"Hasilnya sudah diputuskan.""Pertarungan ini sudah berakhir."Suara perempuan berbaju hijau terdengar oleh orang-orang di atas Kapal Bunga. Suaranya begitu jernih dan tenang. Mereka bisa mendengar ada kegembiraan yang tak bisa disembunyikan."Apa ada yang tidak setuju dengan hasil pertarungan ini?"Jika pertarungan itu belum terjadi, pasti ada banyak orang yang berdiri untuk menentang keputusan. Bahkan akan ada yang membentak. Namun suasananya menjadi begitu sunyi. Tidak ada yang berani menentang. Para tamu itu menatap Michael dengan pandangan tidak suka. Sementara itu mereka bisa mendengar nada perempuan berbaju hijau yang bergembira.Tuan Yogi, andalan mereka, kalah gara-gara tinjunya Michael. Siapa di antara mereka yang berani melawan Michael?Kalau sebelumnya mereka berani menghina Michael. Sekarang mereka takut padanya. "Karena tidak ada yang mengajukan keberatan, kita lanjutkan acara berikutnya."Perempuan berbaju hijau menepukkan tangannya. Muncul delapan laki-lak
Mahar?! Bagaimana bisa kedelapan harta berharga itu adalah mahar? "Tujuan Keluarga Su mengadakan kompetisi di atas kapal ini adalah mencari pemenangnya. Sang pemenang bisa mengambil kecantikan dan mendapatkan harta berharga Keluarga Su. Dengan begitu, sang pemenang akan berada di puncak kehidupan."Para tamu yang hadir di sana seketika menghela napas tak berdaya. Wajah mereka cemberut. Mendapatkan kecantikan dan harta berharga itu adalah impian semua laki-laki. Sekarang mimpi itu direbut oleh Michael. Mulut Michael terbuka. Cepat-cepat dia membungkuk dan berkata, "Nona, aku khawatir sudah terjadi salah paham."“Salah paham?” Perempuan berbaju hijau itu bingung. Detik berikutnya dia mengerti maksud Michael dan menjadi marah."Aku tidak tahu kamu sedang mencari pemenang kompetisi.""Aku hanya mengira kalian hendak pergi ke utara. Karena itu aku memutuskan untuk menumpang. Siapa yang menyangka bahwa pemenang kompetisi ini … dan mahar itu ….” “Niatku sama sekali bukan ke ara
Michael dibawa jalan berputar-putar.Michael jadi bingung. Mau tak mau dia bertanya, "Kalian hendak membawaku ke mana?"Michael melihat para tamu lainnya sudah diantarkan ke kamar masing-masing. Bahkan si trenggiling punya kamar sendiri.Namun giliran Michael, dia malah dibawa berputar-putar. Apa jangan-jangan ini aksi balas dendam gara-gara dia menolak lamaran Keluarga Su? Dari luar, perempuan itu tampak baik-baik saja, tapi siapa yang tahu bahwa sebenarnya dia menyimpan dendam.Setelah dipikir-pikir, sepertinya itu tidak mungkin.Satu, Michael dan Nona Su belum pernah bertemu. Kedua, dari suaranya, Michael tahu bahwa Nona Su bukan orang yang jahat. Ketiga, Michael memenangkan kompetisi dengan jujur, jadi tidak mungkin dari para tamu itu sengaja mengerjai dirinya. "Jangan cemas, Tuan. Sebentar lagi kita akan sampai," ujar si pelayan sambil membungkukkan badan. Mereka berjalan kembali. Setelah beberapa saat, tibalah mereka di depan pintu. Michael menatap pintu tersebut. Ti
Michael langsung waspada. Bagaimana perempuan itu tahu soal Bella?Apa jangan-jangan ada mata-mata Rahel di dalam kapal ini?Begitu melihat sorot mata Michael yang dingin, Jeny terkejut.Michael tidak menyangkal ucapannya, "Benar."Jeny tidak bisa menyembunyikan kekecewaannya. Dia menundukkan kepalanya dan menjawab, "Oke.""Pertanyaanku sudah terjawab.""Bulan bersinar terang malam ini. Di sini tidak ada pemandangan gurun seperti di luar kapal. Ada bintang-bintang bertaburan di langit. Ini benar-benar keindahan yang langka. Semoga harimu menyenangkan.“ Michael hendak bicara, tapi Jeny sudah mengundurkan diri dengan cepat. Michael jadi bingung. Muncul pertanyaan dari mana Jeny tahu soal Bella. Jeny sudah keburu meninggalkan Michael dalam keadaan penasaran. Selain itu, ucapan Jeny membuat Michael bertanya-tanya. Kenapa Jeny mengucapkan kalimat terakhirnya itu? Apa jangan-jangan mereka hendak mengatur Bella bertemu dengannya?Michael tidak bergerak dari tempatnya. Bay
"Jangan bilang padaku bahwa ....""Aku mendengar ucapan Jeny," perempuan berbaju putih tersenyum. "Jeny ....""Jeny merasa sedih," ujar perempuan itu, "Jamuan di atas kapal dibuat untuk memilih suami untuknya, tapi siapa yang menyangka laki-laki yang dia inginkan ...."Perempuan itu menundukkan kepalanya. Pipinya bersemu merah. “Tunggu sebentar!” Kepala Michael jadi pusing, “Aku pikir terjadi salah paham lagi.”“Apa maksudmu Tuan?” Perempuan itu mengangkat kepalanya. Matanya seperti bulan di langit. Begitu indah."Kamu … aku …." Michael berpikir. Bukankah Jeny bertanya apakah orang yang disukai Michael itu bermarga Su?Apa jangan-jangan marga Su yang dimaksud itu milik perempuan berbaju putih ini?!Perempuan itu memalingkan wajahnya. Michael bisa melihat senyum di wajah perempuan itu. Sialan! Michael tidak tahu bahwa perempuan ini memiliki marga yang sama dengan Bella. Tebakannya benar. "Nona Su?""Tuan bisa memanggilku Sari.""Oke. Oke. Yang ingin aku sampaikan ad
Kalau Michael tidak salah ingat, bukankah Felix yang pernah duduk di samping Rahel adalah pewaris Kota Huangmo atau yang terkenal juga dengan Kota Gurun?“Apa keluarga yang berkuasa di kota itu adalah Keluarga Fang?” tanya Michael. Sari mengangguk, "Keluarga Fang adalah keluarga yang menguasai daerah utara di gurun ini."“Keluarga Fang adalah keluarga yang angkuh dan berpikiran sempit. Aku merasa kasihan pada perempuan yang akan menikah dengan bajingan Keluarga Fang.”"Tuan, apakah kenal dengan Keluarga Fang?" tanya Sari.Michael mengangguk, "Aku hanya sekali bertemu dengannya.""Gurun di sekeliling kita tidak memiliki batasan. Kalau Tuan ingin pergi ke utara, Tuan harus melewati Kota Huangmo. Apa Tuan akan menghadiri pernikahan Keluarga Fang?" tanya Sari."Tidak. Daerah tujuanku lebih jauh ke utara," kata Michael."Tuan tetap harus melewati Kota Huangmo. Kapal ini bisa memberimu tumpangan," Sari menawarkan bantuan. "Ada yang tidak aku mengerti. Udara di padang pasir ini san
Sari ingin menjelaskan pada Michael, tapi dia berubah pikiran, "Tuan, sudah larut malam. Beristirahatlah."Sari berdiri dan berjalan meninggalkan Michael. Michael ikut berdiri. Dia ingin menghentikan Sari, tapi ragu-ragu. Apa jangan-jangan ada marga Su lain di dunia ini yang menyukai marga Han?Apa jangan-jangan yang bermarga Su itu adalah Bella? Lalu orang bermarga Han itu bukan dirinya?Kenapa di Dunia Bafang ini ada marga yang sama dengan dirinya dan Bella? Michael menatap bulan yang cerah di langit. Tampak pantulan wajah Bella yang tersenyum di sana. Setelah lama menatap bulan, Michael kembali ke kamarnya. Ketika Michael membuka pintu, si trenggiling melompat langsung dari tempat tidur Michael. Dia menghampiri Michael, "Hei, lama sekali kamu datang. Jangan bilang kalau kamu sudah bertemu dengan para perempuan cantik itu?"“Kenapa kamu di sini? Bukannya kamu punya kamar sendiri?” Michael mendengus melihat wajah si trenggiling. Dia ingin berbaring di tempat tidur. Namu
Michael melihat ke arah depan kapal. Matanya hanya melihat pemandangan padang pasir yang tidak ada batasnya. Matahari bersinar terik. “Mana kotanya?” tanya si trenggiling. Michael juga tidak melihat ada hal lain selain padang pasir. Pemandangan yang ada di depannya sama saja dengan yang kemarin. Bahkan bisa dikatakan Kapal Bunga seperti tidak berpindah tempat dari kemarin. Michael dan si trenggiling tidak bodoh, tapi itu faktanya.Tidak ada pemandangan kota. Bahkan tidak ada satu batu pun yang terlihat. Ini bukan lelucon, kan?Raut wajah orang-orang di sekeliling Michael terlihat beragam. Ada yang antusias, ada pula yang terlihat ragu-ragu. Sepertinya mereka tidak berpikiran hal yang sama dengan Michael. Bahkan Sari dan dan Jeny sudah menutupi wajah mereka dengan penutup wajah.“Sialan, kenapa mereka bisa melihatnya sementara kita tidak?” Si trenggiling mulai merasa cemas. Michael memicingkan matanya. Bahkan dia menggunakan Jimat Mata Ketiga. Tetap tidak ada apa-apa.
“Malam sudah larut. Kembalilah ke pondok dan istirahatlah.”Michael menepuk bahu si trenggiling dan membawanya menuju halaman belakang.Di halaman belakang, Sari sedang duduk dalam keadaan gelisah. Dari sorot matanya yang indah, terlihat perasaan cemas dan kesepian.Ketika Jenny datang dengan penuh kegembiraan mengumumkan kembalinya Michael, mata cantik Sari menjadi berbinar-binar. Meskipun dia adalah seorang perempuan yang terbiasa bersikap anggun, tetap saja Sari tidak bisa menahan diri untuk cepat-cepat menyambut kedatangan Michael. Ketika melihat Michael, mata Sari yang indah menampakkan rasa haru, cemas dan gembira. Bibir merahnya terbuka. Michael tidak bisa menahan diri untuk tidak terkejut. Sebelumnya Michael menjaga jarak dengan Sari. Sekarang Michael tersenyum padanya.Meskipun hanya senyuman, namun makna dari senyuman itu terlihat jelas.Sari memahami senyuman Michael. Dalam hatinya, dia merasa sedih. Namun Sari tetap tersenyum. “Hei, kalian ke mana saja? Tahuk
Parza menghela napas panjang sambil menatap Felix, yang sudah dibawa jauh. Putranya melihat Parza dengan tatapan putus asa. "Dewa Es, aku sudah menghukum anakku. Kalau kamu masih belum puas, aku bersedia menambah hukumannya."“Bukankah besok putramu akan menikah? Itu adalah acara besar Keluarga Fang, bukan? Mengapa kalian melakukan sesuatu yang serius seperti ini?" Michael tertawa. Perlahan-lahan dia berdiri, "Begini saja. Tambahkan hukuman itu ketika dia sudah menikah nanti, atau ketika suasana hatiku sedang buruk. Bagaimana?"Mata Parza melebar. Bagaimana Dewa Es bisa bersikap murah hati seperti ini? Dewa Es membela Felix meskipun dirinya dimasukkan ke dalam Penjara Langit dan diberi hukuman es dan api. Tuan Onn mengerutkan dahi dan memandang Michael dengan aneh.Meskipun sosok laki-laki di depannya masih muda, tapi dia memiliki kebijaksanaan seperti tetua. Tidak jadi menghukum Felix? Apa … apa Dewa Es menyukai Keluarga Fang?Parza tidak tahu pikiran Michael tapi baginya
Felix mengerutkan dahi, "Aku benar-benar bingung dengan sikap kalian. Aku menangkap seorang laki-laki yang menganiaya perempuan tua. Kenapa sikap kalian berlebihan seperti ini?""Orang ini cukup kuat meskipun sudah melakukan kejahatan. Jadi aku memberinya hukuman kecil sekaligus sebagai bentuk peringatan."Felix menatap Michael dengan kejam.Laki-laki sialan ini pasti menceritakan kejadian yang tidak sebenarnya kepada Tuan Onn dan ayahnya, Parza sehingga membuat keduanya marah. Felix ingin menambah hukuman Michael!Hukuman kecil?!Mata Tuan Onn dan Parza melebar. Kaki Dewa Es hitam seperti batu bara. Bagaimana mungkin hukuman yang diberikan kepada Dewa Es ini bisa disebut hukuman kecil?!Parza dan Tuan Onn sudah hidup lama di dunia gurun. Bagaimana mungkin mereka tidak tahu hukuman apa yang digunakan sehingga menyebabkan kaki seseorang menjadi hitam?!Jika Michael adalah orang biasa, mereka tidak akan semarah ini tapi ini Dewa Es! Semakin memikirkannya, Tuan Onn semakin jeng
Felix terlihat bangga. Penerangan Penjara Langit itu relatif gelap. Felix tidak menyadari ekspresi kemarahan di wajah ayahnya. Felix menatap Michael yang ada di dalam sel penjara sambil mendengus. Dari tatapan Felix seolah-olah dia memberi tahu Michael bahwa meskipun ayahnya, Parza datang, itu bukanlah jaminan nyawa Michael bisa diselamatkan. Felix tidak bisa menyembunyikan rasa puasnya ketika melihat bekas pertarungan di sekeliling Penjara Langit. Sepertinya si pembunuh sudah menghajar Michael berkali-kali. Namun, yang membuat Felix senang adalah Michael tetap hidup setelah mengalami penyiksaan seperti itu.Kalau saja Felix mengetahui bahwa Michael adalah Dewa Es, maka semua ini tidak akan terjadi. Tidak seperti Felix, Parza menggertakkan gigi dan ingin meluapkan amarahnya. Jika sebelumnya Felix adalah kebanggaan besar dalam hidupnya, sekarang Parza merasa lebih baik memiliki telur daripada memiliki anak bodoh seperti itu.“Apa jangan-jangan kamu menangkapnya?” tanya Parza
Kacau!Berantakan!Ruangan sel Penjara Langit itu begitu berantakan. Dari situ terlihat bekas pertarungan yang sudah terjadi. “Apa ini?” Tuan Onn terkejut melihat pemandangan di depannya ini. Firasat tidak enak muncul di hatinya. Apa jangan-jangan Dewa Es ….“Parza!” teriak Tuan Onn. Parza tidak berdaya melihat situasi di dalam penjara tersebut. “Keluarga Fang, tunggu saja nasib kalian. Kalian akan dikuburkan bersama-sama,” Tuan Onn menggelengkan kepala. Dia segera bergegas masuk ke dalam penjara.Parza masih berlutut. Matanya kosong. Dia tidak tahu harus berbuat apa. Setelah melihat Tuan Onn masuk ke dalam penjara, Parza segera tersadar. Buru-buru dia berdiri dan berkata pada salah satu pelayan, "Pergi … pergi jemput anakku yang bodoh itu ke sini.”Pelayan itu mengangguk dan segera pergi. Sejenak Parza menjadi ragu. Dia menghela napas dan menghirupnya. Kemudian bersama pelayannya yang lain, Parza segera masuk menuju Penjara Langit.Penjara itu gelap dan bau. Orang - o
Penjara Langit!Tidak perlu dijelaskan lagi apa makna tempat itu bagi Keluarga Fang, apalagi Tuan Onn. Tidak mungkin!Kaki Parza lemas. Tubuhnya bergoyang hingga menabrak meja di belakangnya. Meja kayu itu mundur beberapa meter.Namun, ketika Parza tidak bisa menahan lagi, para pelayan itu datang membantunya!Penjara Langit adalah tempat dikurungnya orang-orang yang paling keji. Lingkungan penjara itu juga buruk. Jika orang biasa masuk ke dalam Penjara Langit, hal itu biasa saja tapi ini Dewa Es! “Lihat apa yang kamu lakukan!” Tuan Onn menjadi marah. Meskipun Tuan Onn tidak berinteraksi langsung dengan Dewa Es. Namun sebagai manusia gurun, dukungan Dewa Es terukir di tulangnya. Bagaimana mungkin Tuan Onn tidak marah ketika Dewa Es dipenjara di tempat seperti itu?!Parza jadi tambah lemas. Dia terhuyung dan duduk di tanah.Benar. Apa sebenarnya yang dilakukan Keluarga Fang di sini?!"Kenapa kamu masih berdiri di situ? Cepat jemput dia!" Tuan Onn segera membentak dan berge
Jika bukan karena pelayan di belakangnya yang buru-buru membantunya, Parza sudah pasti jatuh lemas duduk di tanah. Itu dia!Ternyata itu dia!Dia adalah teman Dewa Es!Berarti ….Tuan Onn mengerutkan dahi. Memang dia yang memberikan saran untuk pergi ke penjara, tapi tetap saja dia jadi terkejut melihat ucapannya terbukti.“Lihat apa yang telah kamu lakukan!” Tuan Onn mengutuk Parza. Dia mendorong si pengawal dan membungkukkan badan sebagai tanda hormat pada si trenggiling, "Pahlawan Muda, kenapa … kamu ada di sini?"Parza segera tersadar dari rasa terkejutnya ketika dimarahi oleh Tuan Onn. Dia menyadari kesalahannya dan bergegas maju dengan panik. Ketika Tuan Onn menangani trenggiling, Parza segera mengambil tindakan yang diperlukan. Dia menendang pengawal hingga jatuh ke tanah."Berani-beraninya kamu! Berani-beraninya kamu memperlakukan tamu Keluarga Fang seperti ini? Aku ingin kamu mati. Pengawal!" teriak Parza. "Hadir!"“Bawa orang itu pergi. Potong tubuhnya menjadi d
Alis Parza berkerut. Dia berkata dengan nada mendesak, "Tuan Onn, tolong beri tahu aku."“Parza. Jika kamu hanya berambisi menjadi kepala keluarga, kemampuanmu yang sekarang sudah lebih dari cukup. Namun, jika kamu ingin jadi pemimpin masa depan dunia gurun, tentunya kemampuanmu yang sekarang tidaklah cukup."Kalau orang lain membicarakan Parza seperti itu, tentu saja Parza tidak akan senang. Bahkan dia bakal sangat marah.Namun karena ucapannya ini datang dari Tuan Onn, Parza menerimanya dengan rendah hati."Tolong beri aku nasihat, Tuan."“Jika orang itu memiliki ambisi besar di masa depan, dia tidak boleh melupakan hal kecil. Bahkan dia harus bisa kejam," Tuan Onn berdiri dan tersenyum. Dia datang mendekati Parza dan menepuk pundaknya. Tuan Onn menggelengkan kepalanya dan berkata, "Kalau kamu masih menjaga hatimu seperti ini, kamu tidak akan bisa maju."“Hatiku?” Parza jadi bingung. “Parza, jangan terlalu mempercayai orang lain, terutama orang-orang di sekitarmu,” ujar Tuan
Tuan Onn tidak langsung menjawab pertanyaan Parza. Dia mengerutkan dahi seolah-olah sedang memikirkan sesuatu.Parza sudah tidak sabar, tapi dia tidak berani mengganggu Tuan Onn. Jadi Parza hanya bisa berdiri di sana. Dia tidak tahu harus berbuat apa. Waktu berlalu. Mungkin dalam suasana hati Parza saat ini, satu menit terasa seperti setahun. Tuan Onn mengerutkan dahi. Perlahan-lahan dia menatap Parza, "Apa menurutmu itu tidak aneh?”“Tuan Onn, apanya yang aneh?”“Maksudku, Dewa Es,” jawab Tuan Onn sambil mengerutkan dahi. “Dewa Es?” Parza jadi lebih bingung."Rumah ini dijaga ketat, apalagi ketika perjamuan besar. Tentunya tidak mudah bagi siapa pun untuk keluar masuk rumah ini tanpa ijin. Bahkan jika Dewa Es memiliki kemampuan luar biasa, tidak mungkin dia bisa menghilang."“Aku juga berpikir seperti itu tapi aku juga tidak memahaminya,” Parza mengira Tuan Onn kepikiran sesuatu tapi ketika mendengarnya, Parza jadi lemas. Selain itu, apa alasan Dewa Es pergi?"Maksud Tua