Perkara Keluarga Lu ini membuat Allan menarik napas dalam. Dia takut Michael tidak bisa mengatasi masalah Keluarga Lu ini dengan baik. Tapi intuisi Allan mengatakan bahwa dia seharusnya tinggal. Kalau tidak, dia mungkin akan kehilangan kesempatan bagus. "Menurutmu, aku seharusnya pulang saja?" tanya Allan."Benar," kata pemilik toko. Kemudian dia melihat Allan dengan penasaran dan bertanya, "Mengapa kamu cepat-cepat mengemasi kopermu? Bukannya pekerjaanmu untuk mengambil foto pernikahan sudah beres?"Allan menggelengkan kepala. Dia sempat berpikir seperti itu tapi dia merasa ini kesempatan bagus. Mungkin dia bisa menjalin hubungan dengan Michael. Jika dia bisa rekan Michael, mungkin kehidupannya akan berubah. "Menurutmu aku menyukai fotografi? Itu terpaksa. Jika ada kesempatan yang lebih baik, mengapa tidak?" kata Allan."Berarti pilihanmu bodoh. Bertaruh pada seseorang yang akan ditakdirkan kalah," pemilik toko menggelengkan kepalanya.Ditakdirkan kalah?Allan melihat ada h
Mendengar berita itu membuat pemilik toko tidak bisa berkata-kata. Dia sudah mengira bahwa Michael adalah seorang pecundang tapi sekarang dia sudah tidak bisa meremehkan Michael."Tapi ini Pulau Bedrock," kata pemilik toko."Mungkin untuk Michael ini adalah seekor naga yang bukan menyebrang sungai Pulau Bedrock tapi dia menyeberangi seluruh China?" kata Allan.Mendengarnya membuat pemilik toko memutar bola matanya. Dia mengakui bahwa Michael sungguh hebat tapi itu berlebihan. "Jika dia benar-benar seekor naga, bagaimana bisa dia mau menjalin hubungan denganmu?" kata pemilik toko."Aku tidak tahu tapi aku memutuskan untuk tinggal. Setidaknya ini sebuah kesempatan. Aku tidak ingin hidup di mana aku mempertanyakan masa depan setiap hari," kata Allan.Sikap Allan ini sering ditemui di orang-orang. Melihat masa depan untuk hidup aman. Tidak ada naik turun kehidupan. "Jika kamu ingin tinggal, aku tidak akan menghalangimu jadi aku bisa mendapatkan kehangatan denganmu malam ini," pem
"Tuan Lu, cucumu tidak bisa menawar dengan harga tertinggi. Bukannya kamu tahu siapapun yang menawar lebih tinggi dia-lah yang akan mendapatkan barangnya? Apa lagi yang ingin kamu dengar?" kata Jason. "Jika kamu tidak menolong orang asing itu, bukannya cucuku yang akan mendapatkannya?" kata Andrew dengan nada tajam. Jason menggelengkan kepalanya dan berkata, "Dia membayar tiga ratus juta. Bagaimana aku bisa menolongnya? Menurutmu aku yang bayar? Aku membeli barang yang aku lelang dengan harga tiga ratus juta? Tuan Lu, bukannya ini namanya menuduh?""Jason, jangan kira aku tidak mengetahui apa yang ingin kamu lakukan. Kamu ingin bersaing dengan Keluarga Lu, benar, kan? Memangnya apa yang bisa kamu lakukan?" kata Andrew."Andrew, dengarkan saranku. Ini kesempatan baik untuk Keluarga Lu untuk tidak ikut campur. Kalau tidak kamu akan menyesal," kata Jason.Hal ini membuat Andrew marah. Di Pulau Bedrock, tidak ada yang berani bicara seperti itu padanya apalagi mengancam. "Jason, k
"Apa yang akan kudapat?" tanya Jason."Matthew lebih berhak meneruskan Keluarga Han dibandingkan Michael. Penerus utama Keluarga Han harus Matthew, bukan si pecundang itu."Matthew sedang ada dalam penjara, tapi posisinya di Keluarga Han lebih tinggi dibanding Michael. Hal ini membuat Jason jatuh dalam kebimbangan. Kalau dia tidak hati-hati, dia akan celaka. "Jika kamu ingin mencoba, aku akan menunjukkan padamu buktinya dalam waktu dua hari. Michael tidak akan bisa menyelamatkanmu," kata si penelepon misterius. "Ok." Setelah memikirkan cukup lama, Jason setuju. Michael adalah investasi baginya. Jika perusahaannya bangkrut, apa gunanya investasi? Jadi Jason memilih si penelepon misterius. "Kamu pria yang pintar. Ke depannya, kamu akan tahu pilihanmu ini sudah tepat," kata si penelepon misterius. Setelah memutuskan pembicaraan, Jason mengambil napas panjang. Dia tidak menyangka akan ada perubahan secepat itu. Si penelepon misterius itu jelas sekali memihak Matthew "Aku harap
"Michael, aku sudah membuatkan janji dengan Keluarga Lu. Apa Anda punya waktu malam ini? Aku akan mengantarkan Anda untuk bertemu Ardi."Sementara Michael masih mengambil foto, dia menerima panggilan telepon dari Jason. Dia menyetujui Jason karena jika dia menginginkan liburan yang damai, masalah ini harus segera dibereskan. Jason merasa lega Michael bisa diajak kerja sama, tapi tangannya tidak berhenti gemetaran saat dia beres melakukan telepon. Baginya, ini seperti mengkhianati Michael. Dia tidak memperkirakan apa yang akan terjadi setelah tahap ini. Karena itu, Jason merasa takut berhadapan dengan sesuatu yang tidak pasti. Orang yang dibuang Keluarga Han dapat mengantarkan Florence ke kematian. Ancamannya bukan ancaman biasa dan si penelepon misterius itu memanggil Michael sebagai pecundang. Banyak yang tidak pasti mengenai Michael, tapi Jason harus melakukan hal ini saat perusahaannya diancam. "Jangan salahkan aku. Aku tidak punya pilihan," kata Jason sambil mendesah. Sete
Setelah mendengar perkataan Michael, Bella merasa tersentuh dan berkata, "Kamu sudah menganggapku sebagai sebuah keluarga, tapi aku selalu mengabaikanmu. Apa kamu tidak menyalahkanku?""Tentu saja tidak," Michael menggelengkan kepalanya dan berkata, "Aku sudah membuatmu menderita. Aku sangat bersyukur bahwa kamu tidak menyerah dengan kondisiku."Meskipun Michael berkata seperti itu, Bella merasa kasihan pada Michael. Khususnya perlakuan sang ibu pada Michael saat sebelumnya dia menjadi mertua yang jahat. "Tidak satupun dari kita yang tidak menderita. Tidak mudah bagi kita bisa sampai di titik ini," Bella mendesah.Michael mengangguk sebagai tanda setuju. Memang selama waktu tiga tahun itu tidak menyenangkan. Sayangnya sekarang bukan waktunya untuk bergembira. Mungkin jika dia tidak mengetahui informasi kakeknya, Michael sudah menikmati kehidupan dengan Bella.Michael harus mencoba untuk mencari tahu apakah kakeknya masih hidup atau tidak. Meskipun dia sendiri yang harus masuk ke
Bella tidak bertanya apa-apa lagi. Dia tahu, Michael akan melakukan sesuatu yang penting. Warga Yuncheng mengira dia adalah seorang pecundang yang pekerjaannya memasak dan bebersih rumah. Bella menduga Michael banyak melakukan urusan bersama dengan Mark. Kalau tidak, bagaimana preman nomor satu di Yunchen punya hubungan baik dengan Michael.Saat mereka datang ke penginapan itu, letaknya jauh dari pusat kota. Pemandangannya sangat indah dengan sedikit orang yang lalu-lalang. Tempat yang bagus. Allan sudah menduga tentang pertemuan Michael. Michael khawatir akan ada sesuatu yang tidak dia duga, jadi dia akan mencari tempat aman untuk Bella. "Ikutlah denganku," kata Michael pada Allan.Setelah mereka berjalan, Allan bertanya, "Apa kamu mencemaskan Ardi akan melakukan sesuatu pada Bella?"Michael mengangguk. Tidak penting bagaimana Allan bisa menebaknya. Michael berkata, "Aku akan menemui Ardi malam ini. Aku tidak tahu apakah akan terjadi sesuatu."Allan ingin melihat bagaimana Mic
Mengetahui ada harimau yang akan ditangkap, itu seperti sebuah kebanggaan. Tapi juga aksi yang bodoh. "Jika aku masuk dalam jebakan ini, kamu tahu apa yang bakal terjadi?" tanya Michael.Tanpa menunggu jawaban Jason, Michael berjalan masuk ke vila. Dia tidak bisa menunda lagi. Jason mengelap keringat dingin. Dia tidak pernah bertemu orang seperti Michael. Auranya begitu kuat. Hanya dengan sedikit kata, dia bisa mengintimidasi orang. Meskipun Michael akan dihajar oleh Ardi, Jason merasa jika Michael tidak mati, Keluarga Lu, bahkan dirinya akan tamat nasibnya. "Aku harap ini hanya ilusi," Jason menenangkan dirinya dan menyusul Michael.Ini vila Keluarga Lu. Sekarang di vila, Andrew dan Ardi sedang duduk di ruang tamu. Tambahan ada sekitar dua puluh penjaga di sekitar mereka. Saat bel pintu berbunyi, Ardi menaikkan alisnya dan berkata dengan suara tajam, "Itu, dia."Saat pelayan membuka pintu, Michael dan Jason masuk ke dalam vila.Ardi berdiri dan melihat Michael dengan muk
“Malam sudah larut. Kembalilah ke pondok dan istirahatlah.”Michael menepuk bahu si trenggiling dan membawanya menuju halaman belakang.Di halaman belakang, Sari sedang duduk dalam keadaan gelisah. Dari sorot matanya yang indah, terlihat perasaan cemas dan kesepian.Ketika Jenny datang dengan penuh kegembiraan mengumumkan kembalinya Michael, mata cantik Sari menjadi berbinar-binar. Meskipun dia adalah seorang perempuan yang terbiasa bersikap anggun, tetap saja Sari tidak bisa menahan diri untuk cepat-cepat menyambut kedatangan Michael. Ketika melihat Michael, mata Sari yang indah menampakkan rasa haru, cemas dan gembira. Bibir merahnya terbuka. Michael tidak bisa menahan diri untuk tidak terkejut. Sebelumnya Michael menjaga jarak dengan Sari. Sekarang Michael tersenyum padanya.Meskipun hanya senyuman, namun makna dari senyuman itu terlihat jelas.Sari memahami senyuman Michael. Dalam hatinya, dia merasa sedih. Namun Sari tetap tersenyum. “Hei, kalian ke mana saja? Tahuk
Parza menghela napas panjang sambil menatap Felix, yang sudah dibawa jauh. Putranya melihat Parza dengan tatapan putus asa. "Dewa Es, aku sudah menghukum anakku. Kalau kamu masih belum puas, aku bersedia menambah hukumannya."“Bukankah besok putramu akan menikah? Itu adalah acara besar Keluarga Fang, bukan? Mengapa kalian melakukan sesuatu yang serius seperti ini?" Michael tertawa. Perlahan-lahan dia berdiri, "Begini saja. Tambahkan hukuman itu ketika dia sudah menikah nanti, atau ketika suasana hatiku sedang buruk. Bagaimana?"Mata Parza melebar. Bagaimana Dewa Es bisa bersikap murah hati seperti ini? Dewa Es membela Felix meskipun dirinya dimasukkan ke dalam Penjara Langit dan diberi hukuman es dan api. Tuan Onn mengerutkan dahi dan memandang Michael dengan aneh.Meskipun sosok laki-laki di depannya masih muda, tapi dia memiliki kebijaksanaan seperti tetua. Tidak jadi menghukum Felix? Apa … apa Dewa Es menyukai Keluarga Fang?Parza tidak tahu pikiran Michael tapi baginya
Felix mengerutkan dahi, "Aku benar-benar bingung dengan sikap kalian. Aku menangkap seorang laki-laki yang menganiaya perempuan tua. Kenapa sikap kalian berlebihan seperti ini?""Orang ini cukup kuat meskipun sudah melakukan kejahatan. Jadi aku memberinya hukuman kecil sekaligus sebagai bentuk peringatan."Felix menatap Michael dengan kejam.Laki-laki sialan ini pasti menceritakan kejadian yang tidak sebenarnya kepada Tuan Onn dan ayahnya, Parza sehingga membuat keduanya marah. Felix ingin menambah hukuman Michael!Hukuman kecil?!Mata Tuan Onn dan Parza melebar. Kaki Dewa Es hitam seperti batu bara. Bagaimana mungkin hukuman yang diberikan kepada Dewa Es ini bisa disebut hukuman kecil?!Parza dan Tuan Onn sudah hidup lama di dunia gurun. Bagaimana mungkin mereka tidak tahu hukuman apa yang digunakan sehingga menyebabkan kaki seseorang menjadi hitam?!Jika Michael adalah orang biasa, mereka tidak akan semarah ini tapi ini Dewa Es! Semakin memikirkannya, Tuan Onn semakin jeng
Felix terlihat bangga. Penerangan Penjara Langit itu relatif gelap. Felix tidak menyadari ekspresi kemarahan di wajah ayahnya. Felix menatap Michael yang ada di dalam sel penjara sambil mendengus. Dari tatapan Felix seolah-olah dia memberi tahu Michael bahwa meskipun ayahnya, Parza datang, itu bukanlah jaminan nyawa Michael bisa diselamatkan. Felix tidak bisa menyembunyikan rasa puasnya ketika melihat bekas pertarungan di sekeliling Penjara Langit. Sepertinya si pembunuh sudah menghajar Michael berkali-kali. Namun, yang membuat Felix senang adalah Michael tetap hidup setelah mengalami penyiksaan seperti itu.Kalau saja Felix mengetahui bahwa Michael adalah Dewa Es, maka semua ini tidak akan terjadi. Tidak seperti Felix, Parza menggertakkan gigi dan ingin meluapkan amarahnya. Jika sebelumnya Felix adalah kebanggaan besar dalam hidupnya, sekarang Parza merasa lebih baik memiliki telur daripada memiliki anak bodoh seperti itu.“Apa jangan-jangan kamu menangkapnya?” tanya Parza
Kacau!Berantakan!Ruangan sel Penjara Langit itu begitu berantakan. Dari situ terlihat bekas pertarungan yang sudah terjadi. “Apa ini?” Tuan Onn terkejut melihat pemandangan di depannya ini. Firasat tidak enak muncul di hatinya. Apa jangan-jangan Dewa Es ….“Parza!” teriak Tuan Onn. Parza tidak berdaya melihat situasi di dalam penjara tersebut. “Keluarga Fang, tunggu saja nasib kalian. Kalian akan dikuburkan bersama-sama,” Tuan Onn menggelengkan kepala. Dia segera bergegas masuk ke dalam penjara.Parza masih berlutut. Matanya kosong. Dia tidak tahu harus berbuat apa. Setelah melihat Tuan Onn masuk ke dalam penjara, Parza segera tersadar. Buru-buru dia berdiri dan berkata pada salah satu pelayan, "Pergi … pergi jemput anakku yang bodoh itu ke sini.”Pelayan itu mengangguk dan segera pergi. Sejenak Parza menjadi ragu. Dia menghela napas dan menghirupnya. Kemudian bersama pelayannya yang lain, Parza segera masuk menuju Penjara Langit.Penjara itu gelap dan bau. Orang - o
Penjara Langit!Tidak perlu dijelaskan lagi apa makna tempat itu bagi Keluarga Fang, apalagi Tuan Onn. Tidak mungkin!Kaki Parza lemas. Tubuhnya bergoyang hingga menabrak meja di belakangnya. Meja kayu itu mundur beberapa meter.Namun, ketika Parza tidak bisa menahan lagi, para pelayan itu datang membantunya!Penjara Langit adalah tempat dikurungnya orang-orang yang paling keji. Lingkungan penjara itu juga buruk. Jika orang biasa masuk ke dalam Penjara Langit, hal itu biasa saja tapi ini Dewa Es! “Lihat apa yang kamu lakukan!” Tuan Onn menjadi marah. Meskipun Tuan Onn tidak berinteraksi langsung dengan Dewa Es. Namun sebagai manusia gurun, dukungan Dewa Es terukir di tulangnya. Bagaimana mungkin Tuan Onn tidak marah ketika Dewa Es dipenjara di tempat seperti itu?!Parza jadi tambah lemas. Dia terhuyung dan duduk di tanah.Benar. Apa sebenarnya yang dilakukan Keluarga Fang di sini?!"Kenapa kamu masih berdiri di situ? Cepat jemput dia!" Tuan Onn segera membentak dan berge
Jika bukan karena pelayan di belakangnya yang buru-buru membantunya, Parza sudah pasti jatuh lemas duduk di tanah. Itu dia!Ternyata itu dia!Dia adalah teman Dewa Es!Berarti ….Tuan Onn mengerutkan dahi. Memang dia yang memberikan saran untuk pergi ke penjara, tapi tetap saja dia jadi terkejut melihat ucapannya terbukti.“Lihat apa yang telah kamu lakukan!” Tuan Onn mengutuk Parza. Dia mendorong si pengawal dan membungkukkan badan sebagai tanda hormat pada si trenggiling, "Pahlawan Muda, kenapa … kamu ada di sini?"Parza segera tersadar dari rasa terkejutnya ketika dimarahi oleh Tuan Onn. Dia menyadari kesalahannya dan bergegas maju dengan panik. Ketika Tuan Onn menangani trenggiling, Parza segera mengambil tindakan yang diperlukan. Dia menendang pengawal hingga jatuh ke tanah."Berani-beraninya kamu! Berani-beraninya kamu memperlakukan tamu Keluarga Fang seperti ini? Aku ingin kamu mati. Pengawal!" teriak Parza. "Hadir!"“Bawa orang itu pergi. Potong tubuhnya menjadi d
Alis Parza berkerut. Dia berkata dengan nada mendesak, "Tuan Onn, tolong beri tahu aku."“Parza. Jika kamu hanya berambisi menjadi kepala keluarga, kemampuanmu yang sekarang sudah lebih dari cukup. Namun, jika kamu ingin jadi pemimpin masa depan dunia gurun, tentunya kemampuanmu yang sekarang tidaklah cukup."Kalau orang lain membicarakan Parza seperti itu, tentu saja Parza tidak akan senang. Bahkan dia bakal sangat marah.Namun karena ucapannya ini datang dari Tuan Onn, Parza menerimanya dengan rendah hati."Tolong beri aku nasihat, Tuan."“Jika orang itu memiliki ambisi besar di masa depan, dia tidak boleh melupakan hal kecil. Bahkan dia harus bisa kejam," Tuan Onn berdiri dan tersenyum. Dia datang mendekati Parza dan menepuk pundaknya. Tuan Onn menggelengkan kepalanya dan berkata, "Kalau kamu masih menjaga hatimu seperti ini, kamu tidak akan bisa maju."“Hatiku?” Parza jadi bingung. “Parza, jangan terlalu mempercayai orang lain, terutama orang-orang di sekitarmu,” ujar Tuan
Tuan Onn tidak langsung menjawab pertanyaan Parza. Dia mengerutkan dahi seolah-olah sedang memikirkan sesuatu.Parza sudah tidak sabar, tapi dia tidak berani mengganggu Tuan Onn. Jadi Parza hanya bisa berdiri di sana. Dia tidak tahu harus berbuat apa. Waktu berlalu. Mungkin dalam suasana hati Parza saat ini, satu menit terasa seperti setahun. Tuan Onn mengerutkan dahi. Perlahan-lahan dia menatap Parza, "Apa menurutmu itu tidak aneh?”“Tuan Onn, apanya yang aneh?”“Maksudku, Dewa Es,” jawab Tuan Onn sambil mengerutkan dahi. “Dewa Es?” Parza jadi lebih bingung."Rumah ini dijaga ketat, apalagi ketika perjamuan besar. Tentunya tidak mudah bagi siapa pun untuk keluar masuk rumah ini tanpa ijin. Bahkan jika Dewa Es memiliki kemampuan luar biasa, tidak mungkin dia bisa menghilang."“Aku juga berpikir seperti itu tapi aku juga tidak memahaminya,” Parza mengira Tuan Onn kepikiran sesuatu tapi ketika mendengarnya, Parza jadi lemas. Selain itu, apa alasan Dewa Es pergi?"Maksud Tua