Michael sedang mengamati keadaan sekeliling ketika mendengar bel berbunyi. Ternyata hal ini dilihat oleh para tamu yang ada di atas kapal. Mereka tertawa.“Sialan. Apa kita dipermalukan lagi?” si trenggiling menggosok kepalanya. Michael terdiam. Dia memandangi orang-orang itu. Mereka tidak tertawa lagi karena mereka sudah berjalan menuju aula. "Kalian berdua, bel sudah berbunyi. Nona Keluarga Su mengundang kalian datang ke aula," ujar sang jenderal. Michael dan si trenggiling saling memandang. Mereka mengangguk dan ikut berjalan menuju aula. Di aula tersebut, orang-orang sudah duduk di tempat masing-masing. Ketika Michael dan si trenggiling melewati mereka, orang-orang tersenyum dan saling berbisik. Si trenggiling jadi malu. Sebaliknya Michael berjalan dengan penuh percaya diri. Di depan mereka tampak ada bilik dengan tirai manik-manik."Semuanya, bersulang," ujar seseorang dari dalam tirai tersebut. Orang-orang berdiri. Mereka mengangkat gelas anggur masing-masing dan
Michael mengambil batu-batu kecubung yang berserakan di kakinya. Kemudian dia menyerahkan pada si trenggiling. Orang-orang tertawa melihat kelakukan Michael. Bagi mereka kejadian ini sangat memalukan."Apa yang kalian tertawakan? Dia ini orang kaya dan punya banyak persediaan emas dan perak,” ujar si trenggiling dengan putus asa. Dia berusaha menjelaskan pada semua orang. Namun, semakin si trenggiling menjelaskan, semakin keras tawa orang-orang. Si trenggiling merasa sangat malu. Berbeda halnya dengan si trenggiling, Michael tidak merasa malu ditertawakan orang-orang. "Kamu kan memang menabrak kapal ini. Bukankah wajar kalau kamu menerima biaya pengobatan?" tanya Michael dengan santai. "Michael, kamu ..." si trenggiling berusaha menahan amarah. Ini bukan masalah biaya pengobatan. Ini soal harga diri. Si trenggiling tidak mau hidupnya diremehkan seperti ini. Kalau dia memang mau berobat, dia tidak akan mau menerima uang sepeser pun dari orang-orang ini. Kejadian ini membuat
Lantunan musik di atas kapal itu terdengar merdu. Para penari menari dengan lambat.Meskipun Michael dan si trenggiling sudah duduk, tapi mereka diasingkan oleh tamu yang lain. Keduanya sama sekali tidak menganggap hal ini serius. Awalnya si trenggiling merasa ragu-ragu untuk makan. Begitu melihat Michael makan dan minum wine dengan santai, si trenggiling mengikuti jejaknya. Siapa yang tidak merasa haus dan lapar setelah berada di padang pasir?!Makanannya enak. Minumannya enak. Lagunya merdu. Tariannya indah. Ini adalah kemewahan yang tidak bisa diprediksi ada di padang pasir.Tamu-tamu lainnya menggelengkan kepala dengan jijik. Mereka berada di tempat yang menyenangkan, tapi bagaimana bisa ada dua sampah yang ikut serta? Benar-benar memalukan. Tarian para penari selesai. Mereka mengundurkan diri. Pemusik memainkan musik dengan tempo lebih lambat. Aula di atas kapal itu menjadi lebih santai dan nyaman."Wine dan puisi tidak bisa dipisahkan. Tuan Yogi, sebentar lagi giliranmu
Sebelumnya Michael melihat sekeliling dan memastikan tidak ada orang yang mendengar. Begitu tidak ada orang, Michael berani membuat puisi dan membacakannya di depan si trenggiling. Namun Michael tidak mengira perempuan berbaju putih mendengar apa yang dia katakan. Perempuan berbaju putih itu memberi isyarat pada perempuan berbaju hijau, dan berbisik padanya.Perempuan berbaju hijau itu berkata, "Semuanya, nona memiliki perintah untuk mengganti topik."Ganti topik?Semua orang jadi terkejut. "Kenapa topiknya harus diubah? Aku sudah menyiapkan puisi lanjutannya.""Aku juga.""Benar. Topiknya jangan diganti."Para tamu itu saling mendukung satu sama lain. “Aku tidak bisa mengikuti topik ini. Aku harap kalian dapat mengubah topiknya,” ujar suara lembut dari balik bilik tersebut. “Kalau nona mengalami kesulitan, aku akan mengubahnya,” ujar salah satu dari mereka. Laki-laki lainnya mengangguk.Perempuan berbaju putih itu mengangguk. "Dengarkan hujan. Hujan di tempat. Hujan d
Michael tersenyum dan menatap orang-orang itu dengan tenang."Dasar brengsek!"Wajah para tamu itu menjadi merah. Mereka berusaha menahan rasa amarah sampai mereka mengepalkan tangan mereka dalam-dalam. Sialan. Wine berkualitas tinggi itu akan diminum oleh si sampah itu. "Sampah ini tidak memenuhi syarat untuk minum wine nona.""Benar. Dia tidak berhak minum wine tersebut."Orang-orang itu menatap Michael seolah-olah mereka ingin membunuh Michael saat itu juga. Kedua pelayan itu saling memandang. Mereka mengangguk. Lalu kedua pelayan itu berkata, "Maaf, Tuan-Tuan."Salah seorang dari pelayan itu memegang gelas wine sementara perempuan yang lain menuangkan wine ke dalam cangkir tersebut. "Kalian mendengarkan sampah itu? Ucapan kami tidak didengar? Tunggu di situ. Aku akan memberitahu nona sekarang," ujar salah satu dari mereka dengan marah.Kedua pelayan itu mengerutkan dahi. Para tamu itu sedang dikuasai amarah. Padahal nona Keluarga Su sudah memberikan perintah pada mere
Semua orang terdiam mendengar ucapan Michael tersebut. "Dasar pembuat onar. Jelas-jelas kamu menjatuhkan cangkir wine nona."Michael tersenyum, "Jika aku pembuat onar, lalu kamu siapa?""Sekelompok kutu busuk yang terlalu malas?""Atau perempuan tua dengan lidah bercabang?""Atau perempuan berkaki panjang dengan sembilan telinga?"Michael mengatakan hinaan tersebut sambil tetap tersenyum. Orang-orang terpana mendengar hinaan Michael. Siapa yang menyangka sampah satu ini bisa membuat kata hinaan? "Bagaimana kalau begini?" Michael mendekati pelayan dan mengambil kendi wine. Dia menjatuhkan kendi tersebut dan pecah dengan suara keras. "Nona Keluarga Su sudah memberikan wine ini padaku. Bukankah apa yang kulakukan dengan wine ini seharusnya bukan jadi urusan kalian?" ujar Michael. "Kamu ….""Berani-beraninya kamu …."Para tamu itu menjadi sangat marah mendengar Michael membalas apa yang sudah dilakukan oleh mereka. "Dasar brengsek. Nona sudah menyuguhkan wine spesial pad
"Hahaha … lihat orang bodoh itu. Dia masih bisa tersenyum.""Dasar sampah. Sebentar lagi kamu akan menjilat seluruh lantai tempat ini."Michael tetap tersenyum. Senyuman Michael ini membuat para tamu itu menjadi marah. Salah satu dari mereka maju mendekati Michael. Michael tidak bergerak. Dia membiarkan laki-laki itu merenggut kerah pakaian Michael. Laki-laki itu ingin menyeret Michael. Namun alangkah terkejutnya dia ketika mengetahui tubuh Michael sama sekali tidak bergerak. Dia terkejut. Sambil menggertakkan giginya, laki-laki itu mengerahkan lebih banyak kekuatan. Semakin lama dia berusaha, semakin merah wajahnya. Tubuh Michael tetap tidak bergerak."Sialan!"Laki-laki ini begitu percaya diri dengan level kekuatannya. Karena itu dia berani hendak mengguncangkan tubuh Michael. Dia tidak sabar untuk menghajar Michael. Ternyata ….Meskipun laki-laki itu mengerahkan seluruh kekuatannya, tubuh Michael tidak bergeming. Sama sekali tidak bergerak. Suasana menjadi canggung
"Apa tadi kamu bilang?""Ulangi sekali lagi.""Kamu pikir kamu siapa? Kami adalah orang-orang terhormat.""Benar. Kami ini terpelajar dan berbakat.""Betul. Bagaimana mungkin sampah seperti kalian pantas menghina kami yang terpelajar ini!"Para tamu itu menjadi tambah marah mendengar hinaan si trenggiling. Si trenggiling menjawab, "Memangnya kenapa? Kalian mau memenggal kepala kami?""Lebih dari sekedar memenggal kepala. Bahkan jika bisa membunuh semua keturunanmu, penebusan kesalahan kalian masih belum usai. Itu kejahatan berat" ujar salah satu dari mereka sambil marah.Si trenggiling mengangguk. Orang-orang jadi tercengang ketika mendengar jawaban si trenggiling selanjutnya, "Kalau begitu kepala kalian semua akan hilang.""Apa yang kamu bicarakan?""Bukankah tadi kamu bilang menghina terhadap orang terpelajar adalah kejahatan berat. Namun kalian sendiri menghina temanku. Dia ini orang cerdas. Bukankah itu juga kejahatan besar?" Si trenggiling menatap Michael, "Dari sekian