Share

Rencana Pertemuan

last update Last Updated: 2022-11-20 13:40:20

Esoknya Abimana kembali menemui Tania. “Saya tahu kamu inginkan saya, tapi jangan dengan cara menyakiti Nadia!”

“Apa maksud kamu? Jangan bicara tidak jelas.” Tania akan berakting seperti biasanya.

“Kapan kamu akan berhenti seperti ini?” Abimana memandangi Tania dengan dingin dan seribu heran karena ternyata mantan pacarnya bisa bertindak sejauh ini.

“Saya tidak akan pernah berhenti selama kamu belum menjadi milik saya.” Tania menunjukan tekadnya di balik sendu.

“Saya tidak bisa,” tegas Abimana dengan suara biasa saja.

“Kalau begitu saya tidak akan berhenti!” Tatapan Tania menunjukan obsesi kuat.

Abimana tidak akan pernah bisa membujuk Tania, pria ini menyadarinya. Embusan udara jengah menyatu bersama udara. “Terserah kamu, saya lelah dengan semua sikap kamu, tapi jangan salahkan saya kalau papa bertindak hingga menghancurkan hidup kamu.”

“Kenapa kalian begitu egois!” Tania menaikan volume suaranya.

“Bagaimana kami bisa sabar saat menghadapi kamu yang sangat egois!” Abimana menatap ber
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (1)
goodnovel comment avatar
shofia az
menarik, bikin penasaran
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Suami Dingin Pilihan Ayah   Ajakan Kafka

    Nadia sudah bertemu Kafka di tempat yang dijanjikan, kemudian gadis ini pergi bersama pria yang tidak begitu dikenalinya. “Pak, kita akan bicara di mana?” Mobil sedang melaju dengan kecepatan normal menyusuri arah luar kota.“Ke tempat yang tidak akan ditemukan Abimana dan Tania.” Santai Kafka bersama senyuman teduh.“Tapi ... Nadia pikir tidak perlu jauh-jauh karena Nadia meninggalkan nenek di rumah,” pintanya tanpa berbasa-basi.“Baiklah, kita ke tempat dekat saja, di perbatasan kota.” Masih santai Kafka dengan senyuman teduh yang tidak pernah pudar.Nadia menarik udara tipis. “Pak, kalau misalnya Nadia bertanya sekali lagi apa bapak akan menjawab jujur?”“Tentu, tanyakan apa saja bapak akan menjawab jujur.” Lirikan teduh Kafka bersama senyuman indah sebagai pengiringnya.“Nadia ....” Kafka memotong maka Nadia tidak bisa menyelesaikan kalimatnya.“Kita bicara di tempat nyaman saja kalau di mobil saya tidak bisa bicara banyak apalagi menyangkut hal penting, saya sering tidak fokus,”

    Last Updated : 2022-11-20
  • Suami Dingin Pilihan Ayah   Seorang Kakak

    Seharian ini Nadia berdiam diri di dalam kamar hotel hingga bel berbunyi. Gadis ini segera mengintip lewat kaca kecil di pintu. "Pak Kafka mau apa?" Bukan curiga, hanya saja Kafka sudah mengajaknya pergi maka Nadia pikir pria itu akan kembali mengatakan hal yang sama.Bunyi bel kedua sudah terngiang hingga Nadia membuka pintu. "Eh bapak, ada apa?""Saya mau mengajak makan di bawah, kasihan cacing di perut kamu." Wajah teduh Kafka."Eu-tidak usah pak," tolak Nadia karena tidak enak hati."Tidak apa, saya tidak bisa membiarkan kamu kelaparan," tulus Kafka, "oh iya, kamu tidak perlu memanggil saya dengan sebutan bapak, kakak saja atau apapun itu asalkan jangan terlalu formal.""Tapi Nadia tidak biasa kalau tidak memanggil bapak," jujurnya sedikit canggung."Kalau begitu mulai sekarang panggil kakak saja." Kafka sudah menyodorkan telapak tangannya seperti yang sudah-sudah. Namun, Nadia hanya memandangi sering menghenbus napas tipis karena sebenarnya dirinya diambang iya dan tidak ketika h

    Last Updated : 2022-11-21
  • Suami Dingin Pilihan Ayah   Memilih Kembali

    Malam ini Nadia tidur di kamar hotel. "Iya ampun ..., nenek sudah telepon dua puluh dua kali!" Gadis ini sangat merasa bersalah pada satu-satunya wanita yang selalu menemani dalam suka dan duka. Jadi, dia memutuskan untuk menghubungi. "Nenek ..., maaf Nadia tidak pulang, pasti nenek sendiri di rumah.""Kamu di mana ..., tolong jangan buat nenek khawatir ...," lirih Sarswati."Maaf ya, nek. Nadia belum siap pulang," rintih Nadia."Pulang sayang, nenek sangat khawatir," mohon saraswati disertai raungan."Maaf ...." Nadia menangis, "Nadia minta maaf karena tidak berbakti pada nenek ...." Suaranya meraung-raung."Sayang, katakan pada nenek, Nadia kenapa?" Saraswati menangkap kejanggalan karena Nadia menangis. Cucunya tidak akan menangis jika pergi sesuai keinginannya."Nadia tidak kenapa-napa." Isak tangis mulai mengudara."Katakan saja pada nenek supaya nenek tidak khawatir." Suara membatin Saraswati ketika dirinya sedang terbaring sendiri membayangkan wajah cucunya."Nenek ... Nadia kan

    Last Updated : 2022-11-21
  • Suami Dingin Pilihan Ayah   Tania Masih Beraksi

    Tania sudah berada di dalam area kampus, wanita itu kembali melambaikan tangannya ke arah Nadia yang masih berjalan cukup jauh. Namun, kali ini langkah Tania menghampiri."Saya tidak mau bertemu Tania!" panik Nadia mengadu pada Devan."Iya sudah jalan cepat!" ajak grasah-grusuh Devan senada dengan langkahnya hingga Nadia mensejajarkan intensitas kakinya."Apa dia mengejar?" Masih panik Nadia seiring langkah.Devan melirik singkat ke arah belakang. "Dia masih berjalan, tapi sangat pelan mungkin karena heelsnya. Wkwk. Sudahlah kita sembunyi saja dulu di perpustakaan, tempat itu sulit ditemukan." Segera, Devan mengajak Nadia berbelok ke arah lain.Di belakang mereka, Tania semakin tertinggal jauh. "Menyebalkan sekali anak itu, dan siapa laki-laki di sisinya? Mereka sangat menempel!" Seringai jahat mengembang, kemudian malanjutkan langkah pendeknya seiring merogoh handphone kamudian mengambil gambar Nadia dan laki-laki di sisinya. "Untung saya pakai handphone sultan, kameranya sangat memu

    Last Updated : 2022-11-21
  • Suami Dingin Pilihan Ayah   Riana

    Selesai kuliah Nadia segera pulang ke rumahnya, dia mengadu pada Saraswati, "Tadi ada berita miring tentang Nadia.""Berita apa, sayang?" Saraswati segera menyuguhkan segelas air putih."Artikel mengatakan kalau Nadia berselingkuh, tapi untung saja wajah Nadia tidak terlihat.""Kalau berita miring itu tidak benar, kan bisa saja berita miring pada Abimana juga tidak benar.""Heuh!" Nadia bergeming karena segera merenung, "i-ya sih, tapi Nadia bertanya langsung pada sumbernya.""Siapa, Abi?" Santai Saraswati supaya cucunya tidak tegang."Iya, termasuk Abi." Tatapan sendu Nadia karena isi kepalanya semakin berputar."Abi bilang berita miringnya tidak benar, kan. Mengapa Nadia tidak memercayai Abi?""Susah nek ..., kalau berita perselingkuhan Nadia sih masih mending, tapi kan kalau Abi beda lagi, Abi diberitakan menghamili wanita lain sebelum menikahi Nadia." Wajahnya dilipat."Iya sudah ..., pasti Abi tidak akan tinggal diam, kamu tunggu saja kabar baik dari Abi jika tidak mau bertemu de

    Last Updated : 2022-11-22
  • Suami Dingin Pilihan Ayah   Ajakan Mila pada Nadia

    Riana keluar dari toilet dengan santai kemudian segera masuk ke dalam fantri untuk membuatkan minuman dingin pesanan Abimana-pria yang sekarang menghuni hatinya walau pemikirannya masih samar menilai kesana. Diraihnya sebuah sirup rasa buah sekaligus mengiris buah-buahan yang tersedia di dalam kulkas. Gedung ini bertema Family maka sebisa mungkin kekeluargaan harus terbentuk termasuk unsur di dalamnya seperti isi dapur.Sirup dan irisan buah sudah menghuni gelas dengan model biasa saja karena gelas antik hanya diperuntukan di ruangan pertemuan, rapat bersama team atau bersama kolega. Batu es mulai jatuh ke dalam tempat transparans itu bersamaan dengan ingatan Riana pada Abimana. "Kalau Tania saja bisa menjerat Abi, bukan mustahil saya juga bisa, apalagi sepertinya Abimana memang menyukai wanita matang dengan tubuh propesional bukan anak kuliahan seperti istrinya. Ini sangat masuk kepada saya, saya hanya tinggal menambahkan beberapa sikap dewasa maka ... menjadi istri Abimana bukan hal

    Last Updated : 2022-11-22
  • Suami Dingin Pilihan Ayah   Isi Handphone Abimana

    Nadia masih berada dalam dekapan Abima hingga pria itu menggiringnya masuk serta mengunci balkon. "Bagaimana apa masih berani tidur sendiri?" Seringai genit Abimana kala menatap Nadia yang sudah melepaskan diri."Tidak mau ..., petirnya besar sekali, saya tidak pernah mendengar petir sekeras itu." Nadia tampak menggigil ketakutan."Terdengar sangat keras karena kamu sedang berada di luar, sekaligus di lantai atas," jelas santai Abimana masih dengan seringai genit, kemudian menatap rindu ke arah Nadia, tapi terlalu gengsi untuk mengaku."Saya mau tidur, jangan ganggu saya." Nadia segera menggulung tubuhnya di atas ranjang. Segera, Abimana menyusul ke atas ranjang walau tidak mendapatkan selimut karena Nadia memakainya sendiri saja, pria ini memandangi istrinya yang sangat cantik, tetapi sangat kekanak-kanakan."Ada apa? Jangan memandang saya begitu!" ketus Nadia kemudian memunggungi Abimana. Pria ini hanya tetap memandangi tanpa berkata apapun hingga Nadia terlelap."Kamu sangat mencur

    Last Updated : 2022-11-22
  • Suami Dingin Pilihan Ayah   Menghindari Abimana

    Nadia menyuruh sopir membawanya ke rumah lama walau sebenarnya dirinya tidak terlalu penting berkunjung kemari, tapi Nadia harus berjaga-jaga karena bisa saja Mila bertanya pada sopir atau bahkan Abimana. "Pak, tunggu sebentar ya.""Siap, neng." Santun sopir yang menunggu di teras rumah, sedangkan Nadia segera masuk ke dalam rumah, segera berdiam diri di dalam kamarnya."Pernikahan menyebalkan ini membuat saya harus terlibat dalam kasus yang sebenarnya bukan bagian dari hidup saya, tapi karena menikah dengan Abi jadi saya dibawa-bawa!" Internet segera dibuka, tidak ada berita apapun tentang dirinya, tapi hatinya tetap tidak tenang. "Apa Tania akan mencari saya lagi?" Gadis ini bergeming sesaat. "Eh!"Nadia baru saja teringat pada Kafka. "Ngomong-ngomong, waktu itu Pak Kafka mencari saya tidak ya? Tapi Pak Kafka tidak menghubungi lagi." Layar handphone segera digeser hingga tiba di nomor pria itu, "tapi mau apa Nadia menghubungi?" Embusan udara tipis dibuang, "biarkan saja deh."Nadia

    Last Updated : 2022-11-23

Latest chapter

  • Suami Dingin Pilihan Ayah   Ending

    Kafka adalah keponakan pejabat tersebut, pria hebat ini mengajak keponakan membanggakannya karena prestasi gemilangnya di gedung perusahaan milik saudaranya yaitu ayahnya Kafka. Abimana geram mengetahui kenyataan ini bukan karena merasa tersaingi hanya saja di rapat penting ini dirinya harus berjabat tangan dengan Kafka seiring menatap wajahnya terus-menerus."Senang berkerjasama dengan anda." Kalimat Kafka yang salah satunya disampaikan pada Abimana setelah mengucapkannya pada Wira."Begitupun kami." Abimana tetap bersikap propesional walau keadaan hatinya meledak-ledak. Seusai rapat, pria ini berkata pada ayahnya, "Kafka adalah ayah si bayi, tapi Abi yang direpotkan Tania!""Jadi tadi kamu terlambat karena Tania!" kekesalan Wira segera hadir saat mendengarnya."Iya pa, Tania meminta diantar memeriksakan bayinya. Abi turuti saja supaya Tania menjaga bayinya hingga Abi bisa membuktikan pada semua orang.""Wanita ular!" desis geram Wira yang tidak ingin berkata apapun lagi tentang Tani

  • Suami Dingin Pilihan Ayah   Istri dan Anak Kamu Sangat Merepotkan!

    Nadia dibuat tidak setuju dengan ungkapan yang terdengar frontal itu. "Bayi itu tidak berdosa, Tania yang banyak membuang waktu kamu, bukan bayinya."Abimana mengerjap kecil, kemudian menarik senyuman bangga pada makhluk cantik di hadapannya. "Semakin hari kamu semakin dewasa. Bukan hanya pertambahan usia, tapi pola pikir kamu juga walau ... masih banyak sikap kekanakan." Senyuman lebarnya di akhir."Kamu memuji atau menghina sih? Kalimat kamu sering membuat saya bimbang tahu tidak sih!" Nadia membaringkan tubuhnya dengan malas."Bicara kamu seperti dalam sinetron!" ejek kecil Abimana.***Pagi ini Abimana menemani Tania memeriksakan kandungannya karena ini salah satu cara supaya Tania tetap memibiarkan bayinya sehat dan yang paling penting tetap hidup. Degupan jantung si bayi sangat kencang hingga membuat senyuman manis sekaligus haru ditarik oleh Tania walaupun Abimana tetap bersikap datar. Andai tersenyum pun hanya bagian dari pormalitas saja."Bayinya sangat sehat, perkembangannya

  • Suami Dingin Pilihan Ayah   Bayi itu Membuang Waktu Saya

    Tidak berapa lama, tepatnya kala Nadia dan Amira sedang asik di salah satu kolam, tiba-tiba saja airnya surut perlahan bahkan semua orang yang berada di sana ikut terheran-heran. "Kok air di sini surut?""Entah, yang lain tidak kok!" Amira melukis wajah heran sama seperti Nadia.Esther berkata santai nan santun, "Maaf nyonya, tapi ini atas perintah Tuan Abimana. Jadi, jika anda berpindah kolam maka kolam itu juga akan dibuat surut.""Apa. Dasar Abi!""Tuan Abi bilang Anda harus segera pulang," tambah Esther masih dengan santun."Abi ...!" teriak Nadia hingga memekak ruang dengar Esther, tetapi justru Amira terkekeh kegelian."Sabar ya ...," goda Amira. Maka, walau sangat keberatan Nadia dipaksa pulang oleh keadaan. Jika tidak begitu maka pengunjung lain akan ikut terganggu."Kok bisa sih Abi memerintahkan seseorang untuk membuat kolamnya surut. Seperti punya dia saja!"Esther memberikan penjelasan secera terperinci, "Tuan Abimana mengenal pemilik kolam ini. Jadi mungkin mudah bagi Tua

  • Suami Dingin Pilihan Ayah   Kesedihan Naila

    Hari sudah berganti, Tania menemui suster yang sudah mendapatkan uangnya. "Bagus kamu masih di sini. Saya kira kamu akan kabur!""Tidak akan nyonya. Ada apa menemui saya?""Saya cuma mau mengingatkan. Jika sekitar tiga bulan lagi saya akan melahirkan."Wanita berpakaian medis ini menampakan senyuman. "Selamat ya nyonya, jagalah kandungan anda dengan baik." Namun, kalimatnya ini tidak digubris oleh Tania."Jangan lupakan tugas kamu setelah bayi ini lahir!"Wanita ini mengangguk kecil. "Saya sangat mengingatnya, nyonya tenang saja." Kalimatnya ini membuat Tania merasa puas, jadi wanita cantik ini segera berlalu. Di lorong, Tania berpapasan dengan Naila yang hendak melakukan pengecekan rutin. Naila tidak pernah melewatkan pemeriksaan tubuhnya.Sejenak, Tania memerhatikan karena wanita yang sedang terbatuk di atas kursi roda memiliki wajah yang mirip dengan Nadia. "Saya harap suatu saat nanti Nadia yang mengalami kondisi seperti wanita itu. Jadi kalau Nadia penyakitan, Abi tidak akan mau

  • Suami Dingin Pilihan Ayah   Naila Sangat Aneh

    Abimana tiba di sebuah rumah cukup mewah, tetapi sangat sepi, hanya terdapat seorang satpam yang asik memainkan handphone. "Permisi pak, apa benar ini kediaman Nyonya Naila?" Abimana hanya memunculkan wajahnya tanpa keluar dari mobil.Segera, satpam meletakan handphonenya. "Benar tuan. Jika boleh tahu anda siapa dan ada keperluan apa menemui Nyonya Naila?""Saya salah satu kerabat jauhnya.""Akan saya sampaikan. Atas nama siapa?""Abimana-suaminya Nadia." Sengaja perkenalan seperti ini disebutkan karena mungkin keberadaannya akan sangat mudah diterima. Satpam segera menghubungkan panggilan."Tolong katakan pada nyonya, ada seorang pria yang ingin menemuinya. Bernama Abimana suaminya Nadia." Satpam bergeming sesaat kemudian menyimpan gagang telepon di atas meja. "Tunggu sebentar," ucapnya pada Abimana."Iya." Abimana dapat menilai dengan akurat jika memang tidak sembarang manusia bisa menemui Naila bahkan hanya sekedar masuk ke dalam halamannya.Tidak selang berapa lama satpam kembali

  • Suami Dingin Pilihan Ayah   Naila Menderita Hiv

    Setibanya di rumah, Nadia segera mendapatkan pelukan hangat nan khawatir dari Mila dan Saraswati. Walau Wira dan Abimana tidak mengatakan apapun, tetapi kedua wanita ini mengetahui kabar insiden yang terjadi lewat media layar kaca yang menayangkan secara langsung. "Nadia tidak apa-apa?" Kecemasan wanita tua ini melebihi siapapun."Nadia tidak apa-apa nek ..., tadi Nadia menyelamatkan diri sama Amira walau sempat terpisah." Genggaman tangan Nadia dan Amira saling bertautan."Syukurlah kalian baik-baik saja," ucap Mila.Amira berkata, "Tante, tapi Ami tidak akan lama-lama di sini karena papa mau jemput.""Iya sudah ..., pasti orangtua Ami sangat khawatir. Tapi sekarang minum dulu saja ya, istirahat dulu." Mila menjamu kawan menantunya dengan sayang sama halnya pada Nadia. Tidak berapa lama ayahnya Amira datang. Pria ini berbasa-basi sebentar karena Wira merupakan kawan bisnisnya dan ini pertama kalinya pria ini bertemu dengan anggota keluarga Wira yang lain selain Abimana yang sudah dik

  • Suami Dingin Pilihan Ayah   Naila Masih Hidup

    Kali ini Nadia mulai memutuskan jika dirinya akan meminta bantuan Abimana untuk mencari ibunya. "Tolong temukan mama." Tatapannya begitu merindu."Iya, saya akan berusaha maximal mencari mama kamu yang juga adalah mertua saya!" Tekad tegas Abimana, "terimakasih sudah percaya pada saya." Senyuman melengkung bangga karena akhirnya Nadia meminta pertolongan dirinya untuk hal sangat penting ini."Nenek yang memberi saran, nenek juga bilang bisa merasakan kehadiran mama yang katanya masih ada, mama tidak meninggalkan saya, mungkin cuma raga kami saja yang terpisah.""Iya, saya janji. Kamu bisa memegang janji saya ini dan ingatkan saya jika suatu hari saya lalai pada janji saya ini!" Tekad kuat Abimana masih diperlihatkan, kali ini seiring mengusap sebelah pipi Nadia.Malam ini, Nadia memandangi foto ibunya yang diberikan Saraswati. "Ma, cepat temui Nadia ya, jangan buat Nadia gelisah terus-menerus dan bertanya-tanya di mana mama karena Nadia tidak bisa seperti itu terus ...."Abimana memot

  • Suami Dingin Pilihan Ayah   Tania Mulai Diserang Risau

    "Ma, apa kita harus kembali?" Tania mulai memikirkan ulang melahirkan di negara ini karena dirinya memiliki suster yang sudah disuap di negara asalnya demi mengubah DNA bayinya menjadi milik Abimana."Jangan sayang, lebih baik melahirkan di sini saja, kamu sedang hamil tua, jangan sering bepergian.""Tapi Tania tidak mau melahirkan di sini walau Abi siap datang kesini.""Kenapa ..., ada mama di sisi kamu, mama tidak akan meninggalkan kamu." Nia membelai lembut putrinya."Tapi Tania tetap akan kembali saja bulan depan saat usia kandungan tujuh bulan!" Wanita ini mulai khawatir karena angka kelahiran tidak selalu bulan ke sembilan, sering terjadi kelahiran di bulan ketujuh, maka untuk berjaga-jaga lebih baik dirinya kembali ke negara asal."keputusan ada pada kamu, tapi mama memberi saran saja supaya melahirkan di sini.""Terimakasih ya ma selalu ada di sisi Tania." Pelukannya melingkar dengan penuh rasa syukur karena tanpa ibunya maka dirinya tidak akan bisa bertahan hingga hari ini.*

  • Suami Dingin Pilihan Ayah   Tentang Pergaulan Bebas

    Malam ini Abimana meninggalkan alat pengaman yang selalu tersedia di dalam laci rahasia yang terkunci supaya tidak seorangpun tahu jika mereka sangat berhati-hati tentang kehamilan. Benda pusakanya sangat bersemangat karena akan mengeluarkan cairan putih di dalam rahim Nadia bersama harapan cairan itu akan menggumpal hingga menghasilkan anak yang sempurna."Abi, kamu yakin tidak akan pakai alat pengaman?" keraguan masih mencambuk hati Nadia."Tidak usah, kita lakukan saja secara alami." Semangat berlipat Abimana."Tapi ..., kalau saya hamil dan melahirkan saat usia kuliah, bagaimana masa depan saya, bagaimana saya bisa menyenangkan nenek dengan prestasi," risaunya."Kamu masih bisa menggapai cita-cita walau hamil dan melahirkan. Tenanglah semuanya akan berjalan dengan mulus, saya jamin!" Abimana berpikir jika uang bisa menyelesaikan segalanya salah satunya saat Nadia hamil, tapi tetap ingin kuliah atau setelah menjadi ibu, tetapi tetap ingin menggapai masa depan, semuanya seolah tingg

DMCA.com Protection Status