"Aku tidak peduli apa urusanmu di kantor ini. Tapi aku punya kewajiban untuk melindungi Sally, karena dia sudah kuanggap seperti adikku sendiri," kata Helen. "Jika begitu, jangan khawatir, aku bukan mencari Sally, aku mencari Henry," kata Michael. Bertemu Henry? Bahkan menurut Helen, alasan ini terlalu mengada-ngada. Henry adalah direktur Weak Water Property. Jika kamu ingin bertemu dengannya, harus membuat janji terlebih dulu. Helen tidak mengerti kenapa orang seperti Michael mau bertemu Henry. "Pulanglah. Jangan bikin keributan sini. Henry lagi tidak ada di tempat," kata Helen. "Sepertinya kamu tahu jadwal Henry, ya? Sampai menyuruhku pulang," ujar Michael tersenyum.Helen menatap tidak percaya. Bagaimana bisa Michael mengejeknya seperti itu? Bukannya Michael sendiri yang harus tahu diri?"Tidak ada gunanya kamu bersikap keras kepala. Henry sedang tidak ada di kantor. Pulanglah, jangan membuat dirimu memalukan seperti ini," kata Helen. Michael tidak mengatakan apa-apa.
"Aku akan membahas masalah ini denganmu nanti," kata Henry. Kemudian dia menghadap Michael, "Ayo kita ke ruanganku."Michael mengangguk dan berjalan melewati Helen. Setelah Henry dan Michael pergi, Helen menyadari pandangan mata para karyawan padanya. Sepertinya mereka sudah tahu siapa Michael. Helen mendekati salah satu karyawan. Pada saat dia hendak bertanya mengenai hubungan Michael dan Henry, karyawan itu berkata, "Aku tidak tahu apa-apa. Jangan tanya aku. Aku tidak mau terlibat masalah."Karyawan yang lain juga bersikap sama. Mereka menghindari Helen seperti sebuah virus. Saat memasuki ruangan, Henry menundukkan kepala dan berkata, "Maafkan aku. Aku akan mengatasi kelakuan Helen nanti.""Menurutmu aku akan berkelahi dengan karyawan di sini?" kata Michael sambil berjalan ke arah jendela. Helen adalah karyawan yang bisa digantikan kapan saja. Michael bisa saja memecatnya tapi demi Sally, dia tidak akan melakukan hal itu."Ada yang bisa kubantu?" tanya Henry."Ada sesuatu
Tapi saat melihat nomor telepon di ponselnya, Michael mengernyitkan dahi. Kenapa Sally meneleponnya? Kalau Sally tahu Michael sedang berada di kantor Weak Water Property, Sally tidak akan mengganggunya seperti ini. Apalagi jika dia tahu Michael sedang berada di ruangan Henry. Dengan karakter Sally, dia tidak akan berani meneleponnya di saat ini. Apa sedang terjadi sesuatu? Michael menjawab panggilan itu sambil menatap Henry"Ada apa, Sally?" tanya Michael. "Han tua, kamu lagi di mana? Bisakah aku meminta bantuanmu?" kata Sally. Kalau mendengar dari nada suara Sally, dia tidak tahu kalau Michael sedang ada di kantor Weak Water Property."Aku sedang ada di kantormu," kata Michael sambil tersenyum.Setelah mendengarnya, Sally terkejut. Dia bingung dan bertanya, "Apa yang sedang kamu lakukan?""Ada apa, Sally?" tanya Michael.Sally cepat-cepat meminta tolong, "Ada penguntit yang menungguku keluar dari toilet wanita. Aku takut.""Kenapa kamu tidak meminta tolong pada Helen?" t
Tapi saat Sally membuka pintu bilik, dia terkejut melihat siapa yang datang. Bukan perempuan tapi Gregg yang datang!"Gregg, kamu...bagaimana kamu bisa datang ke sini," kata Sally dengan ngeri. Gregg bergerak cepat. Dia segera menutupi mulut Sally lalu dia membawa mereka berdua masuk kembali ke dalam bilik. Gairah, cemas dan bersemangat membanjiri pikiran Gregg. Meskipun dia takut dengan konsekuensinya, tapi situasi ini membutakan matanya. "Sally, kamu harus tahu aku kerabat dekat dengan Henry. Jika kamu tidak ingin kehilangan pekerjaan, dengarkan perintahku," bisik Gregg di telinga Sally.Mendengar deru nafas Gregg yang cepat, membuat Sally ketakutan, "Gregg, jangan lakukan ini. Kamu akan menyesal.""Menyesal?" Gregg tersenyum dan berkata, "Henry adalah pamanku. Kalau terjadi sesuatu denganku, dia akan melindungiku. Tidak mungkin aku akan menyesal. Kalau kamu tetap diam, kita berdua sama-sama mendapatkan keuntungan."Gregg mendekatkan hidungnya di tengkuk Sally dan mencium
Suara ponsel Sally terus berdering dari dalam toilet, tapi tidak ada sedikitpun terdengar suara Sally. Michael berkata pada Henry dengan ekspresi galak, "Jika keponakanmu berani menyentuh Sally, aku akan membuat perhitungan sendiri."Wajah Henry pucat pasi. Dia mencoba mengelap keringat yang mulai bercucuran dari dahinya dan berharap Michael tidak membunuh Gregg.Meskipun dia tahu karakter Gregg tidak begitu baik, tapi selama dia tidak menimbulkan masalah, Henry menutup mata. Ternyata dia malah membuat onar seperti ini. Henry tahu nasibnya kini berada di tangan Gregg. Saat mereka masuk ke dalam toilet, hanya ada satu bilik yang pintunya tertutup. Sudah pasti mereka ada di dalamnya. Henry berteriak, "Gregg, jika kamu ada di dalam, cepat keluar!"Gregg terkejut. Bukankah itu suara Henry. Kenapa Henry bisa ada di sini?Sally juga terkejut. Dia memanggil Michael, tapi kenapa Henry ikut bersamanya? Tidak ada tanda-tanda gerakan dari dalam bilik. Henry mulai geram. Dia menggert
Semakin lama Sally memikirkan hal ini, semakin dia takjub.Sally tidak menyangka kalau tetangganya ternyata adalah orang yang begitu penting. Tapi kemudian timbul pertanyaan selanjutnya. Jika dia adalah tuan muda Keluarga Han, mengapa dia menyewa apartemen? "Ayo, kita keluar dari sini," ajak Michael sambil tersenyum. Sally mengangguk dan mengikuti Michael keluar dari toilet perempuan. "Han tua, kamu ..."Saat Sally hendak bertanya, Michael memotong, "Tidak penting siapa aku. Rahasiakan informasi ini. Jangan beri tahu Helen."Sally mengangguk dan berkata, "Jangan cemas, aku akan menjaga rahasia ini.""Baguslah. Kalau tidak ada apa-apa lagi, pergilah bekerja," kata Michael. "Apa aku bisa bertanya satu hal?" pinta Sally. "Boleh," kata Michael. "Kamu orang kaya. Kenapa kamu menyewa apartemen?" Sally tidak mengerti. Seharusnya orang seperti Michael memiliki sebuah rumah yang besar. Kenapa dia menyewa apartemen yang biayanya lebih murah dari pada rumah? "Karena aku sedan
Setelah Michael meninggalkan kantor Weak Water Property, dia tidak menelepon Bella. Dia percaya Bella tidak akan memberitahukan rencananya pada siapa-siapa. Karena tidak tahu siapa pelakunya, Michael harus berhati-hati. Dia tidak boleh mengulangi kesalahannya lagi. Saat dia pergi menuju Klub Malam Kota Ajaib, Michael melihat Mark sedang berlatih tinju. Sepertinya orang tua itu menjadi rajin berlatih. "Mark, apa yang kamu lakukan?" tanya Michael penasaran. "Aku sedang berlatih biar menjadi lebih kuat. Jika ada apa-apa, aku bisa lebih banyak membantu," kata Mark. Michael tersenyum. Orang tua ini benar-benar perhatian. "Kamu benar," kata Michael. Mark mengernyitkan dahi dan berkata, "Batas kesabaranku mulai menipis. Jadi berhati-hatilah. Kalau tidak, aku akan lapor pada Bella bahwa kamu tinggal bersama dengan perempuan lain."Setelah mendengarnya, Michael langsung berdiri di hadapan Mark. Jika Bella sampai tahu, bakal terjadi masalah besar. Apalagi dia dan Evie adalah teman
Michael menghabiskan waktu dengan berjalan-jalan dulu. Dia tidak pulang ke apartemen sebelum jam waktu makan malam. Saat dia masuk ke dalam apartemen, Michael melihat Evie sudah duduk menunggu di sofa. Dengan raut muka yang biasa, dia berdiri dan berkata pada Michael, "Pasti kamu sudah lapar. Aku akan membuat makan malam."Michael tidak menyangka Evie belum pergi. Melihat mata Evie yang merah seperti habis menangis, membuat Michael tidak bisa berkata apa-apa lagi. Michael pikir Evie sudah pergi. Hubungan mereka bisa menjadi lebih jelas. Tapi Evie belum pergi. Hal ini bisa menjadi masalah. Saat dia masuk ke dapur dan melihat Evie sedang memasak, Michael berkata, "Kenapa kamu belum pergi?"Evie tetap meneruskan memasak. Dia berkata, "Tunggulah di ruang tamu."Michael tetap berdiri dan menjawab, "Tidak peduli apapun yang kamu lakukan, aku tidak bisa memberikan apa yang kamu inginkan.""Hal inilah yang kuinginkan. Tidak bisakah kita berteman?" tanya Evie. "Keadaanku sudah pulih
“Malam sudah larut. Kembalilah ke pondok dan istirahatlah.”Michael menepuk bahu si trenggiling dan membawanya menuju halaman belakang.Di halaman belakang, Sari sedang duduk dalam keadaan gelisah. Dari sorot matanya yang indah, terlihat perasaan cemas dan kesepian.Ketika Jenny datang dengan penuh kegembiraan mengumumkan kembalinya Michael, mata cantik Sari menjadi berbinar-binar. Meskipun dia adalah seorang perempuan yang terbiasa bersikap anggun, tetap saja Sari tidak bisa menahan diri untuk cepat-cepat menyambut kedatangan Michael. Ketika melihat Michael, mata Sari yang indah menampakkan rasa haru, cemas dan gembira. Bibir merahnya terbuka. Michael tidak bisa menahan diri untuk tidak terkejut. Sebelumnya Michael menjaga jarak dengan Sari. Sekarang Michael tersenyum padanya.Meskipun hanya senyuman, namun makna dari senyuman itu terlihat jelas.Sari memahami senyuman Michael. Dalam hatinya, dia merasa sedih. Namun Sari tetap tersenyum. “Hei, kalian ke mana saja? Tahuk
Parza menghela napas panjang sambil menatap Felix, yang sudah dibawa jauh. Putranya melihat Parza dengan tatapan putus asa. "Dewa Es, aku sudah menghukum anakku. Kalau kamu masih belum puas, aku bersedia menambah hukumannya."“Bukankah besok putramu akan menikah? Itu adalah acara besar Keluarga Fang, bukan? Mengapa kalian melakukan sesuatu yang serius seperti ini?" Michael tertawa. Perlahan-lahan dia berdiri, "Begini saja. Tambahkan hukuman itu ketika dia sudah menikah nanti, atau ketika suasana hatiku sedang buruk. Bagaimana?"Mata Parza melebar. Bagaimana Dewa Es bisa bersikap murah hati seperti ini? Dewa Es membela Felix meskipun dirinya dimasukkan ke dalam Penjara Langit dan diberi hukuman es dan api. Tuan Onn mengerutkan dahi dan memandang Michael dengan aneh.Meskipun sosok laki-laki di depannya masih muda, tapi dia memiliki kebijaksanaan seperti tetua. Tidak jadi menghukum Felix? Apa … apa Dewa Es menyukai Keluarga Fang?Parza tidak tahu pikiran Michael tapi baginya
Felix mengerutkan dahi, "Aku benar-benar bingung dengan sikap kalian. Aku menangkap seorang laki-laki yang menganiaya perempuan tua. Kenapa sikap kalian berlebihan seperti ini?""Orang ini cukup kuat meskipun sudah melakukan kejahatan. Jadi aku memberinya hukuman kecil sekaligus sebagai bentuk peringatan."Felix menatap Michael dengan kejam.Laki-laki sialan ini pasti menceritakan kejadian yang tidak sebenarnya kepada Tuan Onn dan ayahnya, Parza sehingga membuat keduanya marah. Felix ingin menambah hukuman Michael!Hukuman kecil?!Mata Tuan Onn dan Parza melebar. Kaki Dewa Es hitam seperti batu bara. Bagaimana mungkin hukuman yang diberikan kepada Dewa Es ini bisa disebut hukuman kecil?!Parza dan Tuan Onn sudah hidup lama di dunia gurun. Bagaimana mungkin mereka tidak tahu hukuman apa yang digunakan sehingga menyebabkan kaki seseorang menjadi hitam?!Jika Michael adalah orang biasa, mereka tidak akan semarah ini tapi ini Dewa Es! Semakin memikirkannya, Tuan Onn semakin jeng
Felix terlihat bangga. Penerangan Penjara Langit itu relatif gelap. Felix tidak menyadari ekspresi kemarahan di wajah ayahnya. Felix menatap Michael yang ada di dalam sel penjara sambil mendengus. Dari tatapan Felix seolah-olah dia memberi tahu Michael bahwa meskipun ayahnya, Parza datang, itu bukanlah jaminan nyawa Michael bisa diselamatkan. Felix tidak bisa menyembunyikan rasa puasnya ketika melihat bekas pertarungan di sekeliling Penjara Langit. Sepertinya si pembunuh sudah menghajar Michael berkali-kali. Namun, yang membuat Felix senang adalah Michael tetap hidup setelah mengalami penyiksaan seperti itu.Kalau saja Felix mengetahui bahwa Michael adalah Dewa Es, maka semua ini tidak akan terjadi. Tidak seperti Felix, Parza menggertakkan gigi dan ingin meluapkan amarahnya. Jika sebelumnya Felix adalah kebanggaan besar dalam hidupnya, sekarang Parza merasa lebih baik memiliki telur daripada memiliki anak bodoh seperti itu.“Apa jangan-jangan kamu menangkapnya?” tanya Parza
Kacau!Berantakan!Ruangan sel Penjara Langit itu begitu berantakan. Dari situ terlihat bekas pertarungan yang sudah terjadi. “Apa ini?” Tuan Onn terkejut melihat pemandangan di depannya ini. Firasat tidak enak muncul di hatinya. Apa jangan-jangan Dewa Es ….“Parza!” teriak Tuan Onn. Parza tidak berdaya melihat situasi di dalam penjara tersebut. “Keluarga Fang, tunggu saja nasib kalian. Kalian akan dikuburkan bersama-sama,” Tuan Onn menggelengkan kepala. Dia segera bergegas masuk ke dalam penjara.Parza masih berlutut. Matanya kosong. Dia tidak tahu harus berbuat apa. Setelah melihat Tuan Onn masuk ke dalam penjara, Parza segera tersadar. Buru-buru dia berdiri dan berkata pada salah satu pelayan, "Pergi … pergi jemput anakku yang bodoh itu ke sini.”Pelayan itu mengangguk dan segera pergi. Sejenak Parza menjadi ragu. Dia menghela napas dan menghirupnya. Kemudian bersama pelayannya yang lain, Parza segera masuk menuju Penjara Langit.Penjara itu gelap dan bau. Orang - o
Penjara Langit!Tidak perlu dijelaskan lagi apa makna tempat itu bagi Keluarga Fang, apalagi Tuan Onn. Tidak mungkin!Kaki Parza lemas. Tubuhnya bergoyang hingga menabrak meja di belakangnya. Meja kayu itu mundur beberapa meter.Namun, ketika Parza tidak bisa menahan lagi, para pelayan itu datang membantunya!Penjara Langit adalah tempat dikurungnya orang-orang yang paling keji. Lingkungan penjara itu juga buruk. Jika orang biasa masuk ke dalam Penjara Langit, hal itu biasa saja tapi ini Dewa Es! “Lihat apa yang kamu lakukan!” Tuan Onn menjadi marah. Meskipun Tuan Onn tidak berinteraksi langsung dengan Dewa Es. Namun sebagai manusia gurun, dukungan Dewa Es terukir di tulangnya. Bagaimana mungkin Tuan Onn tidak marah ketika Dewa Es dipenjara di tempat seperti itu?!Parza jadi tambah lemas. Dia terhuyung dan duduk di tanah.Benar. Apa sebenarnya yang dilakukan Keluarga Fang di sini?!"Kenapa kamu masih berdiri di situ? Cepat jemput dia!" Tuan Onn segera membentak dan berge
Jika bukan karena pelayan di belakangnya yang buru-buru membantunya, Parza sudah pasti jatuh lemas duduk di tanah. Itu dia!Ternyata itu dia!Dia adalah teman Dewa Es!Berarti ….Tuan Onn mengerutkan dahi. Memang dia yang memberikan saran untuk pergi ke penjara, tapi tetap saja dia jadi terkejut melihat ucapannya terbukti.“Lihat apa yang telah kamu lakukan!” Tuan Onn mengutuk Parza. Dia mendorong si pengawal dan membungkukkan badan sebagai tanda hormat pada si trenggiling, "Pahlawan Muda, kenapa … kamu ada di sini?"Parza segera tersadar dari rasa terkejutnya ketika dimarahi oleh Tuan Onn. Dia menyadari kesalahannya dan bergegas maju dengan panik. Ketika Tuan Onn menangani trenggiling, Parza segera mengambil tindakan yang diperlukan. Dia menendang pengawal hingga jatuh ke tanah."Berani-beraninya kamu! Berani-beraninya kamu memperlakukan tamu Keluarga Fang seperti ini? Aku ingin kamu mati. Pengawal!" teriak Parza. "Hadir!"“Bawa orang itu pergi. Potong tubuhnya menjadi d
Alis Parza berkerut. Dia berkata dengan nada mendesak, "Tuan Onn, tolong beri tahu aku."“Parza. Jika kamu hanya berambisi menjadi kepala keluarga, kemampuanmu yang sekarang sudah lebih dari cukup. Namun, jika kamu ingin jadi pemimpin masa depan dunia gurun, tentunya kemampuanmu yang sekarang tidaklah cukup."Kalau orang lain membicarakan Parza seperti itu, tentu saja Parza tidak akan senang. Bahkan dia bakal sangat marah.Namun karena ucapannya ini datang dari Tuan Onn, Parza menerimanya dengan rendah hati."Tolong beri aku nasihat, Tuan."“Jika orang itu memiliki ambisi besar di masa depan, dia tidak boleh melupakan hal kecil. Bahkan dia harus bisa kejam," Tuan Onn berdiri dan tersenyum. Dia datang mendekati Parza dan menepuk pundaknya. Tuan Onn menggelengkan kepalanya dan berkata, "Kalau kamu masih menjaga hatimu seperti ini, kamu tidak akan bisa maju."“Hatiku?” Parza jadi bingung. “Parza, jangan terlalu mempercayai orang lain, terutama orang-orang di sekitarmu,” ujar Tuan
Tuan Onn tidak langsung menjawab pertanyaan Parza. Dia mengerutkan dahi seolah-olah sedang memikirkan sesuatu.Parza sudah tidak sabar, tapi dia tidak berani mengganggu Tuan Onn. Jadi Parza hanya bisa berdiri di sana. Dia tidak tahu harus berbuat apa. Waktu berlalu. Mungkin dalam suasana hati Parza saat ini, satu menit terasa seperti setahun. Tuan Onn mengerutkan dahi. Perlahan-lahan dia menatap Parza, "Apa menurutmu itu tidak aneh?”“Tuan Onn, apanya yang aneh?”“Maksudku, Dewa Es,” jawab Tuan Onn sambil mengerutkan dahi. “Dewa Es?” Parza jadi lebih bingung."Rumah ini dijaga ketat, apalagi ketika perjamuan besar. Tentunya tidak mudah bagi siapa pun untuk keluar masuk rumah ini tanpa ijin. Bahkan jika Dewa Es memiliki kemampuan luar biasa, tidak mungkin dia bisa menghilang."“Aku juga berpikir seperti itu tapi aku juga tidak memahaminya,” Parza mengira Tuan Onn kepikiran sesuatu tapi ketika mendengarnya, Parza jadi lemas. Selain itu, apa alasan Dewa Es pergi?"Maksud Tua