Jalanan yang dilewati oleh mobil Alphard rombongan survey itu mulai sepi karena sudah lewat pukul 22.00. Lampu-lampu kota yang menerangi kegelapan malam terlewati satu per satu menuju ke arah Kota Jakarta.
Inez menatap ke luar kaca jendela mobil itu sambil merenungkan kehidupannya akhir-akhir ini yang sepertinya bertambah rumit karena pria-pria yang menyukainya secara pribadi. Namun, di antara ketiga pria itu, dia melibatkan perasaan mendalam pada suami kontraknya yaitu Mario. Dia seolah siap menghadapi dunia bersama pemuda itu sekalipun hubungan mereka sangat aneh.
Selain hanya berdasarkan kontrak pernikahan, usia mereka terpaut agak jauh sekitar 14 tahun. Mario itu baru melewati usia 27 tahun ini, sementara Inez sudah 41 tahun. Itu yang membuat Inez selalu berpikir ulang mengenai hubungan mereka. Bagaimana tidak? Yang muda yang masih 'seger kinyis-kinyis' aja banyak. Terlebih lagi Mario bekerja di dunia adonis atau pemahat tubuh yang harus menjaga penampilan.
Suara kicauan burung dan cahaya mentari yang masuk dari glass block di kamar tidur Inez dan Mario memberi tanda hari telah pagi."Mas, ayo bangun ...," ucap Inez berusaha melepaskan tubuhnya dari dekapan dan belitan kaki Mario.Yang diajak berbicara malah sengaja mengeratkan pelukannya. Mario menahan tawanya mendengar rengekan Inez yang meminta dilepaskan. Dia masih rindu pada istrinya yang baru pulang semalam setelah pergi berhari-hari.Tangan Inez mencubit hidung mancung Mario. "Ini bandel banget pagi-pagi sih! Mas, lepasin nggak ... nanti Inez cubit yang lainnya lho!""Aku nggak mau kalau dicubit, Nez. Maunya dijepit iya ... 'kan enak. Hahaha," goda Mario selengekan."Iiisshhh Mas Mario mesum deh!" jerit Inez."Kulepasin kalau kamu mau olahraga pagi dulu sama Mas, gimana?" tawar Mario sambil memandangi wajah cantik Inez tanpa make-up di pagi hari."Huft, mesti ya? Nanti Inez telat ngantor, Mas!" protes Inez lagi."Masa bodo
"Aahh ... Bang, Novi suka sentuhan Abang ...," desah wanita bernama Novita, pacar gelap Rinaldo Situmorang."Aku cepetin ya biar cepet sampainya, yuk Beb, pegang bahu Abang .... Aaarrghhh!"Tok tok tok.Tok tok tok.Suara pintu kamar hotel itu diketok dengan keras dan berulang kali oleh tamu tak diundang. Sementara penghuni kamar hotel itu enggan membukakan pintu."Siapa sih ini, rese banget gangguin orang lagi asik?!" gerutu Novita yang masih memakai lingerie merahnya yang seksi tanpa pakaian dalam. Dia pun meraih jubah luar lingerie sutra itu di pinggir ranjang lalu memakainya sebelum bergegas ke pintu.Tok tok tok.Tok tok tok.Ketokan itu tidak kunjung berhenti di pintu kamar hotel bintang 3 itu.Akhirnya, Novita pun membukakan pintu. Dia tidak mengenal siapa perempuan cantik seksi yang berdiri di hadapannya itu.Tiba-tiba ..."Plakkk!"Sebuah tamparan pedas mendarat di pipi kanan Nov
Mario merasa bingung ketika Rosita memeluknya dengan erat. Dulu saja ketika mereka masih berstatus suami istri, Rosita selalu jijik bila dia menyentuhnya ketika sedang berkeringat. Sekarang kok malah nempel begini. Mario menggaruk-garuk kepalanya dengan wajah bingung."Ros, tolong lepasin nanti dilihat orang nggak enak. Kamu 'kan statusnya istrinya Bang Aldo, aku suaminya Inez," ujar Mario dengan nada halus.Akhirnya, Rosita pun melepaskan tubuh Mario dari pelukannya. Wajahnya berurai air mata menatap Mario. "Mas Mario, aku pengin kita kembali jadi suami istri seperti dulu. Bang Aldo selingkuh sama cewek lain, katanya dia sudah nggak sayang sama Ros," ujarnya.Mario terdiam setelah mendengar ucapan Rosita barusan. Dia sudah berpindah ke lain hati, sekarang hanya ada Inez di hatinya. Dia tidak ingin kembali bersama Rosita yang telah membuatnya begitu sengsara dan hina pasca perceraian mereka dulu."Nggak bisa, Ros. Aku sudah menjadi suami Inez dan aku cint
Seusai mandi dan keramas, Mario mengeringkan dirinya lalu keluar dari kamar mandi dengan handuk membelit di pinggulnya. Dia lupa membawa pakaian ganti ke kamar mandi tadi. Namun, ketika bertatapan dengan mata Inez lalu istrinya memalingkan wajahnya yang merona, Mario membatalkan niatnya untuk berpakaian.Dia pun berjalan mendekati ranjang dimana Inez duduk bersandar di sana. "Nggak usah curi-curi pandang, Nez! Kalau pengin bilang aja ...," goda Mario."Iiisshh ... pengin gimana, Mas?" kelit Inez sambil tersenyum malu-malu.Mario terkekeh melihat wajah Inez yang semakin memerah saja. Dia pun menundukkan kepalanya dan mengangkat dagu Inez. "Kemari ... tempelin bibirnya ke bibirnya Mas," pinta Mario dan dia menunggu inisiatif dari Inez.Tangan Inez menekan dada Mario yang keras dengan otot yang terpahat sempurna ketika lengan Mario menahan punggungnya. Dengan perlahan dan ragu-ragu Inez mengecup bibir bawah Mario yang langsung ditangkap dan dilumat oleh bibi
Akhirnya hari pertandingan MMA di Sasana Pemuda Sang Timur pun tiba, Mario sudah menyiapkan fisik dan mentalnya untuk kembali bertanding di atas ring tarung.Ketiga suporternya yaitu Inez, Max, dan Clara duduk di bangku penonton bagian depan. Sementara Mario masih berada di ruang ganti atlet sebelum dipanggil oleh MC untuk naik ke atas ring.Suasana di GOR Sasana Pemuda Sang Timur itu begitu meriah musik yang menghentak mengiringi tarian pembuka dari sponsor pertandingan malam ini. 3 gadis berpakaian seksi meliuk-liuk seperti goyang Dangdut Pantura, penonton pun ikut heboh bersiul-siul menggoda mbak-mbak penari yang beraksi di atas ring."Tarikkkkk Mang!" seru MC acara itu menyemangati mbak-mbak yang heboh goyangannya.Saat yang ditunggu datang juga, MC pun memanggil nama Mario dengan microphone."Pertandingan MMA malam ini akan segera kita mulai. Mari kita panggil dari sisi barat, Mario Chandra. Seorang pendatang baru dengan data pertandinga
Sudah hampir 2 jam, Mario berada dalam ruang operasi. Inez, Clara, dan Max masih menunggu di depan ruang operasi itu. Mereka belum sempat makan malam, tetapi mereka pun kehilangan napsu makan karena kuatir dengan keadaan Mario saat ini.Tak lama kemudian dokter yang menangani Mario keluar dari pintu ruang operasi. Wajahnya memang datar dan seperti kelelahan sesudah melakukan operasi.Dokter Jamal berkata pada mereka bertiga, "Tenang, operasinya berjalan lancar, semoga masa kritisnya bisa terlewati dengan baik dan segera sadar. Pasien masih perlu dimonitor ketat, untuk sementara belum boleh dijenguk ke dalam kamar. Besok pagi baru bisa dikunjungi, mungkin ada baiknya kalian beristirahat dulu di rumah malam ini.""Terima kasih, Dokter Jamal," ucap Inez.Dokter Jamal tersenyum tipis mengangguk lalu berjalan melewati mereka bertiga.Tak lama kemudian, brankar dorong dengan Mario terbaring tak sadarkan diri di atasnya keluar dari
Setelah hampir satu jam lebih melewati jalanan kota Jakarta yang macet. Inez pun sampai di gedung kantor Jansen Pharma. Dia segera naik ke ruang kantornya dengan lift. Sebenarnya dia berat hati meninggalkan Mario sendirian di rumah sakit.Ketika membuka pintu ruang kantornya, Tristan yang tadinya duduk di sofa pun langsung berdiri menyambut kedatangannya. Pria muda itu memeluknya erat seperti begitu merindukan dirinya. Dia pun mengecup pipi Inez kanan kiri.Inez sebenarnya agak jengah karena Tristan sepertinya begitu mesra kepadanya di hadapan rombongan dari Surabaya dan juga Pak Baruna."Maaf lama menungguku, Tris. Silakan duduk. Ada keperluan apa ya kok mendadak sekali datangnya? Aku jadi tidak mempersiapkan apa-apa ... ngomong-ngomong apa sudah makan siang?" ujar Inez seraya duduk di tempat kosong di sofa yang kebetulan di samping Tristan."Tidak perlu repot, Nez. Iya, maafkan aku datang mendadak. Kebetulan sedang ada trip ke Jakarta mengurus izi
Sesampainya di rumah sakit, Inez segera berlari ke ruang ICU tempat Mario dirawat. Dia sangat senang Mario telah sadar, sampai-sampai dia melupakan Tristan yang telah mengantarnya.Tristan memarkir mobil Ferrari merahnya di parkiran rumah sakit itu. Kemudian dia turun mencari Inez. Seingatnya nama suami Inez, Mario Chandra, dia pun bertanya ke bagian informasi rumah sakit dimana Mario Chandra dirawat. Ternyata di ruang ICU, dia pun bergegas ke sana.Dari luar pintu ruang ICU, Inez bisa mendengar suara Clara dan Max bercakap-cakap dengan Mario. Dia pun membuka pintu ruang ICU."Ehh ... Mama, akhirnya yang dicariin dari tadi datang juga," ucap Clara ketika melihat mamanya tiba.Inez tersenyum sambil menitikkan air mata menatap suaminya, dia duduk di tepi ranjang Mario."Jangan nangis, Inez Sayang. Mas sudah baikan kok, jangan kuatir," ujar Mario sembari menggenggam tangan Inez."Maaf ya, Mas. Tadi Inez ditelepon harus ke kantor, ja
"Sialan, jangan harap bisa membawa kabur Inez dariku, Mario!" rutuk Edward seraya memukul gagang setir mobil Audi A6 yang ia kendarai untuk mengejar istrinya yang dibawa kabur Mario. Dengan akselerasi tinggi mobil Audi A6 itu berhasil melewati mobil sedan BMW hitam yang dinaiki Mario dan Inez. Edward bermaksud mencegat jalan mobil itu. Namun, sebuah truk kontainer melintas di hadapannya dan ia pun tak sanggup mengelak dan terlambat mengerem mobilnya. "Ciiiiiiiiiitttt!" Bunyi suara ban berdecit menggasak aspal jalan raya Paris. Disusul suara benturan keras mobil Audi A6 yang dikemudikan Edward dengan truk kontainer yang melintas di perempatan jalan itu. "BRAAAKKK!" Mobil itu terpelanting keras dan terguling-guling dengan mendarat dalam kondisi terbalik atap mobilnya. Sejenak kesadaran Edward hilang, dia pingsan dengan kepala terkulai di gagang setir mobil sport mewah itu wajahnya berlumuran darah karena kulitnya robek di bagian wajahnya akibat pecahan kaca depan dan benturan dengan
Tiga bulan telah berlalu semenjak kepulangan Inez ke Jakarta bersama Mario. Kini dia banyak mendampingi Mario dengan segala pekerjaannya sebagai model papan atas serta atlet MMA pro berkelas Internasional. Jadwal Mario selalu penuh setiap hari, awalnya Inez kaget, tetapi lama-kelamaan dia terbiasa untuk mengatur segalanya dengan rapi.Wisuda Mario di Singapura bulan lalu begitu berkesan baginya, Inez teringat ketika dulu awalnya Mario dia selamatkan dari kemalangan hidupnya. Mario mengatakan dia hanyalah lulusan fakultas olahraga jadi tidak mengerti mengelola keuangan dan menjalankan bisnis makanya dia begitu mudah ditipu habis-habisan oleh Rosita, mantan istrinya.Kini Mario adalah pebisnis yang sukses dan memiliki segudang talenta. Mister Miguel juga masih sering berjumpa dengan mereka berdua karena Mario adalah anak didik jagoannya yang masih sangat aktif bertarung di ring arena MMA internasional.Mario sering sekali memujinya dengan mengatakan 'behind a grea
Semenjak bertemu kembali dengan Inez dengan dihantui tragedi kecelakaan yang menewaskan Edward dan banyak hal serius yang harus diselesaikan oleh Mario juga bersama Inez. Mario belum sempat menemukan keberanian untuk mengajak Inez bercinta lagi sekalipun dia sangat menginginkan hal itu. Dia takut Inez menolaknya.Hingga seminggu berlalu ..."Mas, apa belakangan sedang banyak pikiran?" tanya Inez sambil berjalan-jalan di tepi kolam renang di rumahnya bersama Mario seusai makan malam."Nggak juga, Nez. Kenapa?" jawab Mario sembari melemparkan pertanyaan juga. Dia berjalan sembari merangkul bahu Inez."Apa Mas masih mencintai Inez seperti dulu?" tanya Inez lagi.Mario menghentikan langkahnya dan memegang tangan Inez, dia menatap Inez dengan tatapan agak bingung. "Kok nanyanya begitu, Nez? Cintanya Mas ke kamu nggak akan ada habisnya, selalu sama besarnya atau mungkin lebih dalam lagi ...," jawabnya."Terima kasih, Mas," sahut Inez sembari terse
Akhirnya, Mario purna tugas sebagai Mister International selama setahun. Malam final pemilihan Mister International yang baru telah terlewati, Andrew Bradley, seorang pemuda berusia 25 tahun asal Australia yang memenangkannya.Andrew berprofesi sebagai influencer yang fokus pada penghijauan hutan dan kegiatan kemanusiaan, latar belakangnya adalah putera konglomerat properti asal Australia jadi dia bebas menggunakan waktu sesukanya karena harta warisan orang tuanya tak akan habis hingga 7 turunan.Malam seusai acara final itu, Mario dan Inez segera diantar Jonas dan Hernandes ke bandara Roissie-Charles de Gaulle untuk kembali ke Jakarta dengan pesawat Air France. Kali ini hanya Hernandes yang ikut ke Jakarta karena Jonas harus melanjutkan tugasnya untuk mendampingi anak asuhnya yang baru mulai besok.Jonas memeluk Mario penuh rasa haru menyeruak dalam dadanya. Dia berujar, "Mas Mario, terima kasih untuk setahun yang sudah kita lalui bersama. Kenangan luar b
Mata Inez bertatapan dengan sepasang mata jernih yang begitu lembut tatapannya."Mas ...," ucap Inez lalu berlari menghambur ke dekapan Mario dengan berurai air mata. Betapa rindu dia pada sosok itu.Mereka berpelukan dan menangis bersama."Aku rindu kamu, Nez ... rindu setengah mati!" kata Mario melingkarkan lengannya di pinggang Inez sembari menatap wajah Inez yang basah karena air mata yang meleleh di pipinya, jemari Mario menghapus jejak air mata itu. Di matanya kecantikan Inez tak berubah sedikitpun sejak mereka berpisah setahun lalu di London.Mereka pun berciuman di bawah Menara Eifel dengan bulir-bulir putih salju yang masih saja turun dari langit."Bawa aku pulang bersamamu ke Jakarta, Mas. Tempatku adalah bersamamu ...," ujar Inez dengan serius."Plok ... plok ... plok ... plok!" Suara tepuk tangan menggema di keheningan malam.Mario dan Inez pun menoleh ke sumber suara itu. Ternyata Edward yang bertepuk tangan d
Mungkin ini adalah hari yang tergalau sepanjang hidup Inez. Pagi ini adalah saat terakhirnya bersama Edward karena nanti malam Mario akan menjemputnya di bawah Menara Eifel seperti janji mereka berdua setahun lalu.Ketika sarapan pagi bersama Edward, dia diam-diam menatap wajah pemuda itu dengan tatapan sendu. Saat Edward menatap balik ke arahnya, dengan segera Inez menunduk menatap ke piringnya.Pemuda itu merasa Inez agak aneh pagi ini lalu bertanya, "Ada apa, Sayang?""Eh ... ohh ... nggak ada apa-apa kok, Mas. Oya nanti sore, Inez akan berkunjung ke rumah Madame Lily de Lacours, dia mengadakan acara minum teh bersama beberapa teman wanitanya," ujar Inez mencari-cari alasan untuk pergi dari rumah nanti sore."Boleh, Nez. Pulangnya jangan malam-malam ya. Nanti Mas kuatir kalau kamu sendirian di luar rumah," jawab Edward seraya membelai pipi Inez dengan lembut.Hati Inez serasa diremas oleh sesuatu yang tak nampak, dia akan meninggalkan pria
Seusai makan malam di rumah Paris, Edward mengajak Inez untuk berjalan-jalan di taman sekeliling rumah bergaya Provinsi Perancis itu. Langit malam di Paris sedang cerah bertabur jutaan bintang di angkasa.Lengan kekar Edward melingkari pinggang ramping Inez. Bibirnya mengecup pipi halus Inez dengan mesra. Mereka terdiam tak bicara hanya berjalan bersisian menapaki jalan taman yang ditumbuhi rumput jepang yang rapi di tengah taman.Tukang kebun di rumah Edward itu memiliki sentuhan artistik yang bagus. Rumpun-rumpun pohon yang biasa dibuat bonsai dibentuk dengan rapi menampilkan wujud binatang atau bulatan-bulatan berbagai ukuran yang nampak indah.Akhirnya, Edward mengajak Inez untuk duduk di bangku taman yang terbuat dari kayu pohon Oak. Dia memangku tubuh Inez dan tidak mengizinkan wanita itu duduk di sampingnya, lengannya mendekap erat tubuh Inez. Mereka terdiam sejenak mendengarkan suara binatang malam yang hidup di taman itu."Cantikku Sayangku
Pasca insiden penembakan sniper di depan gedung apartment tempat Mario tinggal di New York. Organisasi Mister International mempekerjakan bodyguard baru pengganti yang 5 orang kemarin yang tewas. Kali ini bodyguard Mario berjumlah total 20 orang.Status Mario saat ini adalah mega bintang, bukan lagi orang biasa yang mendadak beken karena sekedar menang Mister International. Di seluruh dunia, sosoknya menghiasi dinding promosi brand-brand terkenal. Mario juga sering tampil di layar kaca dalam acara talkshow serta iklan produk. Tidak hanya itu, arena MMA pro fighter juga menempatkan Mario di jajaran atlet papan atas kelas welter karena kemenangannya yang begitu banyak sepanjang tahun ini.Dimanapun Mario berada selalu diserbu fans dan paparazi yang berusaha mencari sensasi terhangat dari sosok istimewa yang sedang naik daun itu. Bahkan, follower sosial media miliknya mencapai puluhan juta saat ini. Konten youtube miliknya yang dikelola oleh Jonas selalu diserbu lik
Sore hari setelah Mario pulang bekerja, dia pulang ke apartmentnya di 17th Avenue. Sopirnya menurunkan Mario di depan bangunan apartement 30 lantai itu.Tiba-tiba terdengar suara desingan peluru bertubi-tubi, pengawal Mario segera merapat melindungi Mario dan Jonas. Beberapa pengawal tertembak peluru penempak jitu yang ada di atas gedung seberang jalan.Sementara berondongan tembakan peluru dari atas gedung seberang terus ditembakkan, Jonas menarik Mario cepat-cepat masuk ke dalam lobi gedung apartment itu. Dia tidak ingin membahayakan nyawa Mario dan dirinya dengan berada di luar gedung."Damn! Siapa yang ingin membunuhmu, Mas?" teriak Jonas dengan frustasi bercampur gugup gemetaran seluruh tubuhnya bersimbah peluh.Mario yang sudah beberapa kali mendapat serangan pembunuh bayaran terkait statusnya ketika masih menjadi suami sah Inez tidak terlalu syok, tetapi tetap saja jantungnya berdegup kencang karena insiden baru saja. Dia hampir tewas tertembak di