Lebih penting lagi, menurut Bella, seharusnya Michael tidak tahu tentang pakaian dalamnya. Apa Michael melihat sesuatu?“Bagaimana? Sekarang kamu percaya padaku?” kata Michael sambil tersenyum.Wajah Bella memerah. Tidak masalah dengan posisi tidurnya. Tapi bagaimana Michael bisa sampai tahu bahwa dia tidak suka pakaian dalam yang serasi?“Ke … kenapa kamu tahu warna pakaian dalam milikku?" tanya Bella. "Uhuk … uhuk…." Michael batuk dengan canggung. Bagaimana Michael tahu? Tentu saja, dia tahu dari hasil mengintip. Tapi jika dia mengatakannya, pasti Bella akan menghantamnya sampai mati.“Sepertinya kamu pernah menaruhnya sembarangan," kata Michael berusaha logis. “Sekarang giliranku. Buktikan kalau kamu benar benar Michael,” ujar Michelle sambil memandang Michael dengan waspada.Michael memelototi Michelle dengan tajam. "Bayar utangmu."Ketika mendengarnya, Michelle terlihat lega. Dia memang Michael yang asli. “Oke, kalau begitu aku pergi dulu. Aku masih ada urusan," kata M
Melihat Matthew berlutut dengan air mata, Mark benar-benar tidak mengerti mengapa ada perbedaan besar antara Michael dan Matthew. Padahal mereka berasal dari satu rahim. Matthew sama sekali tidak terlihat seperti seorang pria. Pria sejati mestinya punya keberanian untuk melawan. Meskipun seluruh Yuncheng memperlakukan Michael sebagai orang yang tidak berguna, tapi kenyataannya, karakter asli Michael sama sekali berbeda. Memang hanya orang-orang bodoh saja yang mengira dia tidak berguna.Kemampuan kedua bersaudara ini sangat jauh.Mark dengan jijik berkata, "Apa kamu tidak berani untuk bersikap seperti laki-laki sejati?"Matthew tidak peduli apakah dia laki-laki sejati atau bukan. Selama dia bisa bertahan, selama dia bisa membalas dendam nantinya, dia benar-benar tidak peduli. Selain itu, selama di penjara, Matthew belajar sesuatu. Jika dia tidak bisa mengalahkan lawannya, dia harus mengakui kesalahannya. Kalau tidak dia akan dipukul habis-habisan. Ini adalah kebenaran yang dia
Di sore hari, Florence tiba di Yuncheng bersama Catherine. “Apa kamu tahu di mana Michael tinggal?” Setelah turun dari pesawat, Florence bertanya pada Chaterine. "Di vila lereng Gunung Yunding," kata Chaterine.Florence tersenyum dingin. "Apakah keluarga Su keluarga kaya? Tampaknya dia sangat menikmati hidupnya di Yuncheng."Chaterine tersenyum pahit. Michael diusir dari keluarga Han dan penghinaan yang dia derita sangat besar ketika memasuki keluarga Su. Apakah di mata Florence tinggal di vila lereng gunung adalah bentuk kesenangan? Bagaimana dengan Matthew? Bagaimana dengan semua pakaian bagus dan makanan enak yang diterima Matthew selama bertahun-tahun?Chaterine tidak akan memihak manapun. Sekarang dia hanya bisa mengamati. Chaterine lebih menyukai Michael. Florence bersikeras untuk memasukkan Michael ke dalam penjara untuk menggantikan Matthew. Ketidakadilan ini membuat Chaterine semakin enggan membantu matthew. Lagi pula, Michael juga darah dagingnya, tidak bisa diperlak
Ketika Suzy berjalan dengan tidak sabar, dia melihat siapa yang datang. Chaterine dan Florence. Pupil matanya langsung membesar. Dia tidak mengenal wanita tua itu, tapi wajah Chaterine tidak akan pernah dilupakan seumur hidupnya.Tamparan keras di wajah Suzy masih segar dalam ingatannya. Dia juga tahu dari Michael bahwa Chaterine adalah orang yang berpengaruh. Dia ... bagaimana dia bisa tiba-tiba datang ke sini!Suzy masih ingat bahwa Chaterine ingin dia menjadi orang yang rendah hati. Jika Suzy tidak bisa melakukannya, dia akan menyesal seumur hidup. Tapi ... tapi Suzy tidak tahu dalam rangka apa Chaterine datang ke sini. Mungkinkah Suzy melakukan kesalahan lagi?Suzy mengingat-ingat apa yang sudah dia lakukan baru-baru ini. Tapi dia tidak menemukan apa-apa. “Ke … kenapa kamu di sini?" tanya Suzy dengan nada panik.Florence memandang Suzy dengan dingin. "Menurutmu kami siapa?"Suzy menggigil ketakutan. "Maaf, maafkan aku. Aku sama sekali tidak berniat seperti itu."Mesk
“Sepertinya aku tidak akan memberimu pelajaran sekarang, karena kamu tidak tahu siapa aku.” Florence menarik kembali tongkatnya. Dia mengetukkan tongkat ke lantai dengan suara keras.Beberapa pengawal datang, dan salah satu dari mereka berjalan ke arah Bella. "Ayo berlutut!"“Aku tidak akan melakukannya. Apa yang akan kamu lakukan padaku?” kata Bella dengan kepala terangkat. Dia tidak akan melakukan hal itu. Tanpa ekspresi, pengawal menjambak rambut Bella dan menekan kepalanya ke bawah. Dia mengangkat lututnya dan memukul perut Bella.Bella berteriak kesakitan. Dengan terpaksa, dia berlutut tanpa perlawanan. Bella memiliki sifat keras kepala. Tapi berhadapan dengan kekuatan fisik pengawal, bagaimana dia bisa melawan?Florence tersenyum penuh kemenangan. "Bukannya kamu tidak mau? Mengapa kamu berlutut?"Bella tampak enggan. Dia mengangkat kepalanya lalu menatap tajam Florence. "Aku terpaksa berlutut, tapi aku juga bisa membakar dupa untukmu. Apa kamu menginginkannya?"Mendenga
“Michael, kamu di mana? Cepat pulang.” Saat menelepon Suzy memarahinya. Semua ini disebabkan oleh Michael. Jika bukan gara-gara dia, bagaimana mungkin Bella bakal dipukuli seperti ini?Suzy akhirnya tahu alasan Chaterine muncul hari ini. Bukan dirinya yang dicari tapi Michael. Jika benar Michael punya urusan yang belum dibereskan dengan wanita-wanita ini, keluarga Su dapat memisahkan diri dari masalah ini. Jika Michael menyinggung perasaan mereka, Suzy pikir lebih baik Bella bercerai dengan Michael. Keluarga Su tidak akan terlibat.Setelah menemukan Matthew, Michael mengambil kembali ponselnya. Tapi Suzy tiba-tiba memintanya pulang. Dari cara bicaranya, Michael merasa ada yang tidak beres. “Bu, ada apa?” tanya Michael. "Jangan panggil aku dengan sebutan ibu. Sekarang ada yang menunggu kamu di vila. Kamu jangan coba coba untuk sembunyi. Cepat pulang," perintah Suzy.Ada yang menunggu!Mendengar ucapan Suzy, Michael waspada. Apakah mungkin Florence langsung pergi ke vila di ler
Semua pengawal berjatuhan di tangan Michael. Mereka semua terkapar pingsan, menyisakan Michael yang berdiri di tengah-tengah mereka. Wajah Florence pucat pasi. Dia pikir Michael hanya kebetulan saja bisa mengalahkan si pembunuh sebelumnya. Tapi sekarang, Michael benar-benar menunjukkan kemampuannya."Kamu ..." Florence memandang Michael dengan tidak percaya. Bagaimana mungkin? Bukannya dia lemah? Kenapa sekarang dia jadi kuat begini? Pengawal yang dibawa Florence ini adalah orang-orang yang khusus dilatih Victor. Seharusnya mereka bisa meringkus Michael dengan mudah. Tapi mengapa justru Michael yang mengalahkan mereka? Bayangan Michael di mata Florence seketika berubah. Dia sangat terkejut dan menjadi tidak tenang.Chaterine sama terkejutnya. Tapi dibandingkan dengan Florence, dia lebih bisa menerima perubahan ini. Tentu saja karena dia tidak pernah memperlakukan Michael seperti sampah. Michael sudah menerima ketidakadilan sejak kecil. Wajar jika dia secara diam-diam membuat di
"Michael, nenek ada di sini. Cepat berlutut dan minta maaf padaku." Setelah momen kasih sayang antara nenek dan cucunya, Matthew berkata kepada Michael dengan pandangan tajam. Selama Florence ada bersamanya, Matthew memiliki kepercayaan diri yang besar. Bahkan jika langit runtuh, dia tidak takut.Matthew tidak percaya Michael berani macam-macam di depan Florence. Lagi pula, seorang pecundang pasti selamanya pecundang, tidak akan pernah berubah."Michael, berani beraninya kamu memukul saudaramu sendiri. Kamu pantas mati," ujar Florence dengan marah.Saudara?Hukum surga?Michael mendengus. Dia tidak melawan. Sudah lama dia tidak punya arti di mata Florence. Apakah dia juga harus mati hanya untuk membuat nasibnya lebih baik di surga nanti? Jika demikian, apa tujuannya manusia ingin pergi ke surga?"Florence, kalau surga tidak menerimaku, aku akan melawan langit. Bagaimana?" ujar Michael tanpa takut sambil berjalan menuju Matthew.Pengawal Florence sudah dikalahkan oleh Micha
“Malam sudah larut. Kembalilah ke pondok dan istirahatlah.”Michael menepuk bahu si trenggiling dan membawanya menuju halaman belakang.Di halaman belakang, Sari sedang duduk dalam keadaan gelisah. Dari sorot matanya yang indah, terlihat perasaan cemas dan kesepian.Ketika Jenny datang dengan penuh kegembiraan mengumumkan kembalinya Michael, mata cantik Sari menjadi berbinar-binar. Meskipun dia adalah seorang perempuan yang terbiasa bersikap anggun, tetap saja Sari tidak bisa menahan diri untuk cepat-cepat menyambut kedatangan Michael. Ketika melihat Michael, mata Sari yang indah menampakkan rasa haru, cemas dan gembira. Bibir merahnya terbuka. Michael tidak bisa menahan diri untuk tidak terkejut. Sebelumnya Michael menjaga jarak dengan Sari. Sekarang Michael tersenyum padanya.Meskipun hanya senyuman, namun makna dari senyuman itu terlihat jelas.Sari memahami senyuman Michael. Dalam hatinya, dia merasa sedih. Namun Sari tetap tersenyum. “Hei, kalian ke mana saja? Tahuk
Parza menghela napas panjang sambil menatap Felix, yang sudah dibawa jauh. Putranya melihat Parza dengan tatapan putus asa. "Dewa Es, aku sudah menghukum anakku. Kalau kamu masih belum puas, aku bersedia menambah hukumannya."“Bukankah besok putramu akan menikah? Itu adalah acara besar Keluarga Fang, bukan? Mengapa kalian melakukan sesuatu yang serius seperti ini?" Michael tertawa. Perlahan-lahan dia berdiri, "Begini saja. Tambahkan hukuman itu ketika dia sudah menikah nanti, atau ketika suasana hatiku sedang buruk. Bagaimana?"Mata Parza melebar. Bagaimana Dewa Es bisa bersikap murah hati seperti ini? Dewa Es membela Felix meskipun dirinya dimasukkan ke dalam Penjara Langit dan diberi hukuman es dan api. Tuan Onn mengerutkan dahi dan memandang Michael dengan aneh.Meskipun sosok laki-laki di depannya masih muda, tapi dia memiliki kebijaksanaan seperti tetua. Tidak jadi menghukum Felix? Apa … apa Dewa Es menyukai Keluarga Fang?Parza tidak tahu pikiran Michael tapi baginya
Felix mengerutkan dahi, "Aku benar-benar bingung dengan sikap kalian. Aku menangkap seorang laki-laki yang menganiaya perempuan tua. Kenapa sikap kalian berlebihan seperti ini?""Orang ini cukup kuat meskipun sudah melakukan kejahatan. Jadi aku memberinya hukuman kecil sekaligus sebagai bentuk peringatan."Felix menatap Michael dengan kejam.Laki-laki sialan ini pasti menceritakan kejadian yang tidak sebenarnya kepada Tuan Onn dan ayahnya, Parza sehingga membuat keduanya marah. Felix ingin menambah hukuman Michael!Hukuman kecil?!Mata Tuan Onn dan Parza melebar. Kaki Dewa Es hitam seperti batu bara. Bagaimana mungkin hukuman yang diberikan kepada Dewa Es ini bisa disebut hukuman kecil?!Parza dan Tuan Onn sudah hidup lama di dunia gurun. Bagaimana mungkin mereka tidak tahu hukuman apa yang digunakan sehingga menyebabkan kaki seseorang menjadi hitam?!Jika Michael adalah orang biasa, mereka tidak akan semarah ini tapi ini Dewa Es! Semakin memikirkannya, Tuan Onn semakin jeng
Felix terlihat bangga. Penerangan Penjara Langit itu relatif gelap. Felix tidak menyadari ekspresi kemarahan di wajah ayahnya. Felix menatap Michael yang ada di dalam sel penjara sambil mendengus. Dari tatapan Felix seolah-olah dia memberi tahu Michael bahwa meskipun ayahnya, Parza datang, itu bukanlah jaminan nyawa Michael bisa diselamatkan. Felix tidak bisa menyembunyikan rasa puasnya ketika melihat bekas pertarungan di sekeliling Penjara Langit. Sepertinya si pembunuh sudah menghajar Michael berkali-kali. Namun, yang membuat Felix senang adalah Michael tetap hidup setelah mengalami penyiksaan seperti itu.Kalau saja Felix mengetahui bahwa Michael adalah Dewa Es, maka semua ini tidak akan terjadi. Tidak seperti Felix, Parza menggertakkan gigi dan ingin meluapkan amarahnya. Jika sebelumnya Felix adalah kebanggaan besar dalam hidupnya, sekarang Parza merasa lebih baik memiliki telur daripada memiliki anak bodoh seperti itu.“Apa jangan-jangan kamu menangkapnya?” tanya Parza
Kacau!Berantakan!Ruangan sel Penjara Langit itu begitu berantakan. Dari situ terlihat bekas pertarungan yang sudah terjadi. “Apa ini?” Tuan Onn terkejut melihat pemandangan di depannya ini. Firasat tidak enak muncul di hatinya. Apa jangan-jangan Dewa Es ….“Parza!” teriak Tuan Onn. Parza tidak berdaya melihat situasi di dalam penjara tersebut. “Keluarga Fang, tunggu saja nasib kalian. Kalian akan dikuburkan bersama-sama,” Tuan Onn menggelengkan kepala. Dia segera bergegas masuk ke dalam penjara.Parza masih berlutut. Matanya kosong. Dia tidak tahu harus berbuat apa. Setelah melihat Tuan Onn masuk ke dalam penjara, Parza segera tersadar. Buru-buru dia berdiri dan berkata pada salah satu pelayan, "Pergi … pergi jemput anakku yang bodoh itu ke sini.”Pelayan itu mengangguk dan segera pergi. Sejenak Parza menjadi ragu. Dia menghela napas dan menghirupnya. Kemudian bersama pelayannya yang lain, Parza segera masuk menuju Penjara Langit.Penjara itu gelap dan bau. Orang - o
Penjara Langit!Tidak perlu dijelaskan lagi apa makna tempat itu bagi Keluarga Fang, apalagi Tuan Onn. Tidak mungkin!Kaki Parza lemas. Tubuhnya bergoyang hingga menabrak meja di belakangnya. Meja kayu itu mundur beberapa meter.Namun, ketika Parza tidak bisa menahan lagi, para pelayan itu datang membantunya!Penjara Langit adalah tempat dikurungnya orang-orang yang paling keji. Lingkungan penjara itu juga buruk. Jika orang biasa masuk ke dalam Penjara Langit, hal itu biasa saja tapi ini Dewa Es! “Lihat apa yang kamu lakukan!” Tuan Onn menjadi marah. Meskipun Tuan Onn tidak berinteraksi langsung dengan Dewa Es. Namun sebagai manusia gurun, dukungan Dewa Es terukir di tulangnya. Bagaimana mungkin Tuan Onn tidak marah ketika Dewa Es dipenjara di tempat seperti itu?!Parza jadi tambah lemas. Dia terhuyung dan duduk di tanah.Benar. Apa sebenarnya yang dilakukan Keluarga Fang di sini?!"Kenapa kamu masih berdiri di situ? Cepat jemput dia!" Tuan Onn segera membentak dan berge
Jika bukan karena pelayan di belakangnya yang buru-buru membantunya, Parza sudah pasti jatuh lemas duduk di tanah. Itu dia!Ternyata itu dia!Dia adalah teman Dewa Es!Berarti ….Tuan Onn mengerutkan dahi. Memang dia yang memberikan saran untuk pergi ke penjara, tapi tetap saja dia jadi terkejut melihat ucapannya terbukti.“Lihat apa yang telah kamu lakukan!” Tuan Onn mengutuk Parza. Dia mendorong si pengawal dan membungkukkan badan sebagai tanda hormat pada si trenggiling, "Pahlawan Muda, kenapa … kamu ada di sini?"Parza segera tersadar dari rasa terkejutnya ketika dimarahi oleh Tuan Onn. Dia menyadari kesalahannya dan bergegas maju dengan panik. Ketika Tuan Onn menangani trenggiling, Parza segera mengambil tindakan yang diperlukan. Dia menendang pengawal hingga jatuh ke tanah."Berani-beraninya kamu! Berani-beraninya kamu memperlakukan tamu Keluarga Fang seperti ini? Aku ingin kamu mati. Pengawal!" teriak Parza. "Hadir!"“Bawa orang itu pergi. Potong tubuhnya menjadi d
Alis Parza berkerut. Dia berkata dengan nada mendesak, "Tuan Onn, tolong beri tahu aku."“Parza. Jika kamu hanya berambisi menjadi kepala keluarga, kemampuanmu yang sekarang sudah lebih dari cukup. Namun, jika kamu ingin jadi pemimpin masa depan dunia gurun, tentunya kemampuanmu yang sekarang tidaklah cukup."Kalau orang lain membicarakan Parza seperti itu, tentu saja Parza tidak akan senang. Bahkan dia bakal sangat marah.Namun karena ucapannya ini datang dari Tuan Onn, Parza menerimanya dengan rendah hati."Tolong beri aku nasihat, Tuan."“Jika orang itu memiliki ambisi besar di masa depan, dia tidak boleh melupakan hal kecil. Bahkan dia harus bisa kejam," Tuan Onn berdiri dan tersenyum. Dia datang mendekati Parza dan menepuk pundaknya. Tuan Onn menggelengkan kepalanya dan berkata, "Kalau kamu masih menjaga hatimu seperti ini, kamu tidak akan bisa maju."“Hatiku?” Parza jadi bingung. “Parza, jangan terlalu mempercayai orang lain, terutama orang-orang di sekitarmu,” ujar Tuan
Tuan Onn tidak langsung menjawab pertanyaan Parza. Dia mengerutkan dahi seolah-olah sedang memikirkan sesuatu.Parza sudah tidak sabar, tapi dia tidak berani mengganggu Tuan Onn. Jadi Parza hanya bisa berdiri di sana. Dia tidak tahu harus berbuat apa. Waktu berlalu. Mungkin dalam suasana hati Parza saat ini, satu menit terasa seperti setahun. Tuan Onn mengerutkan dahi. Perlahan-lahan dia menatap Parza, "Apa menurutmu itu tidak aneh?”“Tuan Onn, apanya yang aneh?”“Maksudku, Dewa Es,” jawab Tuan Onn sambil mengerutkan dahi. “Dewa Es?” Parza jadi lebih bingung."Rumah ini dijaga ketat, apalagi ketika perjamuan besar. Tentunya tidak mudah bagi siapa pun untuk keluar masuk rumah ini tanpa ijin. Bahkan jika Dewa Es memiliki kemampuan luar biasa, tidak mungkin dia bisa menghilang."“Aku juga berpikir seperti itu tapi aku juga tidak memahaminya,” Parza mengira Tuan Onn kepikiran sesuatu tapi ketika mendengarnya, Parza jadi lemas. Selain itu, apa alasan Dewa Es pergi?"Maksud Tua