Stanley tahu ini saatnya untuk dia muncul, "Hanya tiga puluh ribu yuan. Tidak mahal. Belilah apa yang kamu mau."Seperti yang sudah direncanakan, Anne memperlihatkan ekspresi gembira. Dia mencium pipi Stanley dan berkata, "Stanley kamu sangat baik."Bella merasa mual. Memangnya dia tidak bisa melihat kalau Anne berpura-pura? Anne menggandeng lengan Bella lagi, dan menunjukkan tas-tas itu. Anne masih berharap ada ekspresi cemburu di wajah Bella. Tapi Bella tidak menggubrisnya sama sekali. Tiga puluh ribu? Huh. Kalau saja Anne tahu harga vila lereng gunung. Harganya delapan puluh juta. Tentu saja Stanley dan Michael tidak bisa dibandingkan. "Apa kamu menyukai toko tas itu?" tanya Michael pada Bella. Dia tidak menanyakan apakah Bella menyukai salah satu dari tas-tas itu. Tapi yang Michael tanyakan adalah tokonya. "Kenapa kamu bertanya? Memangnya kamu bisa beli sebuah toko?" kata Anne sambil tersenyum. Dia menunggu saat-saat bisa mempermalukan Michael.Michael melihat Bella de
Apa yang orang itu bilang? Siapa orang itu?Anne dan Stanley melihat ke arah pria itu, Seketika wajah mereka pucat. James!Bagaimana bisa James ada di sini? Sebelumnya, Anne membangga-banggakan kalau James dan Stanley adalah teman dekat. Sekarang James sendiri yang datang. Bella yang sebelumnya melihat James di foto, langsung mengenalinya. Sementara alasan James memberinya tas mahal itu, Bella menduga ini ada hubungannya dengan Michael. Apa Michael sengaja mendatangkan James ke sini? Bisakah Michael berbuat seperti itu? Bella pikir itu mustahil. Pasti ini kebetulan. "James, kenapa kamu bisa ada di sini?" kata Stanley. Tanpa melihat Stanley, James berkata pada Bella, "Nyonya Su, kamu bisa memilih apapun yang kamu suka di mal ini."Karena Bella masih menduga pasti tawaran James ada hubungannya dengan Michael, dia menggelengkan kepalanya. "Tidak usah, tapi terima kasih atas tawarannya."James mengangguk. Dia melirik ke arah Michael dan melihat responnya yang tidak ke
Wajah Stanley tambah pucat. Bisnisnya memang baru berkembang. Tidak mungkin orang seperti James memperhatikan bisnisnya. "James, ini aku yang bernama Stanley. Aku tidak menyangka pertemuan kita akan seperti ini. Aku harap kamu memaafkan perbuatan kami," kata Stanley pada James. "Bisa-bisanya kamu menggunakan namaku seenaknya. Apa tidak ada yang memberitahumu apa dampaknya jika sembarangan menggunakan namaku?" kata Stanley.Tangan Stanley langsung dingin. Ini semua salah Anne. Walaupun dia menyukai Anne, tapi masa depan bisnisnya lebih penting. Dan dia tahu Anne menyukai uang. Kalau bisnisnya hancur, Anne akan mencampakkannya. "Aku benar-benar minta maaf. Sebenarnya, pacarku yang menggunakan namamu. Aku minta maaf atas kesalahan pacarku. Stanley pun menyuruh Anne minta maaf, "Cepat minta maf pada Tuan James."Kalau saja Bella tidak ada di sana, Anne pasti akan meminta maaf. "Stanley, kamu ingin aku kehilangan muka di depan Bella?" kata Anne.Kehilangan muka? Bisa-bisanya
Sambil berjalan ke arah Bella, Michael menyerahkan tas itu kepada Bella. "Bella, kamu tidak mau membukanya dulu? Aku penasaran Michael membeli tas apa," kata Anne. Sebetulnya dia tidak peduli apa yang dibeli Michael. Dia hanya ingin melihat apakah Michael benar-benar membelinya? "Aku lihat di rumah saja," kata Bella.Rasanya kepala Anne ingin meledak. Kenapa Bella tidak membukanya sekarang? Tidakkah dia penasaran?Ditambah dia juga baru saja kehilangan muka di depan James. Mana bisa dia membiarkan kesempatan ini berlalu begitu saja? Dia merebut tas dari tangan Bella, "Tidak perlu malu, kenapa harus menunggu sampai di rumah? Sini aku lihat.""Anne, jangan kelewatan," kata Bella dengan nada tinggi. Memang Anne merasa tindakannya berlebihan tapi saat ini dia tidak peduli. "Bella, aku ini kakak sepupumu. Bagaimana kamu bisa bilang seperti itu?""Justru karena kamu lebih tua, harusnya kamu yang jaga sikap," kata Bella."Tentu saja aku lebih tua. Tapi aku sudah tidak sabar," s
"Semoga saja pihak toko belum menelepon polisi. Kalau sudah, pasti gawat."Saat kembali ke toko, Anne langsung menaruh tas Michael dan berkata pada petugas kasir, "Hei, tas ini diambil tanpa sepengatahuanmu ya. Bagaimana sih cara kamu kerja? Kamu tidak takut atasanmu sampai tahu dan memecatmu?"Beberapa pengunjung yang sedang belanja keheranan melihat tingkah Anne. "Nona, aku tidak mengerti maksudmu," jawab petugas."Kamu belum tahu juga? Lihatlah apa yang ada di depanmu ini," kata AnnePetugas kasir menatap aneh pada Anne dan Michael. Dia tidak mengerti. "Apa ada yang salah? Tuan di sana itu memang membeli tas ini," kata petugas kasir. "Bagaimana mungkin bisa? Dia tidak mungkin membelinya," kata Anne dengan cemas. Dia kembali ke toko untuk mempermalukan Michael, bukan sebaliknya. "Nona, saya harap kamu paham. Tuan itu memang membelinya. Buktinya masih saya simpan. Jika tidak percaya, silakan lihat sendiri," kata petugas itu dengan wajah kesal. Mereka sudah bekerja profesio
Melihat petugas sibuk membereskan barang pesanan mereka, Anne hanya bisa berharap kalau Michael tidak punya uang untuk membayar, jadi Anne hanya bisa mengutuk hati, tapi Michael kemudian mengeluarkan kartu kreditnya dan menggesek kartunya dengan sukses. Anne benar-benar putus asa. Duduk di lantai dengan muka pucat dan sorot mata yang kosong, Anne awalnya sudah bisa berharap, tapi akhirnya dia kehilangan muka lagi. Stanley baru saja membelikannya sebuah tas Louis Vuitton, tapi Michael membeli seluruh tas di toko untuk Bella. Anne tentu tahu betapa besar perbedaannya. Dia juga berharap kalau Stanley bisa menghabiskan uang untuknya, tapi Stanley tidak bisa melakukannya. “Bella, apakah kamu membully sepupumu seperti ini ketika kamu masih miskin?” Marie berkata kepada Bella sambil menggertakkan giginya. “Sepertinya enak ya punya banyak uang? Kenapa kamu tidak membeli seluruh mal ini saja? Sepupumu hanya bercanda denganmu. Kamu sungguh keterlaluan,” kata Shane dengan marah. Pasan
Ketika Bella dan keluarganya sedang membereskan barang-barang mereka, pintu rumah terbuka. Marie berkata dengan nada mengejek, “Mulai hari ini, jangan pernah datang ke sini lagi. Kamu tidak akan disambut di sini. Aku tidak peduli di mana kamu akan tinggal.”“Marie, bagaimana kamu bisa berkata seperti itu kepada saudaramu sendiri? Jangan keterlaluan,” Suzy berkata dengan kecewa. “Keterlaluan, siapa yang sebenarnya keterlaluan? Kalian sendiri yang tidak menganggap kami sebagai saudara sendiri,” balas Marie. Suzy harus membela Bella dari semua ketidakadilan yang diterimanya selama ini, karena inti masalahnya ada di Anne. Kalau saja dia tidak dengan sengaja ingin terlalu pamer, bagaimana ini semua bisa terjadi? “Kamu sebaiknya mengurus anakmu dengan lebih baik. Dengan tingkah lakunya seperti itu, cepat atau lambat pasti akan mendatangkan masalah. Kejadian yang terjadi hari ini adalah salahnya,” ujar Suzy. Ketika Marie mendengar ucapan Suzy, dia langsung menghardik Suzy dengan kasa
Setelah Bella dan keluarganya turun ke bawah, mereka masuk ke dalam mobil yang sudah diatur oleh James, tidak ada yang mengetahui hal ini kecuali Michael. “Sejak kapan kamu punya teman di Binxian?” Bella duduk di sebelah Michael dan bertanya penasaran, karena Michael baru datang ke Binxian satu kali. Bagaimana mungkin dia bisa langsung punya teman. Banyak barang-barang mereka di dalam mobil. Penuh sekali. Kaki Michael berdempetan langsung dengan kaki Bella. Ini adalah momen spesial yang sangat intim untuk Michael, dan jantungnya berdegup kencang dari biasanya. Bella sepertinya tidak peduli dengan hal ini. Yang aneh justru melihat keringat yang mengalir di jidat Michael. “Kenapa kamu terlihat gugup? Apakah temanmu ini perempuan?” Bella terus bertanya. “Tidak, tidak, tidak.” Michael menggelengkan kepalanya dengan cepat dan berkata, “Dia laki-laki. Kami bertemu di Yuncheng sebelumnya, dan sekarang dia berbisnis di Binxian.”“Apa kamu kepanasan?” Bella melihat keringat di jidat
“Malam sudah larut. Kembalilah ke pondok dan istirahatlah.”Michael menepuk bahu si trenggiling dan membawanya menuju halaman belakang.Di halaman belakang, Sari sedang duduk dalam keadaan gelisah. Dari sorot matanya yang indah, terlihat perasaan cemas dan kesepian.Ketika Jenny datang dengan penuh kegembiraan mengumumkan kembalinya Michael, mata cantik Sari menjadi berbinar-binar. Meskipun dia adalah seorang perempuan yang terbiasa bersikap anggun, tetap saja Sari tidak bisa menahan diri untuk cepat-cepat menyambut kedatangan Michael. Ketika melihat Michael, mata Sari yang indah menampakkan rasa haru, cemas dan gembira. Bibir merahnya terbuka. Michael tidak bisa menahan diri untuk tidak terkejut. Sebelumnya Michael menjaga jarak dengan Sari. Sekarang Michael tersenyum padanya.Meskipun hanya senyuman, namun makna dari senyuman itu terlihat jelas.Sari memahami senyuman Michael. Dalam hatinya, dia merasa sedih. Namun Sari tetap tersenyum. “Hei, kalian ke mana saja? Tahuk
Parza menghela napas panjang sambil menatap Felix, yang sudah dibawa jauh. Putranya melihat Parza dengan tatapan putus asa. "Dewa Es, aku sudah menghukum anakku. Kalau kamu masih belum puas, aku bersedia menambah hukumannya."“Bukankah besok putramu akan menikah? Itu adalah acara besar Keluarga Fang, bukan? Mengapa kalian melakukan sesuatu yang serius seperti ini?" Michael tertawa. Perlahan-lahan dia berdiri, "Begini saja. Tambahkan hukuman itu ketika dia sudah menikah nanti, atau ketika suasana hatiku sedang buruk. Bagaimana?"Mata Parza melebar. Bagaimana Dewa Es bisa bersikap murah hati seperti ini? Dewa Es membela Felix meskipun dirinya dimasukkan ke dalam Penjara Langit dan diberi hukuman es dan api. Tuan Onn mengerutkan dahi dan memandang Michael dengan aneh.Meskipun sosok laki-laki di depannya masih muda, tapi dia memiliki kebijaksanaan seperti tetua. Tidak jadi menghukum Felix? Apa … apa Dewa Es menyukai Keluarga Fang?Parza tidak tahu pikiran Michael tapi baginya
Felix mengerutkan dahi, "Aku benar-benar bingung dengan sikap kalian. Aku menangkap seorang laki-laki yang menganiaya perempuan tua. Kenapa sikap kalian berlebihan seperti ini?""Orang ini cukup kuat meskipun sudah melakukan kejahatan. Jadi aku memberinya hukuman kecil sekaligus sebagai bentuk peringatan."Felix menatap Michael dengan kejam.Laki-laki sialan ini pasti menceritakan kejadian yang tidak sebenarnya kepada Tuan Onn dan ayahnya, Parza sehingga membuat keduanya marah. Felix ingin menambah hukuman Michael!Hukuman kecil?!Mata Tuan Onn dan Parza melebar. Kaki Dewa Es hitam seperti batu bara. Bagaimana mungkin hukuman yang diberikan kepada Dewa Es ini bisa disebut hukuman kecil?!Parza dan Tuan Onn sudah hidup lama di dunia gurun. Bagaimana mungkin mereka tidak tahu hukuman apa yang digunakan sehingga menyebabkan kaki seseorang menjadi hitam?!Jika Michael adalah orang biasa, mereka tidak akan semarah ini tapi ini Dewa Es! Semakin memikirkannya, Tuan Onn semakin jeng
Felix terlihat bangga. Penerangan Penjara Langit itu relatif gelap. Felix tidak menyadari ekspresi kemarahan di wajah ayahnya. Felix menatap Michael yang ada di dalam sel penjara sambil mendengus. Dari tatapan Felix seolah-olah dia memberi tahu Michael bahwa meskipun ayahnya, Parza datang, itu bukanlah jaminan nyawa Michael bisa diselamatkan. Felix tidak bisa menyembunyikan rasa puasnya ketika melihat bekas pertarungan di sekeliling Penjara Langit. Sepertinya si pembunuh sudah menghajar Michael berkali-kali. Namun, yang membuat Felix senang adalah Michael tetap hidup setelah mengalami penyiksaan seperti itu.Kalau saja Felix mengetahui bahwa Michael adalah Dewa Es, maka semua ini tidak akan terjadi. Tidak seperti Felix, Parza menggertakkan gigi dan ingin meluapkan amarahnya. Jika sebelumnya Felix adalah kebanggaan besar dalam hidupnya, sekarang Parza merasa lebih baik memiliki telur daripada memiliki anak bodoh seperti itu.“Apa jangan-jangan kamu menangkapnya?” tanya Parza
Kacau!Berantakan!Ruangan sel Penjara Langit itu begitu berantakan. Dari situ terlihat bekas pertarungan yang sudah terjadi. “Apa ini?” Tuan Onn terkejut melihat pemandangan di depannya ini. Firasat tidak enak muncul di hatinya. Apa jangan-jangan Dewa Es ….“Parza!” teriak Tuan Onn. Parza tidak berdaya melihat situasi di dalam penjara tersebut. “Keluarga Fang, tunggu saja nasib kalian. Kalian akan dikuburkan bersama-sama,” Tuan Onn menggelengkan kepala. Dia segera bergegas masuk ke dalam penjara.Parza masih berlutut. Matanya kosong. Dia tidak tahu harus berbuat apa. Setelah melihat Tuan Onn masuk ke dalam penjara, Parza segera tersadar. Buru-buru dia berdiri dan berkata pada salah satu pelayan, "Pergi … pergi jemput anakku yang bodoh itu ke sini.”Pelayan itu mengangguk dan segera pergi. Sejenak Parza menjadi ragu. Dia menghela napas dan menghirupnya. Kemudian bersama pelayannya yang lain, Parza segera masuk menuju Penjara Langit.Penjara itu gelap dan bau. Orang - o
Penjara Langit!Tidak perlu dijelaskan lagi apa makna tempat itu bagi Keluarga Fang, apalagi Tuan Onn. Tidak mungkin!Kaki Parza lemas. Tubuhnya bergoyang hingga menabrak meja di belakangnya. Meja kayu itu mundur beberapa meter.Namun, ketika Parza tidak bisa menahan lagi, para pelayan itu datang membantunya!Penjara Langit adalah tempat dikurungnya orang-orang yang paling keji. Lingkungan penjara itu juga buruk. Jika orang biasa masuk ke dalam Penjara Langit, hal itu biasa saja tapi ini Dewa Es! “Lihat apa yang kamu lakukan!” Tuan Onn menjadi marah. Meskipun Tuan Onn tidak berinteraksi langsung dengan Dewa Es. Namun sebagai manusia gurun, dukungan Dewa Es terukir di tulangnya. Bagaimana mungkin Tuan Onn tidak marah ketika Dewa Es dipenjara di tempat seperti itu?!Parza jadi tambah lemas. Dia terhuyung dan duduk di tanah.Benar. Apa sebenarnya yang dilakukan Keluarga Fang di sini?!"Kenapa kamu masih berdiri di situ? Cepat jemput dia!" Tuan Onn segera membentak dan berge
Jika bukan karena pelayan di belakangnya yang buru-buru membantunya, Parza sudah pasti jatuh lemas duduk di tanah. Itu dia!Ternyata itu dia!Dia adalah teman Dewa Es!Berarti ….Tuan Onn mengerutkan dahi. Memang dia yang memberikan saran untuk pergi ke penjara, tapi tetap saja dia jadi terkejut melihat ucapannya terbukti.“Lihat apa yang telah kamu lakukan!” Tuan Onn mengutuk Parza. Dia mendorong si pengawal dan membungkukkan badan sebagai tanda hormat pada si trenggiling, "Pahlawan Muda, kenapa … kamu ada di sini?"Parza segera tersadar dari rasa terkejutnya ketika dimarahi oleh Tuan Onn. Dia menyadari kesalahannya dan bergegas maju dengan panik. Ketika Tuan Onn menangani trenggiling, Parza segera mengambil tindakan yang diperlukan. Dia menendang pengawal hingga jatuh ke tanah."Berani-beraninya kamu! Berani-beraninya kamu memperlakukan tamu Keluarga Fang seperti ini? Aku ingin kamu mati. Pengawal!" teriak Parza. "Hadir!"“Bawa orang itu pergi. Potong tubuhnya menjadi d
Alis Parza berkerut. Dia berkata dengan nada mendesak, "Tuan Onn, tolong beri tahu aku."“Parza. Jika kamu hanya berambisi menjadi kepala keluarga, kemampuanmu yang sekarang sudah lebih dari cukup. Namun, jika kamu ingin jadi pemimpin masa depan dunia gurun, tentunya kemampuanmu yang sekarang tidaklah cukup."Kalau orang lain membicarakan Parza seperti itu, tentu saja Parza tidak akan senang. Bahkan dia bakal sangat marah.Namun karena ucapannya ini datang dari Tuan Onn, Parza menerimanya dengan rendah hati."Tolong beri aku nasihat, Tuan."“Jika orang itu memiliki ambisi besar di masa depan, dia tidak boleh melupakan hal kecil. Bahkan dia harus bisa kejam," Tuan Onn berdiri dan tersenyum. Dia datang mendekati Parza dan menepuk pundaknya. Tuan Onn menggelengkan kepalanya dan berkata, "Kalau kamu masih menjaga hatimu seperti ini, kamu tidak akan bisa maju."“Hatiku?” Parza jadi bingung. “Parza, jangan terlalu mempercayai orang lain, terutama orang-orang di sekitarmu,” ujar Tuan
Tuan Onn tidak langsung menjawab pertanyaan Parza. Dia mengerutkan dahi seolah-olah sedang memikirkan sesuatu.Parza sudah tidak sabar, tapi dia tidak berani mengganggu Tuan Onn. Jadi Parza hanya bisa berdiri di sana. Dia tidak tahu harus berbuat apa. Waktu berlalu. Mungkin dalam suasana hati Parza saat ini, satu menit terasa seperti setahun. Tuan Onn mengerutkan dahi. Perlahan-lahan dia menatap Parza, "Apa menurutmu itu tidak aneh?”“Tuan Onn, apanya yang aneh?”“Maksudku, Dewa Es,” jawab Tuan Onn sambil mengerutkan dahi. “Dewa Es?” Parza jadi lebih bingung."Rumah ini dijaga ketat, apalagi ketika perjamuan besar. Tentunya tidak mudah bagi siapa pun untuk keluar masuk rumah ini tanpa ijin. Bahkan jika Dewa Es memiliki kemampuan luar biasa, tidak mungkin dia bisa menghilang."“Aku juga berpikir seperti itu tapi aku juga tidak memahaminya,” Parza mengira Tuan Onn kepikiran sesuatu tapi ketika mendengarnya, Parza jadi lemas. Selain itu, apa alasan Dewa Es pergi?"Maksud Tua