”Dari mana dia sebenarnya berasal?""Siapa yang tahu, coba lihat pecundang itu.""Apa yang terjadi dengan Damian dan Henry?""Siapa yang bisa menyelesaikan masalah ini? Apakah sulit untuk memecat Damian demi Miriam?”Beberapa orang tertawa-tawa waktu membicarakan hal itu. Mereka tidak melihat ada yang salah sampai Damian keluar dari ruangan Henry dengan muka pucat pasi. “Ada apa? Mengapa ekspresi muka Damian seperti itu?”“Bagaimana mungkin? Dia sudah dipecat. Apakah Mariam benar-benar berkuasa?”“Aduh, coba aku tanya.”Seseorang berjalan ke arah Damian lalu bertanya, “Damian, apa yang terjadi? Apakah Henry sudah memecat Miriam?”Damian benar-benar putus asa. Dia sudah seperti mayat hidup, tidak punya energi sama sekali. Dia berjalan melalui orang-orang itu lalu kembali ke ruangannya. Pintu ruangannya tidak tertutup. Ketika Damian mengemasi barang-barangnya, para pekerja lain melihatnya dari luar. “Waduh, dia benar-benar sudah dipecat.”“Ya Tuhan, bagaimana nasibnya nant
”Bukannya tidak boleh berterima kasih, aku sebenarnya ingin memberimu kesempatan,” ujar Edward. Apakah Edward benar-benar tulus waktu mengundang Michael? Tentu saja tidak. Dia dan Amanda sebenarnya sudah setuju untuk tidak akan membiarkan Michael berpartisipasi di hari keluarga ini. Alasannya adalah untuk bisa menyuruh Michael untuk pergi jauh. Edward sangat senang mempermainkan orang lain, terutama dengan Michael. Menghina dan menjatuhkan harga diri Michael adalah sesuatu yang tidak pernah bosan dia lakukan sepanjang hidupnya. Kapan lagi bisa memanggil Michael dengan sebutan si pecundang? Dan dia sudah dipukul tiga kali. Edward tidak pernah lupa akan hal ini. “Ok kalau begitu, nanti aku mampir,” ujar Michael sambil tersenyum. “Kamu harus datang lebih awal,” kata Edward. Setelah kembali ke mobilnya, Edward memandang Michael pergi dari kejauhan. Dia lalu berkata pada dirinya sendiri, “Bodoh sekali. Kamu pikir aku akan membiarkanmu masuk? Kalau waktunya datang, aku akan m
Ketika Agnes merasakan perubahan aura Ruby, dia segera merubah sikapnya. Keluarganya sudah mewanti-wanti bahwa dia harus sabar melayani Ruby. Ini karena bisnis keluarganya sangat terkait erat dengan keluarga Tian. Pertemanannya dengan Ruby membawa banyak keuntungan untuk keluarga Xie. Tapi di saat yang bersamaan, ini juga bisa seperti dua mata pedang yang tajam. Jika tidak dipergunakan dengan baik, bisa membawa masalah bagi keluarga Xie. Sikap Ruby sangat berpengaruh akan nasib keluarga Xie. “Kita pergi bersama saja,” ujar Agnes pada Michael. Walaupun dia tidak menyukai Michael, dia terpaksa melakukan hal ini. Waktu untuk bertemu pacarnya masih lama. Jadi masih aman. Kalau ketahuan dia pergi minum teh bersama pecundang ini, Agnes akan malu sekali. Michael sedikit kaget melihat perubahan sikap Agnes. Sepertinya pertemanan mereka tidak sekadar pertemanan saja, tapi hal itu tidak mengejutkan. Lagi pula, Ruby berasal dari keluarga Tian. Jadi pantas saja kalau pertemanan mereka dikait
Tapi bagaimanapun juga, si manajer tetap terlihat tenang dan mencatat pesanan Michael.Ruby hanya bertanya pada Michael, tapi tidak bertanya pada teman baiknya. Apakah pria ini benar-benar istimewa? Setelah Agnes memesan minuman, ponselnya berdering. “Aku jemput seseorang dulu ya.” Agnes lalu buru-buru turun ke bawah setelah selesai bicara dengan Ruby. Di luar café, sebuah mobil Ferrari berhenti di seberang jalan. Agnes lalu pergi menuju mobil itu dan melihat ke seorang pria di dalamnya. Dia tidak bisa menyembunyikan kebahagiannya. Pria ini adalah pria yang dicintainya sejak lama, Kevin. “Kevin, nanti naik ke atas ya dan kamu bisa istirahat di sana,” ujar Agnes. “Bukankah kamu bilang ada sesuatu yang penting? Cepat katakan, aku punya urusan lain,” ujar Kevin tak sabar. Walaupun Agnes adalah wanita yang cantik, status keluarga Xia dan keluarga Kong tidak berbeda jauh. Untuk Kevin, Agnes sangat menarik dan bukanlah wanita biasa. Dia betah untuk berlama-lama bersama Agnes. K
"Michael, aku tidak menyangka bisa bertemu kamu di sini. Aku selalu ingin mengucapkan terima kasih atas pertolonganmu waktu itu." Ketika Kevin melihat Michael, dia dengan antusias berjalan kepada Michael sambil melepaskan genggaman tangan Agnes. Agnes bingung melihat perubahan sikap Kevin. Ruby sangat menyukai Michael karena kakeknya juga menghargai Michael. Tapi Kevin? Kenapa Kevin terlihat senang ketika bertemu dengannya?Pengaruh Teddy sangat besar. Hanya dengan sepatah dua patah kata saja bisa menghasilkan perilaku yang berbeda. Bahkan Kevin mencoba memuji si pengecut ini.Agnes terlihat kesal. Mengapa si sampah ini begitu dihormati banyak orang? Tapi dia harus menunggu Ruby dan berpura-pura menjadi pacar yang baik.Sebenarnya, banyak perilaku Ruby yang membuatnya kesal. Tapi Agnes tidak berani menunjukkannya.“Aku tidak menyangka itu kamu.” Michael tampak terkejut. Setelah bertemu Kevin terakhir kali, dia tidak pernah melihatnya lagi. Michael lalu memperhatikan tingkah Agn
Pria itu mendekati Agnes, "Aku suka dengan tamparanmu barusan. Sepertinya kamu liar di tempat tidur."Setelah itu pria itu meraih tangan Agnes.Agnes terkejut. "Jangan bercanda, aku pacarnya Kevin. Apa kamu tahu siapa dia?"Rencananya, Agnes ingin Kevin melihat kejadian ini dan menyelamatkan dirinya. Dengan begitu, perhatian Kevin bisa kembali padanya. "Kevin? Aku tidak mengenalnya. Karena kamu sudah berani menamparku, malam ini kamu harus ikut denganku," kata pria itu.Tiba-tiba Michael muncul menuju toilet dan melihat adegan ini. Pria tersebut melihat Michael dan tertegun. Sepertinya dia pernah melihat Michael. “Agnes, apa kamu baik-baik saja?” Michael melangkah maju dan bertanya.Rencana Agnes untuk Kevin pupus sudah. Kenapa harus Michael yang menyelamatkannya? "Apa hubungannya denganmu, pergilah. Jangan ganggu aku."Mendengar ucapan Agnes, ekspresi pria mabuk itu berubah. Dia lalu ingat di mana pernah melihat Michael.“Oke, terserah kamu.” Michael mengangkat bahu dan b
Kevin melepaskan tangan Agnes, "Dia bukan pacarku dan tidak ada hubungannya denganku."Mendengar ucapan Kevin, wajah Agnes langsung pucat. Padahal dia sengaja menciptakan kesempatan ini agar Kevin menyelamatkannya. Dia tidak menyangka situasinya akan berubah seperti ini.“Kevin, apa maksudmu? Aku sudah menyukaimu sejak lama. Kenapa kamu bilang seperti itu?” ujar Agnes dengan panik."Agnes, aku tidak bisa menolongmu kali ini. Dia anak buah rekanan ayahku. Lebih baik kamu telepon saja ayahmu," kata Kevin. Agnes terkejut. Dia tahu siapa rekanan ayah Kevin. Dia anak buah Mark!Rencananya gagal. Dia salah memilih orang. Anak buah Mark!Bahkan jika ayahnya datang, tetap saja dia sudah membuat masalah dengan anak buah Mark. Apa akibatnya?“Sayang, memang sepertinya hari ini adalah hari keberuntungan kita,” ujar pria itu sambil tersenyum.Lutut Agnes terasa lemas. Dia sangat menyesal. Bagaimana mungkin di antara semua pria, dia bisa salah memilih? Dia hanya ingin Kevin memperhatikanny
Sayang sekali, Agnes tidak menyukai Michael. Itu saja sudah membuat Ruby kesal. “Kevin, dia sebenarnya hanya ingin perhatianmu. Tidakkah kamu merasa kasihan?” Ruby berkata sambil tersenyum.Kevin menggelengkan kepalanya. Sebetulnya, dia tidak terlalu menyukai Agnes. Setelah apa yang terjadi barusan, dia lebih tidak menyukainya. Perempuan itu tidak hanya membuat ulah dengan anak buah Mark, dia juga tidak menyukai Michael. Hal ini otomatis akan membuat keluarga Tian tidak menyukainya. "Ruby, seorang wanita yang cemburu tidak akan pernah membawa keberuntungan," ujar Kevin.Ruby mengangguk, "Setelah selesai semua urusan ini, tinggalkan saja dia."Pada saat ini, Agnes sangat putus asa. Dia tidak menyangka rencananya akan berdampak parah seperti ini. Tidak butuh waktu lama bagi Samuel, ayah Agnes, tiba. Ketika Samuel melihat Mark dan Boris, dia langsung mengutuk putrinya tanpa bertanya apa yang terjadi.“Apa yang sudah kamu perbuat? Kenapa kamu tidak segera berlutut dan meminta m
“Malam sudah larut. Kembalilah ke pondok dan istirahatlah.”Michael menepuk bahu si trenggiling dan membawanya menuju halaman belakang.Di halaman belakang, Sari sedang duduk dalam keadaan gelisah. Dari sorot matanya yang indah, terlihat perasaan cemas dan kesepian.Ketika Jenny datang dengan penuh kegembiraan mengumumkan kembalinya Michael, mata cantik Sari menjadi berbinar-binar. Meskipun dia adalah seorang perempuan yang terbiasa bersikap anggun, tetap saja Sari tidak bisa menahan diri untuk cepat-cepat menyambut kedatangan Michael. Ketika melihat Michael, mata Sari yang indah menampakkan rasa haru, cemas dan gembira. Bibir merahnya terbuka. Michael tidak bisa menahan diri untuk tidak terkejut. Sebelumnya Michael menjaga jarak dengan Sari. Sekarang Michael tersenyum padanya.Meskipun hanya senyuman, namun makna dari senyuman itu terlihat jelas.Sari memahami senyuman Michael. Dalam hatinya, dia merasa sedih. Namun Sari tetap tersenyum. “Hei, kalian ke mana saja? Tahuk
Parza menghela napas panjang sambil menatap Felix, yang sudah dibawa jauh. Putranya melihat Parza dengan tatapan putus asa. "Dewa Es, aku sudah menghukum anakku. Kalau kamu masih belum puas, aku bersedia menambah hukumannya."“Bukankah besok putramu akan menikah? Itu adalah acara besar Keluarga Fang, bukan? Mengapa kalian melakukan sesuatu yang serius seperti ini?" Michael tertawa. Perlahan-lahan dia berdiri, "Begini saja. Tambahkan hukuman itu ketika dia sudah menikah nanti, atau ketika suasana hatiku sedang buruk. Bagaimana?"Mata Parza melebar. Bagaimana Dewa Es bisa bersikap murah hati seperti ini? Dewa Es membela Felix meskipun dirinya dimasukkan ke dalam Penjara Langit dan diberi hukuman es dan api. Tuan Onn mengerutkan dahi dan memandang Michael dengan aneh.Meskipun sosok laki-laki di depannya masih muda, tapi dia memiliki kebijaksanaan seperti tetua. Tidak jadi menghukum Felix? Apa … apa Dewa Es menyukai Keluarga Fang?Parza tidak tahu pikiran Michael tapi baginya
Felix mengerutkan dahi, "Aku benar-benar bingung dengan sikap kalian. Aku menangkap seorang laki-laki yang menganiaya perempuan tua. Kenapa sikap kalian berlebihan seperti ini?""Orang ini cukup kuat meskipun sudah melakukan kejahatan. Jadi aku memberinya hukuman kecil sekaligus sebagai bentuk peringatan."Felix menatap Michael dengan kejam.Laki-laki sialan ini pasti menceritakan kejadian yang tidak sebenarnya kepada Tuan Onn dan ayahnya, Parza sehingga membuat keduanya marah. Felix ingin menambah hukuman Michael!Hukuman kecil?!Mata Tuan Onn dan Parza melebar. Kaki Dewa Es hitam seperti batu bara. Bagaimana mungkin hukuman yang diberikan kepada Dewa Es ini bisa disebut hukuman kecil?!Parza dan Tuan Onn sudah hidup lama di dunia gurun. Bagaimana mungkin mereka tidak tahu hukuman apa yang digunakan sehingga menyebabkan kaki seseorang menjadi hitam?!Jika Michael adalah orang biasa, mereka tidak akan semarah ini tapi ini Dewa Es! Semakin memikirkannya, Tuan Onn semakin jeng
Felix terlihat bangga. Penerangan Penjara Langit itu relatif gelap. Felix tidak menyadari ekspresi kemarahan di wajah ayahnya. Felix menatap Michael yang ada di dalam sel penjara sambil mendengus. Dari tatapan Felix seolah-olah dia memberi tahu Michael bahwa meskipun ayahnya, Parza datang, itu bukanlah jaminan nyawa Michael bisa diselamatkan. Felix tidak bisa menyembunyikan rasa puasnya ketika melihat bekas pertarungan di sekeliling Penjara Langit. Sepertinya si pembunuh sudah menghajar Michael berkali-kali. Namun, yang membuat Felix senang adalah Michael tetap hidup setelah mengalami penyiksaan seperti itu.Kalau saja Felix mengetahui bahwa Michael adalah Dewa Es, maka semua ini tidak akan terjadi. Tidak seperti Felix, Parza menggertakkan gigi dan ingin meluapkan amarahnya. Jika sebelumnya Felix adalah kebanggaan besar dalam hidupnya, sekarang Parza merasa lebih baik memiliki telur daripada memiliki anak bodoh seperti itu.“Apa jangan-jangan kamu menangkapnya?” tanya Parza
Kacau!Berantakan!Ruangan sel Penjara Langit itu begitu berantakan. Dari situ terlihat bekas pertarungan yang sudah terjadi. “Apa ini?” Tuan Onn terkejut melihat pemandangan di depannya ini. Firasat tidak enak muncul di hatinya. Apa jangan-jangan Dewa Es ….“Parza!” teriak Tuan Onn. Parza tidak berdaya melihat situasi di dalam penjara tersebut. “Keluarga Fang, tunggu saja nasib kalian. Kalian akan dikuburkan bersama-sama,” Tuan Onn menggelengkan kepala. Dia segera bergegas masuk ke dalam penjara.Parza masih berlutut. Matanya kosong. Dia tidak tahu harus berbuat apa. Setelah melihat Tuan Onn masuk ke dalam penjara, Parza segera tersadar. Buru-buru dia berdiri dan berkata pada salah satu pelayan, "Pergi … pergi jemput anakku yang bodoh itu ke sini.”Pelayan itu mengangguk dan segera pergi. Sejenak Parza menjadi ragu. Dia menghela napas dan menghirupnya. Kemudian bersama pelayannya yang lain, Parza segera masuk menuju Penjara Langit.Penjara itu gelap dan bau. Orang - o
Penjara Langit!Tidak perlu dijelaskan lagi apa makna tempat itu bagi Keluarga Fang, apalagi Tuan Onn. Tidak mungkin!Kaki Parza lemas. Tubuhnya bergoyang hingga menabrak meja di belakangnya. Meja kayu itu mundur beberapa meter.Namun, ketika Parza tidak bisa menahan lagi, para pelayan itu datang membantunya!Penjara Langit adalah tempat dikurungnya orang-orang yang paling keji. Lingkungan penjara itu juga buruk. Jika orang biasa masuk ke dalam Penjara Langit, hal itu biasa saja tapi ini Dewa Es! “Lihat apa yang kamu lakukan!” Tuan Onn menjadi marah. Meskipun Tuan Onn tidak berinteraksi langsung dengan Dewa Es. Namun sebagai manusia gurun, dukungan Dewa Es terukir di tulangnya. Bagaimana mungkin Tuan Onn tidak marah ketika Dewa Es dipenjara di tempat seperti itu?!Parza jadi tambah lemas. Dia terhuyung dan duduk di tanah.Benar. Apa sebenarnya yang dilakukan Keluarga Fang di sini?!"Kenapa kamu masih berdiri di situ? Cepat jemput dia!" Tuan Onn segera membentak dan berge
Jika bukan karena pelayan di belakangnya yang buru-buru membantunya, Parza sudah pasti jatuh lemas duduk di tanah. Itu dia!Ternyata itu dia!Dia adalah teman Dewa Es!Berarti ….Tuan Onn mengerutkan dahi. Memang dia yang memberikan saran untuk pergi ke penjara, tapi tetap saja dia jadi terkejut melihat ucapannya terbukti.“Lihat apa yang telah kamu lakukan!” Tuan Onn mengutuk Parza. Dia mendorong si pengawal dan membungkukkan badan sebagai tanda hormat pada si trenggiling, "Pahlawan Muda, kenapa … kamu ada di sini?"Parza segera tersadar dari rasa terkejutnya ketika dimarahi oleh Tuan Onn. Dia menyadari kesalahannya dan bergegas maju dengan panik. Ketika Tuan Onn menangani trenggiling, Parza segera mengambil tindakan yang diperlukan. Dia menendang pengawal hingga jatuh ke tanah."Berani-beraninya kamu! Berani-beraninya kamu memperlakukan tamu Keluarga Fang seperti ini? Aku ingin kamu mati. Pengawal!" teriak Parza. "Hadir!"“Bawa orang itu pergi. Potong tubuhnya menjadi d
Alis Parza berkerut. Dia berkata dengan nada mendesak, "Tuan Onn, tolong beri tahu aku."“Parza. Jika kamu hanya berambisi menjadi kepala keluarga, kemampuanmu yang sekarang sudah lebih dari cukup. Namun, jika kamu ingin jadi pemimpin masa depan dunia gurun, tentunya kemampuanmu yang sekarang tidaklah cukup."Kalau orang lain membicarakan Parza seperti itu, tentu saja Parza tidak akan senang. Bahkan dia bakal sangat marah.Namun karena ucapannya ini datang dari Tuan Onn, Parza menerimanya dengan rendah hati."Tolong beri aku nasihat, Tuan."“Jika orang itu memiliki ambisi besar di masa depan, dia tidak boleh melupakan hal kecil. Bahkan dia harus bisa kejam," Tuan Onn berdiri dan tersenyum. Dia datang mendekati Parza dan menepuk pundaknya. Tuan Onn menggelengkan kepalanya dan berkata, "Kalau kamu masih menjaga hatimu seperti ini, kamu tidak akan bisa maju."“Hatiku?” Parza jadi bingung. “Parza, jangan terlalu mempercayai orang lain, terutama orang-orang di sekitarmu,” ujar Tuan
Tuan Onn tidak langsung menjawab pertanyaan Parza. Dia mengerutkan dahi seolah-olah sedang memikirkan sesuatu.Parza sudah tidak sabar, tapi dia tidak berani mengganggu Tuan Onn. Jadi Parza hanya bisa berdiri di sana. Dia tidak tahu harus berbuat apa. Waktu berlalu. Mungkin dalam suasana hati Parza saat ini, satu menit terasa seperti setahun. Tuan Onn mengerutkan dahi. Perlahan-lahan dia menatap Parza, "Apa menurutmu itu tidak aneh?”“Tuan Onn, apanya yang aneh?”“Maksudku, Dewa Es,” jawab Tuan Onn sambil mengerutkan dahi. “Dewa Es?” Parza jadi lebih bingung."Rumah ini dijaga ketat, apalagi ketika perjamuan besar. Tentunya tidak mudah bagi siapa pun untuk keluar masuk rumah ini tanpa ijin. Bahkan jika Dewa Es memiliki kemampuan luar biasa, tidak mungkin dia bisa menghilang."“Aku juga berpikir seperti itu tapi aku juga tidak memahaminya,” Parza mengira Tuan Onn kepikiran sesuatu tapi ketika mendengarnya, Parza jadi lemas. Selain itu, apa alasan Dewa Es pergi?"Maksud Tua