Tiba-tiba pria pendek itu berdiri dan berjalan ke arah Michelle. Dibanding Bella, figure Michelle sedikit lebih kurus, tapi pria itu benar-benar tertarik pada Michelle. “Aku tidak bisa melampiaskan keinginanku, tapi mungkin tidak apa-apa kalau disentuh sedikit,” ujar pria itu dengan senyuman. Ketika Michelle merasakan tangan pria itu mulai menyentuh kakinya, dia berusaha melawan. Tapi tangan dan kakinya diikat dengan kuat. Dia tidak bisa melawan sama sekali. Terpaksa dia membiarkan tangan pria itu mulai menggerayangi tubuhnya. “Kulitmu mulus sekali. Kamu pasti wanita nakal, sudah berapa orang yang memakai jasamu?” Pria pendek itu terlihat sangat ingin memuaskan napsunya, tangannya sudah berhasil memegang pinggang Michelle. "Apa kamu mau bicara?" Pria itu lalu membuka ikatan di mulut Michelle. Michelle melihat wajah pria itu, lalu dengan wajah yang ketakutan berkata, “Biarkan kami pergi.” “Pergi katamu? Aku tidak berhak melakukan itu, tapi kalau kamu mau melayaniku, aku ak
Keahlian Peter dan Michael berbeda jauh. Oleh karena itu, tidak peduli berapa lama Peter berusaha memperlambat permainan, Michael tetap menujukkan permainan yang baik. Ini terlihat jelas, walaupun Nigel sudah mempersiapkan ini dengan baik, kelihatannya Michael akan tetap memenangkan pertandingan. Michael merasa seperti sedang terbang, ketika Peter sengaja mengulur waktu. Peter berharap semakin lama dia mengulur waktu, Michael akan merasa lelah, dan kesempatannya untuk membalikkan permainan. “Peter, kamu akan kalah. Tidak peduli berapa lama kamu mengulur waktu, kamu tetap tidak akan punya kesempatan untuk menang. Kemampuan kita berbeda jauh,” ujar Michael kepada Peter dengan santai. Ekspresi wajah Peter semakin lama semakin serius, dan sepertinya ada raut kecemasan di wajahnya. “Jangan terlalu sombong. Belum tentu siapa yang menang, siapa yang kalah. Mengapa kamu pikir kamu yang akan menang?” ujar Peter. Michael tersenyum santai lalu berkata, “Kamu pasti sudah tahu kalau kam
Aku bisa merasakan aura percaya diri yang luar biasa. Dia pasti paling tidak lima persen yakin akan menang,” ujar Evie. Mendengar ucapan Evie, Carlsen tersenyum. Setelah memenangkan pertandingan melawan Peter, Asosiasi Go Yuncheng akan menikmati kehormatan sebagai juara. Namun apabila Michael bisa memenangkan pertandingan melawan Nigel, nama Asosiasi Go Yuncheng akan lebih berkibar di dunia Go. Perhatian akan lebih banyak tertuju pada mereka. Memikirkan kemungkinan itu saja membuat Carlsen bahagia. “Aku sebenarnya iri pada bibit-bibit muda ini. Mereka sudah sukses di usia yang masih muda. Tidak seperti jamanku dulu,” keluh Carlsen. “Orang biasa, kalau mereka tidak punya bakat, mereka juga akan berakhir biasa-biasa saja. Beda dengan orang yang memang punya bakat khusus,” ujar Evie santai. Carlsen sedikit terkejut. Teddy sempat menceritakan sesuatu mengenai identitas Michael. Walaupun belum pasti, tapi sepertinya Michael punya latar belakang keluarga yang cukup berpengaruh. C
Apa yang tampil di layar ponselnya bukan sebuah pesan, melainkan sebuah foto. Di dalam gambar itu, Bella dan Michelle tampak terikat. Di dalam foto itu, mereka terlihat duduk di tengah banyak sampah. Dari gambar itu terlihat mereka ada di dalam sebuah ruangan yang sangat kotor. Foto itu membuat emosi Michael tiba-tiba memuncak. Peter yang duduk diseberangnya bisa merasakan hal itu. Ketika Michael mengangkat tangannya dan melihat ke arah Nigel, Nigel membalasnya dengan sebuah senyuman. “Wasit, aku minta waktu istirahat sebentar. Aku harus ke toilet,” pinta Michael kepada wasit.Wasit pertandingan sudah lama disuap oleh Nigel. Bagaimana mungkin dia bisa setuju dengan permintaan Michael? “Tidak, kamu tidak bisa berhenti begitu saja ditengah-tengah pertandingan. Kalau kamu berhenti sama saja dengan mundur,” ujar wasit sambil tersenyum. Semua tidak melihat ada masalah di dalam pertandingan itu, kecuali Carlsen dan Evie. Karena mereka menganggap inilah kesempatan Peter untuk mel
Langkah Michael selanjutnya cukup cepat, dan sepertinya terburu-buru. Kemenangan dengan mudah diraih Peter. Carlsen dan Evie terpana. Mengapa hal ini terjadi? Padahal langkah Michael sudah cukup bagus dan mereka yakin Michael akan menang. Mereka yang mendukung Peter sangat senang. Mereka tidak peduli mengapa permainan Michael tiba-tiba berubah. Dia sama saja seperti menggali kuburannya sendiri. “Aku bilang juga apa, tidak mungkin Peter kalah. Pasti dia sengaja mengulur waktu untuk menyerang balik Michael.”“Pria yang tidak disangka-sangka ini bisa bikin Peter lumayan panik. Coba kita lihat apakah dia masih berani sombong.”"Sepertinya dia bermain untuk membela Yuncheng. Ini bisa jadi bahan ledekan. Sayang sekali dia kalah."Ketika permainan berakhir, Michael harus menerima kenyataan bahwa Peter-lah juaranya. Peter berdiri dan berkata dengan bangga, “Aku sudah menganggap remeh. Aku tidak percaya kamu bisa menyerah.”Michael melihat ke arah Peter lalu berkata, “Apakah lain k
Di dalam kamar hotel, Carlsen memesan tiket untuk kembali ke Yuncheng. Evie tidak berdaya melihat Michael yang dari tadi diam saja. Dia tidak mengerti mengapa sejak Michael kembali dari toilet, permainan tiba-tiba berubah. Sepertinya memang dia sengaja mengalah. Para pendukung Peter mungkin tidak bisa melihat kemampuan Michael, karena mereka penggemar fanatiknya. Tapi Evie bisa melihat, dengan kemampuan Michael, mestinya mustahil untuk kalah. “Apakah kamu bisa bayangkan apa yang akan dilakukan para anggota Asosiasi Go Yuncheng jika mereka mengetahui hal ini?” tanya Evie kepada Michael. “Aku tidak peduli dengan mereka semua. Mengapa mereka tiba-tiba penting untukku?” tanya Michael. Dia paham betul, setelah kembali ke Yuncheng, pasti dia akan dihina habis-habisan oleh mereka, tapi apakah itu penting? Di mata Michael, menang atau kalah tidak penting. Keselamatan Bella jauh lebih penting. Kalau orang-orang itu mau membuat masalah dengannya, dia tidak keberatan untuk menghadapi
Pria mengejar wanita tapi mereka juga menginginkan kekuasaan dan reputasi."Memangnya Keluarga Su memberikan manfaat apa untukmu?" tanya Evie. Mungkin pertanyaan ini tidak terlalu berkaitan tapi sangat penting buat Evie."Dunia sudah siap memberikan segala sesuatunya untukku. Aku juga bisa memberikan seluruh dunia padanya. Memangnya aku butuh Keluarga Su?" ujar Michael.Kalimat ini membuat Evie tertegun. Apakah dia hanya mengada-ada mengatakan hal ini? Tapi sepertinya dia serius dengan ucapannya. Bagi seorang wanita, betapa beruntungnya jika pria miliknya bisa memberikan seluruh isi dunia padanya. Evie tidak bisa membayangkan. Tapi jika Michael benar-benar serius dengan ucapannya, Evie akan sekuat tenaga menggantikan Bella.Ini adalah impian Evie sejak kecil. Dia menginginkan seorang pria yang bisa membawanya ke puncak dunia dan mengatakan bahwa dunia bisa dia miliki. "Kamu ..." katanya sambil berusaha mencari kata-kata. Dia ingin memberitahu Michael bahwa dia bisa membantuny
Daerah vila Keluarga Tian.Teddy sudah menerima kabar kekalahan Michael. Dia cukup terpukul dengan berita ini. Dia sendiri yang melihat perbedaan kemampuan Michael dan Peter terakhir kali. Seharusnya Michael yang menang. Kok bisa dia kalah dalam pertandingan ini? Dengan karakter Michael, tidak mungkin dia membuat kesalahan. Teko yang dipakai untuk merebus teh sudah matang. Tapi Teddy tidak menyadarinya sampai Ruby memberitahu, "Kakek, apa yang sedang kamu pikirkan? Itu tehmu sudah matang.""Ah." Teddy kembali tersadar. Dia melihat teko tehnya yang sudah menggelegak airnya, "Aduh, airnya hampir tumpah."Ruby yang mengenakan pakaian longgar, duduk di samping Teddy dan bertanya, "Ada masalah apa?"Teddy tidak ingin membahas Michael bersama Ruby. Di pertemuan terakhir mereka di Gunung Yunding itu, membuat Ruby bersedih. Tapi Teddy sendiri tidak bisa menahan berita kekalahan ini lebih lama lagi. "Ruby, Michael kalah di pertandingan," kata Teddy."Kalah? Kalah dari siapa?" Ruby te
“Malam sudah larut. Kembalilah ke pondok dan istirahatlah.”Michael menepuk bahu si trenggiling dan membawanya menuju halaman belakang.Di halaman belakang, Sari sedang duduk dalam keadaan gelisah. Dari sorot matanya yang indah, terlihat perasaan cemas dan kesepian.Ketika Jenny datang dengan penuh kegembiraan mengumumkan kembalinya Michael, mata cantik Sari menjadi berbinar-binar. Meskipun dia adalah seorang perempuan yang terbiasa bersikap anggun, tetap saja Sari tidak bisa menahan diri untuk cepat-cepat menyambut kedatangan Michael. Ketika melihat Michael, mata Sari yang indah menampakkan rasa haru, cemas dan gembira. Bibir merahnya terbuka. Michael tidak bisa menahan diri untuk tidak terkejut. Sebelumnya Michael menjaga jarak dengan Sari. Sekarang Michael tersenyum padanya.Meskipun hanya senyuman, namun makna dari senyuman itu terlihat jelas.Sari memahami senyuman Michael. Dalam hatinya, dia merasa sedih. Namun Sari tetap tersenyum. “Hei, kalian ke mana saja? Tahuk
Parza menghela napas panjang sambil menatap Felix, yang sudah dibawa jauh. Putranya melihat Parza dengan tatapan putus asa. "Dewa Es, aku sudah menghukum anakku. Kalau kamu masih belum puas, aku bersedia menambah hukumannya."“Bukankah besok putramu akan menikah? Itu adalah acara besar Keluarga Fang, bukan? Mengapa kalian melakukan sesuatu yang serius seperti ini?" Michael tertawa. Perlahan-lahan dia berdiri, "Begini saja. Tambahkan hukuman itu ketika dia sudah menikah nanti, atau ketika suasana hatiku sedang buruk. Bagaimana?"Mata Parza melebar. Bagaimana Dewa Es bisa bersikap murah hati seperti ini? Dewa Es membela Felix meskipun dirinya dimasukkan ke dalam Penjara Langit dan diberi hukuman es dan api. Tuan Onn mengerutkan dahi dan memandang Michael dengan aneh.Meskipun sosok laki-laki di depannya masih muda, tapi dia memiliki kebijaksanaan seperti tetua. Tidak jadi menghukum Felix? Apa … apa Dewa Es menyukai Keluarga Fang?Parza tidak tahu pikiran Michael tapi baginya
Felix mengerutkan dahi, "Aku benar-benar bingung dengan sikap kalian. Aku menangkap seorang laki-laki yang menganiaya perempuan tua. Kenapa sikap kalian berlebihan seperti ini?""Orang ini cukup kuat meskipun sudah melakukan kejahatan. Jadi aku memberinya hukuman kecil sekaligus sebagai bentuk peringatan."Felix menatap Michael dengan kejam.Laki-laki sialan ini pasti menceritakan kejadian yang tidak sebenarnya kepada Tuan Onn dan ayahnya, Parza sehingga membuat keduanya marah. Felix ingin menambah hukuman Michael!Hukuman kecil?!Mata Tuan Onn dan Parza melebar. Kaki Dewa Es hitam seperti batu bara. Bagaimana mungkin hukuman yang diberikan kepada Dewa Es ini bisa disebut hukuman kecil?!Parza dan Tuan Onn sudah hidup lama di dunia gurun. Bagaimana mungkin mereka tidak tahu hukuman apa yang digunakan sehingga menyebabkan kaki seseorang menjadi hitam?!Jika Michael adalah orang biasa, mereka tidak akan semarah ini tapi ini Dewa Es! Semakin memikirkannya, Tuan Onn semakin jeng
Felix terlihat bangga. Penerangan Penjara Langit itu relatif gelap. Felix tidak menyadari ekspresi kemarahan di wajah ayahnya. Felix menatap Michael yang ada di dalam sel penjara sambil mendengus. Dari tatapan Felix seolah-olah dia memberi tahu Michael bahwa meskipun ayahnya, Parza datang, itu bukanlah jaminan nyawa Michael bisa diselamatkan. Felix tidak bisa menyembunyikan rasa puasnya ketika melihat bekas pertarungan di sekeliling Penjara Langit. Sepertinya si pembunuh sudah menghajar Michael berkali-kali. Namun, yang membuat Felix senang adalah Michael tetap hidup setelah mengalami penyiksaan seperti itu.Kalau saja Felix mengetahui bahwa Michael adalah Dewa Es, maka semua ini tidak akan terjadi. Tidak seperti Felix, Parza menggertakkan gigi dan ingin meluapkan amarahnya. Jika sebelumnya Felix adalah kebanggaan besar dalam hidupnya, sekarang Parza merasa lebih baik memiliki telur daripada memiliki anak bodoh seperti itu.“Apa jangan-jangan kamu menangkapnya?” tanya Parza
Kacau!Berantakan!Ruangan sel Penjara Langit itu begitu berantakan. Dari situ terlihat bekas pertarungan yang sudah terjadi. “Apa ini?” Tuan Onn terkejut melihat pemandangan di depannya ini. Firasat tidak enak muncul di hatinya. Apa jangan-jangan Dewa Es ….“Parza!” teriak Tuan Onn. Parza tidak berdaya melihat situasi di dalam penjara tersebut. “Keluarga Fang, tunggu saja nasib kalian. Kalian akan dikuburkan bersama-sama,” Tuan Onn menggelengkan kepala. Dia segera bergegas masuk ke dalam penjara.Parza masih berlutut. Matanya kosong. Dia tidak tahu harus berbuat apa. Setelah melihat Tuan Onn masuk ke dalam penjara, Parza segera tersadar. Buru-buru dia berdiri dan berkata pada salah satu pelayan, "Pergi … pergi jemput anakku yang bodoh itu ke sini.”Pelayan itu mengangguk dan segera pergi. Sejenak Parza menjadi ragu. Dia menghela napas dan menghirupnya. Kemudian bersama pelayannya yang lain, Parza segera masuk menuju Penjara Langit.Penjara itu gelap dan bau. Orang - o
Penjara Langit!Tidak perlu dijelaskan lagi apa makna tempat itu bagi Keluarga Fang, apalagi Tuan Onn. Tidak mungkin!Kaki Parza lemas. Tubuhnya bergoyang hingga menabrak meja di belakangnya. Meja kayu itu mundur beberapa meter.Namun, ketika Parza tidak bisa menahan lagi, para pelayan itu datang membantunya!Penjara Langit adalah tempat dikurungnya orang-orang yang paling keji. Lingkungan penjara itu juga buruk. Jika orang biasa masuk ke dalam Penjara Langit, hal itu biasa saja tapi ini Dewa Es! “Lihat apa yang kamu lakukan!” Tuan Onn menjadi marah. Meskipun Tuan Onn tidak berinteraksi langsung dengan Dewa Es. Namun sebagai manusia gurun, dukungan Dewa Es terukir di tulangnya. Bagaimana mungkin Tuan Onn tidak marah ketika Dewa Es dipenjara di tempat seperti itu?!Parza jadi tambah lemas. Dia terhuyung dan duduk di tanah.Benar. Apa sebenarnya yang dilakukan Keluarga Fang di sini?!"Kenapa kamu masih berdiri di situ? Cepat jemput dia!" Tuan Onn segera membentak dan berge
Jika bukan karena pelayan di belakangnya yang buru-buru membantunya, Parza sudah pasti jatuh lemas duduk di tanah. Itu dia!Ternyata itu dia!Dia adalah teman Dewa Es!Berarti ….Tuan Onn mengerutkan dahi. Memang dia yang memberikan saran untuk pergi ke penjara, tapi tetap saja dia jadi terkejut melihat ucapannya terbukti.“Lihat apa yang telah kamu lakukan!” Tuan Onn mengutuk Parza. Dia mendorong si pengawal dan membungkukkan badan sebagai tanda hormat pada si trenggiling, "Pahlawan Muda, kenapa … kamu ada di sini?"Parza segera tersadar dari rasa terkejutnya ketika dimarahi oleh Tuan Onn. Dia menyadari kesalahannya dan bergegas maju dengan panik. Ketika Tuan Onn menangani trenggiling, Parza segera mengambil tindakan yang diperlukan. Dia menendang pengawal hingga jatuh ke tanah."Berani-beraninya kamu! Berani-beraninya kamu memperlakukan tamu Keluarga Fang seperti ini? Aku ingin kamu mati. Pengawal!" teriak Parza. "Hadir!"“Bawa orang itu pergi. Potong tubuhnya menjadi d
Alis Parza berkerut. Dia berkata dengan nada mendesak, "Tuan Onn, tolong beri tahu aku."“Parza. Jika kamu hanya berambisi menjadi kepala keluarga, kemampuanmu yang sekarang sudah lebih dari cukup. Namun, jika kamu ingin jadi pemimpin masa depan dunia gurun, tentunya kemampuanmu yang sekarang tidaklah cukup."Kalau orang lain membicarakan Parza seperti itu, tentu saja Parza tidak akan senang. Bahkan dia bakal sangat marah.Namun karena ucapannya ini datang dari Tuan Onn, Parza menerimanya dengan rendah hati."Tolong beri aku nasihat, Tuan."“Jika orang itu memiliki ambisi besar di masa depan, dia tidak boleh melupakan hal kecil. Bahkan dia harus bisa kejam," Tuan Onn berdiri dan tersenyum. Dia datang mendekati Parza dan menepuk pundaknya. Tuan Onn menggelengkan kepalanya dan berkata, "Kalau kamu masih menjaga hatimu seperti ini, kamu tidak akan bisa maju."“Hatiku?” Parza jadi bingung. “Parza, jangan terlalu mempercayai orang lain, terutama orang-orang di sekitarmu,” ujar Tuan
Tuan Onn tidak langsung menjawab pertanyaan Parza. Dia mengerutkan dahi seolah-olah sedang memikirkan sesuatu.Parza sudah tidak sabar, tapi dia tidak berani mengganggu Tuan Onn. Jadi Parza hanya bisa berdiri di sana. Dia tidak tahu harus berbuat apa. Waktu berlalu. Mungkin dalam suasana hati Parza saat ini, satu menit terasa seperti setahun. Tuan Onn mengerutkan dahi. Perlahan-lahan dia menatap Parza, "Apa menurutmu itu tidak aneh?”“Tuan Onn, apanya yang aneh?”“Maksudku, Dewa Es,” jawab Tuan Onn sambil mengerutkan dahi. “Dewa Es?” Parza jadi lebih bingung."Rumah ini dijaga ketat, apalagi ketika perjamuan besar. Tentunya tidak mudah bagi siapa pun untuk keluar masuk rumah ini tanpa ijin. Bahkan jika Dewa Es memiliki kemampuan luar biasa, tidak mungkin dia bisa menghilang."“Aku juga berpikir seperti itu tapi aku juga tidak memahaminya,” Parza mengira Tuan Onn kepikiran sesuatu tapi ketika mendengarnya, Parza jadi lemas. Selain itu, apa alasan Dewa Es pergi?"Maksud Tua