu - satunya sumber pencahariannya kini. Untung saja identitasnya sebagai pemilik cafe ini tidak dipublikasikan, jika iya, mungkin cafe ini juga akan berhenti beroperasi, alias gulung tikar karena penurunan pelanggan. Sungguh skandal yang terjadi antara dirinya dan
Flashback on!Kediaman keluarga Sanjaya...Malam hari menjelang pernikahan antara Bagus dan Fara di keesokan harinya. Waktu masih menunjukan pukul 20.25 PM, waktu setempat. Selang beberapa menit setelah mengakhiri panggilan vidio dengan Fara, ponsel Bagus kembali berdering notifikasi panggilan masuk. Di layar ponsel tertera 'Riky Calling'. Riky adalah salah satu sahabat karib Bagus."Halo." ucap Bagus sesaat panggilan terhubung."Halo Gus, lo lagi dimana?" tanya Riky di sebrang sana."Di rumah, napa?""Keluar yuk!""Maaf Rik, lo kan tau besok gue married. Gue malas keluar, butuh tenaga ekstra buat besok.""Ya elah Gus, justru itu gue ajak lo keluar. Kalo lo udah nikah, waktu bareng kita pasti bakal kebatas. Lo kan bucin banget sama si Fara, belom married aja nempel mulu. Ayolah Bro, anggap aja ini ngumpul - ngumpul ac
"Menurut Kak Ken, gimana?" tanya Fara pada Kenan. Kini mereka tengah berada dalam perjalanan kembali ke NK Hospital setelah pertemuan dengan beberapa saat yang lalu."Kalo itu benar, apa yang bakal kamu lakuin? Apa kamu bakal kembali padanya?" Kenan malah bertanya sembari menatap Fara lekat - lekat. Ia tahu yang ditanyakan Fara adalah perihal kebenaran tentang penjelasan Bagus mengenai fakta di balik skandal antara Bagus dan Sherina sekaligus alsan Bagus membatalkan pernikahannya dengan Fara dan malah menikah dengan Sherina.Fara balas menatap Kenan dan menggeleng tegas "Gak, Fara sama sekali gak ada kepikiran seperti itu, Fara cuman..." ucapnya menggantung sembari menunduk menghindari tatapan Kenan."Cuman apa?" sebelah alis Kenan terangkat tegang."Fara cuman ngerasa bersalah aja sama Kak Bagus, disaat dia lagi dalam masalah, Fara malah bahagia." cicit Fara."Hufh..." Kenan men
POV KenanFlashback On!11 tahun yang lalu...Namaku Naufal Kenan. Aku adalah seorang anak yatim piatu yang dibesarkan di panti asuhan Al-Rahman. Tahun ini usiaku sudah menginjak 20 menuju 21 tahun. Seharusnya besok adalah jadwal keberangkatan ku ke singapura untuk melanjutkan studi S2 ku sebagai dokter spesialis bedah dengan beasiswa penuh yang aku terima berkat prestasiku selama ini.Namun malam tadi aku menerima berita duka bahwa istri dari mentor yang sebentar lagi akan menjadi mantan mentor ku itu, meninggal dunia. Tanpa berpikir panjang, ku batalkan waktu keberangkatan ku hari ini, diundur menjadi seminggu kemudian.Nama mentor ku Farzan Abrisam. Bagiku beliau lebih dari sekedar mentor, melainkan sudah ku anggap sebagai seorang ayah. Sangat banyak didikan yang ku peroleh darinya, baik pendidikan pengetahuan maupun moral. Bahkan sebelum aku menerima beasiswa, biaya pendidika
"Lagi, Yang!""Fara cinta Kak Ken.""Lagi!""Fara cinta Kak Ken.""Lagi!""Iiihh... Kak Ken nyebeliiin, Fara gak cinta lagi.""Hahaha..."Akhirnya Fara jengah juga kepada Kenan yang tak henti - hentinya menggodanya. Namun Kenan, alih - alih meminta maaf, suami Fara yang tak berakhlak itu malah tertawa terbahak - bahak."Humps..." Fara mendengus kesal sembari membenamkan wajahnya yang sudah memerah bak kepiting rebus itu, ke dada bidang Kenan. Saat ini keduanya tengah berada di atas ranjang yang rencananya bersiap untuk tidur. Namun sejak tadi, tepatnya sejak perjalanan pulang kerja, Kenan tak henti - hentinya menggoda Fara, menyuruhnya lagi, lagi dan lagi mengungkapkan pengakuannya.Sembari berusaha menghentikan gejolak tawanya yang meluap - luap, Kenan mendekap erat tubuh Fara yang berada dalam p
Ceklek..."Ah..." Fara terperangah menyaksikan pemandangan di depan matanya, tepatnya di depan pintu bilik konsultasi pasien penyakit dalam, ketika ia baru saja memasuki Dirut's Room. Bagaimana tidak? Tepat di depannya kini tampak Kenan tengah merangkul pinggang Mita dengan sebelah tangannya."Ugh..." dan Kenan segera melepaskan rangkulannya dari pinggang Mita begitu menyadari keberadaan Fara. "Sa- sayang, kamu tenang dulu! Ini gak seperti yang kamu pikirkan." ujarnya kemudian, mencoba menjelaskan dengan sedikit gelagapan."Be- benar Dokter Fara, ini tidak seperti yang anda pikirkan." timpal Mita dengan sedikit gelagapan pula ikut membantu Kenan mencoba menjelaskan."Hmm?" Fara memicingkan matanya tajam pada Kenan dan Mita "Lalu apa?""Ini___" Kenan dan Mita hendak menjelaskan secara bersamaan yang membuat keduanya menghentikan ucapan mereka bersamaan pula dan saling pandang kemu
Hoek hoek..."Kamu baik - baik aja sayang?" tanya Kenan khawatir nan sedikit panik sambil mengurut pangkal leher belakang Fara yang baru saja muntah di wastafel yang berada di sudut ruang makan. Beberapa saat yang lalu keduanya hendak memulai sarapan, Fara tiba - tiba merasa mual dan segera berlari ke wastafel tersebut disusul Kenan yang dengan sigap mengikuti dari belakang.Cuih...Fara meludahkan sisa muntah yang masih tertinggal di mulutnya. "Fara baik - baik aja Kak." jawabnya sedikit lemas sembari mencoba menegakkan tubuhnya."Sepertinya kamu udah mulai ngalamin morning sickness sayang." tebak Kenan menyimpulkan dari gejala mual yang baru saja Fara alami."Iya, sepertinya gitu Kak. Lagian ini juga udah masuk 2 bulan usia kehamilan Fara." Fara sependapat dengan Kenan "Dan juga gejalanya emang seperti morning sicknees. Dari bangun tidur tadi Fara ngerasa badan Fara gak enakan,
Keesokan harinya...Pagi ini publik digemparkan oleh berita tertangkapnya seorang dokter spesialis kesehatan kulit yang cukup ternama di Indonesia, atas dasar konspirasi percobaan pencemaran nama baik Kenan, Fara, serta NF Hospital. Siapa lagi sang tersangka kalau bukan Andre yang secara suka rela mengakui konspirasi yang dilakukannya bersama seorang jurnalis bayaran yang mengakibatkan sang jurnalis ikut tertangkap dan membekuk bersama Andre di balik jeruji.Sekali lagi Kenan membuktikan kekuasaannya yang dengan sangat mudah dapat menghancurkan para pakar - pakar ternama. Sebenarnya Kenan bisa saja membuat hukuman yang dijatuhkan pada Andre lebih berat dari yang diterimanya pada kasus ini, yakni hanya hukuman penjara selama 3 tahun. Kenan mempunyai sangat banyak kasus - kasus tindak pidana Andre dari hasil penyelidikannya.Ternyata, selama ini Andre secara diam - diam telah melakukan praktik ilegal tanpa sepengetahuan pi
Byurr..."Uhuk uhuk..." Andre terbatuk - batuk oleh guyuran air yang memasuki hidung dan mulutnya, sekaligus menyadarkannya entah dari pingsan atau tidur. Matanya menyipit kala cahaya lampu yang cukup menyilaukan memasuki retinanya sesaat matanya baru saja terbuka. "Aku di mana?" gumamnya dengan suara serak khas baru bangun tidur sembari mulai mengedarkan pandangannya memindai sekeliling ruangan seluas 5 × 6 meter dengan nuansa serba putih yang tampak sangat renggang karena keminiman perabot yang mengisi ruangan tersebut."Kau!?" pupil mata Andre yang tadinya masih tampak sayup seakan enggan untuk terbuka, seketika melebar sempurna kala tatapannya jatuh pada sesosok pria jangkung berbadan kekar yang berdiri tidak jauh di hadapannya sambil menenteng sebuah ember di sebelah tangannya. Ia yakin pia itu pasti adalah orang yang baru saja mengguyurnya dengan air. Mengedarkan pandangannya lebih jauh lagi, ia mendapati 3 pria lainnya den
Keesokan harinya... Saat ini masih pukul 9 pagi, namun pekarangan NF Hospital yang luasnya dua kali lapangan sepak bola standar internasional itu telah dipenuhi oleh lautan Manusia. Mereka bukan para pasien ataupun keluarga pasien, melainkan para pemburu berita yang ingin menyaksikan dan merekam secara langsung sesi jumpa pers yang tengah diadakan dalam rangka membahas perihal kesuksesan oeprasi ke 273 Kenan di Swiss tempo lalu. Sesi jumpa pers tersebut telah berlangsung sejak 30 menit yang lalu. Dan kini tengah marak - maraknya Kenan dihujani oleh berbagai pertanyaan dari para jurnalis maupun wartawan. Di atas panggung utama, bukan Kenan saja yang hadir, Fara juga turut serta hadir sebagai asisten Kenan dalam bidang spesialis bedah. Dan baru saja, terjadi sedikit kegemparan kala seorang jurnalis malah mengajukan pertanyaan bukan pada Kenan, melainkan pada Fara. Yang mana sang jurnalis tersebut menanyakan, mengapa
"Jadi, seperti itu."Kenan baru saja menyelesaikan ceritanya, menjawab pertanyaan Mita yang menanyakan tentang hubungan diantara mereka dimasa lalu. Seperti yang diharapkan dari Kenan yang suka berterus tanpa menyembunyikan apapun, ia menceritakan semua kebenaran tentang dirinya dan Mita yang pernah tinggal bersama selama lebih 13 tahun di panti asuhan Al - Rahman hingga berpisahnya mereka karena Mita telah bertemu dengan keluarga kandungnya. Bahkan Kenan juga menyatakan fakta bahwa dirinya yang menjadi seorang dokter tidak lain dan tidak bukan karena ingin menyembuhkan Mita."Entah kamu percaya atau tidak, itulah fakta yang sebenarnya. Wajar jika kamu tak ingat, pasalnya pasca operasi pencangkokan tumor yang kamu jalani 3 tahun yang lalu membuatmu kehilangan cukup banyak ingatan dimasa lalu. Kamu tidak perlu berupaya untuk mengingatnya, karena mungkin mustahil kamu bisa melakukannya. Mungkin hanya keajaiban yang bisa membuatmu dapat menging
Ceklek..."Sampai jumpa nanti malam Dokter Fara." ucap Mita sembari tersenyum simpul pada Fara yang menunggu di depan bilik konsultasi pasien penyakit dalam. Lantas tanpa mempedulikan Fara yang termangu kebingungan, wanita itu langsung berlalu begitu saja."Sampai jumpa nanti malam?" gumam Fara mencoba memahami maksud ucapan Mita barusan sembari terus menatap punggung wanita itu dari belakang.Ceklek...Belum sempat Fara menemukan jawaban dari kebingungannya, pintu bilik kembali terbuka disusul keluarnya sosok Kenan dan dokter Adnan."Eh, sayang, kamu nungguin Kakak?" Kenan langsung bertanya dengan sedikit terkejut mendapati Fara berada di depan bilik. Berhubung sekarang sudah masuk waktu istirahat siang, ia pikir Fara sudah berada di kantin rumah sakit bersama Nabila dan Ju Woon seperti yang sudah - sudah.Fara pun berbalik demi mendapati dokter Adnan yang s
Bruk..."S*it!""F*ck!""B*ngsat! Berani - beraninya dia mempermalukan ku." sambil melajukan mobil sport mewahnya dengan sedikit ugal - ugalan di jalanan yang tampak renggang pagi ini, seorang pria kisaran usia 28 tahunan memukul setir mobilnya cukup keras seraya melontarkan berbagai sumpah serapah. Ialah Andre yang baru saja meninggalkan kediaman Farzan dan tengah menuju NF Hospital. Siapa lagi yang dimaksud 'dia' dalam sumpah serapahnya kalau bukan Kenan.Ya, Andre benar - benar merasa malu telah dipermalukan oleh Kenan beberapa waktu yang lalu, tanpa dapat berkutik. Dalam pikirannya yang dipenuhi emosi hingga tak bisa berpikir jernih, ia yakin saat ini Kenan serta Fara dan Farzan tengah menertawakan dirinya."Apanya yang lupa mengganjal perut, saking ingin menjemputnya? Pers*tan!" gerutu Andre dengan rahang mengeras sembari terus memandang ke depan lintasan jalan dengan kilata
"Hm, terima kasih atas niat baik anda yang sudah bersedia menyempatkan waktu untuk menjemput kepulangan saya, Dokter Andre. Tapi sayang, seperti yang anda lihat, sekarang saya sudah sampai di sini. Jadi, sebaiknya setelah ini anda pulang saja, atau mungkin langsung berangkat kerja ke NF Hospital." tutur Kenan datar nan formal tanpa melupakan kesopanan kepada Andre.Ya, mobil yang beberapa waktu yang lalu yang hampir bertabrakan dengan mobil yang ditumpangi Kenan, Fara dan Farzan serta Bambang di depan gerbang kediaman Farzan, tidak lain dan tidak bukan adalah mobil milik Andre. Dan sekarang, kecuali Bambang, keempatnya sedang berada di ruang keluarga kediaman Farzan sembari menikmati hidangan ringan yang telah disuguhkan oleh ART untuk menemani sesi mengobrol Mereka, sesuai perintah Farzan.Andre baru saja menyampaikan tujuan kedatangannya sepagi ini ke kediaman Farzan yang katanya, berniat ikut serta bersama Fara dan Farzan untuk menjemput