"Edward, semoga beruntung. Aku tahu ini berat untukmu. Semoga kamu bisa menemukan jalan keluarnya." Michael tidak terlalu peduli dengan apa yang dialami Edward. Setelah itu dia meninggalkan kantor Weak Water Property. Jika Michael tidak mentolerir kejadian-kejadian sebelumnya, Edward pasti sudah mati sejak lama. Edward sengaja pergi dulu untuk menunggu Michael pulang. Dia tahu kemampuannya sendiri. Mana bisa dia melawan Michael. Setelah Michael pergi, Edward ingin bertemu dengan Henry. Tapi dia dihentikan oleh petugas keamanan. Apalagi Henry sudah memerintahkan jika Edward muncul di depan pintu kantor, dia tidak boleh masuk. Edward tidak punya pilihan lain selain menunggu. Ketika dia melihat Henry datang, Edward segera menghampirinya. "Henry, tolong dengarkan aku dulu. Beri aku kesempatan sekali lagi. Aku mohon padamu," kata Edward dengan sorot mata memohon. Hanya cara ini yang bisa dipikirkan Edward. Setidaknya untuk menghindari tekanan dari bank. "Edward, kamu pikir ini
"Aku?" Amanda mengernyitkan dahinya. Edward memberinya tugas. Bagaimana cara Amanda melakukannya? Toh dia tidak bisa membujuk pikiran Henry. "Pergilah ke kantor Henry. Kemudian kamu dekati dan rayu dia. Mungkin dengan begitu kita akan mendapatkan informasi mengenai Bella," kata Edward. "Apa kamu sudah gila?" Bagaimana dia bisa melakukan hal itu? Dia mau mencari calon suami, bukan untuk merayu rekan kerja keluarga Su. "Amanda, kamu bagian keluarga Su. Kamu harus berkorban untuk kita," kata Edward. "Tidak mau. Kesucianku lebih berharga daripada keluarga Su. Aku tidak mau," ujar Amanda tegas.Edward tahu mimpi Amanda adalah untuk menikah dengan keluarga kaya. Tapi Amanda tidak sadar bahwa modal kecantikan saja tidak cukup untuk menarik perhatian keluarga kaya. "Amanda, berhentilah berharap. Memangnya kecantikanmu bisa menarik pria kaya. Itu hanya mimpi," kata Edward. Mendenarnya membuat Amanda terkejut, "Edward, apa maksudmu?" "Aku serius. Pria-pria itu tidak akan pernah meliri
"Kamu pasti mengira aku menjalin hubungan dengan Bella. Aku perjelas lagi, ya. Aku sama sekali tidak ada hubungan apa-apa dengan istri orang, apalagi dengan Bella. Jadi kamu salah paham," kata Henry. "Maksudmu?" tanya Amanda. Padahal dia sudah memberanikan diri untuk datang ke sini. Ternyata Henry malah menolaknya mentah-mentah. "Kamu tuli ya? Aku sama sekali tertarik,“ kata Henry dengan nada mencemooh. Setelah mengatakannya, Henry langsung menutup pintu. Amanda merasa marah dan dipermalukan. Dia sama sekali tidak bisa menerima hal ini. "Henry, keluar kamu. Aku tidak mengerti," kata Amanda sambil menggedor pintu. Henry membuka pintunya lagi lalu berkata, "Kalau kamu membuat keributan di sini, aku akan memanggil petugas keamanan. Apa kamu mau berita ini tersebar?"Tersebar? Jika orang-orang tahu, mereka akan memperlakukannya sebagai perempuan murahan. Kalau sudah begitu, pupus sudah impiannya menikah dengan keluarga kaya. "Henry, aku minta maaf. Aku akan pergi dari sini
Tapi sekarang dia tidak akan menyia-nyiakan kesempatan ini untuk membalas kebaikan Michael.Keesokan harinya, di stasiun Binxian, sebuah mobil Rolls Royce berhenti di depan pintu gerbang. Semua orang tahu mobil itu adalah mobil James. Mereka penasaran siapa yang dijemput oleh James di stasiun. Pasti orang kaya! Saat itu, seorang pria berjalan ke arah mobil. James yang merupakan orang penting di kota itu keluar dari mobil untuk menyambut pria itu. Orang-orang dibuat terkejut. "Siapa dia? Bahkan James sendiri yang menyambutnya!”"Lihat, orang itu tampak begitu muda. Apa benar dia orang penting?""Sepertinya memang begitu. Tapi dia seperti bukan dari Binxian."Orang-orang asyik membicarakan momen ini dan mengabadikan peristiwa ini dengan ponsel mereka. Dalam mobil, James sedikit tegang. Walaupun dia orang penting di Binxian, dia tidak berani bertingkah macam-macam di depan Michael. Bahkan supir James ikut kaget. Dia sangat jarang melihat bosnya menyambut tamunya secara pr
Anne memberikan ponsel Stanley kepada Bella. Dengan ekspresi bangga, Anne berkata, "Aku kasih tahu ya, orang yang sangat berpengaruh di Binxian sekarang. Namanya James. Dia dan Stanley punya hubungan erat."Stanley cukup malu dia dibangga-banggakan seperti itu. Bagaimana bisa dia dan James berteman dekat. Anne hanya mengada-ngada. Untungnya, Bella tidak pernah nama James ini sebelumnya. Jadi kesalahan Anne tidak terungkap. Tapi saat Bella melihat foto itu, yang dia lihat bukan James. Tapi sosok punggung itu. Setelah pengalaman dengan pangeran piano itu, Bella mengenali punggung Michael. Kemudian setelah melihat foto itu, Bella hampir mengenalinya. Siapa lagi.Melihat Bella yang sedang terpesona, Anne pikir upaya dia membanggakan diri sudah berhasil. "James ini pernah mengundang kami makan malam. Orangnya sungguh ramah. Kapan-kapan akan aku kenalkan kamu ke dia."Mendengar Anne semakin jauh membanggakan diri membuat Stanley tambah malu. Dia cepat-cepat berkata, "Orang itu sang
Setelah mendengar respon Michael yang biasa-biasa saja membuat Anne tambah kesal. Seharusnya Michael menunjukkan ekspresi iri. Kalau dipikir-pikir, Bella juga menunjukkan hal yang sama. Ini bukan pertanda bagus. "Ngomong-ngomong, kita belanja yuk nanti siang. Ada mal yang baru dibuka. Kalian pasti belum pernah ke sana," kata Anne.Kalau Anne mengajak ke mal, pasti dia mau pamer. Bella menggelengkan kepalanya dan menolak, "Aku tidak mau. Aku mau pergi ke desa saja.""Apa bagusnya pergi ke desa? Sudah banyak warga yang pindah ke kota," kata Anne. "Meskipun begitu, aku punya memori bagus di sana. Aku ingin mengunjungi sungai yang dulu pernah jadi tempat bermain," kata Bella.Anne melambaikan tangannya, "Di sana banyak nyamuk. Aku tidak mau kena bentol-bentol nyamuk. Kuhabiskan lotionku yang mahal untuk membuat kulit mulus. Aku tidak mau.""Anne, tidak masalah. Kamu dan pacarmu bisa pergi ke mal. Aku dan Michael bisa pergi sendiri,” ujar Bella.Kalau Bella tidak ikut dengannya,
Pembicaraan mereka berhenti saat makan siang. Melihat Bella terus menjadi topik pembicaraan dan Michael dibanding-bandingkan dengan Stanley, Anne merasa sangat senang. Memang itu tujuan utamanya mengajak Michael datang ke sini, agar dia bisa berlaku sombong di depan Bella. Setelah makan siang, Shane dan Marie tidak membersihkan bekas makanan mereka. Mereka malah duduk di sofa dan pandangan mata mereka menuju Michael. Robert sendiri tidak banyak bicara di keluarga Suzy. Karena dirinya sendiri merasa direndahkan. Mereka pikir dengan Suzy menikah ke keluarga Su, keluarga mereka akan sejahtera. Tapi ternyata pikiran mereka tidak sejalan dengan kenyataan. Jadilah status Robert di mata mereka begitu rendah. "Michael, apa yang kamu lakukan? Karena kamu sudah terbiasa, segera bereskan bekas makan itu," kata Shane.Bella merasa kesal. Padahal mereka adalah tamu. Bagaimana bisa menyuruh Michael membereskan bekas makan? Bella hendak berkata tapi Michael sudah berdiri, "Tidak apa-apa.""
Stanley tahu ini saatnya untuk dia muncul, "Hanya tiga puluh ribu yuan. Tidak mahal. Belilah apa yang kamu mau."Seperti yang sudah direncanakan, Anne memperlihatkan ekspresi gembira. Dia mencium pipi Stanley dan berkata, "Stanley kamu sangat baik."Bella merasa mual. Memangnya dia tidak bisa melihat kalau Anne berpura-pura? Anne menggandeng lengan Bella lagi, dan menunjukkan tas-tas itu. Anne masih berharap ada ekspresi cemburu di wajah Bella. Tapi Bella tidak menggubrisnya sama sekali. Tiga puluh ribu? Huh. Kalau saja Anne tahu harga vila lereng gunung. Harganya delapan puluh juta. Tentu saja Stanley dan Michael tidak bisa dibandingkan. "Apa kamu menyukai toko tas itu?" tanya Michael pada Bella. Dia tidak menanyakan apakah Bella menyukai salah satu dari tas-tas itu. Tapi yang Michael tanyakan adalah tokonya. "Kenapa kamu bertanya? Memangnya kamu bisa beli sebuah toko?" kata Anne sambil tersenyum. Dia menunggu saat-saat bisa mempermalukan Michael.Michael melihat Bella de
“Malam sudah larut. Kembalilah ke pondok dan istirahatlah.”Michael menepuk bahu si trenggiling dan membawanya menuju halaman belakang.Di halaman belakang, Sari sedang duduk dalam keadaan gelisah. Dari sorot matanya yang indah, terlihat perasaan cemas dan kesepian.Ketika Jenny datang dengan penuh kegembiraan mengumumkan kembalinya Michael, mata cantik Sari menjadi berbinar-binar. Meskipun dia adalah seorang perempuan yang terbiasa bersikap anggun, tetap saja Sari tidak bisa menahan diri untuk cepat-cepat menyambut kedatangan Michael. Ketika melihat Michael, mata Sari yang indah menampakkan rasa haru, cemas dan gembira. Bibir merahnya terbuka. Michael tidak bisa menahan diri untuk tidak terkejut. Sebelumnya Michael menjaga jarak dengan Sari. Sekarang Michael tersenyum padanya.Meskipun hanya senyuman, namun makna dari senyuman itu terlihat jelas.Sari memahami senyuman Michael. Dalam hatinya, dia merasa sedih. Namun Sari tetap tersenyum. “Hei, kalian ke mana saja? Tahuk
Parza menghela napas panjang sambil menatap Felix, yang sudah dibawa jauh. Putranya melihat Parza dengan tatapan putus asa. "Dewa Es, aku sudah menghukum anakku. Kalau kamu masih belum puas, aku bersedia menambah hukumannya."“Bukankah besok putramu akan menikah? Itu adalah acara besar Keluarga Fang, bukan? Mengapa kalian melakukan sesuatu yang serius seperti ini?" Michael tertawa. Perlahan-lahan dia berdiri, "Begini saja. Tambahkan hukuman itu ketika dia sudah menikah nanti, atau ketika suasana hatiku sedang buruk. Bagaimana?"Mata Parza melebar. Bagaimana Dewa Es bisa bersikap murah hati seperti ini? Dewa Es membela Felix meskipun dirinya dimasukkan ke dalam Penjara Langit dan diberi hukuman es dan api. Tuan Onn mengerutkan dahi dan memandang Michael dengan aneh.Meskipun sosok laki-laki di depannya masih muda, tapi dia memiliki kebijaksanaan seperti tetua. Tidak jadi menghukum Felix? Apa … apa Dewa Es menyukai Keluarga Fang?Parza tidak tahu pikiran Michael tapi baginya
Felix mengerutkan dahi, "Aku benar-benar bingung dengan sikap kalian. Aku menangkap seorang laki-laki yang menganiaya perempuan tua. Kenapa sikap kalian berlebihan seperti ini?""Orang ini cukup kuat meskipun sudah melakukan kejahatan. Jadi aku memberinya hukuman kecil sekaligus sebagai bentuk peringatan."Felix menatap Michael dengan kejam.Laki-laki sialan ini pasti menceritakan kejadian yang tidak sebenarnya kepada Tuan Onn dan ayahnya, Parza sehingga membuat keduanya marah. Felix ingin menambah hukuman Michael!Hukuman kecil?!Mata Tuan Onn dan Parza melebar. Kaki Dewa Es hitam seperti batu bara. Bagaimana mungkin hukuman yang diberikan kepada Dewa Es ini bisa disebut hukuman kecil?!Parza dan Tuan Onn sudah hidup lama di dunia gurun. Bagaimana mungkin mereka tidak tahu hukuman apa yang digunakan sehingga menyebabkan kaki seseorang menjadi hitam?!Jika Michael adalah orang biasa, mereka tidak akan semarah ini tapi ini Dewa Es! Semakin memikirkannya, Tuan Onn semakin jeng
Felix terlihat bangga. Penerangan Penjara Langit itu relatif gelap. Felix tidak menyadari ekspresi kemarahan di wajah ayahnya. Felix menatap Michael yang ada di dalam sel penjara sambil mendengus. Dari tatapan Felix seolah-olah dia memberi tahu Michael bahwa meskipun ayahnya, Parza datang, itu bukanlah jaminan nyawa Michael bisa diselamatkan. Felix tidak bisa menyembunyikan rasa puasnya ketika melihat bekas pertarungan di sekeliling Penjara Langit. Sepertinya si pembunuh sudah menghajar Michael berkali-kali. Namun, yang membuat Felix senang adalah Michael tetap hidup setelah mengalami penyiksaan seperti itu.Kalau saja Felix mengetahui bahwa Michael adalah Dewa Es, maka semua ini tidak akan terjadi. Tidak seperti Felix, Parza menggertakkan gigi dan ingin meluapkan amarahnya. Jika sebelumnya Felix adalah kebanggaan besar dalam hidupnya, sekarang Parza merasa lebih baik memiliki telur daripada memiliki anak bodoh seperti itu.“Apa jangan-jangan kamu menangkapnya?” tanya Parza
Kacau!Berantakan!Ruangan sel Penjara Langit itu begitu berantakan. Dari situ terlihat bekas pertarungan yang sudah terjadi. “Apa ini?” Tuan Onn terkejut melihat pemandangan di depannya ini. Firasat tidak enak muncul di hatinya. Apa jangan-jangan Dewa Es ….“Parza!” teriak Tuan Onn. Parza tidak berdaya melihat situasi di dalam penjara tersebut. “Keluarga Fang, tunggu saja nasib kalian. Kalian akan dikuburkan bersama-sama,” Tuan Onn menggelengkan kepala. Dia segera bergegas masuk ke dalam penjara.Parza masih berlutut. Matanya kosong. Dia tidak tahu harus berbuat apa. Setelah melihat Tuan Onn masuk ke dalam penjara, Parza segera tersadar. Buru-buru dia berdiri dan berkata pada salah satu pelayan, "Pergi … pergi jemput anakku yang bodoh itu ke sini.”Pelayan itu mengangguk dan segera pergi. Sejenak Parza menjadi ragu. Dia menghela napas dan menghirupnya. Kemudian bersama pelayannya yang lain, Parza segera masuk menuju Penjara Langit.Penjara itu gelap dan bau. Orang - o
Penjara Langit!Tidak perlu dijelaskan lagi apa makna tempat itu bagi Keluarga Fang, apalagi Tuan Onn. Tidak mungkin!Kaki Parza lemas. Tubuhnya bergoyang hingga menabrak meja di belakangnya. Meja kayu itu mundur beberapa meter.Namun, ketika Parza tidak bisa menahan lagi, para pelayan itu datang membantunya!Penjara Langit adalah tempat dikurungnya orang-orang yang paling keji. Lingkungan penjara itu juga buruk. Jika orang biasa masuk ke dalam Penjara Langit, hal itu biasa saja tapi ini Dewa Es! “Lihat apa yang kamu lakukan!” Tuan Onn menjadi marah. Meskipun Tuan Onn tidak berinteraksi langsung dengan Dewa Es. Namun sebagai manusia gurun, dukungan Dewa Es terukir di tulangnya. Bagaimana mungkin Tuan Onn tidak marah ketika Dewa Es dipenjara di tempat seperti itu?!Parza jadi tambah lemas. Dia terhuyung dan duduk di tanah.Benar. Apa sebenarnya yang dilakukan Keluarga Fang di sini?!"Kenapa kamu masih berdiri di situ? Cepat jemput dia!" Tuan Onn segera membentak dan berge
Jika bukan karena pelayan di belakangnya yang buru-buru membantunya, Parza sudah pasti jatuh lemas duduk di tanah. Itu dia!Ternyata itu dia!Dia adalah teman Dewa Es!Berarti ….Tuan Onn mengerutkan dahi. Memang dia yang memberikan saran untuk pergi ke penjara, tapi tetap saja dia jadi terkejut melihat ucapannya terbukti.“Lihat apa yang telah kamu lakukan!” Tuan Onn mengutuk Parza. Dia mendorong si pengawal dan membungkukkan badan sebagai tanda hormat pada si trenggiling, "Pahlawan Muda, kenapa … kamu ada di sini?"Parza segera tersadar dari rasa terkejutnya ketika dimarahi oleh Tuan Onn. Dia menyadari kesalahannya dan bergegas maju dengan panik. Ketika Tuan Onn menangani trenggiling, Parza segera mengambil tindakan yang diperlukan. Dia menendang pengawal hingga jatuh ke tanah."Berani-beraninya kamu! Berani-beraninya kamu memperlakukan tamu Keluarga Fang seperti ini? Aku ingin kamu mati. Pengawal!" teriak Parza. "Hadir!"“Bawa orang itu pergi. Potong tubuhnya menjadi d
Alis Parza berkerut. Dia berkata dengan nada mendesak, "Tuan Onn, tolong beri tahu aku."“Parza. Jika kamu hanya berambisi menjadi kepala keluarga, kemampuanmu yang sekarang sudah lebih dari cukup. Namun, jika kamu ingin jadi pemimpin masa depan dunia gurun, tentunya kemampuanmu yang sekarang tidaklah cukup."Kalau orang lain membicarakan Parza seperti itu, tentu saja Parza tidak akan senang. Bahkan dia bakal sangat marah.Namun karena ucapannya ini datang dari Tuan Onn, Parza menerimanya dengan rendah hati."Tolong beri aku nasihat, Tuan."“Jika orang itu memiliki ambisi besar di masa depan, dia tidak boleh melupakan hal kecil. Bahkan dia harus bisa kejam," Tuan Onn berdiri dan tersenyum. Dia datang mendekati Parza dan menepuk pundaknya. Tuan Onn menggelengkan kepalanya dan berkata, "Kalau kamu masih menjaga hatimu seperti ini, kamu tidak akan bisa maju."“Hatiku?” Parza jadi bingung. “Parza, jangan terlalu mempercayai orang lain, terutama orang-orang di sekitarmu,” ujar Tuan
Tuan Onn tidak langsung menjawab pertanyaan Parza. Dia mengerutkan dahi seolah-olah sedang memikirkan sesuatu.Parza sudah tidak sabar, tapi dia tidak berani mengganggu Tuan Onn. Jadi Parza hanya bisa berdiri di sana. Dia tidak tahu harus berbuat apa. Waktu berlalu. Mungkin dalam suasana hati Parza saat ini, satu menit terasa seperti setahun. Tuan Onn mengerutkan dahi. Perlahan-lahan dia menatap Parza, "Apa menurutmu itu tidak aneh?”“Tuan Onn, apanya yang aneh?”“Maksudku, Dewa Es,” jawab Tuan Onn sambil mengerutkan dahi. “Dewa Es?” Parza jadi lebih bingung."Rumah ini dijaga ketat, apalagi ketika perjamuan besar. Tentunya tidak mudah bagi siapa pun untuk keluar masuk rumah ini tanpa ijin. Bahkan jika Dewa Es memiliki kemampuan luar biasa, tidak mungkin dia bisa menghilang."“Aku juga berpikir seperti itu tapi aku juga tidak memahaminya,” Parza mengira Tuan Onn kepikiran sesuatu tapi ketika mendengarnya, Parza jadi lemas. Selain itu, apa alasan Dewa Es pergi?"Maksud Tua