Michael dan rombongan kembali ke ruangan sebelumnya. Kali ini Carlsen tidak akan menganggapnya enteng. Reputasinya kembali dipertaruhkan di dunia permainan Go. Dia harus menang dari Michael.Meskipun Carlsen pernah mengalami kekalahan, permainan yang ini merupakan kejutan baginya. Karena Michael masih muda, Carlsen berpikir kemampuan bermainnya sudah tidak baik lagi. “Sekarang dia serius, kamu harus hati-hati. Jangan salahkan aku karena tidak mengingatkanmu,” ujar Alexy pada Michael sambil tersenyum.Michael mengangguk. Matanya berfokus pada papan permainan.Tiga puluh delapan garis silang, tiga ratus enam puluh satu titik penempatan. Sejak batunya sudah dimainkan, ini bukan langkah sederhana, tapi profesional. Alexy tidak menonton permainan. Dia merasa hasilnya sudah sangat jelas. Tapi Teddy dan Irene sangat memperhatikan setiap langkah permainan yang diambil pemain. Teddy yakin Michael akan mengalahkan Carlsen. Maka dia ingin melihat apakah keyakinan itu terbukti atau pert
Alexy sangat ketakutan. Dia tidak pernah berpikir bahwa hal sekecil ini akan menyebabkan dampak yang begitu serius.Keluarganya dengan cepat tiba di ruangan. Ketika mereka melihat Alexy berlutut, mereka tahu ada sesuatu yang salah. Pasti dia sudah membuat keluarga Tian marah!Ayah Alexy berjalan ke arah anaknya. Dia menampar wajahnya sambil mengutuk, "Apa yang sudah kamu lakukan!"Nama keluarga Alexy di Kota Yuncheng lebih baik dari pada keluarga Su. Tapi mereka mendapat undangan ke keluarga Tian berkat Alexy, yang menjadi murid kesayangan Carlsen. Alexy adalah anak emas. Tidak ada yang berani berbicara keras kepadanya karena semua anggota keluarganya berharap padanya. Tapi hari ini, dia sudah menyinggung Teddy. Ayah Alexy tidak berani menuruti keinginannya lagi.“Alexy, mulai hari ini, kamu bukan lagi muridku,” ujar Carlsen dingin. Ayah Alexy terkejut!Yang terjadi malah Carlsen memberhentikan anaknya sebagai murid. Tanpa hubungan ini, bagaimana posisi keluarga Alexy di Yu
Dalam ruangan, Teddy memandang Michael dari atas sampai bawah. Semakin lama dia memandangnya, semakin puas. Dia adalah kandidat yang sempurna untuk menantunya tapi sangat disayangkan Michael sudah bergabung dengan keluarga Su.Tatapan Teddy membuat Michael merinding. Dia dengan cepat berkata, "Kenapa kakek menatapku seperti itu? Kakek sudah berumur, pasti tidak punya hobi khusus."“Dasar kamu. Apa katamu, sudah berumur? Bagaimana bisa kamu mengatakan hal seperti itu apdaku?” ujar Teddy sambil terus menatap Michael.“Hei hei, Apa ini sikap seorang murid ketika berbicara dengan gurunya?” Michael memandang Teddy. Dia berdiri dengan bangga dengan tangan di pinggulnya. Dia tidak akan melupakan ucapan Teddy sebelumnya. Teddy terpana. Wajahnya sedikit kemerahan. "Kakek adalah orang yang dituakan di keluarga Tian, keluarga nomor satu di Yuncheng. Pasti kadang-kadang ada rasa tidak bebas,” kata Michael sambil tersenyum.Teddy tidak tahu lagi harus berbicara apa. “Apa kamu ingin orang
Michael terkejut. "Kenapa aku harus bercerai?"Perkataan Ruby membuatnya merasa sedikit aneh. Gadis itu kembali menguasai dirinya dan berkata, "Tidak apa-apa. Aku hanya bertanya saja. "“Kalau tidak ada hal lain, aku akan pulang.” Michael berjalan keluar pintu.“Hati-hati. Saudaramu sepertinya akan membuatmu kesulitan,” Ruby mengingatkan.Michael melambaikan tangannya tanpa menoleh. "Aku tidak pernah menganggapnya. Dia tidak layak menjadi musuhku."Setelah Michael pergi, Ruby tiba-tiba menghela napas. Bahu dan kepalanya terkulai seolah-olah semangatnya pergi entah ke mana. “Ada apa? Apa menurutmu dia terlalu di atas standar?” kata Teddy sambil tersenyum.“Kakek, dia sangat kuat, bisakah dia jatuh dipelukanku?” kata Ruby dengan cemberut.Teddy dengan gemas mengelus kepala cucunya. "Kamu adalah anggota keluarga Tian. Tidak peduli seberapa hebat, dia akan selalu ada di sini. Bagaimana mungkin kamu tidak pantas untuknya?"Mendengar ucapan Teddy, suasana hati Ruby menjadi lebih ba
Di dalam aula, sudah ada sekelompok orang yang duduk. Tidak hanya Mark dan Boris yang sudah hadir, tetapi juga Spence. Saat ini, Spence sudah terjun ke dalam ring tinju. Anak buah Raymond sudah berhadapan di depan Spence. Mereka sudah berjuang keras tapi pada akhirnya tidak bisa mengalahkan kekuatan Spence. “Kamu bebas hari ini, mengapa kamu mencariku?” tanya Mark pada Michael.“Memangnya aku tidak boleh bertemu denganmu? Lihat dirimu. Apakah ada yang mau kamu bicarakan denganku?” tanya Michael sambil tersenyum.Mereka bertiga sedang mendiskusikan bagaimana menghadapi Martin. Aktivitas Martin sedang naik baru-baru ini. Sepertinya dia ingin memperluas wilayah kekuasaannya.Dulu, ketika Martin sedang fokus pada tempat lain dan tidak menimbulkan ancaman bagi Mark, jadi untuk sementara bisa diabaikan. Namun sekarang setelah aktif kembali, Mark tidak dapat mengabaikannya lagi.Tapi di belakang Martin ada keluarga Tian. Hal ini membuat Mark resah.Ini berbeda dari kasus Charlie dan
Michael melangkah maju dan berkata sambil tersenyum, "Sudah selesai ambil fotonya?"Wanita cantik itu dengan paha yang terpampang nyata melihat Michael dari atas sampai bawah. "Apa hubungannya denganmu? Jika kamu ingin mengambil foto juga, harap berbaris dulu."Pria yang memotret juga melihat Michael dengan sikap merendahkan. "Kenapa mesti terburu-buru? Kami belum mengambil cukup banyak foto."“Ambil beberapa foto lagi, sayang. Aku ingin membagikan foto-foto ini di sosial media. Biar teman-temanku juga bisa melihat foto-foto ini,” ujar wanita itu dengan ekspresi gembira sambil beberapa kali mengganti pose foto.Michael tidak bisa menahan tawa. Kelihatan sekali mereka belum pernah melihat mobil semewah ini. "Kenapa kamu tertawa? Pergi sana. Jangan ganggu kami," usir wanita itu dengan ketus. Michael mengangkat bahu. Dia tidak menjawab hanya berdiri diam.Setelah wanita itu mengambil cukup banyak foto, dia bergantian dengan pria itu untuk mengambil foto. Keduanya bersenang-senan
Hari ini, mood Michael sedang tidak baik. Jadi dia malas jika harus berbasa-basi dengan nenek. Sebelumnya, Michael juga sebenarnya tidak pernah berbicara dengan nenek. Melihat apa yang sudah terjadi, nenek kelihatannya akan marah besar. Tapi sekarang ini Michael benar-benar sedang tidak ingin mendengarkan nenek. “Nenek, ini bukan salahku. Aku tidak mau mengakuinya,” ucap Michael tegas. Nenek sangat marah, dan itu terlihat jelas. Suzy melihat keadaan ini, dia langsung cemas. Walaupun sekarang mereka sudah tinggal di vila, tapi tetap saja kondisi keuangan keluarganya masih bergantung pada Keluarga Su. Ketika nenek tidak senang, bukankah itu juga akan mempengaruhi pekerjaan Bella di kantor? “Michael, mengapa kamu bersikap seperti itu? Cepat minta maaf pada nenek,” perintah nenek. Michael tidak peduli pada ucapan Suzy. Dia berkata pada nenek, “Jika aku berlutut di depan Edward, apakah kamu merasa itu adalah hal yang wajar?”“Bukankah wajar jika kamu berlutut di depannya?” N
Edward-lah yang seharusnya disalahkan. Dia yang mempermalukan keluarga Su. Tidak ada urusannya dengan Michael. “Mohon maaf, tapi aku tidak membutuhkannya,” Michael berkata dingin. Nenek menggertakkan giginya. Dia lalu menatap Michael dengan tajam, lalu berkata, “Jangan kamu pikir karena Bella adalah pemimpin proyek, lalu kamu bisa semena-mena terhadapku. Aku-lah yang membuat Bella bertanggung jawab akan proyek itu.” “Ya kita lihat saja nanti,” ujar Michael sambil berjalan kembali ke kamar. Ancaman nenek itu benar-benar terdengar konyol. Status Bella sebagai penanggung jawab sangat berhubungan dengan masa depan keluarga Su. Apakah dia berani melakukannya? Apakah dia berani mempertaruhkan masa depan keluarga Su hanya karena kemarahannya? Dia pasti tidak akan melakukannya, tidak akan berani. Nenek menggertakkan giginya. Selama tiga tahun, Michael tidak pernah berani melawan. Tapi setelah Bella punya kedudukan di perusahaan, kelakuannya jadi semakin arogan. Nenek tahu, Mich
“Malam sudah larut. Kembalilah ke pondok dan istirahatlah.”Michael menepuk bahu si trenggiling dan membawanya menuju halaman belakang.Di halaman belakang, Sari sedang duduk dalam keadaan gelisah. Dari sorot matanya yang indah, terlihat perasaan cemas dan kesepian.Ketika Jenny datang dengan penuh kegembiraan mengumumkan kembalinya Michael, mata cantik Sari menjadi berbinar-binar. Meskipun dia adalah seorang perempuan yang terbiasa bersikap anggun, tetap saja Sari tidak bisa menahan diri untuk cepat-cepat menyambut kedatangan Michael. Ketika melihat Michael, mata Sari yang indah menampakkan rasa haru, cemas dan gembira. Bibir merahnya terbuka. Michael tidak bisa menahan diri untuk tidak terkejut. Sebelumnya Michael menjaga jarak dengan Sari. Sekarang Michael tersenyum padanya.Meskipun hanya senyuman, namun makna dari senyuman itu terlihat jelas.Sari memahami senyuman Michael. Dalam hatinya, dia merasa sedih. Namun Sari tetap tersenyum. “Hei, kalian ke mana saja? Tahuk
Parza menghela napas panjang sambil menatap Felix, yang sudah dibawa jauh. Putranya melihat Parza dengan tatapan putus asa. "Dewa Es, aku sudah menghukum anakku. Kalau kamu masih belum puas, aku bersedia menambah hukumannya."“Bukankah besok putramu akan menikah? Itu adalah acara besar Keluarga Fang, bukan? Mengapa kalian melakukan sesuatu yang serius seperti ini?" Michael tertawa. Perlahan-lahan dia berdiri, "Begini saja. Tambahkan hukuman itu ketika dia sudah menikah nanti, atau ketika suasana hatiku sedang buruk. Bagaimana?"Mata Parza melebar. Bagaimana Dewa Es bisa bersikap murah hati seperti ini? Dewa Es membela Felix meskipun dirinya dimasukkan ke dalam Penjara Langit dan diberi hukuman es dan api. Tuan Onn mengerutkan dahi dan memandang Michael dengan aneh.Meskipun sosok laki-laki di depannya masih muda, tapi dia memiliki kebijaksanaan seperti tetua. Tidak jadi menghukum Felix? Apa … apa Dewa Es menyukai Keluarga Fang?Parza tidak tahu pikiran Michael tapi baginya
Felix mengerutkan dahi, "Aku benar-benar bingung dengan sikap kalian. Aku menangkap seorang laki-laki yang menganiaya perempuan tua. Kenapa sikap kalian berlebihan seperti ini?""Orang ini cukup kuat meskipun sudah melakukan kejahatan. Jadi aku memberinya hukuman kecil sekaligus sebagai bentuk peringatan."Felix menatap Michael dengan kejam.Laki-laki sialan ini pasti menceritakan kejadian yang tidak sebenarnya kepada Tuan Onn dan ayahnya, Parza sehingga membuat keduanya marah. Felix ingin menambah hukuman Michael!Hukuman kecil?!Mata Tuan Onn dan Parza melebar. Kaki Dewa Es hitam seperti batu bara. Bagaimana mungkin hukuman yang diberikan kepada Dewa Es ini bisa disebut hukuman kecil?!Parza dan Tuan Onn sudah hidup lama di dunia gurun. Bagaimana mungkin mereka tidak tahu hukuman apa yang digunakan sehingga menyebabkan kaki seseorang menjadi hitam?!Jika Michael adalah orang biasa, mereka tidak akan semarah ini tapi ini Dewa Es! Semakin memikirkannya, Tuan Onn semakin jeng
Felix terlihat bangga. Penerangan Penjara Langit itu relatif gelap. Felix tidak menyadari ekspresi kemarahan di wajah ayahnya. Felix menatap Michael yang ada di dalam sel penjara sambil mendengus. Dari tatapan Felix seolah-olah dia memberi tahu Michael bahwa meskipun ayahnya, Parza datang, itu bukanlah jaminan nyawa Michael bisa diselamatkan. Felix tidak bisa menyembunyikan rasa puasnya ketika melihat bekas pertarungan di sekeliling Penjara Langit. Sepertinya si pembunuh sudah menghajar Michael berkali-kali. Namun, yang membuat Felix senang adalah Michael tetap hidup setelah mengalami penyiksaan seperti itu.Kalau saja Felix mengetahui bahwa Michael adalah Dewa Es, maka semua ini tidak akan terjadi. Tidak seperti Felix, Parza menggertakkan gigi dan ingin meluapkan amarahnya. Jika sebelumnya Felix adalah kebanggaan besar dalam hidupnya, sekarang Parza merasa lebih baik memiliki telur daripada memiliki anak bodoh seperti itu.“Apa jangan-jangan kamu menangkapnya?” tanya Parza
Kacau!Berantakan!Ruangan sel Penjara Langit itu begitu berantakan. Dari situ terlihat bekas pertarungan yang sudah terjadi. “Apa ini?” Tuan Onn terkejut melihat pemandangan di depannya ini. Firasat tidak enak muncul di hatinya. Apa jangan-jangan Dewa Es ….“Parza!” teriak Tuan Onn. Parza tidak berdaya melihat situasi di dalam penjara tersebut. “Keluarga Fang, tunggu saja nasib kalian. Kalian akan dikuburkan bersama-sama,” Tuan Onn menggelengkan kepala. Dia segera bergegas masuk ke dalam penjara.Parza masih berlutut. Matanya kosong. Dia tidak tahu harus berbuat apa. Setelah melihat Tuan Onn masuk ke dalam penjara, Parza segera tersadar. Buru-buru dia berdiri dan berkata pada salah satu pelayan, "Pergi … pergi jemput anakku yang bodoh itu ke sini.”Pelayan itu mengangguk dan segera pergi. Sejenak Parza menjadi ragu. Dia menghela napas dan menghirupnya. Kemudian bersama pelayannya yang lain, Parza segera masuk menuju Penjara Langit.Penjara itu gelap dan bau. Orang - o
Penjara Langit!Tidak perlu dijelaskan lagi apa makna tempat itu bagi Keluarga Fang, apalagi Tuan Onn. Tidak mungkin!Kaki Parza lemas. Tubuhnya bergoyang hingga menabrak meja di belakangnya. Meja kayu itu mundur beberapa meter.Namun, ketika Parza tidak bisa menahan lagi, para pelayan itu datang membantunya!Penjara Langit adalah tempat dikurungnya orang-orang yang paling keji. Lingkungan penjara itu juga buruk. Jika orang biasa masuk ke dalam Penjara Langit, hal itu biasa saja tapi ini Dewa Es! “Lihat apa yang kamu lakukan!” Tuan Onn menjadi marah. Meskipun Tuan Onn tidak berinteraksi langsung dengan Dewa Es. Namun sebagai manusia gurun, dukungan Dewa Es terukir di tulangnya. Bagaimana mungkin Tuan Onn tidak marah ketika Dewa Es dipenjara di tempat seperti itu?!Parza jadi tambah lemas. Dia terhuyung dan duduk di tanah.Benar. Apa sebenarnya yang dilakukan Keluarga Fang di sini?!"Kenapa kamu masih berdiri di situ? Cepat jemput dia!" Tuan Onn segera membentak dan berge
Jika bukan karena pelayan di belakangnya yang buru-buru membantunya, Parza sudah pasti jatuh lemas duduk di tanah. Itu dia!Ternyata itu dia!Dia adalah teman Dewa Es!Berarti ….Tuan Onn mengerutkan dahi. Memang dia yang memberikan saran untuk pergi ke penjara, tapi tetap saja dia jadi terkejut melihat ucapannya terbukti.“Lihat apa yang telah kamu lakukan!” Tuan Onn mengutuk Parza. Dia mendorong si pengawal dan membungkukkan badan sebagai tanda hormat pada si trenggiling, "Pahlawan Muda, kenapa … kamu ada di sini?"Parza segera tersadar dari rasa terkejutnya ketika dimarahi oleh Tuan Onn. Dia menyadari kesalahannya dan bergegas maju dengan panik. Ketika Tuan Onn menangani trenggiling, Parza segera mengambil tindakan yang diperlukan. Dia menendang pengawal hingga jatuh ke tanah."Berani-beraninya kamu! Berani-beraninya kamu memperlakukan tamu Keluarga Fang seperti ini? Aku ingin kamu mati. Pengawal!" teriak Parza. "Hadir!"“Bawa orang itu pergi. Potong tubuhnya menjadi d
Alis Parza berkerut. Dia berkata dengan nada mendesak, "Tuan Onn, tolong beri tahu aku."“Parza. Jika kamu hanya berambisi menjadi kepala keluarga, kemampuanmu yang sekarang sudah lebih dari cukup. Namun, jika kamu ingin jadi pemimpin masa depan dunia gurun, tentunya kemampuanmu yang sekarang tidaklah cukup."Kalau orang lain membicarakan Parza seperti itu, tentu saja Parza tidak akan senang. Bahkan dia bakal sangat marah.Namun karena ucapannya ini datang dari Tuan Onn, Parza menerimanya dengan rendah hati."Tolong beri aku nasihat, Tuan."“Jika orang itu memiliki ambisi besar di masa depan, dia tidak boleh melupakan hal kecil. Bahkan dia harus bisa kejam," Tuan Onn berdiri dan tersenyum. Dia datang mendekati Parza dan menepuk pundaknya. Tuan Onn menggelengkan kepalanya dan berkata, "Kalau kamu masih menjaga hatimu seperti ini, kamu tidak akan bisa maju."“Hatiku?” Parza jadi bingung. “Parza, jangan terlalu mempercayai orang lain, terutama orang-orang di sekitarmu,” ujar Tuan
Tuan Onn tidak langsung menjawab pertanyaan Parza. Dia mengerutkan dahi seolah-olah sedang memikirkan sesuatu.Parza sudah tidak sabar, tapi dia tidak berani mengganggu Tuan Onn. Jadi Parza hanya bisa berdiri di sana. Dia tidak tahu harus berbuat apa. Waktu berlalu. Mungkin dalam suasana hati Parza saat ini, satu menit terasa seperti setahun. Tuan Onn mengerutkan dahi. Perlahan-lahan dia menatap Parza, "Apa menurutmu itu tidak aneh?”“Tuan Onn, apanya yang aneh?”“Maksudku, Dewa Es,” jawab Tuan Onn sambil mengerutkan dahi. “Dewa Es?” Parza jadi lebih bingung."Rumah ini dijaga ketat, apalagi ketika perjamuan besar. Tentunya tidak mudah bagi siapa pun untuk keluar masuk rumah ini tanpa ijin. Bahkan jika Dewa Es memiliki kemampuan luar biasa, tidak mungkin dia bisa menghilang."“Aku juga berpikir seperti itu tapi aku juga tidak memahaminya,” Parza mengira Tuan Onn kepikiran sesuatu tapi ketika mendengarnya, Parza jadi lemas. Selain itu, apa alasan Dewa Es pergi?"Maksud Tua