Dalam perjalanan menuju parkiran mobil, Daren terlihat membuka ponsel lalu menjalankan sebuah aplikasi simulasi perhitungan gaji. Ketika melihat angka-angka yang tertera di layar ponsel, Daren Cowell tertawa riang.“Harris, mengingat menantumu hanya seorang cleaning service, menurut simulasi aplikasi ini, Richard baru akan bisa membelikanmu mobil yang bagus setelah ia bekerja selama lima puluh tahun. Ha ha ha, masalahnya, aku tak yakin kau masih hidup atau sudah mati saat itu tiba!”“Daren, sudah kukatakan berulang kali bahwa menantumu memang hebat dan menantuku hanya seorang pegawai kasta rendah. Kau tak perlu mengulang-ulanginya berkali-kali karena aku toh tak akan lupa tentang hal itu,” oceh Harris seraya menggosok dua daun telinganya yang panas akibat cemoohan Daren yang tak kunjung berakhir.Daren tak mau berhenti mencemooh Richard bahkan hingga mereka telah tiba di parkiran mobil. Mengingat Freddy memang merupakan menantu muda yang sukses, Harris tak bisa berkutik ketika menantu
“Richard!” Harris memelototi Richard lalu mengalihkan pandangan pada Daren, segera, Harris mengubah ekspresi marahnya menjadi sebentuk wajah yang ramah. “Daren, kita terus saja ke Blok A-5. Jangan pedulikan ucapan menantuku.”Saat itu, Harris, Daren, Richard, dan Freddy telah tiba di deret awal Blok E-5. Mata Harris tampak berkilauan memandangi deretan mobil mewah yang tertata rapi di Blok A-5.“WOW! Rolls-Royce Sweptail!” Daren memekik girang saat matanya menemukan mobil Rolls-Royce Sweptail tengah terpakir tepat bersebelahan dengan mobilnya.“Ayah! Aku tak menyangka ada tamu agung di apartemen ini! Ah, sial! Siapa yang membawa Rolls-Royce Sweptail di sini? Ia pasti memiliki latar belakang luar biasa!”Seperti Daren dan Freddy, mata Harris juga berkilauan memandangi kemewahan Rolls-Royce Sweptail yang terpampang di depan mata. Hanya saja, karena Rolls-Royce Sweptail adalah jenis mobil yang mustahil ia miliki, Harris tak bertindak heboh layaknya Freddy dan Daren yang saat itu berlari
“Harris, bukankah menantumu menunjukkan tanda-tanda penyakit gila? Lihat, dia baru saja mengucapkan kalimat seolah-olah dia pemilik dari mobil Rolls-Royce Sweptail ini!” Siku Daren menyenggol lengan Harris sembari tatapan matanya tertuju pada Richard dan Harris secara bergantian. “Harris, sial sekali nasibmu memiliki menantu seperti dia! Lihatlah Freddy, dia baru beberapa bulan menjadi menantuku dan dia sudah membelikanku mobil baru!”Harris melemparkan senyum getir menanggapi ejekan Daren. Semakin lama Harris berada di dekat Daren, semakin telinganya akan terasa panas dan panas sehingga Haris pada akhirnya meminta Richard untuk mengajaknya lekas pergi dari tempat itu.“Daren, Freddy, kita berpisah di sini saja,” tutur Harris tergesa-gesa sembari berkedip kepada Richard seperti sedang memerintahkan Richard untuk berpamitan juga kepada Daren dan Freddy.Richard mengangguk.“Tuan Daren, Freddy, minggir dari mobil Rolls-Royce Sweptail ini karena aku akan segera pergi ke acara Crown Castl
“Eh? Uang receh?!” Richard mengerutkan dahi memandangi Freddy. Dari dalam saku celananya, Richard lantas mengeluarkan smart key dan menunjukkannya pada Freddy. “Apakah yang seperti ini di daerahmu namanya uang receh?” tanya Richard dengan pura-pura lugu.Freddy terbahak meski di satu sisi ia juga merasa khawatir. “Richard, kau pikir kami akan percaya begitu saja setelah kau mengeluarkan smart key itu?!”Daren mengangguk. Ia ingin menimpali ucapan Freddy tetapi Richard mendahuluinya dengan mengarahkan smart key ke arah mobil Rolls-Royce Sweptail yang terparkir.Saat itu terjadi, Freddy sudah bersiap untuk tertawa tetapi pemandangan di depan matanya, membuat tawa Freddy tenggelam jauh ke dalam tenggorokan. Maskot ‘Spirit of Ecstasy’ di atas kap mobil Rolls Royce Sweptail itu muncul begitu Richard mengarahkan smart key ke depan.Dua security membuka mulut lebar-lebar, kening mereka mulai mengeluarkan keringat ketika mereka ingat, mereka hampir saja menyinggung pemilik mobil super mewah i
“Ha ha ha, ya, menantumu memang bodoh dan tak berguna, Daren! Sungguh nasibmu amat sangat sial! Untung aku memiliki menantu yang berguna!” Harris seolah tak mau bersimpati pada Daren, ia membuat hati Daren semakin panas.Sama seperti Daren, Freddy juga merasakan dadanya membara, apalagi setelah Richard menatapnya dengan pandangan merendahkan.“Ayah! Ingatlah bahwa ini semua gara-gara ayah! Kau yang memulai semua ini, jika bukan karena kau yang selalu saja mengejek Richard sebagai menantu miskin, aku tak mungkin membuat janji seperti tadi! Ayah sendiri yang terus menerus merendahkan Richard sehingga aku mengira Richard juga melarat seperti tudingan ayah! Jelas ini salahmu!”“Menantu kurang ajar! Berani-beraninya kau membentak mertuamu, heh! Baiklah, akan kuhancurkan mobil Range Rover Velar ini! Ingat, kau yang menanggung cicilannya! Menantu sialan! Mobil sialan! Bajingan semuanya!”Daren yang kalap lantas menghantamkan tongkat pemukul ke kaca mobil Range Rover Velar. Tak hanya sekali,
Ketika dalam perjalanan menuju ke Crown Castle Building, Harris terlihat beberapa kali melirik ke arah Richard yang sedang mengemudi. Ada banyak pertanyaan yang menggelayut di kepala Harris dan membuatnya bimbang, pertanyaan mana dulu yang hendak ia utarakan.Yang pertama adalah, mengapa Richard rela dirinya dihajar dan dipermalukan oleh preman-preman dari Silver Moon Restaurant saat Harris disandera.Yang kedua, bagaimana bisa Richard memiliki relasi dengan sosok pemilik mobil semewah Rolls Royce Sweptail, lebih-lebih sosok itu bersedia meminjamkan mobil mewah itu pada Richard.Yang ketiga dan yang paling membuat Harris penasaran adalah, seperti apa latar belakang keluarga menantunya itu.Dan, sebenarya masih ada beberapa lagi deret pertanyaan yang timbul dan tenggelam di kepala Harris. Richard yang menyadari ekspresi bimbang di wajah ayah mertuanya lantas memelankan laju kendaraan dan memberi satu senyuman kecil kepada Harris.“Ayah, jika ada sesuatu yang ingin kau sampaikan, kataka
Di lantai tertinggi gedung megah Crown Castle Group, puluhan tamu undangan dari keluarga-keluarga terhormat di kota Roxburgh sudah mulai berdatangan. Tamu-tamu undangan itu bergerombol sesuai dengan lingkaran relasi mereka. Kelompok keluarga yang paling kaya akan membentuk satu kerumunan lalu saling membicarakan kesuksesan-kesuksesan yang telah mereka raih dalam waktu tertentu.Keluarga kaya di tingkat menengah juga akan berkumpul sesuai dengan kasta mereka. Tak jauh berbeda dengan kelompok keluarga papan atas, kelompok keluarga menengah juga berkumpul dan saling memamerkan koleksi-koleksi mewah yang mereka kenakan di hari itu. Tak jarang, satu orang akan mengejek dan menjatuhkan orang lain demi meningkatkan harga diri mereka di mata kelompok.Bisa dikatakan, semua tamu undangan tampak berlomba-lomba untuk terlihat menjadi paling kaya karena dengan begitu, mereka merasa memiliki hak untuk merendahkan orang lain.Ketika ada dua tamu wanita memasuki aula, semua orang melirik ke arah dua
Pria tua itu adalah Albert Shawn, pemilik Crown Castle Group yang disegani seluruh perkumpulan konglomerat di kota Roxburgh. Albert Shawn berjalan menggunakan tongkat emas berkepala elang, mendongakkan pandangannya sedikit ke atas untuk memberi kesan bahwa meski usianya sudah senja, dominasinya dan kekuasaannya di kota Roxburgh masihlah cukup tinggi.Semua tamu undangan membungkuk memberi hormat, tak terkecuali Daisy dan Hillary.“Zoe, apa kau sudah memastikan bahwa mereka membawa barang rongsokan lagi untukku kali ini?” Albert Shawn mendongakkan dagu ke arah Daisy dan Hillary lalu melempar pandangan pada Zoe Taylor.Zoe Taylor mengangguk cepat. “Bisa dipastikan mereka membawa kado yang tak berguna, Tuan Shawn. Sebelum anda dibuat murka oleh kado tak berharga mereka, lebih baik anda mengusirnya dari sini sekarang.”Albert Shawn belum menganggukkan kepala. Sejenak, pria tua itu mengamati pakaian yang dikenakan Daisy dan Haillary, menilai berapa harga dari semua yang menempel di tubuh D