Beranda / Pernikahan / Suami Jantanku / Jeratan Sang Pelakor

Share

Jeratan Sang Pelakor

Penulis: agneslovely2014
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

"Wah, akhirnya pulang juga ke Candi Dasa ya, Mas!" seru Bella dengan wajah berseri-seri menyambut kedatangan Brian di mess karyawan.

Namun, bosnya yang tak lain juga mantan pacar Bella dulu hanya menanggapinya dengan dingin. Brian menjawab, "Iya sudah kelamaan di Jakarta, Bell. Gimana karyawan di sini kerjaan nggak ada kendala 'kan selama kutinggal mudik kemarin?"

Wanita itu duduk berseberangan dengan Brian di sofa kantor managemen di lantai 1 gedung bertingkat yang menjadi mess karyawan grup Teja Kusuma. Dia menatap manja dengan kerlingan bulu matanya kepada bosnya. "Ohh ... pastinya lancar, Mas. Tenang aja, aku sama Hendrawan selalu survey langsung ke lapangan sekalipun panas-panasan gitu!" jawab Bella lebay agar dipuji oleh Brian.

"Hmm ... good job kalau gitu!" tukas Brian singkat lalu ia pun bangkit berdiri untuk naik ke kamarnya. Dia mengajak Hendrawan agar mengikutinya.

Pemuda berusia 25 tahun itu ikut masuk ke kamar Brian lalu duduk di sofa kamar berukuran 7x5 meter persegi ter
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Erni Erniati
ya elah Brian. badanmu aja yang gede eh otak kamu gk bisa mikir cepet. bisa dijebak Bella juga kan.
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Suami Jantanku   Menghukum Biang Onar

    Saat Bella mandi di bawah shower air hangat di kamarnya sendiri, wanita itu merasa begitu puas dengan persenggamaannya dengan Brian tadi siang hingga sore. Memang pria itu tak sadar sepenuhnya, tetapi kejantanannya masih tetap bisa dimanfaatkan olehnya."Biarin aja deh sekalipun tadi main sendirian, gue emang jablay udah lama kagak kawin sama laki! Hmm ... ukuran si Brian yang paling mantap dibandingin mantan-mantan gue yang mokondo itu dulu. Jadi nyesel dulu selingkuh sama Rio!" ujar Bella kepada dirinya sendiri sambil menyabuni tubuhnya dari keringat dan pejuh Brian yang menyembur berulang kali tadi ke dalam rahimnya.Dalam benaknya Bella sudah menyusun rencana selanjutnya. Sekali saja tidak akan menggoyahkan keteguhan hati Brian yang mungkin dulu menyimpan trauma pengkhianatannya sewaktu kuliah. Bagaimanapun pria incarannya itu tajir melintir jadi sangat bodoh bila ia melepaskan Brian begitu saja."Huhh! Persetan dengan istri pertama si Brian. Emang gue pikirin, kalau sampai cuma b

  • Suami Jantanku   Kalah Telak Dari Istri Sah Brian

    Sudah sebulan ini Bella melayani bosnya di area ranjang. Dia berharap Brian akan membawa hubungan gelap mereka ke jenjang yang lebih serius. Rencananya seusai memuaskan hasrat pria itu, Bella akan mendesak Brian agar menyetujui keinginannya agar memperistrinya."Selamat malam, Mas Brian. Apa malam ini mau diservis lagi?" tanya Bella setelah dipersilakan masuk ke kamar tidur atasannya larut malam itu.Dengan santai Brian menjawab sembari melangkah di belakang Bella, "Kalau nggak ngapain juga lo ke mari. Mendingan tidur di kamarmu sendiri 'kan?""Ehh ... jangan galak begitu dong. Bella 'kan cuma iseng nanya aja. Yuk sini bajunya dibuka dulu!" balas Bella lalu ia mulai membuka gesper sabuk celana Brian tanpa malu-malu.Melihat hal itu Brian yang sebenarnya hanya senang menggunakan posisinya yang di atas angin itu sebagai balas dendamnya menyindir tajam, "Lo kayaknya udah biasa banget ya buka celana cowok. Sudah expert keluar masuk kamar tidur laki-laki!"Tangan Bella yang tadinya akan me

  • Suami Jantanku   Mengurus 'Burung' Suaminya

    "Kalian mulai pasang pondasi dan cakar ayam untuk bangunan utama hari ini ya!" ujar Indra Gustavo dalam briefingnya pagi ini di lokasi pembangunan resort Mister Rodrigo di Uluwatu."Siaaap, Pak!" sahut para karyawannya serempak. Kemudian puluhan orang itu pun membubarkan diri untuk memulai pekerjaan mereka hari ini.Indra pun kembali ke ruangan kantornya di mess karyawan. Dia mencermati plan pembangunan resort yang dikerjakan oleh perusahaannya. Sudah sebulan berjalan, tetapi progresnya tak juga nampak karena memang sangat luas dan masih mengerjakan bagian dasar bangunannya.Di layar laptop miliknya, Indra melihat kecocokan antara progres dan rencana proyeknya. Dia lalu memanggil kepala HRD cabang Bali ke kantornya, "Halo, Pak Sasongko. Tolong menghadap ke kantor saya sekarang!""Halo. Baik, segera saya ke kantor Pak Indra!" sahut kepala HRD nya.Setelah Pak Sasongko duduk di kursi seberang meja Indra, ia pun bertanya, "Pak, apa sudah ada calon karyawan baru untuk pembangunan proyek r

  • Suami Jantanku   Mengakui Adiknya Lebih Dewasa Menjalani Pernikahan

    Brian memang sengaja tak ingin langsung membawa Suzy ke mess karyawan, tempat tinggalnya selama di Bali. Dia mengajak istrinya ke resort mewah di Nusa Dua sekaligus untuk survey model penataan landscape di sana seperti apa saja.Melia Resort sangat terkenal akan kemewahannya serta kenyamanannya yang bertaraf internasional. Brian sengaja memilih untuk menginap bersama Suzy di kamar bertipe deluxe suite pool access. Di pintu teras belakang kamar langsung berhadapan dengan sebuah kolam yang melingkari bangunan bertingkat yang berupa kamar-kamar mewah. Hanya lantai terbawah yang mendapat fasilitas istimewa tersebut."Waahh ... bagus banget kamarnya, Mas! Enaknya bisa langsung berenang ntar ya," ujar Suzy terkagum-kagum sembari melihat isi kamar hingga teras belakang.Brian pun menemaninya karena memang dia butuh untuk bahan pembanding resort yang sedang ia bangun di Candi Dasa. Arsitek yang dia pekerjakan memang sudah memberikan masukan untuk sebagian landscape yang sudah tereksekusi. Bag

  • Suami Jantanku   Diisengi Tamu Beach Club

    "Mas Brian iiihh ... kok ngeliatin Suzy kayak mau nerkam aja sih? Sereeemm!" seru wanita itu usai memulas lipstick warna merah menyala ke bibir ranumnya di depan cermin wastafel kamar mandi.Perlahan Brian melangkahkan kakinya menghampiri istrinya yang menggairahkan dalam gaun malam warna hitam sepanjang setengah paha bertali spagetti di bahu. Kedua lengan kokohnya melingkari perut Suzy mendekap erat sembari bibirnya turun mengecup kulit lekuk leher wanita itu hingga desahan pelan meluncur dari bibir Suzy."Kalau nggak perlu survey beach club kayaknya mendingan kamu kusekap di kamar hotel aja semalaman sampai pagi, Suz!" ujar Brian dengan suara beratnya yang maskulin.Mendengar perkataan suaminya, Suzy pun terkikik geli. "Lha ... tadi 'kan sudah beronde-ronde sih, Mas. Masa masih kurang?" balasnya menahan diri untuk tak kabur dari hasrat menggebu Brian kepadanya.Tali gaun berukuran mini itu dikait oleh telunjuk Brian hingga melorot ke lengan Suzy. Dia menyusuri bahu hingga turun ke t

  • Suami Jantanku   Suzy Kesakitan

    Dengan mengumpulkan fokus serta tenaganya Brian bangkit dari sofa sambil memapah Suzy menuju ke arah parkiran beach club. Namun, di tengah perjalanan ketiga bule Australia yang iseng itu menghadang langkah mereka."Kalian mau ke mana hahh?!" ucap Bruce dengan tawa mengejek yang terdengar jahat. Matanya berkilat berbahaya.Brian tak sudi menjawab pertanyaan Bruce lalu mencoba merangsek menembus hadangan ketiga pria bertubuh besar seperti beruang kutub itu. Namun, John mendorong dada pria itu hingga Brian terhuyung-huyung bersama dengan istrinya ke belakang."Minggir kalian! Kami mau pulang—jangan menghalangi jalan!" bentak Brian dengan suara jantannya, tatapannya mulai bergoyang-goyang tak fokus. Dia menggeleng-gelengkan kepalanya mencoba memusatkan pandangannya ke depan."Ohh, mungkin sebaiknya kami antarkan saja, bagaimana?" tawar Aaron Springsten berpura-pura sok baik hati. Dia membelai pipi Suzy yang merona karena teler.Suzy hanya bisa bergelanyut di badan kekar suaminya menghinda

  • Suami Jantanku   Rasa Tak Biasa Itu Hadir

    Sesampainya di depan pintu IGD BIMC Hospital Nusa Dua yang diyakini oleh Bli Restu sebagai pilihan rumah sakit dengan reputasi terbaik yang dapat dijangkau dengan cepat. Brian bergegas menggendong tubuh istrinya yang nampaknya mengalami demam hingga wanita itu meracau tak jelas dalam igauannya."Suster, tolong istri saya keracunan obat yang berbahaya!" seru Brian di depan perawat jaga IGD.Suster Retno pun segera mengarahkan Brian agar merebahkan Suzy ke ranjang di bilik 3 poli IGD. "Sebentar ya, Pak. Saya panggilkan dokter jaganya!" ucap perawat berusia awal 30an tahun itu.Tak lama setelahnya, seorang dokter laki-laki muda berkaca mata berperawakan jangkung segera menyapa Brian, "Selamat malam, Pak. Bisa diinformasikan kondisi pasien sebelum terjadi gejala sakit?""Kami tadi clubbing, Dok. Di sana kami memesan minuman cocktail berdua, seusai meneguk sebagian minuman itu, Suzy merasa tubuhnya mendadak tidak nyaman. Saya juga sama merasakan efek janggal dari minuman tadi. Hanya saja t

  • Suami Jantanku   Ibu Hamil yang Ganas Di Ranjang

    Setelah beberapa hari berwisata di obyek wisata di Bali, Indra harus kembali ke proyek pembangunan resort untuk Mister Rodrigo di Uluwatu. Dia memboyong Thalita untuk tinggal bersamanya di mess karyawan bersamanya. Indra sengaja melarang istrinya ikut ke lokasi pembangunan. Hal itu dikarenakan dia tak mau mata-mata lapar para pekerja kasar dan tukang bangunan memelototi istrinya yang secantik foto model."Pak Indra, tenaga tukang kiriman dari proyek Teja Kusuma sudah mulai bekerja hari ini. Ada sekitar 100 tukang dengan berbagai keahlian terutama sih yang tukang batu!" lapor Ridwan yang dipercaya menjadi Head Supervisor Project. Indra yang berkeliling survey langsung ke lapangan siang itu mengenakan helm proyek di kepalanya. Dia melihat sebagian besar dinding bata ringan sudah mulai tertata tinggi. Selembar kertas lebar ia bentangkan di hadapannya untuk mencocokkan sampai di mana perkembangan proyek yang telah berjalan selama 2 bulan terakhir. "Hmm ... sekalipun agak lambat, tapi ma

Bab terbaru

  • Suami Jantanku   Berawal Dari Flash Marriage, Bersama Untuk Selamanya (THE END)

    Liburan tanggal merah nasional kali ini, Indra mengundang kakak iparnya untuk bercengkrama bersama keluarga kecilnya di halaman belakang rumah yang dia buat seperti danau buatan dengan anjungan kayu Jati dari Kalimantan yang dia pesan khusus dulu."Hai, Thalita, Indra! Wow, gila gede banget rumah kalian yang baru!" seru Suzy ketika menjumpai pasangan itu di area santai di halaman belakang rumah megah mereka.Thalita tertawa riang menyambut kakak iparnya dengan pelukan hangat. Dia pun menjawab, "Yang bosenan dan suka nomaden Mas Indra tuh, Mbak Suz!""Wajarlah, anak kita sudah empat jadi butuh ruang gerak yang lebih luas 'kan, Cayangku!" jawab Indra ringkas dan logis.Keempat buah hati mereka; Gregory, Aiden, Peter, dan Chloe bermain bebas di lantai kayu yang dipelitur licin berhadapan langsung dengan danau. Bocah-bocah imut dan Gregory 9 tahun yang tertua itu nampak girang didatangi oleh kedua sepupu mereka yaitu William dan Jeremy. Tawa ceria diselingi bahasa anak-anak memeriahkan su

  • Suami Jantanku   Bukan Sekadar Teman Tapi Mesra

    Sosok yang dijemput oleh Hendrawan di Bandara Soekarno-Hatta sore itu bukan sembarang perempuan. Jantung pemuda yang sudah lama menjomblo belasan tahun lamanya tersebut berdetak kencang seakan nyaris lompat dari dadanya menatap sosok berambut brown gold panjang sepunggung dengan sepasang mata birunya."Hello, Handsome! Terima kasih sudah menjemputku lagi. Apa kabar?" Miss Veronica Barnfield melemparkan senyum manisnya kepada Hendrawan seraya berjabat tangan."Hai juga, Cantik. Kabarku baik. Wow, rambut kamu sudah panjang semenjak kita berpisah di Denpasar. Jadi ada pekerjaan dengan Boss Brian ya makanya kamu datang ke Jakarta?" balas Hendrawan seraya mengambil alih koper dari tangan Vero.Namun, wanita berdarah Inggris itu enggan menjawabnya langsung. Dia hanya tersenyum misterius seraya berkata, "Ada deh pokoknya!""Kalau bukan karena pekerjaan, kenapa dong kamu jauh-jauh ke Jakarta, Baby?" tanya Hendrawan dengan penasaran. Dia memasukkan koper ke bagasi belakang mobil pribadinya yai

  • Suami Jantanku   Keajaiban Cinta Tanpa Syarat

    "Halo, apa kabar, Mas Brian?" sapa Suzy Malika dengan keceriaan yang susah payah dia tampilkan.Brian pun membalasnya dengan senyuman tulus usai menghela napas. Ada kesedihan yang tersirat dalam raut wajahnya. Namun, Brian tetap membalas sapaan istrinya yang selalu menjadi wanita terindah di hidupnya, "Hai, Suzy Sayang. Kabarku selalu baik. Selamat datang kembali di Jakarta. Ayo kita pulang ke rumahku!" "Apa kamu yakin bisa merawat puteriku di rumahmu, Brian? Andaipun tidak mampu, aku masih kuat untuk merawat Serena. Hubungi saja nomor ponselku kalau kamu berubah pikiran, okay?" ujar Tuan Harry Livingstone dengan nada tegas yang pasti dipahami oleh menantunya."Baik, Pa. Saya mengerti, biarkan saya mencoba merawat Serena terlebih dahulu," jawab Brian sekalipun nampak ketidak yakinan dalam ucapannya yang ditangkap oleh ayah dan anak itu.Suzy mengangguk meyakinkan papanya untuk melepaskan kepergiannya bersama Brian. Akhirnya Tuan Harry Livingstone menepuk-nepuk bahu Brian sebelum beli

  • Suami Jantanku   Menguji Cinta Brian

    Proses fisioterapi kedua kaki Suzy Malika yang cedera akibat tabrak lari yang dilakukan oleh Bella telah berlangsung selama nyaris setahun. Atas izin dari fakultas, Suzy menjalani kuliah secara daring terkait keterbatasan fisik yang dia alami. Namun, sisa satu semester kuliah yang harus dia jalani pada akhirnya berhasil ditutup dengan sempurna. Nilai ujian assesment semester 8 Suzy sangat bagus sehingga diputuskan layak diwisuda dengan menilik seluruh nilai mata kuliah lengkap beserta nilai sidang skripsinya yang sempurna, A. Akan tetapi, wisuda itu pun dijalani secara daring saja dari Amerika Serikat dan duduk di kursi roda."Selamat atas wisudamu, Darling. Papa sangat bangga karena kamu telah berjuang mendapatkan gelar Sarjana Psikologi di tengah segala kelemahan yang kamu derita, Serena!" ujar Tuan Harry Livingstone penuh rasa haru hingga mata coklatnya berkaca-kaca."Terima kasih atas dukungan dan juga pendampingan Papa untukku. Itu sangat berarti buatku pribadi. Ini saat-saat te

  • Suami Jantanku   Terlalu Doyan Kawin

    "Hooeekk hooeekk hooeekk!" Suara mual-mual di pagi hari dari arah dalam kamar mandi itu membangunkan Indra dari tidur panjangnya pasca semalam puas bermain kuda-kudaan bersama istri kesayangannya. Dia pun segera bangkit dari tempat tidur dan refleks menoleh ke kotak tempat tidur bayi. Namun, Gregory masih terlelap tanpa suara di dalam sana."Tha, apa kamu sakit?" tanya Indra cemas dari ambang pintu kamar mandi sebelum menghampiri perempuan muda yang sedang berjongkok menghadap ke kloset yang terbuka itu.Wajah istrinya pucat pasi dan tangannya pun dingin. Indra yang tak kunjung mendapat jawaban dari Thalita pun kesal lalu menegurnya, "Kok nggak dijawab sih? Kamu kenapa ini, Tha?""Ini kayaknya morning sick, Mas. Ngerti nggak sih?" jawab Thalita dengan lemas. Kemudian dia berkumur di wastafel dengan air keran. Suaminya menggendong Thalita kembali ke tempat tidur lalu membaringkan tubuhnya yang lemah di tengah ranjang. Indra terdiam karena bingung memikirkan istrinya yang hamil lagi s

  • Suami Jantanku   Baby Blues Mama Muda

    "OEEEKKK ...OEEKK!" Suara tangis bayi nyaring terdengar di tengah malam sunyi.Gregory kecil terbangun karena lapar dan juga pampersnya sudah penuh. Dia tidur di kotak keranjang khusus yang ditutupi kelambu tipis anti nyamuk warna biru muda. Sudah hampir lima menit penuh dia menangis, tetapi mama cantiknya masih tertidur nyenyak dalam pelukan papa gantengnya. Indra yang mengetahui masa nifas Thalita telah usai tak mau melewatkan kesempatan menghajar wanita cantik kesayangannya beronde-ronde di atas ranjang malam ini. Alhasil, putera sulung mereka terabaikan karena orang tuanya kelelahan bercinta."Ohh ... bising banget sih kayak ada kucing jantan minta kawin! Hoamph!" Indra merepet sambil menguap karena kantuk, dia tidak menyadari bahwa itu adalah suara tangis anaknya sendiri.Thalita pun terbangun karena gerakan lasak badan besar suaminya di sampingnya. Dia mendengar tangisan buah hatinya dan langsung bangkit dari tempat tidur. Sementara Gregory yang kesal diabaikan bermenit-menit l

  • Suami Jantanku   Sampai Jumpa Lagi, Suzy!

    Dengan sigap Tuan Harry Livingstone menangkap tubuh Bella sesuai teriakan Brian tadi. Wanita itu meronta-ronta sekuat tenaga hingga nyaris membuat papa Suzy kewalahan. Maka dia pun memukul tengkuk Bella hingga pingsan."Siapa wanita liar ini, Brian? Apa wanita yang pernah menjalin affair denganmu dulu?" tanya Tuan Harry Livingstone penasaran. Dia masih memeluk tubuh lunglai Bella yang tak sadarkan diri."Iya, benar. Maaf merepotkan Anda, Pa. Dia yang menabrak Serena, sebaiknya kita geledah kantongnya dulu. Kurasa dia pasti masih menggunakan mobil yang dipakai untuk melakukan kejahatannya tadi siang," ujar Brian, dia menunggu Tuan Harry memeriksa saku-saku pakaian Bella. Ternyata benar ada sebuah kunci remote mobil.Tuan Harry menekan remote untuk membuka pintu mobil dari jarak jauh. Dan sebuah mobil bertipe Avanza warna hitam menyala lampunya. "Itu dia mobil yang menjadi barang bukti kejahatan tabrak larinya!" ujar Brian seraya menunjuk mobil yang terparkir di arah jam sebelas dari p

  • Suami Jantanku   Pelaku yang Mengunjungi Korbannya

    "Brian, sekarang Papa sedang ada di rumah sakit menemani Serena. Dia mengalami tabrak lari mobil dan didiagnosa patah kaki kanan kiri dibagian tulang paha kanan dan tulang betis kiri, selain itu dia juga gegar otak," tutur Tuan Harry Livingstone melalui sambungan telepon ke suami puterinya.Jantung Brian serasa dipukul keras ketika mendengar kabar buruk dari Jakarta. Dia lalu menjawab papa mertuanya, "Sore ini juga, Brian akan terbang ke Jakarta. Tolong kirim nama rumah sakit tempat Serena dirawat, Pa!""Baiklah, kutunggu di rumah sakit. Hati-hatilah di jalan, okay?" balas Tuan Harry Livingstone lalu menutup panggilan teleponnya. Pria yang seharusnya berulang tahun ke 49 itu hari ini berjalan mondar- mandir di depan pintu ruang operasi. Asisten pribadinya Evan O'Brient menemaninya dalam diam duduk di bangku tunggu operasi.Sungguh kado ulang tahun yang buruk, pikir Harry. Dia sangat bersedih hati karena ketika telah berhasil menemukan puteri kandungnya yang berpuluh tahun terhilang j

  • Suami Jantanku   Kue Ulang Tahun Berbuah Petaka

    "Suzy Sayang, hati-hati di jalan ya! Sampai jumpa Jumat depan," pesan Brian saat mengantar keberangkatan istrinya di Bandara Ngurah Rai. Pelukan hangat suaminya membuat Suzy enggan pulang ke Jakarta, tetapi masih ada kuliah tersisa satu semester hingga dia wisuda. "Oke, Mas. Kamu juga jaga kesehatan ya, pasti sibuk kerjaannya di proyek. Ya sudah, Suzy boarding ke pesawat sekarang. Bye, Mas Brian!" pamit wanita itu lalu melambaikan tangannya sembari melangkah pelan menuju ke antrean pemeriksaan tiket akhir.Selepas kepergian Suzy, dia pun bergegas ke parkiran mobil Bandara untuk menjumpai Hendrawan yang akan mengantarnya ke lokasi proyek pembangunan resort. Ada banyak pekerjaan menantinya di Senin pagi itu. Biasanya memang Suzy pulang hari Minggu malam, hanya saja mereka terlalu rindu untuk cepat-cepat terpisah lagi hingga kepulangan Suzy tertunda.Brian naik ke bangku sebelah pengemudi dan menyapa Hendrawan yang nampak berseri-seri wajahnya entah mengapa, "Hen, kita berangkat sekaran

DMCA.com Protection Status