"Kalau Michael jatuh, mengapa kamu tidak ikut melompat dengannya? Apa gunanya kamu hidup kalau Michael mati?” Bagi Cameron, keberadaan Michael sangat penting bagi Keluarga Fu. Berkat Michael, Keluarga Fu kembali diperhitungkan oleh keluarga lain dalam pertandingan ini walaupun dia tahu Michael akan berhadapan dengan banyak jagoan dari seluruh dunia. Satu lagi hal yang tidak terbantahkan mengenai Michael yaitu dia memiliki Kapak Pangu. Michael punya modal besar untuk dapat bertarung melawan penantangnya! Posisi Keluarga Fu pun dapat dipertahankan sebagai keluarga terpandang jika Michael bersinar dalam pertandingan bela diri nanti. Michael bahkan bisa membantu Keluarga Fu menelurkan generasi dewa baru untuk sepuluh ribu tahun ke depan seandainya Michael lebih kuat dari perkiraannya. Inilah yang menjadi alasan utama Cameron berhenti meremehkan Michael dan berusaha menurunkan egonya. Michael menjadi satu-satunya pilihan yang tepat bagi Keluarga Fu. Tapi kini dia mendapat k
Semua orang terpesona akan kecantikan wanita yang berjalan masuk ke istana. Suasana yang awal berisik berubah senyap. Wanita yang masuk ke istana tersebut adalah Bella. "Apakah dia Alina, sang dewi penyelamat keluarga? Dia benar-benar wanita terbaik. Aku sangat terpesona oleh kecantikan dan pribadinya.” "Dia cantik sekali. Pantas saja banyak pria yang mencoba mendapatkannya.” Semua orang mulai berkomentar setelah sebelumnya terkejut dengan kemunculan Bella. Cameron syok melihat Bella. Bukankah Alina ada di rumah? Mengapa dia tiba-tiba muncul di tempat ini? Firasat Cameron mengatakan telah terjadi hal buruk pada Keluarga Fu. Cameron menatap Roby! Roby hanya tersenyum seolah-olah tidak ingin menjelaskan apa pun. "Akhirnya aku menemukannya.” Sebuah suara anak muda muncul. Sosok putih tiba-tiba melewati kerumunan menuju bagian tengah istana utama. Para murid Puncak Gunung Qishan menarik pedang masing-masing dan bergegas menuju istana. Setelah sampai d
"Ibu, di mana ayah? Apa kita pergi untuk mencari ayah?” Seorang anak kecil berjalan dan melompat tertatih-tatih. Anak itu kesulitan melewati medan yang curam. Langkah Alina terhenti. Dia menengok ke belakang menunggu Hanna mendekatinya. Hanna langsung mendekap erat kaki Alina dengan tangan mungilnya. Walaupun tebing yang dilaluinya sangat curam dan sorot matanya ketakutan tapi Hanna masih bersikeras ingin melanjutkan perjalanan. Sebagai putri dari Michael dan Bella, Hanna mewarisi kegigihan Michael dan Bella walaupun dia masih kecil. Hanna akan selalu mengikuti Bella ke mana pun Bella pergi tak peduli harus melewati puncak gunung ataupun menembus angin dingin. Hanna tidak akan menyerah untuk bisa menemukan ayahnya. Mata Bella langsung bercahaya dan sorot matanya lembut menatap Hanna yang masih sangat muda. Dia segera menggendong Hanna dan memandang tebing. Mata Bella berubah penuh kesedihan, “Hanna, apa kamu rindu ayahmu?” "Ibu, Hanna sangat rindu ayah. Ayah berjanji a
Alina tersenyum dingin, “Aku tidak takut mati. Kamu pikir aku takut pada ancamanmu?” "Hanna, tutup matamu. Ibu akan membawamu bertemu ayah,” ucap Alina. Kemudian dia maju satu langkah. "Alina, jangan!” teriak Cameron cepat-cepat. "Cameron, aku sudah katakan padamu kalau Alina sudah mati. Yang ada kini hanya Bella di dunia ini,” Alina tersenyum pilu lalu memegang erat-erat Hanna dan melompat ke jurang! "Tidak!!” suara Cameron tercekat melihat Alina melompat ke jurang. Cameron sangat tidak putus asa. Melompatnya Alina ke jurang sama saja dengan membawa seluruh Keluarga Fu melompat bersamanya. Senyum malu-malu tersungging di bibir Adit. Dia sangat puas dengan hasil akhirnya. Sementara wajah Roby terlihat buruk sekali. Dia berusaha membantu melepaskan Michael dari sekapan Cameron untuk mengambil kesempatan memaksa Michael membantu keluarganya. Roby telah membunuh dua burung dengan satu batu tapi dia tidak tahu bagaimana bermain dengan api. Adit mengingkari janjinya
Cahaya di menara hanya samar-samar. Walaupun menara tersebut memiliki empat jendela tapi tiga di antaranya tertutup. Satu-satunya jalan cahaya masuk melalui satu jendela yang terbuka. Sebuah bayangan hitam berdiri di depan jendela yang terbuka hingga hampir menutupi semua cahaya yang masuk. Dia terlihat dingin dan kejam walau tertutup bayangan. "Akhirnya kamu di sini juga,” si bayangan hitam membuka mulutnya dan tersenyum. Michael tidak akan bisa melihat senyumnya andai saja giginya tidak terlihat. Tapi tiba-tiba, dia menghilang dalam sekejap. Angin dingin berhembus melewati kepala Michael. Sebuah energi hitam tiba-tiba menyerangnya. "Jurus Pamungkas Dewa Wuxiang!” Michael langsung mengeluarkan jurus Wuxiang untuk bertahan. "Apa?!” Tanpa diduga, lawannya juga menggunakan jurus yang sama pada saat bersamaan ketika Michael meniru dan melepaskan kembali serangan lawannya. "Bang!"Sebuah ledakan dahsyat memekakkan telinga terjadi saat dua energi bertabrakan. "O
Bayangan hitam itu mengerutkan kening, "'Aku baik untukmu.""Buruk, " Michael tersenyum. Dia menunjuk ke otaknya dan hatinya, "Apa yang kamu bilang jelek ada di sini. Satu sisi tentang tekad. Satu sisi lain tentang cinta. Satu sisi bicara tentang tekad. Yang satu tentang kasih sayang. Jika satu sisi hilang, maka sisi lain hilang. Aku punya keduanya tapi kamu tidak punya apa-apa.""Jadi kamu hanya bayangan, sementara aku, Michael, bukan!"Ucapan Michael terdengar bersungguh-sungguh ketika dia berteriak. "Kamu benar-benar bayangan tidak tahu diri. Kamu sangat bodoh. Kamu pikir kamu bisa membuktikan bahwa kamu lebih baik dari aku hanya dengan mengandalkan pendapatmu? Aku katakan padamu ya, hanya sampah yang bisa membuat sampah lain berguna! Dan aku, tanpa sampah-sampah itu adalah yang terkuat!" ujar bayangan itu menolak ucapan Michael. Michael tersenyum mengejek, "Biarkan sampah ini menjadi sesuatu yang memberatkanmu."Ketika Michael selesai bicara, dia maju ke depan. Dibandingka
Di tanah, terlihat ada bekas serangan Pam yang ditujukan pada Michael. Michael merasakan tenggorokannya panas. Kemudian dia terbatuk dan mengeluarkan darah. Namun matanya tidak pernah berhenti menatap Bella dan Hanna.Meskipun Michael tahu Bella dan Hanna seharusnya berada di kediaman Keluarga Fu. Mereka tidak mungkin datang ke sini. Meskipun jika Bella ingin mencarinya, kondisi Hanna tidak memungkinkan dia datang ke sini. Ini pasti hanya permainan iblis di hatimu.Namun tetap saja, hal ini berkaitan dengan Bella dan Hanna. Michael harus berhati-hati. Dia harus yakin bahwa penampakan di depannya bukan Bella dan Hanna yang asli. "Bang!"Tiba-tiba ada sepucuk belati yang menancap di dinding dekat leher Bella. Keselamatan Bella terancam. Michael terkejut dan menatap ke belakangnya. Pam menatap Michael dengan pandangan marah, "Lihatlah. Aku bisa membunuhnya sekarang juga.""Kamu punya dua pilihan. Satu, tempat tidur di sebelah kiri di mana kamu bisa menghangatkan badanku. Sebag
Michael mencoba menarik napasnya. Dadanya terasa sakit. Dia mendorong dan menutup lukanya dengan tangannya. Michael tidak menyangka Bella menusuknya. Padahal tadi Bella sedang pingsan. Meskipun itu bukan Bella yang asli, tetap saja Michael tidak kuasa melawannya. Tapi dari mana Michael tahu?"Hahaha, hahaha, Michael, apa kamu melihat itu? Itu pilihanmu bukan? Apa kamu menyesalinya?" Pam menatap Michael yang sedang mendorong Bella. Dia tertawa sekencang-kencangnya. Dari kacamata Michael, Pam terlihat seperti perempuan gila. "Apa yang kamu lakukan? Bunuh dia!" teriak Pam. Membunuhnya?!Michael menatap belati yang penuh darah, lalu menatap Bella. Sorot mata Bella terlihat kosong. Dia menatap belati. Sepertinya dia ingin menusuk Michael lagi. Dari kejadian ini, Michael seharusnya membunuhnya karena Bella ini hanyalah Bella palsu. Tidak ada pengaruh apa-apa yang bisa mengancam Michael. Namun dirinya ragu-ragu. Michael mencintai Bella. Kehadirannya begitu penting. Michael tid
“Malam sudah larut. Kembalilah ke pondok dan istirahatlah.”Michael menepuk bahu si trenggiling dan membawanya menuju halaman belakang.Di halaman belakang, Sari sedang duduk dalam keadaan gelisah. Dari sorot matanya yang indah, terlihat perasaan cemas dan kesepian.Ketika Jenny datang dengan penuh kegembiraan mengumumkan kembalinya Michael, mata cantik Sari menjadi berbinar-binar. Meskipun dia adalah seorang perempuan yang terbiasa bersikap anggun, tetap saja Sari tidak bisa menahan diri untuk cepat-cepat menyambut kedatangan Michael. Ketika melihat Michael, mata Sari yang indah menampakkan rasa haru, cemas dan gembira. Bibir merahnya terbuka. Michael tidak bisa menahan diri untuk tidak terkejut. Sebelumnya Michael menjaga jarak dengan Sari. Sekarang Michael tersenyum padanya.Meskipun hanya senyuman, namun makna dari senyuman itu terlihat jelas.Sari memahami senyuman Michael. Dalam hatinya, dia merasa sedih. Namun Sari tetap tersenyum. “Hei, kalian ke mana saja? Tahuk
Parza menghela napas panjang sambil menatap Felix, yang sudah dibawa jauh. Putranya melihat Parza dengan tatapan putus asa. "Dewa Es, aku sudah menghukum anakku. Kalau kamu masih belum puas, aku bersedia menambah hukumannya."“Bukankah besok putramu akan menikah? Itu adalah acara besar Keluarga Fang, bukan? Mengapa kalian melakukan sesuatu yang serius seperti ini?" Michael tertawa. Perlahan-lahan dia berdiri, "Begini saja. Tambahkan hukuman itu ketika dia sudah menikah nanti, atau ketika suasana hatiku sedang buruk. Bagaimana?"Mata Parza melebar. Bagaimana Dewa Es bisa bersikap murah hati seperti ini? Dewa Es membela Felix meskipun dirinya dimasukkan ke dalam Penjara Langit dan diberi hukuman es dan api. Tuan Onn mengerutkan dahi dan memandang Michael dengan aneh.Meskipun sosok laki-laki di depannya masih muda, tapi dia memiliki kebijaksanaan seperti tetua. Tidak jadi menghukum Felix? Apa … apa Dewa Es menyukai Keluarga Fang?Parza tidak tahu pikiran Michael tapi baginya
Felix mengerutkan dahi, "Aku benar-benar bingung dengan sikap kalian. Aku menangkap seorang laki-laki yang menganiaya perempuan tua. Kenapa sikap kalian berlebihan seperti ini?""Orang ini cukup kuat meskipun sudah melakukan kejahatan. Jadi aku memberinya hukuman kecil sekaligus sebagai bentuk peringatan."Felix menatap Michael dengan kejam.Laki-laki sialan ini pasti menceritakan kejadian yang tidak sebenarnya kepada Tuan Onn dan ayahnya, Parza sehingga membuat keduanya marah. Felix ingin menambah hukuman Michael!Hukuman kecil?!Mata Tuan Onn dan Parza melebar. Kaki Dewa Es hitam seperti batu bara. Bagaimana mungkin hukuman yang diberikan kepada Dewa Es ini bisa disebut hukuman kecil?!Parza dan Tuan Onn sudah hidup lama di dunia gurun. Bagaimana mungkin mereka tidak tahu hukuman apa yang digunakan sehingga menyebabkan kaki seseorang menjadi hitam?!Jika Michael adalah orang biasa, mereka tidak akan semarah ini tapi ini Dewa Es! Semakin memikirkannya, Tuan Onn semakin jeng
Felix terlihat bangga. Penerangan Penjara Langit itu relatif gelap. Felix tidak menyadari ekspresi kemarahan di wajah ayahnya. Felix menatap Michael yang ada di dalam sel penjara sambil mendengus. Dari tatapan Felix seolah-olah dia memberi tahu Michael bahwa meskipun ayahnya, Parza datang, itu bukanlah jaminan nyawa Michael bisa diselamatkan. Felix tidak bisa menyembunyikan rasa puasnya ketika melihat bekas pertarungan di sekeliling Penjara Langit. Sepertinya si pembunuh sudah menghajar Michael berkali-kali. Namun, yang membuat Felix senang adalah Michael tetap hidup setelah mengalami penyiksaan seperti itu.Kalau saja Felix mengetahui bahwa Michael adalah Dewa Es, maka semua ini tidak akan terjadi. Tidak seperti Felix, Parza menggertakkan gigi dan ingin meluapkan amarahnya. Jika sebelumnya Felix adalah kebanggaan besar dalam hidupnya, sekarang Parza merasa lebih baik memiliki telur daripada memiliki anak bodoh seperti itu.“Apa jangan-jangan kamu menangkapnya?” tanya Parza
Kacau!Berantakan!Ruangan sel Penjara Langit itu begitu berantakan. Dari situ terlihat bekas pertarungan yang sudah terjadi. “Apa ini?” Tuan Onn terkejut melihat pemandangan di depannya ini. Firasat tidak enak muncul di hatinya. Apa jangan-jangan Dewa Es ….“Parza!” teriak Tuan Onn. Parza tidak berdaya melihat situasi di dalam penjara tersebut. “Keluarga Fang, tunggu saja nasib kalian. Kalian akan dikuburkan bersama-sama,” Tuan Onn menggelengkan kepala. Dia segera bergegas masuk ke dalam penjara.Parza masih berlutut. Matanya kosong. Dia tidak tahu harus berbuat apa. Setelah melihat Tuan Onn masuk ke dalam penjara, Parza segera tersadar. Buru-buru dia berdiri dan berkata pada salah satu pelayan, "Pergi … pergi jemput anakku yang bodoh itu ke sini.”Pelayan itu mengangguk dan segera pergi. Sejenak Parza menjadi ragu. Dia menghela napas dan menghirupnya. Kemudian bersama pelayannya yang lain, Parza segera masuk menuju Penjara Langit.Penjara itu gelap dan bau. Orang - o
Penjara Langit!Tidak perlu dijelaskan lagi apa makna tempat itu bagi Keluarga Fang, apalagi Tuan Onn. Tidak mungkin!Kaki Parza lemas. Tubuhnya bergoyang hingga menabrak meja di belakangnya. Meja kayu itu mundur beberapa meter.Namun, ketika Parza tidak bisa menahan lagi, para pelayan itu datang membantunya!Penjara Langit adalah tempat dikurungnya orang-orang yang paling keji. Lingkungan penjara itu juga buruk. Jika orang biasa masuk ke dalam Penjara Langit, hal itu biasa saja tapi ini Dewa Es! “Lihat apa yang kamu lakukan!” Tuan Onn menjadi marah. Meskipun Tuan Onn tidak berinteraksi langsung dengan Dewa Es. Namun sebagai manusia gurun, dukungan Dewa Es terukir di tulangnya. Bagaimana mungkin Tuan Onn tidak marah ketika Dewa Es dipenjara di tempat seperti itu?!Parza jadi tambah lemas. Dia terhuyung dan duduk di tanah.Benar. Apa sebenarnya yang dilakukan Keluarga Fang di sini?!"Kenapa kamu masih berdiri di situ? Cepat jemput dia!" Tuan Onn segera membentak dan berge
Jika bukan karena pelayan di belakangnya yang buru-buru membantunya, Parza sudah pasti jatuh lemas duduk di tanah. Itu dia!Ternyata itu dia!Dia adalah teman Dewa Es!Berarti ….Tuan Onn mengerutkan dahi. Memang dia yang memberikan saran untuk pergi ke penjara, tapi tetap saja dia jadi terkejut melihat ucapannya terbukti.“Lihat apa yang telah kamu lakukan!” Tuan Onn mengutuk Parza. Dia mendorong si pengawal dan membungkukkan badan sebagai tanda hormat pada si trenggiling, "Pahlawan Muda, kenapa … kamu ada di sini?"Parza segera tersadar dari rasa terkejutnya ketika dimarahi oleh Tuan Onn. Dia menyadari kesalahannya dan bergegas maju dengan panik. Ketika Tuan Onn menangani trenggiling, Parza segera mengambil tindakan yang diperlukan. Dia menendang pengawal hingga jatuh ke tanah."Berani-beraninya kamu! Berani-beraninya kamu memperlakukan tamu Keluarga Fang seperti ini? Aku ingin kamu mati. Pengawal!" teriak Parza. "Hadir!"“Bawa orang itu pergi. Potong tubuhnya menjadi d
Alis Parza berkerut. Dia berkata dengan nada mendesak, "Tuan Onn, tolong beri tahu aku."“Parza. Jika kamu hanya berambisi menjadi kepala keluarga, kemampuanmu yang sekarang sudah lebih dari cukup. Namun, jika kamu ingin jadi pemimpin masa depan dunia gurun, tentunya kemampuanmu yang sekarang tidaklah cukup."Kalau orang lain membicarakan Parza seperti itu, tentu saja Parza tidak akan senang. Bahkan dia bakal sangat marah.Namun karena ucapannya ini datang dari Tuan Onn, Parza menerimanya dengan rendah hati."Tolong beri aku nasihat, Tuan."“Jika orang itu memiliki ambisi besar di masa depan, dia tidak boleh melupakan hal kecil. Bahkan dia harus bisa kejam," Tuan Onn berdiri dan tersenyum. Dia datang mendekati Parza dan menepuk pundaknya. Tuan Onn menggelengkan kepalanya dan berkata, "Kalau kamu masih menjaga hatimu seperti ini, kamu tidak akan bisa maju."“Hatiku?” Parza jadi bingung. “Parza, jangan terlalu mempercayai orang lain, terutama orang-orang di sekitarmu,” ujar Tuan
Tuan Onn tidak langsung menjawab pertanyaan Parza. Dia mengerutkan dahi seolah-olah sedang memikirkan sesuatu.Parza sudah tidak sabar, tapi dia tidak berani mengganggu Tuan Onn. Jadi Parza hanya bisa berdiri di sana. Dia tidak tahu harus berbuat apa. Waktu berlalu. Mungkin dalam suasana hati Parza saat ini, satu menit terasa seperti setahun. Tuan Onn mengerutkan dahi. Perlahan-lahan dia menatap Parza, "Apa menurutmu itu tidak aneh?”“Tuan Onn, apanya yang aneh?”“Maksudku, Dewa Es,” jawab Tuan Onn sambil mengerutkan dahi. “Dewa Es?” Parza jadi lebih bingung."Rumah ini dijaga ketat, apalagi ketika perjamuan besar. Tentunya tidak mudah bagi siapa pun untuk keluar masuk rumah ini tanpa ijin. Bahkan jika Dewa Es memiliki kemampuan luar biasa, tidak mungkin dia bisa menghilang."“Aku juga berpikir seperti itu tapi aku juga tidak memahaminya,” Parza mengira Tuan Onn kepikiran sesuatu tapi ketika mendengarnya, Parza jadi lemas. Selain itu, apa alasan Dewa Es pergi?"Maksud Tua