Kediaman Keluarga Lu.Saat Ardi membawa Bella ke ruang tamu, lutut Bella hampir lemas. Michael tergeletak di lantai dengan penuh darah. Meskipun luka di jari-jarinya sudah berhenti, masih ada luka yang cukup serius di tubuh Michael. Bella tidak pernah merasakan perasaan putus asa seperti ini. Seperti ada orang yang menyayat hatinya dengan pisau tajam. "Michael … Michael …." Bella mendekati Michael sambil menangis. Michael melihat ke Bella. Dia mencoba tersenyum, "Aku tidak apa-apa."Bella tidak bisa menahan derasnya air mata. Dia tahu Michael mencoba menahan rasa sakitnya. Bahkan di saat seperti ini, Michael masih memikirkan perasaannya. "Maafkan aku, aku tidak bisa menjagamu," kata Michael.Bella menggelengkan kepalanya, "Ini bukan salahmu. Akulah yang salah. Andaikan aku tidak memilih pulau ini, semua kejadian ini tidak akan terjadi.""Dasar bodoh, bagaimana bisa aku menyalahkanmu? Aku tidak cukup kuat untuk melindungimu. Padahal aku sudah berjanji," kata Michael."Kamu su
Kulit mulus Bella mulai kelihatan. Ardi menjilat bibirnya. "Aku tidak mengira istrimu sungguh menggiurkan. Kalau saja aku bertemu dengannya lebih cepat, aku akan merebutnya darimu," kata Ardi."Tidak. Tidak. Bella. Aku mohon. Aku tidak ingin melihat dia menyakitimu," kata Michael dengan putus asa. Seketika pengawal Ardi datang ke ruangan itu, "Tuan Lu, ada orang asing yang ingin bertemu denganmu."Bisa-bisanya ada tamu di saat seperti ini, "Usir mereka. Aku tidak ingin diganggu sekarang,"Pengawalnya tahu Ardi sedang menikmati pertunjukan di depannya. Tapi kedua orang asing itu menimbulkan keributan. Para pengawal lainnya sudah dihajar oleh kedua orang itu. "Tapi tuan muda, orang asing ini bukan orang biasa. Mereka memaksa ingin bertemu denganmu," kata sang pengawal.Ardi menatap rakus ke arah Bella. Kenapa selalu saja ada kejadian tak terduga di saat dia ingin bersenang-senang. "Aku akan kembali tak lama lagi," Ardi meninggalkan ruangan itu. Dengan cepat Bella mendekati
Andrew gemetar ketakutan. Jika Michael hanya memiliki separuh hidupnya yang tersisa, khawatir tidak ada keluarganya yang akan bertahan.Pada saat ini, hanya Andrew sendiri yang tahu betapa menyesalnya dia.Dia berharap itu hanya mimpi. Kalau saja itu tidak terjadi, sayang sekali itu hanya bisa menjadi fantasi."Lepaskan Michael segera," kata Spence. Mendengar ucapan Spence, Ardi memandang Spence dengan jijik dan berkata dengan dingin, "Siapa kamu, dan mengapa kamu berani menyuruhku seperti itu?"Hal ini membuat Andrew gemetar lagi. Ardi berani berbicara kepada Spence dengan sikap yang sombong. Bukankah sama saja dengan mencari kematian?"Tutup mulutmu, dan bawa Michael segera keluar," ujar Andrew memarahi Ardi. "Kakek, apakah kamu minum obat yang salah hari ini?" Ardi bertanya dengan bingung. Andrew sepertinya tiba-tiba berubah, ini benar-benar aneh. Andrew menarik napas dalam-dalam dan berbisik, "Ingat tidak, apa yang aku katakan tentang kejadian di luar negeri?"Ardi tahu
Melihat Michael yang terluka parah, Ardi sepertinya telah melihat apa dideritanya. Dia tidak akan membiarkan ini terjadi."Ambil itu," ujar Ardi. Michael mengerutkan kening saat melihat sikap santai Andrew terhadap mereka. Apakah ini semua karena kehadiran Mark bisa mengancam Ardi? Jika demikian, ini benar-benar di luar dugaan, karena Michael merasa kehadiran Mark tidak berguna.Ketika Michael dan Bella datang ke ruang tamu, mereka bertiga sangat marah ketika melihat kondisi Michael. Untungnya Bella tidak terluka. Mark tahu apa artinya semua ini. Demi melindungi Bella, Michael mengorbankan segalanya. “Michael, astaga, kenapa bisa begini?”“Michael.”“Bro Michael.’Wajah Andrew menjadi lebih pucat ketika dia mendengar Spence memanggil Michael dengan akrab. Sepertinya ada hubungan khusus di antara mereka, sepertinya Michael adalah bosnya Spence. Kaki Andrew menjadi tambah lemas, sehingga dia tidak bisa berdiri dengan stabil. Mark mendekati Michael. Dia terluka sangat parah. Di
Ketika Boris berjalan menuju Ardi, Ardi panik dan berteriak untuk menghentikan Boris, tetapi bagaimana orang-orang ini dapat menghentikan Boris dan Spence?"Kamu sangat kejam. Ternyata generasi kedua dari orang kaya bisa menjadi sombong seperti kamu. Sepertinya ayahmu sangat menyayangimu. Hari ini aku akan memberi tahu bagaimana rasanya menggunakan cara kejam pada dirimu sendiri," Boris berkata dengan dingin."Kamu ... Apa yang ingin kamu lakukan?" tanya Ardi dengan panik."Karena kamu bisa memikirkan cara menyiksa orang ini, tidakkah kamu ingin mengalami sendiri seperti apa rasanya?" Boris mencibir."Aku salah, aku salah, tidak, aku tidak mau." Ardi berlutut dan memohon belas kasihan, terus-menerus bersujud."Aku tidak punya alat yang sama. Tapi aku hanya bisa menggunakan cara lain untuk menggantinya, tetapi aku pikir hasilnya akan sama." Boris menjambak rambut Ardi dan menyeretnya ke meja.Menekan tangan kanan Ardi di atas meja, Boris mengambil asbak dan menjentikkan jarinya sa
Bagi Ardi, dia tetap harus membalas dendam, bahkan sekarang dia masih percaya bahwa selama dia diberi kesempatan, dia memiliki kemampuan untuk membalas dendam.Bagaimana jika Spence amat sangat kuat? Ini pasti membutuhkan banyak uang. Tapi apakah masih ada pembunuh yang lebih kuat? Tidak bisakah kau mengundang pembunuh yang lebih kuat?"Iya." Ardi menundukkan kepalanya lalu berkata dengan tatapan tajam. Belum terlambat bagi seorang pria untuk membalas dendam, selama dia masih bisa bertahan."Bunuh dia dan aku akan memberimu kesempatan untuk bertahan hidup." Michael menunjuk Andrew. Tubuh Andrew seketika gemetar hebat dan berkata dengan ketakutan, "Apa yang kamu katakan? Kamu mau menyuruh anakku sendiri membunuhku!""Iya, kamu tidak salah dengar, dia harus membunuhmu. Apakah menurutmu putramu memiliki keberanian seperti itu?" ujar Michael sambil tersenyum.Andrew tertegun sejenak lalu berkata, "Bagaimana mungkin dia sanggup membunuhku? Jangan coba-coba menghasut orang lain.""
Ketika Michael berjalan keluar dari vila, sebuah kendaraan hitam yang diparkir di luar vila melaju kencang. Kaca mobil itu hitam pekat, jadi dia tidak bisa melihat siapa yang ada di dalamnya."Michael, sepertinya ada yang salah dengan mobil itu. Mobil itu sudah ada ketika aku datang,” ujar Mark kepada Michael. Michael menggelengkan kepalanya dan berkata, "Abaikan saja dulu, ayo kita segera pergi ke rumah sakit."Jason duduk di mobilnya. Ketika dia melihat Michael berjalan keluar dari vila masih dalam keadaan hidup, hatinya kacau balau. Michael yang masih hidup merupakan bahaya yang besar untuknya. Dia tidak pernah berharap untuk bisa dilindungi oleh Ray, karena dia tahu bahwa dirinya hanyalah pion catur. "Ardi, kamu memang tidak ada gunanya, Michael sudah ada ditanganmu cukup lama, tapi tetap saja dia masih hidup. Bukannya itu sama saja membahayakan untuk dirimu juga?" Jason berkata pada dirinya sendiri, dan kemudian berkata kepada supirnya, "Cepat pergi segera ke bandara. Aku ak
Ketika Michael dan Bella berada di toilet, Mark tiba-tiba datang. Dia melihat tidak ada seorang pun di sana, tapi sepertinya ada orang di toilet. Dia pun lalu menghampiri toilet lalu mendengar sebuah percakapan. "Awas, jangan kencing di mana-mana.""Istriku, awas."Kalau Bella tahu ada Mark di sini, dia pasti malu. Mark berdiri menjauh, lalu berpura-pura baru masuk ke dalam ruangan. Ketika melihat Michael yang baru keluar dari toilet, dia bertanya, “Bagaimana? Sepertinya kondisimu sudah lebih baik.”"Jauh lebih baik." Michael tidak bisa menyembunyikan senyumnya."Aku akan mengambil air panas dulu." Bella lalu meninggalkan ruangan dengan termos untuk air panas."Michael, aku tidak menyangka kamu begitu kurang ajar," Setelah Bella pergi, Mark berkata pada Michael. Michael yang tidak tahu Mark mendengar percakapan mereka barusan bertanya, "Eh, kenapa memangnya?""Aku tidak sengaja mendengar percakapan kalian di toilet barusan,” ujar Mark sambil tersenyum mengejek."Dia itu is
“Malam sudah larut. Kembalilah ke pondok dan istirahatlah.”Michael menepuk bahu si trenggiling dan membawanya menuju halaman belakang.Di halaman belakang, Sari sedang duduk dalam keadaan gelisah. Dari sorot matanya yang indah, terlihat perasaan cemas dan kesepian.Ketika Jenny datang dengan penuh kegembiraan mengumumkan kembalinya Michael, mata cantik Sari menjadi berbinar-binar. Meskipun dia adalah seorang perempuan yang terbiasa bersikap anggun, tetap saja Sari tidak bisa menahan diri untuk cepat-cepat menyambut kedatangan Michael. Ketika melihat Michael, mata Sari yang indah menampakkan rasa haru, cemas dan gembira. Bibir merahnya terbuka. Michael tidak bisa menahan diri untuk tidak terkejut. Sebelumnya Michael menjaga jarak dengan Sari. Sekarang Michael tersenyum padanya.Meskipun hanya senyuman, namun makna dari senyuman itu terlihat jelas.Sari memahami senyuman Michael. Dalam hatinya, dia merasa sedih. Namun Sari tetap tersenyum. “Hei, kalian ke mana saja? Tahuk
Parza menghela napas panjang sambil menatap Felix, yang sudah dibawa jauh. Putranya melihat Parza dengan tatapan putus asa. "Dewa Es, aku sudah menghukum anakku. Kalau kamu masih belum puas, aku bersedia menambah hukumannya."“Bukankah besok putramu akan menikah? Itu adalah acara besar Keluarga Fang, bukan? Mengapa kalian melakukan sesuatu yang serius seperti ini?" Michael tertawa. Perlahan-lahan dia berdiri, "Begini saja. Tambahkan hukuman itu ketika dia sudah menikah nanti, atau ketika suasana hatiku sedang buruk. Bagaimana?"Mata Parza melebar. Bagaimana Dewa Es bisa bersikap murah hati seperti ini? Dewa Es membela Felix meskipun dirinya dimasukkan ke dalam Penjara Langit dan diberi hukuman es dan api. Tuan Onn mengerutkan dahi dan memandang Michael dengan aneh.Meskipun sosok laki-laki di depannya masih muda, tapi dia memiliki kebijaksanaan seperti tetua. Tidak jadi menghukum Felix? Apa … apa Dewa Es menyukai Keluarga Fang?Parza tidak tahu pikiran Michael tapi baginya
Felix mengerutkan dahi, "Aku benar-benar bingung dengan sikap kalian. Aku menangkap seorang laki-laki yang menganiaya perempuan tua. Kenapa sikap kalian berlebihan seperti ini?""Orang ini cukup kuat meskipun sudah melakukan kejahatan. Jadi aku memberinya hukuman kecil sekaligus sebagai bentuk peringatan."Felix menatap Michael dengan kejam.Laki-laki sialan ini pasti menceritakan kejadian yang tidak sebenarnya kepada Tuan Onn dan ayahnya, Parza sehingga membuat keduanya marah. Felix ingin menambah hukuman Michael!Hukuman kecil?!Mata Tuan Onn dan Parza melebar. Kaki Dewa Es hitam seperti batu bara. Bagaimana mungkin hukuman yang diberikan kepada Dewa Es ini bisa disebut hukuman kecil?!Parza dan Tuan Onn sudah hidup lama di dunia gurun. Bagaimana mungkin mereka tidak tahu hukuman apa yang digunakan sehingga menyebabkan kaki seseorang menjadi hitam?!Jika Michael adalah orang biasa, mereka tidak akan semarah ini tapi ini Dewa Es! Semakin memikirkannya, Tuan Onn semakin jeng
Felix terlihat bangga. Penerangan Penjara Langit itu relatif gelap. Felix tidak menyadari ekspresi kemarahan di wajah ayahnya. Felix menatap Michael yang ada di dalam sel penjara sambil mendengus. Dari tatapan Felix seolah-olah dia memberi tahu Michael bahwa meskipun ayahnya, Parza datang, itu bukanlah jaminan nyawa Michael bisa diselamatkan. Felix tidak bisa menyembunyikan rasa puasnya ketika melihat bekas pertarungan di sekeliling Penjara Langit. Sepertinya si pembunuh sudah menghajar Michael berkali-kali. Namun, yang membuat Felix senang adalah Michael tetap hidup setelah mengalami penyiksaan seperti itu.Kalau saja Felix mengetahui bahwa Michael adalah Dewa Es, maka semua ini tidak akan terjadi. Tidak seperti Felix, Parza menggertakkan gigi dan ingin meluapkan amarahnya. Jika sebelumnya Felix adalah kebanggaan besar dalam hidupnya, sekarang Parza merasa lebih baik memiliki telur daripada memiliki anak bodoh seperti itu.“Apa jangan-jangan kamu menangkapnya?” tanya Parza
Kacau!Berantakan!Ruangan sel Penjara Langit itu begitu berantakan. Dari situ terlihat bekas pertarungan yang sudah terjadi. “Apa ini?” Tuan Onn terkejut melihat pemandangan di depannya ini. Firasat tidak enak muncul di hatinya. Apa jangan-jangan Dewa Es ….“Parza!” teriak Tuan Onn. Parza tidak berdaya melihat situasi di dalam penjara tersebut. “Keluarga Fang, tunggu saja nasib kalian. Kalian akan dikuburkan bersama-sama,” Tuan Onn menggelengkan kepala. Dia segera bergegas masuk ke dalam penjara.Parza masih berlutut. Matanya kosong. Dia tidak tahu harus berbuat apa. Setelah melihat Tuan Onn masuk ke dalam penjara, Parza segera tersadar. Buru-buru dia berdiri dan berkata pada salah satu pelayan, "Pergi … pergi jemput anakku yang bodoh itu ke sini.”Pelayan itu mengangguk dan segera pergi. Sejenak Parza menjadi ragu. Dia menghela napas dan menghirupnya. Kemudian bersama pelayannya yang lain, Parza segera masuk menuju Penjara Langit.Penjara itu gelap dan bau. Orang - o
Penjara Langit!Tidak perlu dijelaskan lagi apa makna tempat itu bagi Keluarga Fang, apalagi Tuan Onn. Tidak mungkin!Kaki Parza lemas. Tubuhnya bergoyang hingga menabrak meja di belakangnya. Meja kayu itu mundur beberapa meter.Namun, ketika Parza tidak bisa menahan lagi, para pelayan itu datang membantunya!Penjara Langit adalah tempat dikurungnya orang-orang yang paling keji. Lingkungan penjara itu juga buruk. Jika orang biasa masuk ke dalam Penjara Langit, hal itu biasa saja tapi ini Dewa Es! “Lihat apa yang kamu lakukan!” Tuan Onn menjadi marah. Meskipun Tuan Onn tidak berinteraksi langsung dengan Dewa Es. Namun sebagai manusia gurun, dukungan Dewa Es terukir di tulangnya. Bagaimana mungkin Tuan Onn tidak marah ketika Dewa Es dipenjara di tempat seperti itu?!Parza jadi tambah lemas. Dia terhuyung dan duduk di tanah.Benar. Apa sebenarnya yang dilakukan Keluarga Fang di sini?!"Kenapa kamu masih berdiri di situ? Cepat jemput dia!" Tuan Onn segera membentak dan berge
Jika bukan karena pelayan di belakangnya yang buru-buru membantunya, Parza sudah pasti jatuh lemas duduk di tanah. Itu dia!Ternyata itu dia!Dia adalah teman Dewa Es!Berarti ….Tuan Onn mengerutkan dahi. Memang dia yang memberikan saran untuk pergi ke penjara, tapi tetap saja dia jadi terkejut melihat ucapannya terbukti.“Lihat apa yang telah kamu lakukan!” Tuan Onn mengutuk Parza. Dia mendorong si pengawal dan membungkukkan badan sebagai tanda hormat pada si trenggiling, "Pahlawan Muda, kenapa … kamu ada di sini?"Parza segera tersadar dari rasa terkejutnya ketika dimarahi oleh Tuan Onn. Dia menyadari kesalahannya dan bergegas maju dengan panik. Ketika Tuan Onn menangani trenggiling, Parza segera mengambil tindakan yang diperlukan. Dia menendang pengawal hingga jatuh ke tanah."Berani-beraninya kamu! Berani-beraninya kamu memperlakukan tamu Keluarga Fang seperti ini? Aku ingin kamu mati. Pengawal!" teriak Parza. "Hadir!"“Bawa orang itu pergi. Potong tubuhnya menjadi d
Alis Parza berkerut. Dia berkata dengan nada mendesak, "Tuan Onn, tolong beri tahu aku."“Parza. Jika kamu hanya berambisi menjadi kepala keluarga, kemampuanmu yang sekarang sudah lebih dari cukup. Namun, jika kamu ingin jadi pemimpin masa depan dunia gurun, tentunya kemampuanmu yang sekarang tidaklah cukup."Kalau orang lain membicarakan Parza seperti itu, tentu saja Parza tidak akan senang. Bahkan dia bakal sangat marah.Namun karena ucapannya ini datang dari Tuan Onn, Parza menerimanya dengan rendah hati."Tolong beri aku nasihat, Tuan."“Jika orang itu memiliki ambisi besar di masa depan, dia tidak boleh melupakan hal kecil. Bahkan dia harus bisa kejam," Tuan Onn berdiri dan tersenyum. Dia datang mendekati Parza dan menepuk pundaknya. Tuan Onn menggelengkan kepalanya dan berkata, "Kalau kamu masih menjaga hatimu seperti ini, kamu tidak akan bisa maju."“Hatiku?” Parza jadi bingung. “Parza, jangan terlalu mempercayai orang lain, terutama orang-orang di sekitarmu,” ujar Tuan
Tuan Onn tidak langsung menjawab pertanyaan Parza. Dia mengerutkan dahi seolah-olah sedang memikirkan sesuatu.Parza sudah tidak sabar, tapi dia tidak berani mengganggu Tuan Onn. Jadi Parza hanya bisa berdiri di sana. Dia tidak tahu harus berbuat apa. Waktu berlalu. Mungkin dalam suasana hati Parza saat ini, satu menit terasa seperti setahun. Tuan Onn mengerutkan dahi. Perlahan-lahan dia menatap Parza, "Apa menurutmu itu tidak aneh?”“Tuan Onn, apanya yang aneh?”“Maksudku, Dewa Es,” jawab Tuan Onn sambil mengerutkan dahi. “Dewa Es?” Parza jadi lebih bingung."Rumah ini dijaga ketat, apalagi ketika perjamuan besar. Tentunya tidak mudah bagi siapa pun untuk keluar masuk rumah ini tanpa ijin. Bahkan jika Dewa Es memiliki kemampuan luar biasa, tidak mungkin dia bisa menghilang."“Aku juga berpikir seperti itu tapi aku juga tidak memahaminya,” Parza mengira Tuan Onn kepikiran sesuatu tapi ketika mendengarnya, Parza jadi lemas. Selain itu, apa alasan Dewa Es pergi?"Maksud Tua