Bagi Ashley, ini kesempatan untuk merubah nasibnya. Tapi bagi Michael, hal ini adalah hal yang kecil. Tak lama kemudian pasti dia akan melupakan masalah ini.Saat ini Michael dan Mark duduk di dalam mobil. Mereka sedang menunggu seseorang. "Namanya Luis. Dia yang selama ini selalu dihubungi oleh Grup Han. Dia menangani berbagai proyek dan dapat banyak uang dari situ. Aku sudah mengecek latar belakangnya. Beberapa rekeningnya mendapat kiriman uang banyak. Aku curiga duit itu berasal dari Grup Han," kata Mark kepada Michael."Kamu sudah melakukan ini dengan hati-hati, tapi sebaiknya kita pastikan dia mau bekerja untuk kita," kata Michael. Karena Teresa sangat menyukai Luis, itu berarti dia memiliki kuasa penuh dalam urusan pengembang di pinggir kota Yuncheng. Dalam kasus ini, Michael tidak akan melawannya tapi malah ingin menggunakan jasanya. "Kita ancam saja dia," kata Mark. Michael menggelengkan kepala. Dia punya ide lain dan berkata, "Karena Luis menyukai uang, mungkin aku b
Michael mengetuk gerbang dengan hati-hati. Dengan sedikit decitan, gerbang itu terbuka, jelas sekali tidak terkunci. Di depan Michael, terlihat pemandangan jembatan kecil dan sungai mengalir. Rumah teh itu seperti gua tersembunyi. Ini membuat Michael sedikit kaget. Halaman di dalam tidak begitu besar, tapi ditata dengan rapi. Ada dua orang yang duduk berhadapan di dalam sebuah gubuk, Luis dan satu lagi orang tua, yang sepertinya adalah pemilik rumah teh yang disebutkan Mark barusan. Ketika Michael melihat mereka, mereka juga melihat Michael. Luis menunjukkan raut muka tidak senang, tapi orang tua itu menyapa Michael dengan senyuman, “Siapa pun yang datang ke rumah ini adalah tamu. Karena sekarang kamu sudah ada di sini, ayo masuk.”Michael lalu melangkah masuk tanpa ragu dan duduk di dalam gubuk itu. Satu set perlengkapan minum teh sepertinya sudah cukup berumur. Di cangkirnya terlihat noda bekas teh yang mungkin sudah bertahun-tahun. Noda teh di cangkir orang tua itu cuku
Setelah orang tua itu pergi, Luis lalu memanfaatkan momen ini untuk meminum tehnya. Dia merasa kalau dia lebih ahli, ini terasa dari aura yang dipancarkan. Dia seakan-akan ingin merendahkan kehadiran Michael. Menghadapi situasi ini, Michael tersenyum tenang. Dia sudah bertemu banyak orang yang punya kekuasaan. Sikap Luis seperti anak-anak saja. “Apakah kamu Michael Han?” tanya Luis. “Betul,” jawab Michael. Luis lalu mencibir kemudian berkata, “Aku tidak menyangka kamu berani menemuiku. Kamu pasti ingin aku bekerja untukmu.”“Sepertinya aku tidak pantas untuk mendapatkan perhatianmu,” ujar Michael datar. Luis menganggukkan kepalanya lalu dengan blak-blakan berkata, “Kamu itu tidak tahu apa-apa. Aku sarankan kamu segera pergi dari Yuncheng. Tidak ada yang bisa kamu lakukan untuk melawan Grup Han.” "Aku bisa memberikan apa yang mereka berikan padamu, bahkan lebih besar. Apakah kamu berminat?” ujar Michael. Luis menyesap tehnya lagi. Dia memandang Michael dengan pandangan ti
Michael tidak peduli dengan hinaan Luis. Dia lalu mengingatkannya kembali, “Dengan kemampuanmu, tidak sulit untuk melihat situasi saat ini di Yuncheng. Tapi coba kamu lihat lebih jauh lagi. Kamu camkan apa yang sudah aku katakan barusan, atau kamu akan menyesalinya cepat atau lambat.” “Dasar pecundang, mungkin banyak orang yang iri karena kamu berhasil menikahi perempuan cantik. Tapi di mataku, kamu sungguh sudah mempermalukan kaum laki-laki, lebih baik kamu mati saja,” Luis berkata dengan nada tajam. Melihat Luis berjalan keluar, Michael secara tidak sadar meremas cangkir teh yang sedang dipegangnya, dan cangkir itu hancur berkeping-keping. Telapak tangannya terluka karena serpihan cangkir, dan darah mulai mengalir. Michael berdiri lalu berteriak pada orang tua yang sedang berada di dalam kamarnya, “Bapak tua, aku tidak sengaja menghancurkan cangkir tehmu. Lain kali aku akan datang menggantinya.”Di dalam kamar, orang tua itu tidak sedang beristirahat. Dia mengamati situasi y
Melihat Michael yang sedang bercanda, membuat Evie marah. Dia lalu melepaskan tangan Michael dengan kasar. Tapi ketika melihat Michael cemberut, dia lalu segera menggenggam tangan Michael lagi, “Maafkan aku, aku tidak sengaja.”Michael menggelengkan kepala. Dia lalu melepaskan genggaman tangannya dan berkata, “Luka kecil ini tidak seberapa, tapi Yuncheng sedang dalam bahaya. Aku khawatir tidak bisa mencarikan jalan keluarnya.”Ketika Michael melepaskan genggamannya, Evie lalu seketika merasa sedih. Tapi dia lalu mencoba menutupinya seolah-olah tidak terjadi apa-apa. Dia lalu berkata, “Katakan saja padaku kalau kamu butuh bantuan. Sepanjang aku bisa menyelamatkan Keluarga Qi, aku bersedia melakukan apa pun.”"Aku laki-laki dewasa. Bagaimana mungkin aku akan meminta bantuanmu? Kamu sudah memberikan dukungan finansial yang cukup lumayan. Selanjutnya aku harus bisa melakukan segala sesuatunya sendiri,” ujar Michael. "Di situasi-situasi genting, kamu tidak usah ragu untuk meminta bantu
Keesokan harinya, Michael bangun tidur dan menemukan Evie masih terbaring di sofa. Wajahnya terlihat lelah, sepertinya dia tidak tidur semalaman. "Aku tidur lelap sekali, kamu bagaimana?” Michael sengaja bertanya hal itu pada Evie. Evie terlihat kesal sekali. Dia lalu menatap Michael dengan pandangan kecewa. Semalam suntuk dia ketakutan. Dia pikir Michael paling tidak akan mencoba menenangkannya. Tapi ternyata Michael tidak sedikit pun merasa peduli! “Laki-laki macam apa kamu,” ujar Evie sambil memalingkan muka. "Laki-laki macam apa aku? Aku hanya peduli dengan Bella. Aku tidak akan menunjukkan perhatianku untukmu,” ujar Michael sambil berjalan menuju kamar mandi. Hati Evie benar-benar porak poranda. Ketika Michael keluar dari kamar mandi, untuk mengobati kekecewaannya, dia berkata pada Michael, “Aku mau susu kedelai dan cakwe.”"Kalau aku sempat, aku akan membelikannya untukmu. Tapi kalau tidak sempat, kamu makan saja sisa makanan semalam,” ujar Michael. Setelah pintu dit
Ashley tidak tahu siapa Michael sebenarnya, dan dia tidak tertarik untuk mencari tahu. Dia sengaja datang lebih awal untuk berterima kasih pada Michael atas bantuannya. Kalau bukan karena dia, Ashley tidak akan bisa bertemu dengan Henry. Berterima kasih hanya dengan sarapan tentu saja tidak cukup. Ashley bertanya, "Kamu tinggal dekat dari sini? Jika ada waktu, aku ingin mentraktirmu makan malam."Michael menggelengkan kepala sambil membawa susu kedelai dan cakwenya. Dia berkata, "Ini saja sudah cukup. Aku ada urusan. Aku pergi dulu, ya."Setelah itu, Michael meninggalkan Ashley. Padahal Ashley belum sempat mengucapkan terima kasih. Saat melihat punggung Michael dari belakang, Ashley lalu penasaran orang seperti apa dia sebenarnya. Mengapa Ashely merasa ada kepribadian kuat di balik penampilannya yang sederhana? Bahkan orang seperti Henry pun kenal dengan dirinya. Ashley tiba-tiba mendapatkan ide. Seperti yang dia tahu, Henry adalah seorang direktur dari Weak Water Property. Tap
"Jika kamu ingin menghancurkan hubungan antara Bella dan Michael, aku sarankan kamu untuk menahan diri. Jangan bikin Bella marah. Kamu sendiri yang akan membuat kita diusir dari vila ini dan tidak punya tempat tinggal," kata Robert mengingatkan. "Berani-beraninya kamu!" bentak Suzy. "Dia putriku, dia juga darah dagingku. Bisa-bisanya kamu berkata seperti itu padaku. Apa yang aku lakukan untuknya adalah demi kebaikannya sendiri. Kalau bukan aku yang memikirkan, siapa lagi?""Tapi kamu kan melakukannya untuk dirimu sendiri. Jadi mengapa kamu teruskan?" kata Robert yang tidak mengerti ide Suzy. Suzy mencoba lagi memisahkan Bella dan Michael. Tapi Bella sejauh ini masih berpegang teguh pada perasaannya. Suzy tidak kenal menyerah. "Dia belum mengerti, tapi suatu saat, dia akan berterima kasih padaku," kata Suzy. Robert menggelengkan kepala. Bella sudah dewasa. Dia tahu apa yang terbaik untuknya. Bagaimana Suzy bisa berkata seperti itu?Apalagi kalau menyangkut soal perasaan. Michael
“Malam sudah larut. Kembalilah ke pondok dan istirahatlah.”Michael menepuk bahu si trenggiling dan membawanya menuju halaman belakang.Di halaman belakang, Sari sedang duduk dalam keadaan gelisah. Dari sorot matanya yang indah, terlihat perasaan cemas dan kesepian.Ketika Jenny datang dengan penuh kegembiraan mengumumkan kembalinya Michael, mata cantik Sari menjadi berbinar-binar. Meskipun dia adalah seorang perempuan yang terbiasa bersikap anggun, tetap saja Sari tidak bisa menahan diri untuk cepat-cepat menyambut kedatangan Michael. Ketika melihat Michael, mata Sari yang indah menampakkan rasa haru, cemas dan gembira. Bibir merahnya terbuka. Michael tidak bisa menahan diri untuk tidak terkejut. Sebelumnya Michael menjaga jarak dengan Sari. Sekarang Michael tersenyum padanya.Meskipun hanya senyuman, namun makna dari senyuman itu terlihat jelas.Sari memahami senyuman Michael. Dalam hatinya, dia merasa sedih. Namun Sari tetap tersenyum. “Hei, kalian ke mana saja? Tahuk
Parza menghela napas panjang sambil menatap Felix, yang sudah dibawa jauh. Putranya melihat Parza dengan tatapan putus asa. "Dewa Es, aku sudah menghukum anakku. Kalau kamu masih belum puas, aku bersedia menambah hukumannya."“Bukankah besok putramu akan menikah? Itu adalah acara besar Keluarga Fang, bukan? Mengapa kalian melakukan sesuatu yang serius seperti ini?" Michael tertawa. Perlahan-lahan dia berdiri, "Begini saja. Tambahkan hukuman itu ketika dia sudah menikah nanti, atau ketika suasana hatiku sedang buruk. Bagaimana?"Mata Parza melebar. Bagaimana Dewa Es bisa bersikap murah hati seperti ini? Dewa Es membela Felix meskipun dirinya dimasukkan ke dalam Penjara Langit dan diberi hukuman es dan api. Tuan Onn mengerutkan dahi dan memandang Michael dengan aneh.Meskipun sosok laki-laki di depannya masih muda, tapi dia memiliki kebijaksanaan seperti tetua. Tidak jadi menghukum Felix? Apa … apa Dewa Es menyukai Keluarga Fang?Parza tidak tahu pikiran Michael tapi baginya
Felix mengerutkan dahi, "Aku benar-benar bingung dengan sikap kalian. Aku menangkap seorang laki-laki yang menganiaya perempuan tua. Kenapa sikap kalian berlebihan seperti ini?""Orang ini cukup kuat meskipun sudah melakukan kejahatan. Jadi aku memberinya hukuman kecil sekaligus sebagai bentuk peringatan."Felix menatap Michael dengan kejam.Laki-laki sialan ini pasti menceritakan kejadian yang tidak sebenarnya kepada Tuan Onn dan ayahnya, Parza sehingga membuat keduanya marah. Felix ingin menambah hukuman Michael!Hukuman kecil?!Mata Tuan Onn dan Parza melebar. Kaki Dewa Es hitam seperti batu bara. Bagaimana mungkin hukuman yang diberikan kepada Dewa Es ini bisa disebut hukuman kecil?!Parza dan Tuan Onn sudah hidup lama di dunia gurun. Bagaimana mungkin mereka tidak tahu hukuman apa yang digunakan sehingga menyebabkan kaki seseorang menjadi hitam?!Jika Michael adalah orang biasa, mereka tidak akan semarah ini tapi ini Dewa Es! Semakin memikirkannya, Tuan Onn semakin jeng
Felix terlihat bangga. Penerangan Penjara Langit itu relatif gelap. Felix tidak menyadari ekspresi kemarahan di wajah ayahnya. Felix menatap Michael yang ada di dalam sel penjara sambil mendengus. Dari tatapan Felix seolah-olah dia memberi tahu Michael bahwa meskipun ayahnya, Parza datang, itu bukanlah jaminan nyawa Michael bisa diselamatkan. Felix tidak bisa menyembunyikan rasa puasnya ketika melihat bekas pertarungan di sekeliling Penjara Langit. Sepertinya si pembunuh sudah menghajar Michael berkali-kali. Namun, yang membuat Felix senang adalah Michael tetap hidup setelah mengalami penyiksaan seperti itu.Kalau saja Felix mengetahui bahwa Michael adalah Dewa Es, maka semua ini tidak akan terjadi. Tidak seperti Felix, Parza menggertakkan gigi dan ingin meluapkan amarahnya. Jika sebelumnya Felix adalah kebanggaan besar dalam hidupnya, sekarang Parza merasa lebih baik memiliki telur daripada memiliki anak bodoh seperti itu.“Apa jangan-jangan kamu menangkapnya?” tanya Parza
Kacau!Berantakan!Ruangan sel Penjara Langit itu begitu berantakan. Dari situ terlihat bekas pertarungan yang sudah terjadi. “Apa ini?” Tuan Onn terkejut melihat pemandangan di depannya ini. Firasat tidak enak muncul di hatinya. Apa jangan-jangan Dewa Es ….“Parza!” teriak Tuan Onn. Parza tidak berdaya melihat situasi di dalam penjara tersebut. “Keluarga Fang, tunggu saja nasib kalian. Kalian akan dikuburkan bersama-sama,” Tuan Onn menggelengkan kepala. Dia segera bergegas masuk ke dalam penjara.Parza masih berlutut. Matanya kosong. Dia tidak tahu harus berbuat apa. Setelah melihat Tuan Onn masuk ke dalam penjara, Parza segera tersadar. Buru-buru dia berdiri dan berkata pada salah satu pelayan, "Pergi … pergi jemput anakku yang bodoh itu ke sini.”Pelayan itu mengangguk dan segera pergi. Sejenak Parza menjadi ragu. Dia menghela napas dan menghirupnya. Kemudian bersama pelayannya yang lain, Parza segera masuk menuju Penjara Langit.Penjara itu gelap dan bau. Orang - o
Penjara Langit!Tidak perlu dijelaskan lagi apa makna tempat itu bagi Keluarga Fang, apalagi Tuan Onn. Tidak mungkin!Kaki Parza lemas. Tubuhnya bergoyang hingga menabrak meja di belakangnya. Meja kayu itu mundur beberapa meter.Namun, ketika Parza tidak bisa menahan lagi, para pelayan itu datang membantunya!Penjara Langit adalah tempat dikurungnya orang-orang yang paling keji. Lingkungan penjara itu juga buruk. Jika orang biasa masuk ke dalam Penjara Langit, hal itu biasa saja tapi ini Dewa Es! “Lihat apa yang kamu lakukan!” Tuan Onn menjadi marah. Meskipun Tuan Onn tidak berinteraksi langsung dengan Dewa Es. Namun sebagai manusia gurun, dukungan Dewa Es terukir di tulangnya. Bagaimana mungkin Tuan Onn tidak marah ketika Dewa Es dipenjara di tempat seperti itu?!Parza jadi tambah lemas. Dia terhuyung dan duduk di tanah.Benar. Apa sebenarnya yang dilakukan Keluarga Fang di sini?!"Kenapa kamu masih berdiri di situ? Cepat jemput dia!" Tuan Onn segera membentak dan berge
Jika bukan karena pelayan di belakangnya yang buru-buru membantunya, Parza sudah pasti jatuh lemas duduk di tanah. Itu dia!Ternyata itu dia!Dia adalah teman Dewa Es!Berarti ….Tuan Onn mengerutkan dahi. Memang dia yang memberikan saran untuk pergi ke penjara, tapi tetap saja dia jadi terkejut melihat ucapannya terbukti.“Lihat apa yang telah kamu lakukan!” Tuan Onn mengutuk Parza. Dia mendorong si pengawal dan membungkukkan badan sebagai tanda hormat pada si trenggiling, "Pahlawan Muda, kenapa … kamu ada di sini?"Parza segera tersadar dari rasa terkejutnya ketika dimarahi oleh Tuan Onn. Dia menyadari kesalahannya dan bergegas maju dengan panik. Ketika Tuan Onn menangani trenggiling, Parza segera mengambil tindakan yang diperlukan. Dia menendang pengawal hingga jatuh ke tanah."Berani-beraninya kamu! Berani-beraninya kamu memperlakukan tamu Keluarga Fang seperti ini? Aku ingin kamu mati. Pengawal!" teriak Parza. "Hadir!"“Bawa orang itu pergi. Potong tubuhnya menjadi d
Alis Parza berkerut. Dia berkata dengan nada mendesak, "Tuan Onn, tolong beri tahu aku."“Parza. Jika kamu hanya berambisi menjadi kepala keluarga, kemampuanmu yang sekarang sudah lebih dari cukup. Namun, jika kamu ingin jadi pemimpin masa depan dunia gurun, tentunya kemampuanmu yang sekarang tidaklah cukup."Kalau orang lain membicarakan Parza seperti itu, tentu saja Parza tidak akan senang. Bahkan dia bakal sangat marah.Namun karena ucapannya ini datang dari Tuan Onn, Parza menerimanya dengan rendah hati."Tolong beri aku nasihat, Tuan."“Jika orang itu memiliki ambisi besar di masa depan, dia tidak boleh melupakan hal kecil. Bahkan dia harus bisa kejam," Tuan Onn berdiri dan tersenyum. Dia datang mendekati Parza dan menepuk pundaknya. Tuan Onn menggelengkan kepalanya dan berkata, "Kalau kamu masih menjaga hatimu seperti ini, kamu tidak akan bisa maju."“Hatiku?” Parza jadi bingung. “Parza, jangan terlalu mempercayai orang lain, terutama orang-orang di sekitarmu,” ujar Tuan
Tuan Onn tidak langsung menjawab pertanyaan Parza. Dia mengerutkan dahi seolah-olah sedang memikirkan sesuatu.Parza sudah tidak sabar, tapi dia tidak berani mengganggu Tuan Onn. Jadi Parza hanya bisa berdiri di sana. Dia tidak tahu harus berbuat apa. Waktu berlalu. Mungkin dalam suasana hati Parza saat ini, satu menit terasa seperti setahun. Tuan Onn mengerutkan dahi. Perlahan-lahan dia menatap Parza, "Apa menurutmu itu tidak aneh?”“Tuan Onn, apanya yang aneh?”“Maksudku, Dewa Es,” jawab Tuan Onn sambil mengerutkan dahi. “Dewa Es?” Parza jadi lebih bingung."Rumah ini dijaga ketat, apalagi ketika perjamuan besar. Tentunya tidak mudah bagi siapa pun untuk keluar masuk rumah ini tanpa ijin. Bahkan jika Dewa Es memiliki kemampuan luar biasa, tidak mungkin dia bisa menghilang."“Aku juga berpikir seperti itu tapi aku juga tidak memahaminya,” Parza mengira Tuan Onn kepikiran sesuatu tapi ketika mendengarnya, Parza jadi lemas. Selain itu, apa alasan Dewa Es pergi?"Maksud Tua