"Saya ingin membeli handphone yang ini, tolong cepat dibungkus dan sebuah simcard. Saya bayar tunai," ujar Inez dalam bahasa Inggris terburu-buru sembari menoleh ke arah jalan. Dia takut pengawal Edward atau pria itu sendiri mempergokinya membeli handphone.
Penjaga toko handphone itu segera menyelesaikan transaksi itu, dia menyerahkan bungkusan berisi handphone dan simcard baru itu kepada Inez yang segera berlari keluar usai membayarnya dengan uang tunai lebih, dia tidak butuh kembaliannya.
Inez segera masuk ke House of Giorgino Armani, dia membeli sebuah jaket kulit mahal berwarna cokelat muda yang sangat bagus untuk Edward. Dia ingin membuat Edward senang dengan perhatiannya. Ketika menunggu kasir memproses transaksinya, Inez menumpang ke toilet.
Sesampainya di dalam toilet, Inez memasang simcard ke dalam ponsel itu dan meninggalkan kardus handphone itu dalam tas pembungkusnya di tempat sampah toilet. Dia menyimpan ponsel baru itu dalam keadaan mati bese
Mario sedang berada di New York untuk menghadiri New York Spring Fashionweek. Dia diminta memperagakan pakaian desainer Max Mara dan Alexander MacQueen malam ini. Kesibukan Mario bisa dibilang sangat parah, dia hanya bisa menjalani segalanya tanpa berkeluh kesah karena uang hasil jerih lelahnya mengalir deras ke rekeningnya dalam jumlah fantastis.Tamu undangan yang berada di front row bangku penonton adalah deretan selebriti dan publik figur terkenal dari seluruh dunia. Fashion show kali ini adalah yang pertama bagi Mario, bisa dibilang ini debut pertamanya di panggung fashion internasional. Namun, Mario tidak merasa gugup sama sekali karena dia sudah mengikuti banyak kontes kebugaran pria yang mengharuskannya melakukan fashionshow di hadapan juri dan penonton yang hadir menonton kontes tersebut.Ketika tiba gilirannya, Mario berjalan ala catwalk model pria dewasa sama seperti model profesional lainnya. Dia bertemu dengan Jacques Reno Cisse dari Perancis yang be
Sebelum makan malam romantis, Edward mengajak Inez ke Museum Leonardo da Vinci di pusat kota Milan, Italia. Dia sebenarnya pernah ke sana sebelumnya, tetapi Inez belum pernah. Wanita itu tampak tertarik dengan isi museum sains dan iptek itu, Leonardo selain melukis juga seorang ilmuwan yang cerdas dan berbakat di zaman Renaisans.Karya lukisannya yang terkenal antara lain Monalisa, The Last Supper, Vitruvian Man, dan yang termahal lukisannya yang terjual US$ 450,3 juta di pelelangan Christie's di New York yang berjudul Salvator Mundi. Museum itu hanya memajang replikanya saja yang tentunya amat sangat mirip dengan lukisan aslinya.Inez sangat menikmati kunjungannya ke Museum Leonardo da Vinci, dia berterima kasih atas kebaikan Edward. Pria itu mengatakan bahwa dia ingin hadiah yang lebih indah daripada sekedar kata terima kasih dari Inez. Dan Inez hanya mengangguk patuh tanda setuju dengan permintaan pria tampan itu.Mereka berdua meninggalkan museum itu m
Dini hari waktu Italia, Inez terbangun dalam dekapan Edward. Dengan hati-hati, Inez menyingkirkan lengan kekar Edward dari pinggangnya. Kemudian dia berjalan dengan hati-hati ke kopernya untuk memeriksa ponsel barunya apakah dia mendapat pesan balasan dari Mario dan Clara.Ternyata mereka membalas pesan dm I G itu, Inez merasa sangat gembira bercampur haru membacanya. Diapun segera mengetikkan pesan balasan ke Mario terlebih dahulu."Inez, senang Mas baik-baik saja. Sebenarnya Inez ingin pulang ke Jakarta, Mas. Tetapi, Mas Edward ingin menetap di Eropa. Sekarang Inez berada di Milan, besok kami akan ke Berlin beberapa hari untuk menonton konser musik boyband favorit Mas Edward. Mas Mario, jaga kondisi ya dengan kesibukan Mas yang tinggi saat ini, jangan sampai jatuh sakit."Kemudian Inez mengetik pesan balasan juga untuk Clara, "Hai, Clara Sayang. Jangan kuatir, Mamamu ini baik-baik saja. Mas Edward selalu menjaga Mama dengan baik sekalipun dia sangat posesif. S
Berada di tengah megakonser musik sekalipun menyenangkan, tetapi rasa haus dan ingin kencing menjadi hal yang tidak dapat dielakkan. Itu pula yang dialami oleh Inez. Dia ingin buang air kecil."Mas Edward, Inez mau pipis, Inez cari toilet dulu ya sebelum ngompol di celana," teriak Inez karena suara hiruk pikuk di sekitarnya begitu berisik."Aku antar, Nez. Kalau sendirian nanti kamu bisa hilang di tengah lautan manusia seperti ini," balas Edward.Mereka berdua pun berjalan bergandengan tangan menuju ke sisi timur lapangan yang menyediakan bilik toilet portabel. Tempat itu memang agak jauh dan penuh perjuangan untuk bisa sampai ke sana. Penonton konser yang berdesak-desakan membuat Inez dan Edward terlepas gandengannya.Edward segera mencari Inez dengan bantuan ikatan dasi di pergelangan tangan mereka."Nez, naik ke punggungku, aku akan menggendongmu daripada kau terpisah denganku karena berdesakan dengan orang-orang ini. Ayo!" ujar Edwa
Seusai mandi, Edward keluar dari kamar mandi dengan handuk melilit di pinggulnya. Dia mendekati Inez sembari tersenyum mesum. Inez terkikik karena tahu pria itu begitu menginginkannya, tetapi dia belum mandi."Mas, Inez mandi dulu ya," ucap Inez seraya berlari menjauh dari Edward menuju ke kamar mandi.Tangan Edward menangkap pergelangan tangan Inez lalu menghentakkan tubuh Inez ke dalam dekapannya. Dia menyusuri rahang Inez dengan bibirnya. "Aku tidak takut kotor, Sayang," ucapnya."Mas, Inez nggak mau ... rasanya gerah!" tolak Inez dengan nada jutek.Edward pun terkekeh lalu melepaskan Inez dari dekapannya, wanita itu langsung lari terbirit-birit ke kamar mandi.Di dalam kamar mandi Inez merasa galau, dia tahu bahwa seusai mandi dia harus melayani napsu Edward lagi. Status Mario sebagai Mister International akan ternoda bila terjadi skandal berebut istri dengan Edward. Inez paham betul posisinya yang serba tidak enak saat ini.
Setelah 3 hari menghabiskan waktu di Berlin, akhirnya Edward membawa Inez melanjutkan perjalanan mereka ke Wina atau Vienna, Austria. Mereka berdua akan naik kereta Inter City Express (ICE) direct selama hampir 8 jam perjalanan.Inez merasa senang karena akhirnya dia akan diperbolehkan menelepon Clara sesampainya mereka di Wina nanti. Berbicara langsung tentunya berbeda dengan chat pesan dm."Kuharap kamu belum bosan menemaniku berkeliling Eropa, Sayang," ujar Edward ketika mereka menemukan kursi sesuai tiket di kereta ICE.Kursi di kereta ICE sepertinya tidak terlalu nyaman, Edward pun sedikit kecewa. Namun, dia tidak komplain atau menggerutu pada Inez."Kurasa aku lebih suka kursi Eurostar, Mas. Semoga perjalanannya nyaman dengan kereta ICE," komentar Inez yang lebih blak-blakan."Iya, Nez. Maaf ya, seharusnya aku mengajakmu naik pesawat saja yang lebih cepat perjalanannya," sahut Edward merasa bersalah."Ehh nggak papa k
Kota Wina, Austria memang bukan kota sibuk yang menjadi sebuah pusat perekonomian. Kota itu lebih seperti tempat yang cocok untuk retreat menenangkan pikiran dengan suasana yang damai dan tenang. Edward dan Inez menghabiskan 3 hari di Wina dengan berkunjung ke taman-taman, museum, istana Schönbrunn, dan istana Hofburg serta menonton opera.Edward mengajak Inez menemaninya menghabiskan waktu sore itu berbaring di atas rerumputan di bawah pepohonan rindang di Taman Volksgarten di antara rumpun bunga mawar yang indah yang mengelilingi air mancur dengan patung Dewa Triton dan Nymphs."Inez Sayang, besok pagi kita terbang ke Paris ya?" kata Edward yang lebih hanya ingin memberitahu rencananya dibanding bertanya pada Inez.Inez berbaring di samping Edward yang berbaring miring menopang kepalanya dengan telapak tangan kirinya. "Oke, Mas. Sepertinya Inez perlu menghubungi Pak Baruna Pratama, Head General Manager Jansen Pharma, Mas. Inez takut perusahaan kacau kalau
Selama berbulan-bulan Inez menghubungi Mario dan Clara setiap hari melalui aplikasi Hangouts untuk melepas rindu dan untuk Clara, dia memintanya membantu mengurus Jansen Pharma.William Jansen masih mendekam di penjara selama beberapa tahun ke depan karena kasus rencana pembunuhan berencana terhadap Mario. Jadi satu-satunya yang bisa membantu Inez memimpin perusahaan hanya Clara. Jadi sekarang selain kuliah kedokteran, Clara juga bekerja di kantor perusahaan keluarganya sebagai CEO sementara.Jansen Pharma sudah berdiri sejak 30 tahun lalu, perusahaan itu memiliki brand yang kuat di kalangan konsumen produk herbal dan kosmetika. Pekerjaan Clara hanya mengawasi jalannya perusahaan dan mengikuti meeting pengembangan produk serta laporan performa bulanan perusahaan menggantikan mamanya. Inez pun masih mengikuti meeting perusahaan secara daring dari Paris.Clara sudah memberitahukan kondisi mamanya pada orang-orang yang penting dan dapat dipercaya seperti Pak
"Sialan, jangan harap bisa membawa kabur Inez dariku, Mario!" rutuk Edward seraya memukul gagang setir mobil Audi A6 yang ia kendarai untuk mengejar istrinya yang dibawa kabur Mario. Dengan akselerasi tinggi mobil Audi A6 itu berhasil melewati mobil sedan BMW hitam yang dinaiki Mario dan Inez. Edward bermaksud mencegat jalan mobil itu. Namun, sebuah truk kontainer melintas di hadapannya dan ia pun tak sanggup mengelak dan terlambat mengerem mobilnya. "Ciiiiiiiiiitttt!" Bunyi suara ban berdecit menggasak aspal jalan raya Paris. Disusul suara benturan keras mobil Audi A6 yang dikemudikan Edward dengan truk kontainer yang melintas di perempatan jalan itu. "BRAAAKKK!" Mobil itu terpelanting keras dan terguling-guling dengan mendarat dalam kondisi terbalik atap mobilnya. Sejenak kesadaran Edward hilang, dia pingsan dengan kepala terkulai di gagang setir mobil sport mewah itu wajahnya berlumuran darah karena kulitnya robek di bagian wajahnya akibat pecahan kaca depan dan benturan dengan
Tiga bulan telah berlalu semenjak kepulangan Inez ke Jakarta bersama Mario. Kini dia banyak mendampingi Mario dengan segala pekerjaannya sebagai model papan atas serta atlet MMA pro berkelas Internasional. Jadwal Mario selalu penuh setiap hari, awalnya Inez kaget, tetapi lama-kelamaan dia terbiasa untuk mengatur segalanya dengan rapi.Wisuda Mario di Singapura bulan lalu begitu berkesan baginya, Inez teringat ketika dulu awalnya Mario dia selamatkan dari kemalangan hidupnya. Mario mengatakan dia hanyalah lulusan fakultas olahraga jadi tidak mengerti mengelola keuangan dan menjalankan bisnis makanya dia begitu mudah ditipu habis-habisan oleh Rosita, mantan istrinya.Kini Mario adalah pebisnis yang sukses dan memiliki segudang talenta. Mister Miguel juga masih sering berjumpa dengan mereka berdua karena Mario adalah anak didik jagoannya yang masih sangat aktif bertarung di ring arena MMA internasional.Mario sering sekali memujinya dengan mengatakan 'behind a grea
Semenjak bertemu kembali dengan Inez dengan dihantui tragedi kecelakaan yang menewaskan Edward dan banyak hal serius yang harus diselesaikan oleh Mario juga bersama Inez. Mario belum sempat menemukan keberanian untuk mengajak Inez bercinta lagi sekalipun dia sangat menginginkan hal itu. Dia takut Inez menolaknya.Hingga seminggu berlalu ..."Mas, apa belakangan sedang banyak pikiran?" tanya Inez sambil berjalan-jalan di tepi kolam renang di rumahnya bersama Mario seusai makan malam."Nggak juga, Nez. Kenapa?" jawab Mario sembari melemparkan pertanyaan juga. Dia berjalan sembari merangkul bahu Inez."Apa Mas masih mencintai Inez seperti dulu?" tanya Inez lagi.Mario menghentikan langkahnya dan memegang tangan Inez, dia menatap Inez dengan tatapan agak bingung. "Kok nanyanya begitu, Nez? Cintanya Mas ke kamu nggak akan ada habisnya, selalu sama besarnya atau mungkin lebih dalam lagi ...," jawabnya."Terima kasih, Mas," sahut Inez sembari terse
Akhirnya, Mario purna tugas sebagai Mister International selama setahun. Malam final pemilihan Mister International yang baru telah terlewati, Andrew Bradley, seorang pemuda berusia 25 tahun asal Australia yang memenangkannya.Andrew berprofesi sebagai influencer yang fokus pada penghijauan hutan dan kegiatan kemanusiaan, latar belakangnya adalah putera konglomerat properti asal Australia jadi dia bebas menggunakan waktu sesukanya karena harta warisan orang tuanya tak akan habis hingga 7 turunan.Malam seusai acara final itu, Mario dan Inez segera diantar Jonas dan Hernandes ke bandara Roissie-Charles de Gaulle untuk kembali ke Jakarta dengan pesawat Air France. Kali ini hanya Hernandes yang ikut ke Jakarta karena Jonas harus melanjutkan tugasnya untuk mendampingi anak asuhnya yang baru mulai besok.Jonas memeluk Mario penuh rasa haru menyeruak dalam dadanya. Dia berujar, "Mas Mario, terima kasih untuk setahun yang sudah kita lalui bersama. Kenangan luar b
Mata Inez bertatapan dengan sepasang mata jernih yang begitu lembut tatapannya."Mas ...," ucap Inez lalu berlari menghambur ke dekapan Mario dengan berurai air mata. Betapa rindu dia pada sosok itu.Mereka berpelukan dan menangis bersama."Aku rindu kamu, Nez ... rindu setengah mati!" kata Mario melingkarkan lengannya di pinggang Inez sembari menatap wajah Inez yang basah karena air mata yang meleleh di pipinya, jemari Mario menghapus jejak air mata itu. Di matanya kecantikan Inez tak berubah sedikitpun sejak mereka berpisah setahun lalu di London.Mereka pun berciuman di bawah Menara Eifel dengan bulir-bulir putih salju yang masih saja turun dari langit."Bawa aku pulang bersamamu ke Jakarta, Mas. Tempatku adalah bersamamu ...," ujar Inez dengan serius."Plok ... plok ... plok ... plok!" Suara tepuk tangan menggema di keheningan malam.Mario dan Inez pun menoleh ke sumber suara itu. Ternyata Edward yang bertepuk tangan d
Mungkin ini adalah hari yang tergalau sepanjang hidup Inez. Pagi ini adalah saat terakhirnya bersama Edward karena nanti malam Mario akan menjemputnya di bawah Menara Eifel seperti janji mereka berdua setahun lalu.Ketika sarapan pagi bersama Edward, dia diam-diam menatap wajah pemuda itu dengan tatapan sendu. Saat Edward menatap balik ke arahnya, dengan segera Inez menunduk menatap ke piringnya.Pemuda itu merasa Inez agak aneh pagi ini lalu bertanya, "Ada apa, Sayang?""Eh ... ohh ... nggak ada apa-apa kok, Mas. Oya nanti sore, Inez akan berkunjung ke rumah Madame Lily de Lacours, dia mengadakan acara minum teh bersama beberapa teman wanitanya," ujar Inez mencari-cari alasan untuk pergi dari rumah nanti sore."Boleh, Nez. Pulangnya jangan malam-malam ya. Nanti Mas kuatir kalau kamu sendirian di luar rumah," jawab Edward seraya membelai pipi Inez dengan lembut.Hati Inez serasa diremas oleh sesuatu yang tak nampak, dia akan meninggalkan pria
Seusai makan malam di rumah Paris, Edward mengajak Inez untuk berjalan-jalan di taman sekeliling rumah bergaya Provinsi Perancis itu. Langit malam di Paris sedang cerah bertabur jutaan bintang di angkasa.Lengan kekar Edward melingkari pinggang ramping Inez. Bibirnya mengecup pipi halus Inez dengan mesra. Mereka terdiam tak bicara hanya berjalan bersisian menapaki jalan taman yang ditumbuhi rumput jepang yang rapi di tengah taman.Tukang kebun di rumah Edward itu memiliki sentuhan artistik yang bagus. Rumpun-rumpun pohon yang biasa dibuat bonsai dibentuk dengan rapi menampilkan wujud binatang atau bulatan-bulatan berbagai ukuran yang nampak indah.Akhirnya, Edward mengajak Inez untuk duduk di bangku taman yang terbuat dari kayu pohon Oak. Dia memangku tubuh Inez dan tidak mengizinkan wanita itu duduk di sampingnya, lengannya mendekap erat tubuh Inez. Mereka terdiam sejenak mendengarkan suara binatang malam yang hidup di taman itu."Cantikku Sayangku
Pasca insiden penembakan sniper di depan gedung apartment tempat Mario tinggal di New York. Organisasi Mister International mempekerjakan bodyguard baru pengganti yang 5 orang kemarin yang tewas. Kali ini bodyguard Mario berjumlah total 20 orang.Status Mario saat ini adalah mega bintang, bukan lagi orang biasa yang mendadak beken karena sekedar menang Mister International. Di seluruh dunia, sosoknya menghiasi dinding promosi brand-brand terkenal. Mario juga sering tampil di layar kaca dalam acara talkshow serta iklan produk. Tidak hanya itu, arena MMA pro fighter juga menempatkan Mario di jajaran atlet papan atas kelas welter karena kemenangannya yang begitu banyak sepanjang tahun ini.Dimanapun Mario berada selalu diserbu fans dan paparazi yang berusaha mencari sensasi terhangat dari sosok istimewa yang sedang naik daun itu. Bahkan, follower sosial media miliknya mencapai puluhan juta saat ini. Konten youtube miliknya yang dikelola oleh Jonas selalu diserbu lik
Sore hari setelah Mario pulang bekerja, dia pulang ke apartmentnya di 17th Avenue. Sopirnya menurunkan Mario di depan bangunan apartement 30 lantai itu.Tiba-tiba terdengar suara desingan peluru bertubi-tubi, pengawal Mario segera merapat melindungi Mario dan Jonas. Beberapa pengawal tertembak peluru penempak jitu yang ada di atas gedung seberang jalan.Sementara berondongan tembakan peluru dari atas gedung seberang terus ditembakkan, Jonas menarik Mario cepat-cepat masuk ke dalam lobi gedung apartment itu. Dia tidak ingin membahayakan nyawa Mario dan dirinya dengan berada di luar gedung."Damn! Siapa yang ingin membunuhmu, Mas?" teriak Jonas dengan frustasi bercampur gugup gemetaran seluruh tubuhnya bersimbah peluh.Mario yang sudah beberapa kali mendapat serangan pembunuh bayaran terkait statusnya ketika masih menjadi suami sah Inez tidak terlalu syok, tetapi tetap saja jantungnya berdegup kencang karena insiden baru saja. Dia hampir tewas tertembak di