Michael datang ke puncak Gunung Qishan bersama Bella dan Hanna. Bella yang mengeluarkan ide untuk menggunakan masker. Kondisi Hanna memburuk setelah dia keluar dari Dunia Buku dari Langit. Racun dalam tubuhnya menyebar. Karena itu penting bagi mereka untuk menemukan obat dari Tabib Abadi Huw. Namun, mereka tidak ingin menimbulkan kegemparan. Mereka datang ke sini untuk mencari seseorang tapi ternyata Kelompok Junshan malah menghadang mereka. "Hei, kenapa kalian diam saja? Bunuh sampah ini," ujar Ketua Junshan sambil menatap marah Michael.Para saudaranya yang lain saling menatap. Kemudian mereka menarik belati dan mengelilingi Michael."Anak muda, kamu sudah kelewatan. Beraninya kamu melawan ketua kami. Apa kamu tahu seperti apa kekuatan dua puluh saudara Junshan?""Sialan! Aku akan memotong tanganmu!""Ayo maju!"Mereka menyerang Michael secara bersamaan!"Bersiaplah!"Michael berdiri tegak. Dia tidak menggerakkan tangannya. Tubuhnya mengeluarkan energi. Kelompok Junshan
Semua orang terkejut mendengar ucapan Michael. Apa jangan-jangan mereka salah dengar? Sampah?Mengapa Michael memanggil mereka dengan sebutan tidak berguna?Apa itu tidak terlalu sombong?! Jangankan Michael. Bahkan Guru Agung, seorang jagoan yang sanggup menantang iblis di luar aula tidak akan berani bicara seperti itu.Kamu harus tahu bahwa Kelompok Cahaya tidak hanya terdiri jagoan seperti Tyson, tapi mereka juga merupakan kumpulan para pahlawan yang sudah berhasil menjatuhkan lawan-lawan mereka. Jika mereka bergabung, bahkan Guru Agung itu sulit melawannya. Namun, orang asing ini berani berkata seperti itu.Apa jangan-jangan ini yang namanya kekuatan melawan langit? Atau dia hanya membual!Tyson berusaha menahan kemarahannya dan berkata, "Anak muda, apa ayahmu tidak mengajarkanmu untuk menjadi orang yang rendah hati?"Michael tersenyum masam dan berkata, "Tidakkah ayahmu mengajarkan sesuatu? Untuk tidak membual pada siapa pun?""Kamu!!" Tyson menjadi kesal lagi. Namun dia
Semua orang perlahan pulih dari rasa kaget setelah Michael pergi. "Siapa orang itu?” "Kekuatan Tyson sudah tidak perlu diragukan lagi. Tapi mengapa dia tidak berdaya saat berhadapan dengan orang itu?" "Mengapa orang itu bisa mengalahkan Tyson dengan begitu mudah? Aku bahkan belum pernah melihat orang itu sebelumnya!” "Walaupun dia memakai masker tapi dia sepertinya masih muda. Apakah mungkin dia adalah tuan muda dari salah satu keluarga terpandang?” Sekelompok orang berbisik-bisik sambil menatap punggung Michael yang berjalan meninggalkan mereka. Mereka benar-benar tidak akan percaya dengan apa yang terjadi seandainya tidak melihat dengan mata kepala sendiri. Sementara itu, Michael dan Bella sudah berjalan cukup lama. Namun semakin lama Michael mencari, dia semakin mengerutkan kening. Mereka tidak menemukan keberadaan Tabib Abadi Huw. "Apa kamu sedang mencari seseorang?” sebuah suara menyapanya dengan ramah. Michael memicingkan mata sambil menatap orang yang
Tinggi pria itu tidak lebih dari satu meter. Bisa dikatakan, pria itu adalah seorang pria kerdil. Karena pria itu tidak terlalu tinggi, Michael bisa melihat degan samar-samar pria yang sebelumnya pamit padanya dan Guru Agung menodongkan pisau belati di belakang bahu si manusia kerdil. Belatinya tersembunyi tapi tetap saja tertangkap oleh mata Michael. Michael tersenyum. Tanpa perlu berpikir panjang, Michael tahu mereka menyekap Danu. Mereka menggunakan kekuasaannya untuk mengintimidasi orang lain. "Ini Danu. Silakan tanya apapun yang ingin kamu ketahui jika punya pertanyaan,” ucap Marcus sopan sambil menahan kemarahannya. Michael tersenyum. Dia berdiri dan berjalan ke hadapan Danu sambil menggandeng Bella. Dia mengeluarkan sedikit energinya dan pria di belakang Danu terpental beberapa meter seketika. Sebagian orang gugup melihatnya. Mereka cepat-cepat maju tapi sorot mata Guru Agung mencegah mereka. "Tidak baik menyuruh anak buahmu menodongkan pisau di bahu orang lain
"Benar. Kami telah menjamu dengan makanan dan minuman yang lezat. Apa kamu tidak malu mengambil Danu begitu saja sementara kami telah susah payah mencarinya?” ucap Guy dingin. "Makan makananmu? Kalau begitu aku akan membayar semua makanan ini,” Michael tersenyum dan melempar sejumlah kecubung ke atas meja. Lalu dia menatap Danu dan berkata, “Sementara, dia telah kalian sekap. Aku akan menyelamatkannya karena dia ingin pergi dari sini. Apa ada yang salah dengan apa yang aku lakukan?” "Kamu!” Guy marah seketika hingga sulit berkata-kata. "Kamu masih muda dan sembrono. Anak muda, apa kamu tidak merasa terlalu gegabah bertindak di hadapan kami?” Guru Agung yang sejak tadi hanya diam tiba-tiba menggebrak meja dengan marah. Michael tersenyum mencemooh dan berkata, “Apa maksudmu?” Michael tidak pernah takut pada orang seperti Guru Agung. Bahkan kini dia ingin sekali menjajal kemampuannya untuk melawan Guru Agung karena berhadapan dengan Guru Agung bisa menjadi batu ujian bag
Wajah Danu berubah seketika saat mendengar pengakuan Michael. Dia menatap Michael dengan terkejut. Sebenarnya, Danu bertanya tanpa berharap mendapat jawaban karena Michael telah menjadi pusat perhatian belakangan ini. Selain itu, Michael juga telah jatuh ke jurang tak berdasar. Itu artinya, seharusnya tidak ada lagi Michael di dunia ini. Tapi dia tidak pernah membayangkan bisa berhadapan dengan orang yang dianggap telah mati."Apa benar kamu ... Michael?” tanya Danu tidak percaya. Michael hanya tersenyum tanpa menjawab pertanyaan Danu. "Tapi, bukankah kamu jatuh ke jurang tak berdasar? Bagaimana mungkin kamu ... bagaimana mungkin kamu masih ada di sini? Apa berita kejatuhanmu ke jurang itu hanya kabar bohong?” tanya Danu yang tidak pernah meragukan kabar yang diterimanya sepanjang hidupnya. Namun ini kali pertama dirinya meragukan informasi yang didapatnya. Kabar jatuhnya Michael ke dalam jurang tak berdasar ternyata palsu! Semua orang di Dunia Bafang percaya tidak ad
Aron sangat senang dengan wanita cantik dan berbakat, “Beruntung sekali kamu memiliki anak muda yang berbakat. Perang akan datang. Aku tidak ingin gadis ini terluka.” Aron mengeluarkan pil seperti bola giok putih dari lengannya. Dari penampakannya saja sudah menunjukkan bahwa pil tersebut merupakan produk dengan kualitas yang sangat bagus. Tatapan semua orang terlihat serakah melihat pil bola giok putih. Sebuah pil bola giok putih dapat meningkatkan kekuatan seseorang dari level Tao ke level yang lebih tinggi atau bahkan bisa mencapai level Kongtong. Pil ini sangat berharga untuk semua orang karena bisa menghemat banyak waktu latihan selama beberapa tahun atau bahkan puluhan tahun. Marcus menelan ludah begitu melihatnya. Dia baru saja mencapai kekuatan level Kongtong yang menjadikannya sebagai murid dengan memiliki kekuatan tertinggi di Perguruan Harapan. Namun jika Pam menerima pil tersebut maka kekuatan Pam akan meningkat dan levelnya akan sama dengan dirinya. Mar
Michael mengajak Bella mencari tempat yang jauh dari keramaian untuk beristirahat. Mereka pun menemukan sebuah tempat untuk beristirahat di bawah pohon rindang yang sejuk. Michael tidak lagi bersikeras mencari Tabib Huw karena pasti dia tidak ada di luar istana. Danu memberikan sebuah gulungan kertas pada Michael. Michael membukanya kemudian dia mengernyit saat Danu menjelaskan isi gulungan tersebut. "Ini catatan Tabib Huw.” Michael merasa lucu dengan apa yang disampaikan Danu, “Bahkan kamu mempunyai barang ini?” "Jangan salah, aku tahu segalanya di dunia ini.” Michael mengangguk. Dia mempelajari isi catatan Tabib Huw lalu menggulungnya kembali, “Ok, terima kasih.” "Sebuah kehormatan bagiku bisa melayanimu. Aku melakukan ini karena kamu juga memperlakukanku dengan baik. Dan kamu harus lebih banyak membantuku,” balas Danu sambil tersenyum. "Mengapa? Sekarang kamu sudah percaya kalau aku benar-benar Michael?” tanya Michael sambil tersenyum. Danu mengangguk dan ter
“Malam sudah larut. Kembalilah ke pondok dan istirahatlah.”Michael menepuk bahu si trenggiling dan membawanya menuju halaman belakang.Di halaman belakang, Sari sedang duduk dalam keadaan gelisah. Dari sorot matanya yang indah, terlihat perasaan cemas dan kesepian.Ketika Jenny datang dengan penuh kegembiraan mengumumkan kembalinya Michael, mata cantik Sari menjadi berbinar-binar. Meskipun dia adalah seorang perempuan yang terbiasa bersikap anggun, tetap saja Sari tidak bisa menahan diri untuk cepat-cepat menyambut kedatangan Michael. Ketika melihat Michael, mata Sari yang indah menampakkan rasa haru, cemas dan gembira. Bibir merahnya terbuka. Michael tidak bisa menahan diri untuk tidak terkejut. Sebelumnya Michael menjaga jarak dengan Sari. Sekarang Michael tersenyum padanya.Meskipun hanya senyuman, namun makna dari senyuman itu terlihat jelas.Sari memahami senyuman Michael. Dalam hatinya, dia merasa sedih. Namun Sari tetap tersenyum. “Hei, kalian ke mana saja? Tahuk
Parza menghela napas panjang sambil menatap Felix, yang sudah dibawa jauh. Putranya melihat Parza dengan tatapan putus asa. "Dewa Es, aku sudah menghukum anakku. Kalau kamu masih belum puas, aku bersedia menambah hukumannya."“Bukankah besok putramu akan menikah? Itu adalah acara besar Keluarga Fang, bukan? Mengapa kalian melakukan sesuatu yang serius seperti ini?" Michael tertawa. Perlahan-lahan dia berdiri, "Begini saja. Tambahkan hukuman itu ketika dia sudah menikah nanti, atau ketika suasana hatiku sedang buruk. Bagaimana?"Mata Parza melebar. Bagaimana Dewa Es bisa bersikap murah hati seperti ini? Dewa Es membela Felix meskipun dirinya dimasukkan ke dalam Penjara Langit dan diberi hukuman es dan api. Tuan Onn mengerutkan dahi dan memandang Michael dengan aneh.Meskipun sosok laki-laki di depannya masih muda, tapi dia memiliki kebijaksanaan seperti tetua. Tidak jadi menghukum Felix? Apa … apa Dewa Es menyukai Keluarga Fang?Parza tidak tahu pikiran Michael tapi baginya
Felix mengerutkan dahi, "Aku benar-benar bingung dengan sikap kalian. Aku menangkap seorang laki-laki yang menganiaya perempuan tua. Kenapa sikap kalian berlebihan seperti ini?""Orang ini cukup kuat meskipun sudah melakukan kejahatan. Jadi aku memberinya hukuman kecil sekaligus sebagai bentuk peringatan."Felix menatap Michael dengan kejam.Laki-laki sialan ini pasti menceritakan kejadian yang tidak sebenarnya kepada Tuan Onn dan ayahnya, Parza sehingga membuat keduanya marah. Felix ingin menambah hukuman Michael!Hukuman kecil?!Mata Tuan Onn dan Parza melebar. Kaki Dewa Es hitam seperti batu bara. Bagaimana mungkin hukuman yang diberikan kepada Dewa Es ini bisa disebut hukuman kecil?!Parza dan Tuan Onn sudah hidup lama di dunia gurun. Bagaimana mungkin mereka tidak tahu hukuman apa yang digunakan sehingga menyebabkan kaki seseorang menjadi hitam?!Jika Michael adalah orang biasa, mereka tidak akan semarah ini tapi ini Dewa Es! Semakin memikirkannya, Tuan Onn semakin jeng
Felix terlihat bangga. Penerangan Penjara Langit itu relatif gelap. Felix tidak menyadari ekspresi kemarahan di wajah ayahnya. Felix menatap Michael yang ada di dalam sel penjara sambil mendengus. Dari tatapan Felix seolah-olah dia memberi tahu Michael bahwa meskipun ayahnya, Parza datang, itu bukanlah jaminan nyawa Michael bisa diselamatkan. Felix tidak bisa menyembunyikan rasa puasnya ketika melihat bekas pertarungan di sekeliling Penjara Langit. Sepertinya si pembunuh sudah menghajar Michael berkali-kali. Namun, yang membuat Felix senang adalah Michael tetap hidup setelah mengalami penyiksaan seperti itu.Kalau saja Felix mengetahui bahwa Michael adalah Dewa Es, maka semua ini tidak akan terjadi. Tidak seperti Felix, Parza menggertakkan gigi dan ingin meluapkan amarahnya. Jika sebelumnya Felix adalah kebanggaan besar dalam hidupnya, sekarang Parza merasa lebih baik memiliki telur daripada memiliki anak bodoh seperti itu.“Apa jangan-jangan kamu menangkapnya?” tanya Parza
Kacau!Berantakan!Ruangan sel Penjara Langit itu begitu berantakan. Dari situ terlihat bekas pertarungan yang sudah terjadi. “Apa ini?” Tuan Onn terkejut melihat pemandangan di depannya ini. Firasat tidak enak muncul di hatinya. Apa jangan-jangan Dewa Es ….“Parza!” teriak Tuan Onn. Parza tidak berdaya melihat situasi di dalam penjara tersebut. “Keluarga Fang, tunggu saja nasib kalian. Kalian akan dikuburkan bersama-sama,” Tuan Onn menggelengkan kepala. Dia segera bergegas masuk ke dalam penjara.Parza masih berlutut. Matanya kosong. Dia tidak tahu harus berbuat apa. Setelah melihat Tuan Onn masuk ke dalam penjara, Parza segera tersadar. Buru-buru dia berdiri dan berkata pada salah satu pelayan, "Pergi … pergi jemput anakku yang bodoh itu ke sini.”Pelayan itu mengangguk dan segera pergi. Sejenak Parza menjadi ragu. Dia menghela napas dan menghirupnya. Kemudian bersama pelayannya yang lain, Parza segera masuk menuju Penjara Langit.Penjara itu gelap dan bau. Orang - o
Penjara Langit!Tidak perlu dijelaskan lagi apa makna tempat itu bagi Keluarga Fang, apalagi Tuan Onn. Tidak mungkin!Kaki Parza lemas. Tubuhnya bergoyang hingga menabrak meja di belakangnya. Meja kayu itu mundur beberapa meter.Namun, ketika Parza tidak bisa menahan lagi, para pelayan itu datang membantunya!Penjara Langit adalah tempat dikurungnya orang-orang yang paling keji. Lingkungan penjara itu juga buruk. Jika orang biasa masuk ke dalam Penjara Langit, hal itu biasa saja tapi ini Dewa Es! “Lihat apa yang kamu lakukan!” Tuan Onn menjadi marah. Meskipun Tuan Onn tidak berinteraksi langsung dengan Dewa Es. Namun sebagai manusia gurun, dukungan Dewa Es terukir di tulangnya. Bagaimana mungkin Tuan Onn tidak marah ketika Dewa Es dipenjara di tempat seperti itu?!Parza jadi tambah lemas. Dia terhuyung dan duduk di tanah.Benar. Apa sebenarnya yang dilakukan Keluarga Fang di sini?!"Kenapa kamu masih berdiri di situ? Cepat jemput dia!" Tuan Onn segera membentak dan berge
Jika bukan karena pelayan di belakangnya yang buru-buru membantunya, Parza sudah pasti jatuh lemas duduk di tanah. Itu dia!Ternyata itu dia!Dia adalah teman Dewa Es!Berarti ….Tuan Onn mengerutkan dahi. Memang dia yang memberikan saran untuk pergi ke penjara, tapi tetap saja dia jadi terkejut melihat ucapannya terbukti.“Lihat apa yang telah kamu lakukan!” Tuan Onn mengutuk Parza. Dia mendorong si pengawal dan membungkukkan badan sebagai tanda hormat pada si trenggiling, "Pahlawan Muda, kenapa … kamu ada di sini?"Parza segera tersadar dari rasa terkejutnya ketika dimarahi oleh Tuan Onn. Dia menyadari kesalahannya dan bergegas maju dengan panik. Ketika Tuan Onn menangani trenggiling, Parza segera mengambil tindakan yang diperlukan. Dia menendang pengawal hingga jatuh ke tanah."Berani-beraninya kamu! Berani-beraninya kamu memperlakukan tamu Keluarga Fang seperti ini? Aku ingin kamu mati. Pengawal!" teriak Parza. "Hadir!"“Bawa orang itu pergi. Potong tubuhnya menjadi d
Alis Parza berkerut. Dia berkata dengan nada mendesak, "Tuan Onn, tolong beri tahu aku."“Parza. Jika kamu hanya berambisi menjadi kepala keluarga, kemampuanmu yang sekarang sudah lebih dari cukup. Namun, jika kamu ingin jadi pemimpin masa depan dunia gurun, tentunya kemampuanmu yang sekarang tidaklah cukup."Kalau orang lain membicarakan Parza seperti itu, tentu saja Parza tidak akan senang. Bahkan dia bakal sangat marah.Namun karena ucapannya ini datang dari Tuan Onn, Parza menerimanya dengan rendah hati."Tolong beri aku nasihat, Tuan."“Jika orang itu memiliki ambisi besar di masa depan, dia tidak boleh melupakan hal kecil. Bahkan dia harus bisa kejam," Tuan Onn berdiri dan tersenyum. Dia datang mendekati Parza dan menepuk pundaknya. Tuan Onn menggelengkan kepalanya dan berkata, "Kalau kamu masih menjaga hatimu seperti ini, kamu tidak akan bisa maju."“Hatiku?” Parza jadi bingung. “Parza, jangan terlalu mempercayai orang lain, terutama orang-orang di sekitarmu,” ujar Tuan
Tuan Onn tidak langsung menjawab pertanyaan Parza. Dia mengerutkan dahi seolah-olah sedang memikirkan sesuatu.Parza sudah tidak sabar, tapi dia tidak berani mengganggu Tuan Onn. Jadi Parza hanya bisa berdiri di sana. Dia tidak tahu harus berbuat apa. Waktu berlalu. Mungkin dalam suasana hati Parza saat ini, satu menit terasa seperti setahun. Tuan Onn mengerutkan dahi. Perlahan-lahan dia menatap Parza, "Apa menurutmu itu tidak aneh?”“Tuan Onn, apanya yang aneh?”“Maksudku, Dewa Es,” jawab Tuan Onn sambil mengerutkan dahi. “Dewa Es?” Parza jadi lebih bingung."Rumah ini dijaga ketat, apalagi ketika perjamuan besar. Tentunya tidak mudah bagi siapa pun untuk keluar masuk rumah ini tanpa ijin. Bahkan jika Dewa Es memiliki kemampuan luar biasa, tidak mungkin dia bisa menghilang."“Aku juga berpikir seperti itu tapi aku juga tidak memahaminya,” Parza mengira Tuan Onn kepikiran sesuatu tapi ketika mendengarnya, Parza jadi lemas. Selain itu, apa alasan Dewa Es pergi?"Maksud Tua