Di tanah, terlihat ada bekas serangan Pam yang ditujukan pada Michael. Michael merasakan tenggorokannya panas. Kemudian dia terbatuk dan mengeluarkan darah. Namun matanya tidak pernah berhenti menatap Bella dan Hanna.Meskipun Michael tahu Bella dan Hanna seharusnya berada di kediaman Keluarga Fu. Mereka tidak mungkin datang ke sini. Meskipun jika Bella ingin mencarinya, kondisi Hanna tidak memungkinkan dia datang ke sini. Ini pasti hanya permainan iblis di hatimu.Namun tetap saja, hal ini berkaitan dengan Bella dan Hanna. Michael harus berhati-hati. Dia harus yakin bahwa penampakan di depannya bukan Bella dan Hanna yang asli. "Bang!"Tiba-tiba ada sepucuk belati yang menancap di dinding dekat leher Bella. Keselamatan Bella terancam. Michael terkejut dan menatap ke belakangnya. Pam menatap Michael dengan pandangan marah, "Lihatlah. Aku bisa membunuhnya sekarang juga.""Kamu punya dua pilihan. Satu, tempat tidur di sebelah kiri di mana kamu bisa menghangatkan badanku. Sebag
Michael mencoba menarik napasnya. Dadanya terasa sakit. Dia mendorong dan menutup lukanya dengan tangannya. Michael tidak menyangka Bella menusuknya. Padahal tadi Bella sedang pingsan. Meskipun itu bukan Bella yang asli, tetap saja Michael tidak kuasa melawannya. Tapi dari mana Michael tahu?"Hahaha, hahaha, Michael, apa kamu melihat itu? Itu pilihanmu bukan? Apa kamu menyesalinya?" Pam menatap Michael yang sedang mendorong Bella. Dia tertawa sekencang-kencangnya. Dari kacamata Michael, Pam terlihat seperti perempuan gila. "Apa yang kamu lakukan? Bunuh dia!" teriak Pam. Membunuhnya?!Michael menatap belati yang penuh darah, lalu menatap Bella. Sorot mata Bella terlihat kosong. Dia menatap belati. Sepertinya dia ingin menusuk Michael lagi. Dari kejadian ini, Michael seharusnya membunuhnya karena Bella ini hanyalah Bella palsu. Tidak ada pengaruh apa-apa yang bisa mengancam Michael. Namun dirinya ragu-ragu. Michael mencintai Bella. Kehadirannya begitu penting. Michael tid
Pam tersenyum masam. Tubuhnya mencair. Dalam sekejap, dia menghilang. Berikutnya, badannya menjadi bayangan. "Kamu ingin mendengar sebuah cerita?""Tidak," Michael berkata dengan dingin. Michael menjadi cemas ketika membayangkan Bella mati demi cinta dan terjun ke dalam jurang. Michael tidak tertarik. "Ketika semesta lahir, ada dua saudara laki-laki. Aku tidak tahu kapan mereka lahir. Sejak lahir, mereka sudah tinggal bersama. Kakak beradik itu saling melindungi. Tapi tak lama kemudian, sang adik menjadi sebuah dunia. Dia menggunakan tubuhnya dan energi dalam tubuhnya untuk melindungi dan merawat manusia yang ada di dunia itu. Sang kakak tetap ingin menolong sang adik secara diam-diam. ""Kemudian, sang adik menemukan keburukan naluri manusia. Sang adik mulai melindungi hal-hal buruk dari manusia seperti ketamakan, bahkan manusia yang munafik dan penuh kepura-puraan. Kemudian sang adik menggunakan sumber daya yang dia punya untuk tetap membantu manusia walaupun dia membiarkan man
Hanna muntah darah. Dia berlutut. Meskipun begitu, sorot mata Hanna berusaha untuk tidak menunjukkan kekhawatiran. Dia berusaha untuk memberitahu Michael dan Bella bahwa dia tidak apa-apa. Hanna masih muda tapi karena itu Michael dan Bella menjadi cemas. "Ini mungkin efek racun waktu itu," Bella menatap Michael dengan cemas. Dia segera memeluk Hanna.Sudah cukup lama dia meninggalkan Keluarga Fu. Hanna tidak diobati lagi. Saat ini, racunnya menjalar menjadi lebih parah. Michael tidak menunda lagi. Tanpa ragu, dia mulai memberikan energinya pada Hanna. Namun, tidak peduli apapun energi yang diberikan, kondisi Hanna tidak membaik. Michael menjadi cemas. Dia menatap ke udara dan berkata, "Bisakah aku pergi dari sini? Putriku dalam bahaya! Dia diracun dan butuh obat penawar.""Michael, kamu bicara pada siapa?" tanya Bella bingung. Dia menatap sekelilingnya tapi tidak melihat ada siapa-siapa. "Kamu sudah melewati Menara Istimewa. Sepantasnya kamu menerima hadiah yang pantas. S
"Bukankah itu naga perak kecil?" tanya Bella terkejut setelah meliaht Naga Unicorn."Ya begitu lah, sampai sekarang, dia masih saja mengikutiku," ujar Michael."Kamu ... kamu ... benar benar sampah. Pengkhianat. Jika bukan karena hati naga, kamu pasti sudah mati di Perguruan Harapan. Kamu tidak bisa berdiri di sini lagi," teriak Naga Unicorn.Michael tertawa. Tentu saja, dia tidak menyangkal apa yang Naga Unicorn lakukan untuknya. Michael malah sudah menganggap Naga Unicorn sebagai teman baiknya. Wajar saja dia sekali sekali bercanda. "Kamu mirip plester yang menempel kulit anjing," Michael tersenyum menggoda. "Kamu ....""Aku berterima kasih padamu," Bella tersenyum dan berkata, "Ngomong-ngomong, katakan padaku apa yang terjadi di Menara Istimewa."Naga Unicorn menatap Michael. Michael terdiam. Kemudian Naga Unicorn menggelengkan kepala pada Michael.Naga Unicorn menceritakan semua pada Bella apa yang Michael lakukan di Menara Istimewa. Bella tersenyum ketika mendengarnya.
"Ya. Padahal cuaca sedang bagus. Kenapa hujan?" Bella merasa bingung. Dia mengambil Hanna supaya tidak basah kehujanan. Hanya Michael yang menatap ke langit dengan putus asa. Pada malam harinya, cuaca sangat dingin. Michael membuat perapian dan merawat istri dan anaknya. Esok paginya, dia memotong bambu dan pohon. Kemudian menemukan tempat dengan pegunungan dengan sumber mata air, kemudian dia mulai membangun rumah. Bella sibuk memungut buah-buah liar. Sedangkan Naga Unicorn mengambil ikan di sungai. Setelah istirahat beberapa waktu, kondisi Hanna menjadi lebih baik. Dia membuat kue untuk ayahnya.Bagi seorang jagoan seperti Michael, mudah saja membuat tempat tinggal dengan tiga kamar. Sore harinya, kabin itu sudah jadi. Mereka bisa menggunakan kabin itu. Saat makan malam, Hanna datang dengan membawa kue aneh. Dia menatap Michael dengan matanya yang berkaca-kaca, "Ayah, hari ini ulang tahunmu. Aku membuatkan kue ini untukmu."Bella menaruh masakannya sambil tersenyum, "Putr
Bella menatap Michael dengan marah dan berkata, "Jika kamu bukan suamiku, aku akan mengulitimu hidup-hidup meskipun kamu memandangku dengan tatapan tidak bersalah seperti itu!"Michael memang tidak bersalah. Ini kenyataanya. Mata putih Bella menatap langit. Meskipun dia terkejut mendengar perkelahian Michael di Menara Istimewa. Walau bagaimana pun, rasanya Michael sudah melakukan yang terbaik. Ini bukan tentang Bella, tapi juga seseorang yang menolong Michael di masa itu. Kemajuan yang dicapai juga pasti atas dukungan orang lain di sekitarnya. Namun Michael memang mempunyai potensi yang tidak diragukan lagi. Pada saat itu, semua orang hampir setuju bahwa pencapaian Michael mendekati level Kongtong. Menghadapi beberapa prajurit magis. Hal itu terkesan wajar ketika menghadapi jagoan Kongtong.Bahkan jika seseorang memiliki kemajuan luar biasa, mungkin ada sisi lain pada dirinya bahwa dia tidak ingin menunjukkan kekuatannya dan menyembunyikan tujuannya. Tapi dari mana dia tah
"Oke, jangan diam saja. Mulai!" Michael menutup matanya dan mulai bermeditasi. Ketiga monster itu saling menatap satu sama lain dan kembali ke tubuh Michael. Alih-alih tidur, mereka mulai menyerap energi dari tubuh Michael. Naga Unicorn berjalan paling akhir. Dia memegang telur itu dengan kaku. Meskipun dirinya enggan, dia hanya bisa menerima perintah Michael.Bella menatap bingung akan sikap Michael. Setelah berpikir beberapa saat, akhirnya dia mengerti alasan Michael melakukannya. Michael menganggap dirinya sendiri sebagai keranjang makanan. Para monster peliharaannya itu menyerap energi Michael. Metode ini cukup bagus. Setelah setengah tahun, ketiga monster itu akan kenyang karena mereka akan makan seperti bayi. Menyerap energi Michael dengan kegilaan dan ketamakan. Pagi itu, Michael duduk di atas rumput di luar kabin seperti biasa. Dia duduk dengan pose meditasi seperti yang sudah dilakukan selama enam bulan. Bella sudah terbiasa melihat kejadian ini. Bagaimanapun, dia t
“Malam sudah larut. Kembalilah ke pondok dan istirahatlah.”Michael menepuk bahu si trenggiling dan membawanya menuju halaman belakang.Di halaman belakang, Sari sedang duduk dalam keadaan gelisah. Dari sorot matanya yang indah, terlihat perasaan cemas dan kesepian.Ketika Jenny datang dengan penuh kegembiraan mengumumkan kembalinya Michael, mata cantik Sari menjadi berbinar-binar. Meskipun dia adalah seorang perempuan yang terbiasa bersikap anggun, tetap saja Sari tidak bisa menahan diri untuk cepat-cepat menyambut kedatangan Michael. Ketika melihat Michael, mata Sari yang indah menampakkan rasa haru, cemas dan gembira. Bibir merahnya terbuka. Michael tidak bisa menahan diri untuk tidak terkejut. Sebelumnya Michael menjaga jarak dengan Sari. Sekarang Michael tersenyum padanya.Meskipun hanya senyuman, namun makna dari senyuman itu terlihat jelas.Sari memahami senyuman Michael. Dalam hatinya, dia merasa sedih. Namun Sari tetap tersenyum. “Hei, kalian ke mana saja? Tahuk
Parza menghela napas panjang sambil menatap Felix, yang sudah dibawa jauh. Putranya melihat Parza dengan tatapan putus asa. "Dewa Es, aku sudah menghukum anakku. Kalau kamu masih belum puas, aku bersedia menambah hukumannya."“Bukankah besok putramu akan menikah? Itu adalah acara besar Keluarga Fang, bukan? Mengapa kalian melakukan sesuatu yang serius seperti ini?" Michael tertawa. Perlahan-lahan dia berdiri, "Begini saja. Tambahkan hukuman itu ketika dia sudah menikah nanti, atau ketika suasana hatiku sedang buruk. Bagaimana?"Mata Parza melebar. Bagaimana Dewa Es bisa bersikap murah hati seperti ini? Dewa Es membela Felix meskipun dirinya dimasukkan ke dalam Penjara Langit dan diberi hukuman es dan api. Tuan Onn mengerutkan dahi dan memandang Michael dengan aneh.Meskipun sosok laki-laki di depannya masih muda, tapi dia memiliki kebijaksanaan seperti tetua. Tidak jadi menghukum Felix? Apa … apa Dewa Es menyukai Keluarga Fang?Parza tidak tahu pikiran Michael tapi baginya
Felix mengerutkan dahi, "Aku benar-benar bingung dengan sikap kalian. Aku menangkap seorang laki-laki yang menganiaya perempuan tua. Kenapa sikap kalian berlebihan seperti ini?""Orang ini cukup kuat meskipun sudah melakukan kejahatan. Jadi aku memberinya hukuman kecil sekaligus sebagai bentuk peringatan."Felix menatap Michael dengan kejam.Laki-laki sialan ini pasti menceritakan kejadian yang tidak sebenarnya kepada Tuan Onn dan ayahnya, Parza sehingga membuat keduanya marah. Felix ingin menambah hukuman Michael!Hukuman kecil?!Mata Tuan Onn dan Parza melebar. Kaki Dewa Es hitam seperti batu bara. Bagaimana mungkin hukuman yang diberikan kepada Dewa Es ini bisa disebut hukuman kecil?!Parza dan Tuan Onn sudah hidup lama di dunia gurun. Bagaimana mungkin mereka tidak tahu hukuman apa yang digunakan sehingga menyebabkan kaki seseorang menjadi hitam?!Jika Michael adalah orang biasa, mereka tidak akan semarah ini tapi ini Dewa Es! Semakin memikirkannya, Tuan Onn semakin jeng
Felix terlihat bangga. Penerangan Penjara Langit itu relatif gelap. Felix tidak menyadari ekspresi kemarahan di wajah ayahnya. Felix menatap Michael yang ada di dalam sel penjara sambil mendengus. Dari tatapan Felix seolah-olah dia memberi tahu Michael bahwa meskipun ayahnya, Parza datang, itu bukanlah jaminan nyawa Michael bisa diselamatkan. Felix tidak bisa menyembunyikan rasa puasnya ketika melihat bekas pertarungan di sekeliling Penjara Langit. Sepertinya si pembunuh sudah menghajar Michael berkali-kali. Namun, yang membuat Felix senang adalah Michael tetap hidup setelah mengalami penyiksaan seperti itu.Kalau saja Felix mengetahui bahwa Michael adalah Dewa Es, maka semua ini tidak akan terjadi. Tidak seperti Felix, Parza menggertakkan gigi dan ingin meluapkan amarahnya. Jika sebelumnya Felix adalah kebanggaan besar dalam hidupnya, sekarang Parza merasa lebih baik memiliki telur daripada memiliki anak bodoh seperti itu.“Apa jangan-jangan kamu menangkapnya?” tanya Parza
Kacau!Berantakan!Ruangan sel Penjara Langit itu begitu berantakan. Dari situ terlihat bekas pertarungan yang sudah terjadi. “Apa ini?” Tuan Onn terkejut melihat pemandangan di depannya ini. Firasat tidak enak muncul di hatinya. Apa jangan-jangan Dewa Es ….“Parza!” teriak Tuan Onn. Parza tidak berdaya melihat situasi di dalam penjara tersebut. “Keluarga Fang, tunggu saja nasib kalian. Kalian akan dikuburkan bersama-sama,” Tuan Onn menggelengkan kepala. Dia segera bergegas masuk ke dalam penjara.Parza masih berlutut. Matanya kosong. Dia tidak tahu harus berbuat apa. Setelah melihat Tuan Onn masuk ke dalam penjara, Parza segera tersadar. Buru-buru dia berdiri dan berkata pada salah satu pelayan, "Pergi … pergi jemput anakku yang bodoh itu ke sini.”Pelayan itu mengangguk dan segera pergi. Sejenak Parza menjadi ragu. Dia menghela napas dan menghirupnya. Kemudian bersama pelayannya yang lain, Parza segera masuk menuju Penjara Langit.Penjara itu gelap dan bau. Orang - o
Penjara Langit!Tidak perlu dijelaskan lagi apa makna tempat itu bagi Keluarga Fang, apalagi Tuan Onn. Tidak mungkin!Kaki Parza lemas. Tubuhnya bergoyang hingga menabrak meja di belakangnya. Meja kayu itu mundur beberapa meter.Namun, ketika Parza tidak bisa menahan lagi, para pelayan itu datang membantunya!Penjara Langit adalah tempat dikurungnya orang-orang yang paling keji. Lingkungan penjara itu juga buruk. Jika orang biasa masuk ke dalam Penjara Langit, hal itu biasa saja tapi ini Dewa Es! “Lihat apa yang kamu lakukan!” Tuan Onn menjadi marah. Meskipun Tuan Onn tidak berinteraksi langsung dengan Dewa Es. Namun sebagai manusia gurun, dukungan Dewa Es terukir di tulangnya. Bagaimana mungkin Tuan Onn tidak marah ketika Dewa Es dipenjara di tempat seperti itu?!Parza jadi tambah lemas. Dia terhuyung dan duduk di tanah.Benar. Apa sebenarnya yang dilakukan Keluarga Fang di sini?!"Kenapa kamu masih berdiri di situ? Cepat jemput dia!" Tuan Onn segera membentak dan berge
Jika bukan karena pelayan di belakangnya yang buru-buru membantunya, Parza sudah pasti jatuh lemas duduk di tanah. Itu dia!Ternyata itu dia!Dia adalah teman Dewa Es!Berarti ….Tuan Onn mengerutkan dahi. Memang dia yang memberikan saran untuk pergi ke penjara, tapi tetap saja dia jadi terkejut melihat ucapannya terbukti.“Lihat apa yang telah kamu lakukan!” Tuan Onn mengutuk Parza. Dia mendorong si pengawal dan membungkukkan badan sebagai tanda hormat pada si trenggiling, "Pahlawan Muda, kenapa … kamu ada di sini?"Parza segera tersadar dari rasa terkejutnya ketika dimarahi oleh Tuan Onn. Dia menyadari kesalahannya dan bergegas maju dengan panik. Ketika Tuan Onn menangani trenggiling, Parza segera mengambil tindakan yang diperlukan. Dia menendang pengawal hingga jatuh ke tanah."Berani-beraninya kamu! Berani-beraninya kamu memperlakukan tamu Keluarga Fang seperti ini? Aku ingin kamu mati. Pengawal!" teriak Parza. "Hadir!"“Bawa orang itu pergi. Potong tubuhnya menjadi d
Alis Parza berkerut. Dia berkata dengan nada mendesak, "Tuan Onn, tolong beri tahu aku."“Parza. Jika kamu hanya berambisi menjadi kepala keluarga, kemampuanmu yang sekarang sudah lebih dari cukup. Namun, jika kamu ingin jadi pemimpin masa depan dunia gurun, tentunya kemampuanmu yang sekarang tidaklah cukup."Kalau orang lain membicarakan Parza seperti itu, tentu saja Parza tidak akan senang. Bahkan dia bakal sangat marah.Namun karena ucapannya ini datang dari Tuan Onn, Parza menerimanya dengan rendah hati."Tolong beri aku nasihat, Tuan."“Jika orang itu memiliki ambisi besar di masa depan, dia tidak boleh melupakan hal kecil. Bahkan dia harus bisa kejam," Tuan Onn berdiri dan tersenyum. Dia datang mendekati Parza dan menepuk pundaknya. Tuan Onn menggelengkan kepalanya dan berkata, "Kalau kamu masih menjaga hatimu seperti ini, kamu tidak akan bisa maju."“Hatiku?” Parza jadi bingung. “Parza, jangan terlalu mempercayai orang lain, terutama orang-orang di sekitarmu,” ujar Tuan
Tuan Onn tidak langsung menjawab pertanyaan Parza. Dia mengerutkan dahi seolah-olah sedang memikirkan sesuatu.Parza sudah tidak sabar, tapi dia tidak berani mengganggu Tuan Onn. Jadi Parza hanya bisa berdiri di sana. Dia tidak tahu harus berbuat apa. Waktu berlalu. Mungkin dalam suasana hati Parza saat ini, satu menit terasa seperti setahun. Tuan Onn mengerutkan dahi. Perlahan-lahan dia menatap Parza, "Apa menurutmu itu tidak aneh?”“Tuan Onn, apanya yang aneh?”“Maksudku, Dewa Es,” jawab Tuan Onn sambil mengerutkan dahi. “Dewa Es?” Parza jadi lebih bingung."Rumah ini dijaga ketat, apalagi ketika perjamuan besar. Tentunya tidak mudah bagi siapa pun untuk keluar masuk rumah ini tanpa ijin. Bahkan jika Dewa Es memiliki kemampuan luar biasa, tidak mungkin dia bisa menghilang."“Aku juga berpikir seperti itu tapi aku juga tidak memahaminya,” Parza mengira Tuan Onn kepikiran sesuatu tapi ketika mendengarnya, Parza jadi lemas. Selain itu, apa alasan Dewa Es pergi?"Maksud Tua