Sambil melihat-lihat keadaan di sekelilingnya, Michael mendapatkan ide. "Tunggu."Setelah menyingkir dari sel tahanan, Michael menelepon Mark. Tak lama kemudian, seorang pria paruh baya datang menemui Michael dengan sikap hormat. "Apa kamu Tuan Han?" tanya pria paruh baya itu. Dia menerima telepon dari Mark. Mark menyuruhnya untuk melakukan apapun yang diminta Michael. Pria tersebut tidak berani menolak perintah Mark. "Ya. Aku ingin melihat barang-barang Stephan." Michael tidak pernah bersikap sombong pada orang yang baru pertama kali bertemu. "Baik, silakan ikut saya," kata pria paruh baya itu. Mereka tiba di ruangan barang di mana barang tahanan disita. Setelah mencari-cari, pria paruh baya itu menyerahkan barang Stephan pada Michael."Ini barangnya. Aku akan keluar. Jika kamu membutuhkan sesuatu, panggil saja," ujar pria paruh baya itu sambil meninggalkan Michael sendirian. "Terima kasih," kata Michael.Setelah pria paruh baya itu pergi, Michael melihat barang-barang St
Sebersit niat membunuh muncul di mata Stephan. Michael melihatnya dengan jelas. "Bos, barang itu tidak ada gunanya di tanganmu. Lebih baik aku yang pegang," kata Stephan. "Sepertinya ada kedekatan emosional dengan barang yang kamu temukan ini. Ini jelas bukan kotak hitam biasa. Kalau kamu ingin mengambilnya, ambillah,” ujar Michael. Stephan terdiam. Jika dia melakukannya, identitasnya akan terbongkar. Padahal ini bukan saat yang tepat menjadi musuh Michael.Setelah menarik napas sebentar, Stephan berkata, "Sebetulnya, ini kotak pemberian guruku. Aku tidak tahu benda apa di dalamnya karena aku tidak pernah membukanya.""Gurumu? Bukannya kamu spiritual gadungan?" kata Michael. Dia tidak suka dengan kata guru spiritual. Karena dia lah yang membuat masa kecil Michael menjadi suram di Keluarga Han. Michael sudah berusaha mencari tahu guru spiritual itu. Pada akhirnya dia tidak menemukan sedikitpun petunjuk. Stephan menggelengkan kepala, "Guruku adalah seorang guru spiritual asli
Saat di apartemen, Michael melihat-lihat kotak hitam itu dalam waktu yang lama. Dia belum berhasil membuka mekanisme kotak itu. Sepertinya kotak itu dikunci. Apa dia harus memukul kotak itu supaya terbuka?Namun, jika hal itu dilakukan, mungkin akan merusak benda yang ada di dalamnya. Michael tidak berani ambil resiko. Sambil berbaring di tempat tidur, Michael berpikir apa yang sudah dia lakukan. Dia memberikan kesempatan hidup untuk Stephan. Michael sudah luar biasa sabar menahan amarahnya. Karena lewat ramalan guru spiritual itulah, uang membuat nasibnya menjadi seperti sekarang ini. Masa kecilnya suram. Jika waktu bisa diputar lagi, Michael berharap hidupnya menjadi lebih baik. Michael menyentuh kalung di lehernya. Hilangnya sang kakek membuat nasib Keluarga Han berubah banyak.Hanya Warren yang melihatnya sebagai seorang cucu. Jika dia belum mati, Michael akan berusaha sekuat tenaga untuk menemukannya. Sudah lama Julius masuk ke penjara bumi, tapi belum ada kabar sampai s
Helen dan Sally kerja lembur hari ini. Saat mereka menunggu lift, mereka melihat Ferry. Kesan pertama yang muncul adalah adanya aura kekuasaan pada diri Ferry. Helen yang paling merasakan karena dia sudah bertemu dengan berbagai bos perusahaan."Kak, siapa orang-orang ini? Aku belum pernah melihat mereka," bisik Sally.Helen menggelengkan kepala. Dia tahu jabatan Ferry pasti tinggi. Tidak mungkin orang sepertinya tinggal di apartemen ini. "Hati-hati. Kita lihat saja mereka hendak ke mana."Saat pintu lift sudah terbuka, Ferry dan yang lainnya masuk ke dalam lift. Saat Helen dan Sally hendak masuk, Charles menghadang mereka dan menggelengkan kepala. Artinya sudah cukup jelas. Helen dan Sally pun mundur. Mereka melihat pintu lift itu tertutup. "Kak, mereka sombong sekali. Masak kita tidak boleh ikut naik lift," kata Sally. Helen mendesah. Rupanya mereka dianggap orang biasa oleh Ferry. "Jika kamu punya uang banyak, kamu bebas melakukan apa saja," kata Helen. Sally menggele
Saat Teresa melihat sikap Michael yang begitu tenang duduk di sofa, dia mulai mengejek. Sebentar lagi Michael pasti mati. Teresa sendiri selalu berdiri saat menyambut kedatangan. "Evie, aku tidak menyangka kita akan bertemu di sini," kata Ferry dengan raut muka dingin.Evie berdiri, "Paman Han.""Apakah kamu sudah bertemu Penn?" tanya Ferry."Ya, sekali," kata Evie dengan jujur. Penn membeli unit apartemen di sini. Jika Evie berbohong, tentu Ferry akan curiga. "Di mana dia sekarang?" tanya Ferry lagi.Evie menggelengkan kepala, "Aku tidak tahu. Kenapa Paman tidak bertanya pada Teresa?""Aku belum pernah bertemu Penn sejak kami berdua tiba di Yuncheng. Apa maksud pertanyaanmu?" Rasa bersalah Teresa seketika timbul. Padahal jika dia tetap tenang, dia tidak akan dicurigai. Jika orang luar yang melihat, pasti akan merasa aneh dengan reaksi Teresa. Namun, Teresa adalah anak Ferry. Ferry tidak pernah menyangka Teresa membunuh Penn. "Beginikah sikapmu? Orang biasa akan bersikap h
Ferry sangat percaya dengan hukum langit, jadi dia tidak berani membunuh Michael.Namun bukan berarti Michael bisa bersikap seenaknya di depan Ferry. Masih sambil menarik rambut Michael, Ferry berkata, "Aku tidak akan membunuhmu, tapi ada 1001 cara untuk membuatmu hidupmu menderita.""Paman Han, jika kamu mencari Penn, kami tidak tahu dia berada di mana," kata Evie. Saat melihat Michael disakiti, dia tidak bisa tenang. Jadi dia mencoba menolong Michael.Ferry jengkel melihat sikap Michael. Namun tujuan dia datang ke sini adalah mencari Penn. Ferry mencoba menenangkan pikirannya setelah mendengar perkataan Evie."Kamu tidak tahu di mana Penn?" tanya Ferry pada Michael.Penn sudah mati. Dia dibunuh oleh Teresa.Michael memiliki bukti itu. Meskipun bukti itu tidak memperlihatkan Teresa membunuh Penn secara langsung, hilangnya Penn jelas berhubungan dengan Teresa.Namun, jika video itu dikeluarkan sekarang, Michael tidak akan dapat keuntungan. Mungkin malah Ferry tambah marah dan
Supaya kebohongannya tidak diketahui Ferry, Teresa mengerahkan semua pengawal untuk mencari Penn di seluruh Yuncheng. Dia terlihat tidak menyerah mencari adiknya itu. Bahkan dia mengontak anak buah Mark.Saat Mark mengetahui hal ini, dia segera memberitahu Michael. Jika Michael menolak, maka dari Mark tidak akan membantu pencarian itu. Namun Mark terkejut saat Michael menyuruhnya ikut membantu dalam pencarian itu. Bahkan dia menyuruh Mark untuk mengerahkan semua anak buahnya, hal ini membuat Mark menjadi bingung. "Michael, apa kamu tidak salah mendukung perintah Teresa?" tanya Mark lewat telepon. "Bagaimana bisa aku melakukannya, aku hanya mendukung upaya pura-pura Teresa," kata Michael.Pura-pura?Mark tidak tahu apa yang dimaksud Michael. Karena Michael sudah menyuruhnya, dia hanya bisa menuruti perintah itu. "Ok, akan aku lakukan, tapi kamu harus menjelaskan padaku nantinya," kata Mark."Jika masalahnya sudah selesai, aku akan memberitahumu."Michael menutup ponselnya.
Selama beberapa hari ini, Michael sering bermimpi buruk. Dia terbangun tengah malam. Di saat itu, kepalanya sering sakit. Namun di siang hari, rasa sakit itu segera hilang. Keesokan paginya, seperti biasa Evie membuat sarapan untuk Michael. Dia menyadari akhir-akhir ini Michael tidak lari pagi. Michael bangun telat. "Kenapa wajahmu kusut begitu?" tanya Evie.Michael menggelengkan kepala, "Tidak apa-apa. Aku memikirkan Ferry."Ini penjelasan yang Michael sendiri tidak yakin mendengarnya. Evie mengangguk, "Makanlah bubur ini. Jika badanmu masih tidak enak, istirahat saja di rumah."Setelah mandi, Michael mengambil ponselnya dan menekan nomor Teresa."Michael, tak kusangka kamu meneleponku. Apa kamu ingin meminta ampun?" Teresa baru saja bangun. Sebelum Ferry datang, dia terbiasa bangun siang. Sekarang dia bangun pagi demi menjaga reputasi di depan Ferry."Apa hari ini kamu ada waktu? Aku ingin bertemu," tanya Michael.Teresa tersenyum, "Apa kamu tidak berpikir kalau aku tidak
“Malam sudah larut. Kembalilah ke pondok dan istirahatlah.”Michael menepuk bahu si trenggiling dan membawanya menuju halaman belakang.Di halaman belakang, Sari sedang duduk dalam keadaan gelisah. Dari sorot matanya yang indah, terlihat perasaan cemas dan kesepian.Ketika Jenny datang dengan penuh kegembiraan mengumumkan kembalinya Michael, mata cantik Sari menjadi berbinar-binar. Meskipun dia adalah seorang perempuan yang terbiasa bersikap anggun, tetap saja Sari tidak bisa menahan diri untuk cepat-cepat menyambut kedatangan Michael. Ketika melihat Michael, mata Sari yang indah menampakkan rasa haru, cemas dan gembira. Bibir merahnya terbuka. Michael tidak bisa menahan diri untuk tidak terkejut. Sebelumnya Michael menjaga jarak dengan Sari. Sekarang Michael tersenyum padanya.Meskipun hanya senyuman, namun makna dari senyuman itu terlihat jelas.Sari memahami senyuman Michael. Dalam hatinya, dia merasa sedih. Namun Sari tetap tersenyum. “Hei, kalian ke mana saja? Tahuk
Parza menghela napas panjang sambil menatap Felix, yang sudah dibawa jauh. Putranya melihat Parza dengan tatapan putus asa. "Dewa Es, aku sudah menghukum anakku. Kalau kamu masih belum puas, aku bersedia menambah hukumannya."“Bukankah besok putramu akan menikah? Itu adalah acara besar Keluarga Fang, bukan? Mengapa kalian melakukan sesuatu yang serius seperti ini?" Michael tertawa. Perlahan-lahan dia berdiri, "Begini saja. Tambahkan hukuman itu ketika dia sudah menikah nanti, atau ketika suasana hatiku sedang buruk. Bagaimana?"Mata Parza melebar. Bagaimana Dewa Es bisa bersikap murah hati seperti ini? Dewa Es membela Felix meskipun dirinya dimasukkan ke dalam Penjara Langit dan diberi hukuman es dan api. Tuan Onn mengerutkan dahi dan memandang Michael dengan aneh.Meskipun sosok laki-laki di depannya masih muda, tapi dia memiliki kebijaksanaan seperti tetua. Tidak jadi menghukum Felix? Apa … apa Dewa Es menyukai Keluarga Fang?Parza tidak tahu pikiran Michael tapi baginya
Felix mengerutkan dahi, "Aku benar-benar bingung dengan sikap kalian. Aku menangkap seorang laki-laki yang menganiaya perempuan tua. Kenapa sikap kalian berlebihan seperti ini?""Orang ini cukup kuat meskipun sudah melakukan kejahatan. Jadi aku memberinya hukuman kecil sekaligus sebagai bentuk peringatan."Felix menatap Michael dengan kejam.Laki-laki sialan ini pasti menceritakan kejadian yang tidak sebenarnya kepada Tuan Onn dan ayahnya, Parza sehingga membuat keduanya marah. Felix ingin menambah hukuman Michael!Hukuman kecil?!Mata Tuan Onn dan Parza melebar. Kaki Dewa Es hitam seperti batu bara. Bagaimana mungkin hukuman yang diberikan kepada Dewa Es ini bisa disebut hukuman kecil?!Parza dan Tuan Onn sudah hidup lama di dunia gurun. Bagaimana mungkin mereka tidak tahu hukuman apa yang digunakan sehingga menyebabkan kaki seseorang menjadi hitam?!Jika Michael adalah orang biasa, mereka tidak akan semarah ini tapi ini Dewa Es! Semakin memikirkannya, Tuan Onn semakin jeng
Felix terlihat bangga. Penerangan Penjara Langit itu relatif gelap. Felix tidak menyadari ekspresi kemarahan di wajah ayahnya. Felix menatap Michael yang ada di dalam sel penjara sambil mendengus. Dari tatapan Felix seolah-olah dia memberi tahu Michael bahwa meskipun ayahnya, Parza datang, itu bukanlah jaminan nyawa Michael bisa diselamatkan. Felix tidak bisa menyembunyikan rasa puasnya ketika melihat bekas pertarungan di sekeliling Penjara Langit. Sepertinya si pembunuh sudah menghajar Michael berkali-kali. Namun, yang membuat Felix senang adalah Michael tetap hidup setelah mengalami penyiksaan seperti itu.Kalau saja Felix mengetahui bahwa Michael adalah Dewa Es, maka semua ini tidak akan terjadi. Tidak seperti Felix, Parza menggertakkan gigi dan ingin meluapkan amarahnya. Jika sebelumnya Felix adalah kebanggaan besar dalam hidupnya, sekarang Parza merasa lebih baik memiliki telur daripada memiliki anak bodoh seperti itu.“Apa jangan-jangan kamu menangkapnya?” tanya Parza
Kacau!Berantakan!Ruangan sel Penjara Langit itu begitu berantakan. Dari situ terlihat bekas pertarungan yang sudah terjadi. “Apa ini?” Tuan Onn terkejut melihat pemandangan di depannya ini. Firasat tidak enak muncul di hatinya. Apa jangan-jangan Dewa Es ….“Parza!” teriak Tuan Onn. Parza tidak berdaya melihat situasi di dalam penjara tersebut. “Keluarga Fang, tunggu saja nasib kalian. Kalian akan dikuburkan bersama-sama,” Tuan Onn menggelengkan kepala. Dia segera bergegas masuk ke dalam penjara.Parza masih berlutut. Matanya kosong. Dia tidak tahu harus berbuat apa. Setelah melihat Tuan Onn masuk ke dalam penjara, Parza segera tersadar. Buru-buru dia berdiri dan berkata pada salah satu pelayan, "Pergi … pergi jemput anakku yang bodoh itu ke sini.”Pelayan itu mengangguk dan segera pergi. Sejenak Parza menjadi ragu. Dia menghela napas dan menghirupnya. Kemudian bersama pelayannya yang lain, Parza segera masuk menuju Penjara Langit.Penjara itu gelap dan bau. Orang - o
Penjara Langit!Tidak perlu dijelaskan lagi apa makna tempat itu bagi Keluarga Fang, apalagi Tuan Onn. Tidak mungkin!Kaki Parza lemas. Tubuhnya bergoyang hingga menabrak meja di belakangnya. Meja kayu itu mundur beberapa meter.Namun, ketika Parza tidak bisa menahan lagi, para pelayan itu datang membantunya!Penjara Langit adalah tempat dikurungnya orang-orang yang paling keji. Lingkungan penjara itu juga buruk. Jika orang biasa masuk ke dalam Penjara Langit, hal itu biasa saja tapi ini Dewa Es! “Lihat apa yang kamu lakukan!” Tuan Onn menjadi marah. Meskipun Tuan Onn tidak berinteraksi langsung dengan Dewa Es. Namun sebagai manusia gurun, dukungan Dewa Es terukir di tulangnya. Bagaimana mungkin Tuan Onn tidak marah ketika Dewa Es dipenjara di tempat seperti itu?!Parza jadi tambah lemas. Dia terhuyung dan duduk di tanah.Benar. Apa sebenarnya yang dilakukan Keluarga Fang di sini?!"Kenapa kamu masih berdiri di situ? Cepat jemput dia!" Tuan Onn segera membentak dan berge
Jika bukan karena pelayan di belakangnya yang buru-buru membantunya, Parza sudah pasti jatuh lemas duduk di tanah. Itu dia!Ternyata itu dia!Dia adalah teman Dewa Es!Berarti ….Tuan Onn mengerutkan dahi. Memang dia yang memberikan saran untuk pergi ke penjara, tapi tetap saja dia jadi terkejut melihat ucapannya terbukti.“Lihat apa yang telah kamu lakukan!” Tuan Onn mengutuk Parza. Dia mendorong si pengawal dan membungkukkan badan sebagai tanda hormat pada si trenggiling, "Pahlawan Muda, kenapa … kamu ada di sini?"Parza segera tersadar dari rasa terkejutnya ketika dimarahi oleh Tuan Onn. Dia menyadari kesalahannya dan bergegas maju dengan panik. Ketika Tuan Onn menangani trenggiling, Parza segera mengambil tindakan yang diperlukan. Dia menendang pengawal hingga jatuh ke tanah."Berani-beraninya kamu! Berani-beraninya kamu memperlakukan tamu Keluarga Fang seperti ini? Aku ingin kamu mati. Pengawal!" teriak Parza. "Hadir!"“Bawa orang itu pergi. Potong tubuhnya menjadi d
Alis Parza berkerut. Dia berkata dengan nada mendesak, "Tuan Onn, tolong beri tahu aku."“Parza. Jika kamu hanya berambisi menjadi kepala keluarga, kemampuanmu yang sekarang sudah lebih dari cukup. Namun, jika kamu ingin jadi pemimpin masa depan dunia gurun, tentunya kemampuanmu yang sekarang tidaklah cukup."Kalau orang lain membicarakan Parza seperti itu, tentu saja Parza tidak akan senang. Bahkan dia bakal sangat marah.Namun karena ucapannya ini datang dari Tuan Onn, Parza menerimanya dengan rendah hati."Tolong beri aku nasihat, Tuan."“Jika orang itu memiliki ambisi besar di masa depan, dia tidak boleh melupakan hal kecil. Bahkan dia harus bisa kejam," Tuan Onn berdiri dan tersenyum. Dia datang mendekati Parza dan menepuk pundaknya. Tuan Onn menggelengkan kepalanya dan berkata, "Kalau kamu masih menjaga hatimu seperti ini, kamu tidak akan bisa maju."“Hatiku?” Parza jadi bingung. “Parza, jangan terlalu mempercayai orang lain, terutama orang-orang di sekitarmu,” ujar Tuan
Tuan Onn tidak langsung menjawab pertanyaan Parza. Dia mengerutkan dahi seolah-olah sedang memikirkan sesuatu.Parza sudah tidak sabar, tapi dia tidak berani mengganggu Tuan Onn. Jadi Parza hanya bisa berdiri di sana. Dia tidak tahu harus berbuat apa. Waktu berlalu. Mungkin dalam suasana hati Parza saat ini, satu menit terasa seperti setahun. Tuan Onn mengerutkan dahi. Perlahan-lahan dia menatap Parza, "Apa menurutmu itu tidak aneh?”“Tuan Onn, apanya yang aneh?”“Maksudku, Dewa Es,” jawab Tuan Onn sambil mengerutkan dahi. “Dewa Es?” Parza jadi lebih bingung."Rumah ini dijaga ketat, apalagi ketika perjamuan besar. Tentunya tidak mudah bagi siapa pun untuk keluar masuk rumah ini tanpa ijin. Bahkan jika Dewa Es memiliki kemampuan luar biasa, tidak mungkin dia bisa menghilang."“Aku juga berpikir seperti itu tapi aku juga tidak memahaminya,” Parza mengira Tuan Onn kepikiran sesuatu tapi ketika mendengarnya, Parza jadi lemas. Selain itu, apa alasan Dewa Es pergi?"Maksud Tua